Anda di halaman 1dari 4

2.

9 METODE FIFO DEPARTEMEN PRODUKSI PERTAMA DAN METODE FIFO


DEPARTEMEN SETELAH DEPARTEMEN PRODUKSI PERTAMA

 2.9.1 Metode FIFO – Departemen Produksi Pertama


Metode FIFO menganggap biaya produksi periode sekarang pertama kali digunakan untuk
menyelesaikan produk yang pada awal periode masih dalam proses, baru kemudian sisanya digunakan
untuk mengolah produk yang dimasukkan dalam proses dalam periode sekarang. Oleh karena itu,
dalam perhitungan unit ekuivalen, tingkat penyelesaian persediaan produk dalam proses awal harus
diperhitungkan.
          Komputasi unit-unit ekuivalen dalam metode FIFO berbeda dari komputasi dalam metode rata-
rata tertimbang.
1.    Jumlah uint yang ditransfer dibagi menjadi dua bagian, bagian pertama terdiri atas unit-unit dari
persediaan awal yang dirampungkan dan ditransfer keluar, dan baian lainnya terdiri dari unit-unit
yang dimulai dan dirampungakn selama periode berjalan. 
2.      Diberikan pertimbangan penuh atas jumlah kerja yang dicurahkan selama periode terhadap unit-
unit dalam persediaan awal rekening barang dalam proses dan juga pada unit-unit persediaan akhir.
Demikian, dalam metode FIFO, perlu dilakukan pengkonversian kedua jenis persediaan itu ke dalam
dasar ekuivalen unit. Untuk persediaan awal, ekuivalen unit-unit menunjukkan kerja yang dicurahkan
untuk menyelesaikan unit-unit tersebut; unutk persediaan akhir, ekuivalen unit menunjukkan
pekerjaan yang dilakukan untuk membawa unit-unit tersebut ke suatu tahap penyelesaian sebagaian
pada akhir periode.Ringkasnya, ekuivalen unit dalam metode FIFO terdiri atas 3 jumlah, yaitu: 
1.      Pekerjaan yang dibutuhkan untuk merampungkan unit pada persediaan awal. 
2.      Pekerjaan yang dicurahkan atas unit-unit yang dimulai dan diakhiri selama periode tersebut. 
3.      Pekerjaan yang dicurahkan atas unit-unit yang dirampungkan sebagian dalam persediaan akhir. 
Unit ekuivalensi biaya bahan baku Departemen 1 dihitung dengan memperhatikan tingkat
penyelesaian bahan baku dalam persediaan produk dalam proses awal.

2.9.2 Metode FIFO – Departemen setelah Departemen Produksi Pertama


Dalam departemen produksi setelah departemen produksi pertama, produk telah membawa
harga pokok dari departemen sebelumnya. Produk dalam proses yang membawa harga pokok dari
periode sebelumnya digunakan pertama kali untuk menentukan harga pokok yang ditransfer ke
departemen berikutnya atau ke gudang.
2.10 TAMBAHAN BAHAN BAKU DALAM DEPARTEMEN PRODUKSI SETELAH
DEPARTEMEN PRODUKSI PERTAMA
Umumnya bahan baku diolah pertama kali dalam departemen pertama. Departemen produksi
berikutnya hanya mengolah lebih lanjut produk hasil departemen pertama dengan mengeluarkan biaya
tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Namun, seringkali dalam proses produksi, bahan baku
ditambahkan dalam departemen produksi setelah departemen produksi pertama.
Tambahan bahan baku ini mempunyai dua kemungkinan, yaitu : 
1.  Tidak menambah jumlah produk yang dihasilkan oleh departemen produksi yang mengkonsumsi
tambahan bahan baku tersebut. Jika tambahan bahan baku tidak menambah jumlah produk yang
dihasilkan, maka tambahan ini tidak berpengaruh terhadap perhitungan unit ekuivalensi produk yang
dihasilkan, dan sebagai akibatnya tidak mempengaruhi perhitungan harga pokok produksi per satuan
produk yang diterima dari departemen produksi sebelumnya. 
2.   Menambahkan jumlah produk yang dihasilkan oleh departemen produksi yang mengkonsumsi
tambahan bahan baku tersebut. Jika terjadi tambahan produk yang dihasikan dengan adanya tambahan
bahan baku dalam departemen setelah departemen produksi pertama, maka hal ini akan berakibat
diakannya penyesuaian harga pokok produksi per satuan pokok yang diterima dari departemen
produksi sebelumnya. Penyesuaian ini dilakukan karena total harga pokok produk yang berasal dari
departemen sebelumnya, yang mulanya dipikul oleh jumlah tertentu, sekarang harus dipikul oleh
jumlah produk yang lebih banyak sebagai akibat tambahan bahan baku tersebut. Akibatnya harga
pokok produk per unit yang berasal dari deaprtemen sebelumnya menjadi lebih kecil.  
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pada umumnya, sistem perhitungan biaya berdasarkan proses lebihekonomis dibandingkan
denan sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan.Sebaliknya, sistem perhitungan biaya
berdasarkan proses hanya ddapat digunakanapabila yang diproduksi dalam satudepartemen atau pusat
biaya adalah produksejenis atau hmogen. Konsep akumulasi biaya proses kemuian
diilustrasikanengan contoh-contoh laporan biaya prouksi dan ayat jurnal umum teerkait yandiperlukan
untuk mencatat pembebanan ke departemen produksi untuk biaya yanterjadi selama periode berjalan
dan untuk mentransfer biaya dari satu departemenke departemen lain dan akhirnya ke persediaan
barang jadi.
.Laporan biaya produksi (cost of production report) adalah kertas kerjayang menampilkan
jumlah biaya yang diakumulasikan dan di bebankan
ke produksi selama satu bulan atau periode lain. Laporan tersebut juga merupakansumber informasi
untuk menyusun ayat jurnal ikhtisar guna mencatat biaya dariunti-unit yang ditransfer dari satu
departemen produksi kepada departemen proseksi lain dan akhirnya ke persediaan barang jadi.

3.2 SARAN
Kami sebagai penulis menyadari jika makalah ini banyak memiliki kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah dengan mengacu kepada sumber
yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapjan adanya
kritik dan saran mengenai pembahasan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

http://nenengsalbiah91.blogspot.com/2013/06/harga-pokok-proses-dengan-metode-fifo.html

Anda mungkin juga menyukai