Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

TEKNIK EKSPLORASI

PENJELASAN TAMBANG TERBUKA DAN TAMBANG TERTUTUP

Disusun oleh :

VAREL MADE BINTANG S.L


XII GP 1

SMK NEGRI 1 SENDAWAR


JURUSAN GEOLOGI PERTAMBANGAN
PRODI TEKNIK EKSPLORASI
2023
BAB 1
TAMBANG TERTUTUP

1.1 Devinisi tambang bawah tanah


Tambang dalam/bawah tanah (underground mining) adalah metoda penambangan

yang segala kegiatan atau aktivitasnya dilakukan di bawah permukaan bumi, dan tempat

kerjanya tidak langsung berhubungan dengan udara luar.

Gambar 1.1 diagram tambang bawah tanah

1
1.2 keuntungan dan kerugian
Keuntungan :
1. Cukup fleksibel sehingga dapat menambang bagian bagian yang sulit dan dapat

mengadakan selektif mining.

2. Dari stope dapat di lakukan eksplorasi untuk mengetahui arah penyebaran bijih

selanjutnya.

3. Barrent rock/wasle dapat di pakai sebagai material pengisi.

4. Bisa mendapatkan mining recovery yang tinggi.

5. Tidak meninggalkan bekas lubang tambang di permukaan .

6. Tidak terpengaruh status laha yang telah ditetapkan pemerintah.

Kerugian :

1. Resiko kerja yang tinggi.

2. Adanya bahaya gas beracun.

3. Biaya penambangan sangat tinggi.

4. Lokasi sempit sehingga peralatan tambang tidak bisa leluasa beroperasi

2
1.3 Tahapan persiapan

Ada dua tahapan dalam metode tambang bawah tanah (underground mining) yaitu :
Tahap development dan tahap production.

A. Tahap development
Pada tahap ini, semua yang digali adalah batuan tidak berharga. Tahap
development termasuk pembuatan jalan masuk dan pembuatan fasilitas fasilitas
lain di bawah tanah. Seperti pemasangan kipas, ventilasi, dan penyangga.

Jalan masuk terdapat beberapa jenis, yaitu :

1. Ramo

Ramp, jalan masuk ini berbentuk spiral atau melingkar mulai dari permukaan tanah

menuju kedalaman yang dimaksud. Ramp biasanya digunakan untuk jalan kendaraan

atau alat-alat berat menuju dan dari bawah tanah.

2. Shaft,

Berupa lubang tegak (vertikal) yang digali dari permukaan menuju cadangan mineral.

Shaft ini kemudian dipasangi semacam lift yang dapat difungsikan mengangkut orang,

alat, atau bijih.

3. Adit,

Terowongan mendatar (horisontal) yang umumnya dibuat disisi bukit atau pegunungan

menuju ke lokasi bijih.

3
Tambang bawah tanah dapat di bedakan juga berdasarkan sistem/metode
penyangganya, yaitu :

a. Longwall method

Sistem penambangan ini di terapkan untuk endapan dengan ketebalan sedang

2-4 meter, dengan memiliki lebih banyak joint/cleat tetapi tidak boleh mudah runtuh.

Sehingg penyangga dapat segera di pasang di dekt front penggalian. Metode ini

menggunakan shearer untuk mengekstrak batubara/bijih dan mengumpankannya

ke coveyor system. Selama penambangannya, shearer akan bergerak maju dan

dilindungi oleh sebuah sistem penyangga yang disebut hydraulic powered support

yang juga bergerak maju dan meninggalkan batuan di atasnya ambruk dibelakang

hydraulic powered support.

Gambar 1.3 digram longwall

4
Terdapat keunggulan dan kelemahan dala metode longwall, yaitu:
Keunggulan :
 Memiliki produktifitas yang tinggi

 Memiliki biaya yang cukup rendah

 Dapat di gunakan untuk seam dalam dan roof yang buruk sekalipun

 Sangat aman dan sehat terutama untuk kecelakaan oleh runtuhnya atap

 Pekerja yang di butuhkan relative sedikit.

Kelemahann :

 Runtuhan terjadi di area yang luas.

 Metode yang tidak fleksibel dan kaku dalam tata ruang.

 Pemanasan suhu tinggi dalam gob dapat menimbulkan pembakaran.

