PEMBAHASAN
1
E. Mulyasa. Manajemen Berbasis Sekolah.(Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2009) hlm 49
2
http://savitrigita.wordpress.com/2009/03/17/manajemen-sarana-dan-prasarana/
1
Apa yang dibutuhkan oleh sekolah perlu direncanakan dengan cermat berkaitan dengan
sarana dan prasarana yang mendukung semua proses pembelajaran. Sarana pendidikan ini
berkaitan erat dengan semua perangkat, peralatan, bahan dan perabot yang secara
langsung digunakan dalam proses belajar mengajar. Sedangkan prasarana pendidikan
berkaitan dengan semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung
menunjang pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah seperti ; ruang, perpustakaan,
kantor sekolah, UKS, ruang osis, tempat parkir, ruang laboratorium, dll.
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga
sarana prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti
pada jalannya proses pendidikan. Kegiatan pengelolaan ini meliputi kegiatan
perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan inventarisasi, dan penghapusan serta
penataan.
Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan sekolah
yang bersih, rapi, indah, sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi
guru maupun murid untuk berada di sekolah. Disamping itu juga diharapkan tersedianya
alat-alat atau fasilitas belajar yang memadai baik secara kuantitatif, kualitatif, dan relevan
dengan kebutuhan serta dapat dimanfaatkan secara optimal untuk proses pendidikan dan
pengajaran, baik oleh guru sebagai pengajar maupun muri-murid sebagai pelajar.
1. ruang kelas,
2. ruang perpustakaan,
3. laboratorium IPA,
4. ruang pimpinan,
5. ruang guru,
6. tempat beribadah,
9. gudang,
2
10. ruang sirkulasi,
1. ruang kelas,
2. ruang perpustakaan,
4. ruang pimpinan,
5. ruang guru,
7. tempat beribadah,
8. ruang konseling,
9. ruang UKS,
11. jamban,
12. gudang,
1. ruang kelas,
2. ruang perpustakaan,
3
6. ruang laboratorium komputer,
8. ruang pimpinan,
9. ruang guru,
15. jamban,
16. gudang,
Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara
langsung menunjang efektivitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan. Hal tersebut lebih
terasa lagi dalam implementasi MBS, yang menuntut kemampuan sekolah untuk
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan
pengelolaan dana secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah.
3
http://inducation.blogspot.com/2008/10/standar-sarana-dan-prasarana-sekolah.html
4
manajemen pendidikan. Komponen keuangan dan pembiayaan pada suatu sekolah
merupakn komponen produksi yang menentukan terlaksananya kegiatan-kegiatan proses
belajar-mengajar di sekolah bersama komponen-komponen lain. Dengan kata lain setiap
kegiatan yang dilakukan sekolah memerlukan biaya, baik itu disadari maupun tidak
disadari. Komponen keuangan dan pembiayaan ini perlu dikelola sebaik-baiknya, agar
dana-dana yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang tercapainya
tujuan pendidikan.
Sumber keuangan dan pembiayaan pada suatu sekolah secara garis besar dapat
dikelompokkan atas tiga sumber, yaitu (1) pemerintah, baik pemerintah pusat, daerah
maupun kedua-duanya, yang bersifat umum atau khusus dan diperuntukkan bagi
kepentingan pendidikan; (2) orang tua atau peserta didik; (3) masyarakat, baik mengikat
maupun tidak mengikat. Berkaitan dengan peneriman keuangan dari orang tua dan
masyarakat ditegaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional 1989 bahwa
karena keterbatasan kemampuan pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan dana
pendidikan, tanggung jawab atas pemenuhan dana pendidikan merupakan tanggung
jawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan orang tua. Adapun dimensi
pengeluaran meliputin biaya rutin dan biaya pembangunan.
Biaya rutin adalah biaya yang harus dikeluarkan dari tahun ke tahun, seperti gaji
pegawai (guru dan non guru), serta biaya operasional, biaya pemeliharaan gedung,
fasilitas dan alat-alat pengajaran (barang-barang habis pakai). Sementara biaya
pembangunan, misalnya, biaya pembelian atau pengembangan tanah, pembangunan
gedung, perbaikan atau rehab gedung, penambahan furnitur, serta biaya atau pengeluaran
lain unutk barang-barang yang tidak habis pakai. Dalam implementasi MBS, manajemen
komponen keuangan harus dilaksanakan dengan baik dan teliti mulai dari tahap
penyusunan anggaran, penggunaan, sampai pengawasan dan pertanggungjawaban sesuai
dengan ketentuan yang berlaku agar semua dana sekolah benar-benar dimanfaatkan
secara efektif, efisien, tidak ada kebocoran-kebocoran, serta bebas dari penyakit korupsi,
kolusi dan nepotisme.
