Anda di halaman 1dari 66

ABSTRAK

‫هللا الرَّ حْ ٰم ِن الرَّ ِحي ِْم‬


ِ ‫ِبسْ ِم‬

Skripsi berjudul “Strategi Radio Bunda Tanah Melayu (RBTM) Fm

Kabuaten Lingga” dalam mempertahankan eksistensinya pada program religi” ini

merupakan penelitian yang menjabarkan tentang strategi Radio Bunda Tanah

Melayu dalam upaya mempertahanan eksistensinya pada program religi saat ini.

Penelitian ini menjabarkan strategi radio, strategi program acara, dan strategi

pendengar radio. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, penelitian ini

bertujuan untuk menjawab rumusan masalah mengenai bagaimana strategi Radio

Bunda Tanah Melayu (RBTM) Fm yang merupakan radio publik lokal dalam

mempertahankan eksistensinya pada program religi. Sehingga dalam hal ini,

penelitian ini menggunakan teori strategi Susan Tyler Easmant yaitu berupa

strategi kesesuaian, strategi kebiasaan, strategi kontrol arus pendengar, strategi

penyimpanan sumber-sumber program, dan terakhir strategi daya penarik massa

pada Radio Bunda Tanah Melayu (RBTM) Fm dalam upaya mempertahankan

eksistensinya pada program religi. Penelitian kualitatif ini data-datanya berupa

data primer dan data sekunder. Data primer yaitu beruba wawancara dengan pihak

manajemen, data sekunder ini berupa alat-alat pendukung seperti dokumentasi,

dan hasil siaran program acara Senandung Hikmah dan Senandung Mutiara.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan berdasarkan teori

Susan Tyler Easman yang diterapkan oleh Radio Bunda Tanah Melayu (RBTM)

Fm Kabupaten Lingga ini menurut peneliti sudah sangat maksimal, karena

1
penerapan strategi penyimpanan sumber-sumber program seperti penyimpanan

Sumber Daya Manusia, perangkat siaran, serta materi siaran sudah berjalan

dengan baik. Meski demikian Radio Bunda Tanah Melayu (RBTM) Fm tetap bisa

dipertahankan untuk pendengar yang aktif. Radio Bunda Tanah Melayu (RBTM)

Kabupaten Lingga juga melakukan strategi dalam mempertahankan eksistensinya

pada program religi, dalam hal ini Radio Bunda Tanah Melayu (RBTM)

Kabupaten Lingga melakukan kegiatan selalu Up to Date, mengundang

narasumber atau penceramah agama yang terkenal serta di diminati oleh

pendengar, membuat forum tanya jawab tentang materi, dalam mempertahankan

eksistensinya penurut peneliti Radio Bunda Tanah Melayu (RBTM) masih

ketinggalan zaman, karena belum memanfaatkan media sosial seperti Facebook,

Instagram, Tiktok dan Youtube untuk kegiatan persaingan media digital.

Kata Kunci : Strategi, Eksistensi, Radio Bunda Tanah Melayu (RBTM)

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi digital telah membawa perubahan

signifikan dalam indutri penyiaran. Saat ini masyarakat semakin

mengandalkan internet sebagai sumber utama informasi dan hiburan.

Namun, radio masih memiliki peran penting dalam menyediakan konten

yang tidak dapat ditemukan di platform digital, seperti siaran berita lokal,

acara musik live, dan program talk show. Gaya hidup masyarakat saat ini

juga sangat mempengaruhi peran radio. Masyarakat yang semakin sibuk

dan mobilitasnya yang tinggi membutuhkan akses yang lebih mudah dan

cepat untuk informasi dan hiburan. Radio dalam bentuk digital dapat

memberikan kemudahan, dengan adanya aplikasi radio dan saran

streaming online.1

Persaingan dalam bisnis media juga mempengaruhi peran radio

dalam era digital. Radio harus bersaing dengan platform media digital

yang menawarkan kemudahan akses dan beragam konten kepada

penggunannya. Namun, radio dapat mempertahankan eksistensinya

dengan menawarkan konten yang unik dan menghibur, yang tidak


1
Riza Aulia Putra, “Peran Teknologi Digital dalam perkembangan dunia perancang
arsitektur”, jurnal Peran Teknologi Digital, Vol.4, No.1, (Juni, 2018), hlm.68.

3
ditemukan pada platform digital lainnya. Pemerintah dapat memberikan

dukungan untuk mengembangkan infrastruktur siaran radio. Regulasi yang

diberikan oleh pemerintah juga dapat mempengarui eksistensi radio Pada

Program Religi, misalnya dengan memastikan ketersediaan frekuensi radio

dan perlindungan hak cipta.2

Undang-undang penyiaran adalah peraturan hukum yang mengatur

segala aspek yang berkaitan dengan penyiaran disuatu negara. Undang-

undang ini meliputi berbagai macam aspek, mulai dari regulasi frekuensi

radio dan televisi hingga aturan tentang isi siaran yang dapat disiarkan. Di

indonesia, undang-undang penyiaran yang berlaku adalah undang-undang

nomor 32 tahun 2002 tentang penyiaran. Undang-undang ini telah

mengalami beberapa perubahan dan penyesuaian dengan kondisi terkini,

termasuk dalam unang-undang nomor 11 tahun 2020 tentang hak cipta.