5
b. Room & pillar

Secara umum, metode ini dapat didefenisikan semagai metode penambangan


batubara yang menetapkan suatu panel atau blok penambangan tertentu, kemudian
menggali maju dua sistem (jalur) terowongan, masing-masing melintang dan
memanjang, untuk melakukan penambangan batubara dengan pembagian pilar
batubara. Menurut Endri O (2010:19-20) penambangan room and pillar adalah
sebuah metode open stoping dimanakemajuan penambangan pada lapisan
batubara yang datar atau dengan sudutkemiringan kecil menghasilkan ruangan-
ruangan (rooms) 19 dan tiang-tiang (pillars) daribatubara yang ditinggalkan yang
berfungsi sebagai penyangga untuk menahan bebanmaterial diatasnya. Pada
mtode ini, pengambilan endapan dilakukandengan meninggalkan pillar-pillar
dengan letak dan ukuran yang beraturan. Fungsipillar disini ialah untuk menjamin
agar rongga/ruangan enambangan tidak runtuh.Sebagai alat gali dapatdigunakan
mulai dari sistem non mekanis, semi mekanis, danmekanis penuh. Ukuran pillar
harus diperhitungkan secara cermat. Lebar pilarditentukan berdasarkan beban atap
atau berat overburden diatas penggalian, lebar penggalian, dan kekuatan batuan
disekitar penggalian. Beberapa variasi metode room and pillar berdasarkan
penamaan lokal yaitu breast stoping, breast and benchstoping, board and pillar, stall
and pillar, dan panel and pillar.

Gambar 1.4 diagram room and pillar

6
Keunggulan :

 Lingkup penyesuaian terhadap kondisi alam penambangan lebih luas di banding

dengan sistem longwall

 Dapat menyesuaikan terhadap variasi kemiringan hingga batas tertentu

 Mampu menambang blok yang tersisa oleh penambangan sistem longwall

misalnya karna adanya patahan.

 Dapat melakukan penambangan satu blok yang berkaitan dengan perlindungan

permukaan.

Kelemahan :

 Recovery penambangan batu bara sangat buruk

 Rawan kecelakan atap ambruk

 Ada batas maksimum penambangan bagian dalam yang antara lain di sebebkan

oleh peningkatan tekanan bumi.

7
Gambar 1.5 tambang frerport

Gambar 1.6 kecelakaan tambang bawah tanah

8
Tahap development juga merupakan tahap dimana jalan di buat, dalam tambang bawah

tanah terdapat beberapa jenis jalan masuk di antaranya:

1. Ramo

Ramp, jalan masuk ini berbentuk spiral atau melingkar mulai dari permukaan tanah

menuju kedalaman yang dimaksud. Ramp biasanya digunakan untuk jalan kendaraan

atau alat-alat berat menuju dan dari bawah tanah.

2. Shaft,

Berupa lubang tegak (vertikal) yang digali dari permukaan menuju cadangan mineral.

Shaft ini kemudian dipasangi semacam lift yang dapat difungsikan mengangkut orang,

alat, atau bijih.

3. Adit,

Terowongan mendatar (horisontal) yang umumnya dibuat disisi bukit atau pegunungan

menuju ke lokasi bijih.

Gambar 1.7 diagram jalan masuk

9
B. Tahap produksi

Tahap produksi pada tambang bawah tanah, terdapat beberapa siklus, yaitu:

 Pemboran (drilling)

Drilling di lakukan guna melakukan peledakan

Gambar 1.8 alat drilling

 Peledakan (blasting)

Gambar 1.9 blasting bawah tanah

10
 Penjatuhan batu gantung (scaling

Scaling adalah bagian penting dalam siklus produksi. Berfungsi untuk

menjatuhkan atau mengambil bagian dari material yang lepas dari atap,

dinding dan rangkaian batuan.

Gambar 1.10 alat scaling

 Penyanggan (support)

Penyanngga yang di pakai umumnya, yaitu:

Gambar 1.11 penyangga lorong

11
 Pemuatan (loading) & Pengankutan (hauling)

Aktifitas muat dan mengangkut di dalam tambang bawah tanah tentunya

menggunakan alat muat yang berbeda dengan alat muat tambang terbuka,

contohnya:

gambar 1.12 load haul dump

gambar 1.13 scraper

12
Gambar 1.14 lori lokomotif

Gambar 1.15 haul dump truck

13
Gambar 1.16 belt conveyor

Gambar 1.17 overshot loader

 Pengsian ulang (back filling)

Backfilling adalah suatu metode penimbunan kembali material overburden

didalam lubang bukaan bekas tambang dimana bahan galian tambang telah

selesai diambil.

