ELEKTRONIKA RKD203
Topik: Filter Aktif
Kelas: RK-A2
Anggota Kelompok:
1. Mohammad Mirza Ulhaq S. (162112233072)
2. Alifian Nur Rahman (162112233075)
3. Saddam AL Fattah Putra Adi (162112233043)
4. Vallen Muhammad Azhim Fakhri (162112233025)
Flip - flop
Flip – flop merupakan dasar dari pembentukan suatu rangkaian digital sekuensial, yaitu
rangkaian yang outputnya berdasarkan urutan waktu (time base). Flip – flop sendiri merupakan
rangkaian digital kombinasi yang memiliki umpan balik (feedback), output dari rangkaian pada
sekuens waktu sebelumnya dipakai juga sebagai input saat ini, sehingga dipengaruhi oleh
keadaan output flip – flop sebelumnya.
Pada rangkaian digital sekuensial, input dan output dari rangkaian dipengaruhi oleh waktu (time
base). Keadaan input akan mempengaruhi output hanya pada saat tertentu. Dengan demikian
diperlukan suatu referensi waktu pada rangkaian–rangkaian sequential. Referensi waktu yang
dipakai biasanya diambil dari input clock. Berikut ini adalah gambar gelombang kotak yang
biasa dipakai sebagai clock dengan bagian - bagian yang dapat dipakai sebagai referensi waktu
seperti pada (Gambar 9.1).
3. JK Flip – Flop
JK Flop mempunyai tiga buah input yaitu input 𝐽, input 𝐾, dan input clock. Outputnya
adalah 𝑄 dan 𝑄. JK Flip-Flop ini merupakan Flip – Flop yang sering dipakai. JK Flip-
Flop ini menggabungkan keunggulan D Flip-Flop dan T Flip-Flop dalam satu Flip - Flop.
Output Flip- Flop ini dapat di set, di reset, dikomplemenkan, atau tidak diubah sesuai
dengan kombinasi input inputnya. Karena itu JK Flip - Flop ini dapat diubah menjadi Flip
- Flop jenis lain (D Flip - Flop dan T Flip - Flop). Pada Flip Flop ini output juga
tergantung dari input clock. Output akan berubah sesuai dengan input 𝐽 dan input 𝐾 saat
input clock aktif. Pengaruh input 𝐽 dan input 𝐾 terhadap output ialah sebagai berikut:
Jika input 𝐽 = 0 dan input 𝐾 = 0, maka output 𝑄 tetap tidak berubah.
Jika input 𝐽 = 0 dan input 𝐾 = 1, maka output 𝑄 = 0.
Jika input 𝐽 = 1 dan input 𝐾 = 0, maka output 𝑄 = 1.
Jika input 𝐽 = 1 dan input 𝐾 = 1, maka output 𝑄 akan berubah menjadi
komplemen dari 𝑄 sebelumnya.
Tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa mampu menjelaskan karakteristik dan sifat - sifat
dari Latch dan Flip - Flop.
SR Latch
Tabel kebenaran
Input Output
S R Q Q Q Q
NOR Latch NAND Latch
0 0 tetap tetap inhibit inhibit
0 1 0 1 1 1
1 0 1 0 0 0
1 1 inhibit inhibit tetap tetap
IV. Analisis
Tentang RS Latch, ini adalah jenis flip-flop yang bisa digunakan untuk menyimpan satu
bit informasi dengan menggunakan dua input, yaitu R (Reset) dan S (Set). Salah satu aplikasi
dari RS Latch adalah untuk mengatasi fenomena debouncing pada sinyal input yang terganggu
atau tidak stabil, seperti pada tombol atau saklar elektronik.
Debouncing adalah fenomena yang terjadi ketika sinyal input dari tombol atau saklar
berubah secara tidak stabil atau bergetar saat ditekan atau dilepas. Hal ini dapat mengakibatkan
multipleksing sinyal yang tidak diinginkan atau aksi yang tidak diinginkan dalam sistem
elektronik.
RS Latch memiliki dua input, yaitu R (Reset) dan S (Set), serta dua output, yaitu Q
(output normal) dan Q' (output komplementer).
Ketika sinyal debouncing (misalnya dari tombol) ditekan, input R atau S akan berubah
secara cepat dan tidak stabil, yang dapat mengakibatkan multipleksing sinyal yang tidak
diinginkan.
RS Latch dapat berfungsi sebagai penyimpan sementara (latch) yang dapat
menghilangkan efek debouncing ini dengan memanfaatkan karakteristik sinkronisasi
sinyal input R dan S.
Misalnya, ketika tombol ditekan, input R dapat diaktifkan sementara untuk mengatur
output Q menjadi 0, sementara input S diabaikan. Begitu tombol dilepas, input S dapat
diaktifkan sementara untuk mengatur output Q menjadi
Dalam kondisi normal (non-debouncing), baik input R maupun S akan dalam keadaan
tidak aktif sehingga RS Latch akan tetap dalam kondisi latch (menyimpan informasi bit)
hingga ada perubahan pada input R atau S.
V. Kesimpulan
Dengan menggunakan RS Latch, fenomena debouncing pada sinyal input dapat diatasi
dengan menghasilkan output yang stabil dan tidak bergejolak. Output ini dapat diandalkan
sebagai input yang bersih untuk sistem elektronik yang lebih kompleks. Namun, perlu diingat
bahwa implementasi RS Latch hanya efektif dalam kasus sederhana dan tergantung pada
karakteristik sinyal debouncing yang dihadapi. Dalam aplikasi yang lebih kompleks, solusi
debouncing yang lebih canggih seperti rangkaian RC (Resistor-Capacitor) atau algoritma
debouncing yang lebih kompleks dalam mikrokontroler mungkin diperlukan.
LAMPIRAN