Beberapa hal yang diatur dalam undang-undang penyiaran di indonesia

antara lain, Regulasi Frekuensi, isi siaran, kewajban penyiar, dan sanksi.3

Setiap daerah memunyai stasiun radio masing-masing, salah

satunya adalah Kabupaten Lingga. Salah satu radio yang sampai saat ini

masih mengudara ditengah-tengah masyarakat Kabupaten Lingga yaitu

Radio Bunda Tanah Melayu (RBTM) 88,0 FM. Radio ini pastinya

memiliki cara tersendiri untuk menjaga eksistensinya agar tidak

2
Ahmad Budiman, “Model Digitalisasi Penyiaran Di indonesia”, (Yogyakarta :
indonesia, 2015),hlm. 107
3
Wahyu Wibowo, Kedaulatan Frekuensi Regulasi Penyiaran, peran Kpi, dan Kovegensi
Media, (Jakarta : Indonesia 2013) hlm. 115.

4
ditinggalkan oleh pendengarnya. Strategi yang diterapkan oleh RBTM ini

akan memberikan manfaat dan dampak pada radio tersebut.

Radio Bunda Tanah Melayu (RBTM) 88,00 FM merupakan salah

satu radio swasta yang mengudara di Kabupaten Lingga. Tepatnya di Daik

Lingga. Radio Bunda Tanah Melayu ini menghadirkan program acara

hiburan, informasi seputaran Kabupaten Lingga, pendidikan, serta berita

lokal maupun nasional. Adapun program acara yang disajikan oleh Radio

Bunda Tanah Melayu ini menggunakan bahasa melayu. Persaingan dengan

media digital dapat mengurangi jumlah pendengar radio termasuk pada

program religi. Masyarakat semakin memanfaatkan media sosial internet

untuk mendengarkan dan memanfaarkan Platform yang lebih canggih.

Radio harus terus berinovasi dan mencari cara untuk tetap relavan pada era

modern. Kesulitan menjangkau pendengar juga menjadi alasan untuk

mempertahankan pendengar. Kemudian keterbatasan sumber daya,

program religi pada radio ini membutuhkan sumber daya yang memadai,

seperi staf yang terampil dan fasilitas teknologi yang memadai.

Keterbatasan sumber daya dapat menjadi kendala dalam mempertahankan

eksistensi pada program religi.

Kabupaten Lingga memiliki 377 pulau yang berpenghuni, dan

tidak semua pulau bisa mengakses jaringan internet dengan baik. 4 Dengan

perkembangan media eletronik yang canggih saat ini, bisa dikatakan masih

banyak masyarakat Kabupaten Lingga yang masih mendengar radio untuk

4
Lilis Agustina Sinaga, Perancangan jaringan fiber optic di Daik Lingga, (Skripsi
Umrah:Tg.Pinang, 2022), hlm. 53.

5
mendapatkan informasi. Dalam hal ini, untuk meningkatkan eksistensi

stasiun radio Kabupaten Lingga, harus mengemas siaran program acara

sehingga lebih menarik dikalangan masyarakat serta terdengar bagus dan

menarik yang tidak terkalahkan dengan media baru yang terus

bermunculan.

Radio telah menjadi media yang penting dalam mempertahankan

eksistensinya pada Program religi karena dapat menjangkau pendengar

diberbagai tempat dengan cepat dan efektif. Sejak awal penggunanya,

radio telah digunakan untuk menyebarkan pesan-pesan keagamaan dan

mengajak orang-orang untuk mendengarkan program-program keagamaan.

Program religi pada radio memiliki sejarah panjang dan telah menjadi

salah satu bentuk media massa yang paling popular diseluruh dunia.

Program-program seperti khutbah jum’at, ceramah agama. Bacaan al-

Qur’an, acara talkshow tentang agama, dan berbagai program keagamaan

lainnya, terus disiarkan melalui radio.5

Radio juga memiliki keunggulan dalam mempertahankan

eksistensinya pada program religi karena dapat menciptakan ineraksi

langsung antara pembawa acara dan pendengar. Hal ini memungkinkan

pendengar untuk berpartisipasi secara aktif dalam diskusi atau pertanyaan

seputar agama, sehingga meningkatkan pemahaman mereka tentang

agama. Selain itu, radio juga dapat mempromosikan kegiatan keagamaan

seperti pengajian, bakti sosial, dan acara- acara keagamaan lainnya. Radio

5
Faisal Goni, dkk.., Dakwah Melalui Radio: Analisis Program Konsultasi Agama Islam
Di Radio Mesra FM, (Yogyakarta, Nuansa 2015) hlm.2

6
dapat menjadi sarana untuk memperluas jangkauan dan popularitas

kegiatan-kegiatan keagamaan tersebut. 6

Dakwah dalam islam merupakan suatu upaya untuk menyampaikan

ajaran-ajaran islam kepada masyarakat agar dapat mengenal, memahami,

dan mengamalkannya. Di dalam al-qur’an surah An-Nahl : 125 berbunyi :