14
BAB 2

TAMBANG TERBUKA

2.1 Devinisi Tambang Terbuka

“Sistem penambangan terbuka (surface mining) adalah sistem penambangan yang

seluruh aktifitas nya penambangannya di lakukan di atas atau relative dekat dengan

permukaan bumi dan tempat kerjanya berhubungan langsung dengan udaraluar”

2.2 Keuntungan dan kerugian


Keuntungan :
1. Ongkos penambangan per ton atau pe BCM bijih lebih murah karena tidak perlu
adanya penyanggaan, ventilasi dan percahayaan (illumination).
2. Kondisi kerjanya lebih baik, karena berhubung langsung dengan udara luar dan
sinar matahari.
3. Penggunaan alat alat mekanis dengan ukuran besar dapat lebih leluasa, sehingga
produksinya lebih besar.
4. Pemakaian bahan peledak dapt lebih efesien, leluasa dan hasilnya lebih baik,
karena :
a. Adanya bidang bebas (free face) yang lebih banyak
b. Gas gas beracun yang dapat di timbulkan oleh peledakan dapat di hembus
angina dengan cepat (tidak terakumulasi).
5. Perolehan tambang (mining recovey) lebih besar,karena batas endapat dapat
terlihat jelas.
6. Relatif lebih aman, karena bahaya yang mungkin timbul terutama akibat
kelongsoran, sedangkan pada tambang bawah tanah selain kelongsoran juga di
sebabkan oleh adanya gas gas beracun,kebakaran dll.
7. Pengawasan dan pengamatan mutu bijih (grade control) lebih mudah.

15
Kerugian tambang terbuka antara lain :

1. Para pekerja akan berhubungan langsung dengan udara luar, dimana akan di

pengaruhi langsung oleh keadaan cuaca yaitu hujan lebat atau suhu tinggi akan

mengakibatkan efesiensi kerja menurun.

2. Kedalaman penggalian terbatas, karena semakin dalam penggalian akan

semakin banyak overburden yang harus di pindahkan.

3. Timbul masalah dalam mencari tempat pembuangan/disposal.

4. Alat alat mekanis letaknya tersebar.

5. Pencemaran lingkungan hidup relative besar.

16
2.3 Tahapan penambangan

Proses penambangan terbuka pada prinsipnya di mulai dengan :

1. Pengurusan surat izin : setiap melakukan tahap tahap kegiatan usaha

pertambangan, pengusaha harus memiliki surat keputusan pemberian kuasa

pertambangan (KP) surat izin Penambangan Daerah (SIPD) yang sesuai

dengantahap kegiatan yang di lakukan

2. Eksplorasi : eksplorasi adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan

memperoleh informasi secara terperinci dan teliti tentang

lokasi,bentuk,dimensi,sebaran,kualitas dan sumber daya terukur dari bahan

galian,serta informasi tentang lingkungan sosial dan lingkungan hidup.

Menulik dari buku Geologi Eksplorasi karya Prof. Dr. R.P. Koesoemadinata Tahapan

eksplorasi pertambangan memiliki 4 tahapan. Masing-masing tahapannya menghasilkan

kesempatan dan pengambilan keputusan untuk penyempurnaan model eksplorasi serta

mendapaatkan petunjuk geologi

a. Tahapan Rancangan Eksplorasi (Exploration Design Stage)

Pada tahapan ini, umumnya dilakukan review literatur, geologi regional,

citra landsat, dan interpretasi foto udara. Tidak hanya itu, di tahap ini juga akan dibahas

model eksplorasi untuk menentukan strategi dan metode eksplorasi yang dilakukan secara

tidak langsung.

b. Tahapan Eksplorasi Tinjau – Tingkat Strategis (Reconnaissance Exploration Stage

– Strategic Phase)

17
Pada tahapan eksplorasi tinjau-tingkat strategis, terdapat 3 tahap yang berlaku

yakni penilaian regional (regional appraisal), peninjauan daerah (area reconnaissance), dan

pemilihan sasaran (target selection).