5
Komponen utama manajemen keuangan meliputi, (1) prosedur anggaran; (2)
prosedur akuntansi keuangan; (3) pembelajaran, pergudangan dan prosedur
pendistribusian; (4) prosedur investasi; dan (5) prosedur pemeriksaan.
4
E. Mulyasa, Loc cit. hlm 48-49
6
- Menteri keuangan (No. Kep. 1606/MK/II/1974) tertanggal: 20 Nopember 1974
5
http://imronfauzi.wordpress.com/2008/06/15/manajemen-keuangan-dalam-lembaga-pendidikan-dan-
negara/
7
C. Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Hubungan sekolah dan masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara sekolah
dan masyarakat dengan tujuan meningkatkan pengertian anggota masyarakat tentang
kebutuhan pendidikan serta mendorong minat dan kerjasama para anggota masyarakat
dalam rangka usaha memperbaiki sekolah.
a. Sekolah adalah bagian yang integral dari masyarakat; ia bukan merupakan lembaga
yang terpisah dari masyarakat.
b. Hak hidup dan kelangsungan hidup sekolah bergantung pada masyarakat.
c. Sekolah adalah lembaga social yang berfungsi untuk melayani angota-anggota
masyarakat dalam bidang pendidikan.
d. Kemajuan sekolah dan kemajuan masyarakat saling berkorelasi; keduanya saling
membutuhkan.
e. Masyarakat adalah pemilik sekolah; sekolah ada karena masyarakat memerlukannya.6
Oleh karena itu, sekolah berkewajiban untuk memberi penerangan tentang tujuan-
tujuan, program-program, kebutuhan, serta keadaan masyarakat. Sebaliknya, sekolah juga
harus mengetahui dengan jelas apa kebutuhan, harapan, dan tuntutan masyarakat,
terutama terhadap sekolah. Dengan kata lain, antara sekolah dan masyarakat harus dibina
suatu hubungan yang harmonis. Jika hubungan sekolah dengan masyarakat berjalan
dengan baik, rasa tanggung jawab dan partisipasi masyarakat untuk memajukan sekolah
juga akan baik dan tinggi.
Hubungan kerja sama sekolah sekolah dan masyarakat dapat digolongkan menjadi
tiga jenis hubungan, yaitu (1) hubungan edukatif, (2) hubungan cultural, dan (3)
hubungan institusional
hlm 188
8
a. Hubungan edukatif : hubungan kerja sama dalam hal mendidik/murid, antara guru
di sekolah dan orang tua di dalam keluarga. Cara kerja sama tersebut dapat
direalisasikan dengan mengadakan pertemuan yang direncanakan secara periodik
antara guru-guru di sekolah dengan para anggota BP3.
b. Hubungan cultural : hubungan usaha kerja sama yang memungkinkan adanya saling
membina dan mengembangkan kebudayaan masyarakat tempat sekolah itu berada.
c. Hubungan instusional : hubungan kerja sama antara sekolah dengan lembaga-
lembaga atau instansi-instansi resmi lain baik swasta maupun pemerintah.
Terjadi saling pengertian antar sekolah dan masyarakat, sehingga masyarkat dapat
membantu kebutuhan-kebutuhan sekolah.
Lewat kegiatan humas para siswa dapat mengetahui kondisi masyarakat di
sekitarnya.
Dengan adanya kegiatan sekolah dapat melakukan promosi program dan menarik
minat masyarakat untuk menyekolahkan putra putrinya disekolah.7
BAB III
7
www.blogspot.com/Manajemen Hubungan Masyarakat « Rudien87's Blog.htm/ jam akses 01 asp
9
PENUTUP
A. Kesimpulan
10
DAFTAR PUSTAKA
Bandung.
http://imronfauzi.wordpress.com/2008/06/15/manajemen-keuangan-dalam-lembaga-
pendidikan-dan-negara/
http://inducation.blogspot.com/2008/10/standar-sarana-dan-prasarana-sekolah.html
http://savitrigita.wordpress.com/2009/03/17/manajemen-sarana-dan-prasarana
11