ؕ‌ُ‫ع اِ ٰلى َسبِ ۡي ِل َربِّكَ بِ ۡال ِح ۡك َم ِة َو ۡال َم ۡو ِعظَ ِة ۡال َح َسنَ ِ‌ة َو َجا ِد ۡلهُمۡ بِالَّتِ ۡى ِه َى اَ ۡح َسن‬ ُ ‫اُ ۡد‬
َ‫ض َّل ع َۡن َسبِ ۡيلِ ٖ‌ه َوهُ َو اَ ۡعلَ ُم بِ ۡال ُم ۡهتَ ِد ۡين‬
َ ‫ك هُ َو اَ ۡعلَ ُم بِ َم ۡن‬
َ َّ‫اِنّ َرب‬
Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan
hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan
cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui
siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa
yang mendapat petunjuk.7

Peneliti sangat tertarik untuk meneliti radio tersebut, karena :

Pertama, radio ini merupakan radio pemerintah dengan tingkat

pendengarnya masih banyak dan setia. terlebih, radio ini memiliki

pengaruh yang kuat pada komunitas setempat dan dapat menjadi sarana

yang efektif untuk menyebarkan informasi dan mempromosikan budaya

lokal. Kedua, radio lokal yang bertahan lama ini merupakan radio satu-

satunya yang berada di Kabupaten Lingga menunjukkan keberhasilan

dalam mengelola stasiun radio dengan baik dan mampu mempertahankan

kepercayaan pendengar selama bertahun-tahun. Peneliti ingin melihat dan

mengetahui strategi apa yang digunakan oleh radio lokal ini untuk tetap

relavan dan menarik bagi pendengar mereka, serta faktor-faktor apa saja

6
Faisal Goni, dkk.., Dakwah Melalui Radio: Analisis Program Konsultasi Agama Islam
Di Radio Mesra FM, (Yogyakarta, Nuansa 2015) hlm.7
7
An-Nahl (14): 125.

7
yang membuat radio lokal ini mampu bertahan lama di tengah persaingan

dengan media lainnya.

Stasiun radio Bunda Tanah Melayu (RBTM-FM) merupakan

media informasi yang sangat penting bagi sebagian masyarakat Kabupaten

Lingga. Adanya permasalahan yang dihadapi oleh stasiun radio RBTM-

FM, dari observasi awal diketahui bahwa Pertama, Daya Jangkau signal

yang sering terputus. Sehingga mengurangi kualitas siaran dan jumlah

pendengar. Hal ini disebabkan oleh wilayah yang dilayani juga cukup luas

dan banyak daerah yang sulit dijangkau, sehingga signal yang didapatkan

sering kali terputus. Kedua, Sarana dan Prasarana yang belum memadai.

Pada stasiun radio ini pernah mengalami pindah gedung penyiaran, hal ini

dikarenakan sarana dan prasarana yang belum memadai juga dapat

menghambat kerativitas dan inovasi dari tim stasiun radio terkhusus juga

pada tim produksi siaran.

Radio memiliki berbagai strategi dalam menghadapi tantangan di

era digital untuk mempertahankan eksistensinya. Mulai dari

mengembangkan konten yang berkualitas, hingga memperluas jangkauan

dan interaksi dengan pendengar. Dengan terus beradaptasi dan mengikuti

perkembangan teknologi, radio dapat menjadi media yang relavan dan

bermanfaat bagi masyarakat.

B. Rumusan Masalah

Fokus permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini, maka

peneliti menyusun rumusan masalah, yaitu :

8
1. Bagaimana Radio Bunda Tanah Melayu (RBTM.FM)

mempertahankan eksistensinya pada program religi?

2. Bagaimana Radio Bunda Tanah Melayu (RBTM.FM) dapat

meningkatkan daya tarik bagi pendengarnya pada program

religi?

3. Bagaimana Radio Bunda Tanah Melayu (RBTM.FM) dapat

mengoptimalkan untuk pemanfaatan teknologi digital untuk

memperluas jangkauan dan meningkatkan interaksi dengan

pendengar?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan dalam penelitian Radio Bunda Tanah Melayu (RBTM.FM) dalam

mempertahankan eksistensinya di era digital yaitu :

1. Mengetahui bagaimana Radio Bunda Tanah Malayu (RBTM.FM)

dalam mempertahankan eksistensinya pada program religi.

2. Mengetahui bagaimana Radio Bunda Tanah Melayu (RBTM.FM)

dapat meningkatkan daya tarik bagi pendengarnya pada program

religi

3. Mengetahui bagaimana radio bunda tanah melayu (RBTM.FM)

dapat mengoptimalkan pemanfaatan taknologi digital untuk

memperluas jangkauan dan meningkatkan interaksi dengan

pendengar.

Kegunaan penelitian ini sebagai berikut :

a. Secara Teoritis

9
1. Penelitian ini diharapkan sebagai sumbangsih di bidang ke

ilmuan komunikasi dan penyiaran.