Setiap tahapan tersebut memiliki dilakukan dengan cara yang berbeda. Tahapan pertama,

penilaian regional diambil berdasarkan data dan studi pustaka. Tahapan kedua, peninjauan

daerah dilakukan dengan cara melakukan survei ke area tambang yang dituju.

Sedangkan tahapan ketiga, pemilihan sasaran, menjadi langkah terakhir

berupa penindaklanjutan terhadap peninjauan daerah yang akan dilakukan dengan

menggunakan beberapa sistem metode geologi.

c. Tahapan Eksplorasi Rinci – Tingkat Taktis (Detail Exploration Stage – Tactical


Phase)
Tahapan Eksplorasi Rinci – Tingkat Taktis terdiri dari 3 bagian. Pertama, penyelidikan

permukaan rinci (detail surface investigation) mengenai survei pemetaan geologi dan

pengambilan sampel batuan dari hasil pengeboran.

Kedua, penyelidikan bawah permukaan rinci (detail subsurface investigation) yang berbicara

tentang pembuatan terowongan eksplorasi seperti melakukan pengeboran, pengukuran,

penentuan cadangan pendahuluan, dan pengambilan contoh.

Terakhir, mengenai penemuan atau bukan penemuan (discovery/nondiscovery). Pada

tahapan ini, nantinya perusahaan tambang akan tahu prospek suatu wilayah sasaran b isa

ditambang atau tidak.

18
Gambar 2.1; pengeboran eksplorasi

Gambar 2.2 : sample core pengeboran eksplorasi

19
Gambar 2.3 pengambilan data singkapan batu bara

d. Tahapan Evaluasi dan Pra Produksi (Evaluation and Pre Production Stage)
Evaluasi dan Pra Produksi menjadi tahapan terakhir dalam proses eksplorasi

pertambangan sebelum kegiatan menambang dilakukan. Sesuai dengan namanya, tahap

ini menjadi bahan evaluasi dari seluruh kegiatan produksi selama eksplorasi.

Selain menjadi langkah terakhir dari proses eksplorasi, pada tahapan evaluasi dan

pra produksi juga nantinya perusahaan merancang kegiatan penunjang selama

pertambangan berlangsung seperti membuat jalan, membangun kantor dan mess pekerja,

serta membuat pelabuhan.

20
3. Eksploitasi (produksi)

Terdapat tahapan umum dalam kegiatan produksi tambang terbuka yaitu, yaitu:

 Land clearing
Land clearing merupakan proses pembebasan hutan untuk di siapkan menjadi
area pertambangan baru.

Gambar 2.4 : land clearing menggunakan excavator

 Pengupasan tanah penutup (over burden)


Menggunakan sistem tambang terbuka, pengupasan tanah penutup merupakan

kegiatan yang mutlak harus di kerjakan pada pertambangan. Kegiatan pengupasa

lapisan tanah penutup di tentukan oleh rencana target produksi, semakin baik

rancangan pada pengupasan lapisan tanah penutup maka rencana target produksi

semakin baik. Untuk mewujudkan kondisi tersebut di perlukan metode dan alat yang

mendukung

a. Macam macam overburden:

21
1. Material yang mudah di gali
Material yang sedikit mengandung air, pasir, tanah biasa, krikil, campuran pasir dan
tana biasa.
2. Material yang lebih keras
Misalnya tanah biasa yang mengandung kerikil,pasir mengandung kerikil, pasir
kasar, dan “loose rock”
3. Material setengah keras
Misalnya batu bara “shale” (clay yang sudah mulai kompak), batuan kerikil yang
disemen dan kompak, batuan beku yang sudah melapuk,batuan beku yang sudah
banyak rekahan rekahan (cracks)
4. Material keras
Misalnya sand stone, lime stone, slate (metamorf rock), volcanic tuff, breccias,
batuan beku yang agak lapuk dan bahan yang di semen dan kompak.
5. Material yang sangat keras
Misalnya batuan beku dan batuan metamorf seperti granit, andesit,slate, kwarsit,
silicified
6. Batuan massif
Yaitu batuan yang keras dan kompak, seperti batuan beku yang berbutir halus.

22
b. Cara pengupasan “overburden”

Ada beberapa cara sistem untuk melakukan pengupasan “overburden”yaitu:

1. “benching system”

Yaitu mengupas sambil membuat bench

2. “backfilling digging system”

Yaitu cara pengupasan dengan membuang overburden yang telah di kupas ke

tempat bijih yang di gali.

Cara ini di sebut juga “back filling method”.

3. Pengupasan overburden dengan multi bucket excavator jenis lain yang mirip adalah

bucket weel excavator

4. Pengupasan dengan drag scarper

Drag scraper di tarik dengan sistem kabel oleh hosting drum sehingga drag scraper

terisi penuh, kemudian di tuangkan ke halam hopper dengan cara mengendorkan

kabel pada hosting drum di lengkapi dengan sistem cluth. Lalu dengan kabel

tersebut di tarik kembali ke tempat semula, yaitu tempat yang akan di gali.

5. Cara pengupasan konvensional

Yaitu pengupasan OB dengan menggunakan alat alat mekanis dan peledakan (jika

perlu), kemudian material material yang merupakan hail peledakan tersebut di

pindahkan dengan alat alat mekanis.

23
 Produksi

Aktivitas utama dalam produksi sama halnya dengan aktivitas striping overburden,

yaitu :

“loosening”, adalah melepaskan batuan dari batuan induknya,

“loading”, adalah pemuatan batuan yang teah dilepaskan tadi ke dalam alat muat.

“hauling” adalah mengankut hasil loading ke emplacement

Siklus produksi = pemboran + peledakan+pemuatan+pengangkutan

24
4. Reklamasi

Kegiatan reklamasi ialah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha

pertambangan untuk menata, memulihkan, memperbaiki kualitas lingkungan, dan ekosistem

agar dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya. Kegiatan reklamasi sambil kegiatan

operasi pertambangan dilakukan, untuk menata, memulihkan kualitas lingkungan dan

ekosistem dan kembali sesuai peruntukannya. Perusahaan di dalam pelaksanaan reklamasi

harus juga melakukan penataan lahan, dan revegetasi penataan lahan. Reklamasi atau

perbaikan tambang merupakan hal penting dilakukan agar ekosistem tidak rusak akibat

eksploitasi yang dilakukan. Hal ini sudah diatur dengan jelas di UU Tahun 1967 No. 11, UU

Tahun 1982 No. 4, dan UU Tahun 1992 No. 24.

Gambar 2.6 proses reklamasi bekar tambang

25
3.4 Jenis jenis tambang terbuka “batu bara”

1. Contour mining
Tipe penambangan ini pada umumnya di lakukan pada endapan batu bara

yang terdapat di pegunungan atau perbukitan. Penambangan batu bara pada suatu

singkapan lapisan batu bara di permukaan atau crop line dan selanjutnya mengikuti

garis kontur sekeliling bukit atau pegunungan tersebut. Lapisan penutup batu bara

dibuang kea rah samping lereng

Gambar 2.7 contour mining

26
2. Mountain top removal method

Sesuai dengan namanya, merupakan suatu proses penambangan yang

dilakukan di puncak suatu gunung atau bukit. Proses ini diawali dengan

pembersihan area gunung dari segala jenis vegetasi yang ada di permukaannya.

Selanjutnya, bahan peledak akan dipasang pada gunung untuk menyingkirkan

material penyusun gunung yang menutupi batubara didalamnya.

Gambar 2.8 mountain top removal

27
3. Area mining method

Metode ini di terapkan untuk menambang endapan batu bara yang dekat

permukaan pada daerah mendatar sampai agak landai. Penambangannya dimulai

dari singkapan batu bara yang mempunyai lapisan dan tanah penutup dangkal

dilanjutkan yang lebih tebal sampai batas pit.

Gambar 2.9 metode area mining

28
4. Open pit method

Metode ini di gunakan untuk endapan batubara yang memiliki

kemiringan (dip) yang besar dan curman endapan batubara harus tebal bila

lapisan tanah penutup cukup tebal. Lapisan miring cara ini dapat di terapkan

pada lapisan batu bara yang terdiri dari satu lapisan (single seam) atau lebih

(multiple seam) pada cara ini lapisan tanah penutup yang telah dapat di

timbun di kedua sisi pada masing masing pengupasan.

Gambar 2.10 open pit mining

5. Striping mining

Tipe penambangan terbuka yang di terapkan pada endapan batu bara yang

lapisannya datar/ dekat dengan permukaan tanah.

Gambar 2.11 stiping mining

29

Anda mungkin juga menyukai