2. Penelitian ini diharapkan bisa dijadikan pengembangan teori

komunikasi atau penyiaran di era digital

3. Penelitian ini diharapkan bisa menambah wawasan dan

keilmuan untuk pengetahuan khususnya dibidang broadcasting.

b. Secara Praktis

1. Penelitian ini diharapkan bisa dijadikan sebagai tugas akhir

untuk meraih gelar sarjana.

2. Penelitian ini diharapkan bisa dijadikan masukan khususnya

untuk radio Bunda Tanah Melayu (RBTM.FM) agar lebih

menjaga eksistensinya.

3. Penelitian ini diharapkan sebagai acuan dalam mengambil

kebijakan bagi Radio Bunda Tanah Melayu (RBTM.FM) atau

pengelola radio lokal.

D. Kajian Terdahulu (Literature Review)

Kajian terdahulu atau Literature Review dalam penelitian adalah

suatu proses untuk mengumpulkan, mengevaluasi, dan mensintesis

sumber-sumber informasi atau literatur yang terkait dengan topik atau

masalah penelitian yang sedang dijalankan. Kajian terdahulu dilakukan

sebagai bagian dari tahapan penelitian yang bertujuan untuk

mengidentifikasikan apa yang sudah diketahui dan dipelajari oleh

peneliti sebelumnya tentang topik penelitian yang sedang dijalankan.

10
Peneliti mempelajari beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh

peneliti sebelumnya. Terdapat beberapa kajian terdahulu yang sangat

relavan, yakni sebagai berikut :

Pertama: Skripsi Arifah Fatmawati, berjudul “Strategi Penyiaran PT.

Radio GCD FM dalam menghadapi persaingan di Yogyakara” 2008.

Jenis penelitian Kualitatif Deskriptif, menghasilkan kesimpulan bahwa

strategi yang diterapkan dalam program bukanlah strategi asal-asalan

melainkan dengan kriteria Susan Tyler Eastman. Teori ini

menyimpulkan bahwa strategi mempertahankan pendengar

mencangkup lima strategi.8 Hasil dari penelitian ini, peneliti terfokus

pada penelitian umum, yang mana terfokus pada persaingan plafrom.

Kedua: Skripsi Hasywa, berjudul “Strategi Pemasaran dalam Radio

dalam menghadapi Era Digital” Universitas Negeri Surabaya, 2012.9

Jenis penelitian kuantitatif, penelitian ini membahas tentang

bagaimana strategi pemasaran radio dapat membantu industri untuk

tetap eksis di era digital, termasuk penggunaan media sosial dan

platform digital lainnya. Hasil dari penelitian ini yaitu melakukan

strategi sebuah program untuk melakukan strategi pemasaran. sudah

jelas sekali bahwasannya Hasywa lebih fokus pada pemasaran yang

dilakukan oleh pihak stasiun radio, perbandingan selanjutnya adalah

hasywa melakukan jenis penelitian kuantitatif.

8
Arifah Fatmawati, Strategi Penyiaran PT. Radio GCD FM dalam menghadapi
persaingan di Yogyakarta, (Skripsi UIN Sunan Kalijaga, 2008) Hlm.1
9
Fatchur, Strategi Pemasaran dalam Radio dalam menghadapi Era Digital, (Skripsi :
UIN Surabaya, 2012) hlm.1

11
Ketiga: Skripsi Surya, berjudul “Perkembangan Radio di era digital”

Universitas Muhammadiyah Malang, 2012.10 Jenis penelitiannya

adalah Kuantitatif, hasil penelitian ini membahas tentang bagaimana

perkembangan teknologi digital berdampak pada industri radio,

termasuk tantangan dan peluang yang dihadapi serta strategi yang

dapat digunakan untuk mempertahankan eksistensi radio di era digital.

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti surya adalah perkembangan

radio disetiap zamannya. Sudah jelas sekali perbedaanya dengan

penelitian yang akan ditulis oleh peneliti yaitu mempertahankan

eksistensi sebuah radio.

Keempat: Skripsi Fatchur, berjudul “Strategi perkembangan Radio

internet sebagai media komunikasi Digital.” Universitas Sebelas Maret

Surakarta, 2018.11 Jenis penelitian kualitatif desktiptif. hasil penelitian

ini membahas tentang bagaimana radio internet dapat digunakan

sebagai alternatif untuk mempertahankan eksistensinya di era digital

termasuk dalam penggunaan platform digital dan strategi pemasaran

yang lebih efektif. Perbandingannya adalah peneliti fatchur membahas

radio internet yang dimana beliau membahas tentang alternatif untuk

mempertahankan eksistensinya.

Kelima : Skripsi Rosyada, berjudul “Pemanfaatan Media sosial

sebagai strategi pemasaran radio di era digital” Universitas

10
Surya, Perkembangan Radio di era digital, (Skripsi : UMM, 2012) hlm.1
11
Fatchur, Strategi perkembangan Radio internet sebagai media komunikasi Digital,
(Skripsi : UNS, 2018) hlm.1

12
Hidayatullah Jakarta 2019. 12 jenis penelitian kualitatif. Hasil penelitian

ini membahas tentang bagaimana media sosial dapat digunakan

sebagai salah satu strategi pemasaran radio salah satu strategi

pemasaran radio di era digital, termasuk pemanfaatan konten yang

menarik dan interaktif. Tujuan dari peneliti Rosyada sama untuk

mempertahankan eksistensinya, tetapi disisi lain rosyada

memanfaatkan internet untuk strategi pemasaran yang dilakukan oleh

stasiun radio.

Contoh penelitian terdahulu yang peneliti sebutkan, terdapat

kesamaan tema dan teori Penelitian yaitu menggunakan teori Susan

Tyler Eastman, penelitian sebelumnya membahas tentang strategi

dalam menarik simpati pendengar secara luas, serta membahas

keseluruhan program acara radio, tetapi dalam penelitian ini akan

meneliti dua program yang berkaitan dengan religi saja.

E. Kerangka Teori

Kerangka teori adalah suatu konsep atau model yang digunakan

sebagai dasar atau landasan dalam menjelaskan dan memahami

fenomena atau masalah yang akan diteliti dalam suatu penelitian.

Kerangka teori berfungsi sebagai landasan teoritis atau konseptual

yang memandu peneliti dalam merumuskan pertanyaan penelitian,

12
Rosyada, Pemanfaatan Media sosial sebagai strategi pemasaran radio di era digital,
(Skripsi : Uin Syadif Hidayatullah, 2019) hlm.1

13
menyusun hipotesis, memilih metode penelitian yang tepat dan

menafsirkan hasil penelitian.13

Hasil penelitian yang akan penulis teliti tentang strategi Radio

Bunda Tanah Melayu (RBTM-FM) dalam mempertahankan

eksistensinya di era digital sesuai dengan teori Susan Tlyer Eastman.

Strategi Susan Tyler Eastman dikenal dengan teori komunikasi

persuasif atau mengajak, yang menekankan pada bagaimana persuasi

dapat digunakan dalam komunikasi untuk mencapai tujuan tertentu.

Dalam konteks radio, teori ini dapat digunakan untuk memahami

bagaimana strategi radio dapat digunakan untuk mempengaruhi

pendengar dan meningkatkan eksistensi pada program religi. Adapun

strategi yang digunakan Susan Tyler Eastman adalah sebagai berikut :

a. Compability (Strategi Kesesuaian)

Berdasarkan strategi kesesuaian menurut teori Susan Tyler

Eastmant yaitu merupakan program acara yang disajikan pihak

stasiun radio untuk pendengar berdasarkan kegiatan sehari-hari.

Rutinisas ini contohnya adalah mulai dari jam kerja sampai

istirahat mereka dan hal ini menjadikan acuan bagi stasiun radio

dalam menjalankan program.14

13
Ade Heryana, S.St, M.KM, “Kerangka Teori dan Definisi Operasional”, Https://Ims-
paralel.esaunggul.ac.id
14
Susan Tyler Easmant, Media Programming, (Boston:Thomson Higher Education,
1984), hal.10

14
b. Habit Formation (Strategi Pembentukan Kebiasaan)

Berdasarkan strategi pembentukan kebiasaan yaitu

kebiasaan ini dibentuk melalui setiap program acara yang

disiarkan untuk pendengar. Kebiasaan ini biasanya timbul sikap

yang fanatik terhadap suatu program acara, sehingga setiap

pendengar sangat susah untuk meninggalkan program acara

yang disiarkan tersebut.15

Strategi pembentukan kebiasaan yang diterapkan oleh

Radio Bunda Tanah Melayu (RBTM-FM) dalam meliputi

pembuatan Rundwon acara, adlibs dan iklan yang akan

disiarkan. Hal ini dimaksudkan untuk mempromosikan program

acara siaran radio. Strategi ini dilakukan sebelum program acara

disiarkan dapat juga dilakukan untuk membangun minat

pendengar dan mengingatatkan pendengar dalam program-

program acara apa saja yang akan disiarkan dari waktu ke

waktu.

c. Control Of Audience Flow (Strategi Kontrol Arus Pendengar)

Berdasarkan strategi control arus pendengar ini

menjelaskan ketika sebuah program acara telah selesai

ditayangkan, maka akan ada program acara berikutnya

ditayangkan. Dalam program acara ini pihak stasiun radio akan

15
Susan Tyler Easmant, Media Programming, (Boston:Thomson Higher Education,
1984), hal.10-11

15
tetap menjaga jumlah Audiens yang ikut mendengarkan program

acara ini. Sehingga Audiens tidak beralih ke channel lain.16

d. Conservation Of Program Resources (Strategi Penyimpanan

Sumber-Sumber Program).

Tidak jarang program acara yang sangat diminati oleh

banyak pendengar menjadi sangat kuno. Apalagi ditanyangkan

untuk yang kesekian kalinya. Oleh karena itu kebanyakan stasiun

radio dituntut untuk lebih kreatif lagi dalam menyiarkan program

acara yang akan didengar oleh banyak khalayak. Penyimpanan

sumber-sumber program ini akan digunakan jika suatu saat akan

dipergunakan lagi. Tetapi tentu saja dengan cara penyiaran yang

berbeda.

e. Mass Apped (Strategi Daya Penarik Massa)

Berdasarkan Strategi Daya Penarik Massa ini adalah pihak

staisun radio harus berusaha untuk membuat acara yang

ditayangkan bisa dijangkau untuk khalayak luas. Baik itu secara

teknis maupun sosial. Namun disisi lain pula hal ini bergantung

pada tujuan yang akan dicapai program acara yang akan

ditayangkan dan status organisasi pada radio tersebut.

16
Susan Tyler Easmant, Media Programming, (Boston:Thomson Higher Education,
1984), hal.12-13

16
F. Metode Penelitian

Metode Penelitian ini, agar dapat terarah serta mendapatkan hasil yang

optimal, maka didukung dengan pemilihan metode yang tepat. Metode

inilah yang akan menjadi kacamata untuk meneropong setiap persoalan

yang sedang dibahas, sehingga terwujud suatu karya yang secara ilmiah

bisa dipertanggung jawabkan. Metode penelitian ini, menggunakan

metode penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Yang

akan menghasilkan data-data berupa penjabaran dan pernyataan langsung

oleh pihak stasiun radio RBTM-FM.

1. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, karena

penelitian ini akan menghasilkan deskriptif berupa kalimat yang

tidak di sadarkan pada hitungan-hitungan statistik. Mendefinisikan

dari buku Bodgan dan Tylor Penelitian ini merujuk pada

“Metodologi Kualitatif” yang sebagai prosedur penelitian untuk

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata yang tertulis.17

2. Pendekatan Penelitian

Berdasarkan penelitian ini, peneliti mencoba untuk menangkap

berbagai macam fakta dan fenomena yang terjadi. Penelitian ini

diteliti melalui pengamatan dilapangan, kemudian menganalisisnya

dan kemudian berupaya melakukan teorisasi berdasarkan apa yang

17
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta : PT Kencana Media Group, 2007) hlm.6

17
diamati, kemudian menuliskan setiap masalah yang telah terjadi

dilapangan, menjadi karya ilmiah berupa proposal.18

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Radio Bunda Tanah Melayu

(RBTM-FM) Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau yang beralamatkan

di JL. Datuk Laksemana Daik, Kecamatan Lingga, Kabupaten

Lingga Kepulauan Riau.

4. Sumber Data

a. Sumber Data Primer

Data Primer adalah data yang didapatkan langsung dari

lapangan oleh peneliti. Data primer ini juga disebut dengan data

yang asli. Dalam hal ini yang menjadi data primer yaitu

informasi yang berhubungan dengan objek penelitan, serta

informasi tentang Radio Bunda Tanah Melayu (RBTM-FM) dan

wawancara.

b. Sumber Data Skunder

Sumber data sekunder ini merupakan data yang sudah

pernah tersedia. Sehingga peneliti tinggal menambahkan dan

mengumpulkan dari lokasi yang akan diteliti saja. Data skunder

dalam hal ini adalah data yang digunakan sebagai data

18
Rakhmat Jalaludin, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung : PT Remaja Rosyada
Karya, 2004) hlm.13

18
pendukung, yaitu, Jurnal, karya tulis serta buku-buku dan

sebagainya.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data ini, untuk mendapatkan data yang sangat

lengkap, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data

yaitu:

a. Wawancara

Wawancara adalah teknik yang digunakan untuk

mengumpulkan data untuk memperoleh informasi langsung

secara lisan kepada pihak yang bersangkutan oleh sumbernya.

Wawancara yang dilakukan dalam hal ini adalah menggunakan

pedoman wawancara yang berisikan pertanyaan yang bersifat

terbuka agar lebih terarah. Menggunakan alat perekam dan

mencatat apa yang dikemukakan oleh informan dan pendengar

setia Radio Bunda Tanah Melayu (RBTM-FM).19

Pengumpulan data melalui wawancara dilakukan kepada

Direktur Program yaitu Kepala bagian Penyiaran dan

Pemberitaan serta Direktur Umum yaitu Kepala Bagian

Pemasaran dan Hubungan Masyarakat stasiun Radio Bunda

Tanah Melayu RBTM-FM Kabupaten Lingga yang dijadikan

sampel penelitian untuk menggali informasi yang akurat dari

informan tentang Strategi Radio Bunda Tanah Melayu (RBTM-

19
Bungin, B. Metodologi Penelitian Kualitatif ,(Jakarta:Kencana, 2010) hlm 17

19
FM) Kabupaten Lingga dalam mempertahankan Eksistensinya

pada program religi.

b. Observasi

Pengamatan yang dilakukan secara langsung pada objek

yang akan diteliti untuk mendapatkan gambaran asli dan objek

tentang perkembangan permasalahan yang akan diteliti.

Pengamatan penelitian ini mengamati kegiatan informan dengan

menggunakan alat pengumpulan data berupa : catatan harian

untuk memberikan masukan informasi awal mengenai masalah

yang akan diteliti. Pengamatan ini dilakukan secara langsung

kepada para pegawai Radio Bunda Tanah Melayu (RBTM-FM)

Kabupaten Lingga untuk melihat strategi radio tersebut dalam

mempertahankan eksistensinya pada program religi.20

c. Observasi untuk pendengar

Pengamatan dilakukan secara langsung dan tidak langsung

oleh pendengar, hal ini digunakan untuk meneliti program acara

yang disiarkan oleh stasiun radio Bunda Tanah Melayu melalui

Radio. Penelitian ini menggunakan alat telekomunikasi

Handphone yang bisa mengakses siaran Radio Bunda Tanah

Melayu.

d. Dokumentasi

20
Creswell, J.W, Pendekatan Kualitatif, kuantitatif dan mixed (Bandung : PT.Remaja
Rosdakarya, 2012) hlm.38

20
Dokumentasi yaitu instrument pengumpulan data yang

sering digunakan dalam berbagai metode untuk pengumpulan

berbagai macam data. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan

informasi yang mendukung analisis dan interprestasi data.

Membuat dokumen-dokumen dari tempat penelitian yaitu Radio

Bunda Tanah Melayu RBTM-FM dan memilih sesuai dengan

kebutuhan yang di perlukan.

Cara pengumpulan data yang dikategorikan dan

mengklarifikasikan bahan-bahan tertulis yang akan berhubungan

dengan permasalahan penelitian. Alat pengumpulan data yang

akan digunakan pada dokumentasi ini adalah gambar serta

laporan yang tertulis.21

Penelitian ini, dokumentasi merupakan bahan-bahan tertulis

yang terdapat di Stasiun Radio Bunda Tanah Melayu RBTM-FM

Kabupaten Lingga yang berhubungan dengan permasalahan

penelitian. Datanya berupa laporan maupun kebijakan yang

dibuat oleh pihak Stasiun Radio Bunda Tanah Melayu (RBTM-

FM) Kabupaten Lingga sebagai kegiatan untuk melakukan

strategi untuk mempertahankan eksistensinya pada program

religi.

6. Teknik Analisa Data

Teknik analisis data pada panelitian ini menggunakan analisis

deskriptif. Analisis deskriptif adalah metode yang digunakan untuk


21
Sugiyono, Peneliitian Kuantitatif dan kualitatif (Bandung:Alfabeta) hlm.44

21
menganalisis dan mengambarkan karakteristik dari suatu populasi.

Sementara datanya dianalisa menggunakan kerangka teori dalam

kerangka teori tersebut, guna untuk menjawab rumusan masalah pada

penelitian ini.

G. Sistematika Penulisan

Bab I PENDAHULAN

Dalam Bab ini berisi sub judul atau latar belakang masalah,

penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Dalam bab ini menjelaskan gambaran umum mengenai

Radio Bunda Tanah Melayu yang merupakan radio

pemerintah yang ada di kabupaten Lingga

BAB III KONSEP TEORITIS

Dalam bab ini membahas tentang kajian terdahulu, landasan

teori, dan kerangka pikir.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini membahas analisis serta hasil dari penelitian

yang dilakukan peneliti di Radio Bunda Tanah Melayu

(RBTM-FM) Kabupaten Lingga.

BAB V PENUTUP

22
Dalam bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran dari

hasil penelitian yang dilakukan penulis.

BAB II

23
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Umum Kabupaten Lingga

Kabupaten Lingga Merupakan pulau yang terletak di provinsi

Kepulauan Riau, sebagai pulau yang masih muda terleta di Indonesia,

Kabupaten Lingga ini telah mentasbihkan diri menjadi “BUNDA TANAH

MELAYU” segala bentuk yang berkaitan dengan kerajaan melayu Riau-

Lingga harus di ceritakan kembali. Kabupaten Lingga dari dulu sampai

saat ini dikenal sebagai negeri Bunda Tanah Melayu sehingga menjadi

tuan rumah di negerinya sendiri, sehingga tuah melayu mengatakan “tak

akan melayu hilang di bumi” hal ini menjadi kenyataan sesuai dengan

gurindam dua belas.

Bertingkap Alam Berpintu Ilahi, ini merupakan motto dari

Kabupaten Lingga, yang merupakan pulau yang baru dijadikan kebupaten

pada massa itu. Motto tersebut bukan hanya ditunjukkan kepada kepada

masyarakat Kabupaten Lingga yang menganut Agama Islam saja,

melainkan untuk semua pemeluk agama yang tinggal di Kabupaten

Lingga, karena di kebupaten Lingga Banyak masyarakat yang

berkeyakinan yang berbeda-beda.

Provinsi Kepulauan Riau ini, merupakan provinsi yang terbilang

masih muda di Republik Indonesia. Yang telah memekarkan daerah

menjadi dua Kota dan lima Kabupaten. Adapun dua kota tersebut adalah :

Kota Batam dan Kota Tanjung Pinang, sedangkan Kabupatennnya adalah :

Kabupaten Kepulauan Riau yang berubah menjadi Kabupaten Bintan,

24
Kabupaten Karimun, Kabupaten Anambas, Kabupaten Lingga dan

Kabupaten Natuna. Dengan berbagai usaha dan di penuhi dengan berbagai

kondisi daerah, baik dari luas daerah dan disisi pertumbuhan penduduk,

serta pendapatan asli daerah untuk memperpendek jangkauan kendali

pemerintah dan berbagai aspek lainnya. Maka terbentuklah cita-cita

tersebut dengan bentuk Provinsi Kepulauan Riau, di dalam undang-undang

nomor 31 tahun 2003 Lembaran Negara Tahun 2003 nomor 146, ditambah

lembaran negara nomor 4341. Maka demikian jadilah Kabupaten Lingga

sebagai daerah yang otonom dan termuda di Provinsi Kepulauan Riau.

Kabupaten Lingga yang beribukotakan Daik, pada pimpinan raja-

raja melayu “tempo doloe” dimana kerajaan melayu Riau-Lingga terpusat

pada daerah ini. Dan kemudian barulah pusat kerajaan melayu berpindah

di Pulau Penyengat Indera Sakti. Dalam bukti sejarah melayu dahulu,

peninggalan kerajaan melayu dan sekitarnya terdapatlah masjid Sultan

yang sampai saat ini masih berdiri kokoh dan masih digunakan masyarakat

sebagai tempat ibadah agama islam, juga tertuliskan ada bilik (Kamar) 44

milik raja sebagai tenda keagungan raja tersebut, dan bahkan masih

banyak lagi peninggalan sejarah yang sampai saat ini diletakkan di

museum yang berada di Daik Lingga.

Kabupaten Lingga terdiri dari 9 Kecamatan dengan 75 Desa /

kelurahan, meliputi kecamatan Lingga dengan Ibu Kotanya Daik Lingga,

Kecamatan Lingga Utara beribukotakan pancur, Kecamatan Lingga Timur

beribukotakan Sei.Pinang, Kecamatan Singkep beribukotakan Dabo,

25
Kecamatan Senayang Beribukotakan Senayang, Kecamatam Singkep

Barat, Beribukotakan raya, Kecamatan singkep Pesisir, beribukotakan

kote, Kecamatan Selayan beribukotakan Penuba, dan kecamatan Singkep

Selatan. Adapun ketiga kecamatan ini yang terletak pada pulau yang

berbeda. Kecamatan Singkep terletak di Pulau Singkep, Kecamatan

Lingga terletak di Pulau Lingga, Kecamatan Senayang terletak di Pulau

Senayang. Kepulauan Riau ini sendiri, disebut pula dengan pulau

Segantang Lada, karena selain tiga pulau yang disebut, masih banyak

pulau-pulau lainnya. Pada setiap pulau ini masih menyimpan potensi yang

beraneka ragam bentuknya, sumber daya alam Kabupaten Lingga seperti

contoh hutannya yang begitu lebat masih sangat asri sekali, serta bersuhu

yang sangat dingin, karena disini terdapat gunung Daik, yang sampai saat

ini menjadikan tanah-tanah yang berada di Kabupaten Lingga sangat subur

sekali. Terdapat pula banyak rawa-rawa di daerah ini, untuk dapat

menanam sagu sebagai tanaman pokok utama. Lingga ini sendiri pula

dikenal dengan penghasil sagu yang tidak hanya di nikmati oleh

masyarakat, tetapi juga di ekspor keluar negeri.

B. Kabupaten Lingga dan Geografis

Kabupaten Lingga terletak 0 derajat 20 menit LU (Lintang Utara)

dan dengan 0 derajat 40 LS (Lintang Ssselatan), serta 104 BT (Bujur

Timur), dan 105 BB (Bujur Barat). Luas daratan dan lautan Kabupaten

Lingga (Darat : 211.772 Km2), (Lautan 209,654 Km2). Wilayah ini

terdapat 377 Pulau kecil dan besar yang berpenghuni, pada survei terakhir

26
terdapat 512 pulau, karena melihat dari system pasang surut air laut,

peneliti melihat adanya perpisahan antara pulau satu ke pulau lainnya saat

pasang surut air laut. Ada pula pulau-pulau yang menyatu karena

disatukan oleh karang-karang yang terdapat di pulau tersebut. Beberapa

bagian pulau diantaranya dimanfaatkan untuk berkebun dan bertani oleh

masyarakat Kabupaten Lingga. Adapun batas daerah Kabupaten Lingga ini

adalah : sebelah utara berbatasan dengan Kota Batam dan laut Cina

Selatan, sebelah selatan pula berbatasan dengan laut bangka dan selat

berhala, sebelah barat pula berbatasan dengan laut Indra Giri Hilir, dan

yang terakhir disebelah Timur pula berbatasan dengan Laut Cina selatan.

Umumnya iklim daerah Kabupaten Lingga pada dasarnya beriklim tropis,

temparatur rata-rata yang terendah 230C. Adapun Kondisi alam pada

Kabupaten Lingga ini adalah daerah yang tropis yang pada dasarnya

dikelilingi hutan-hutan yang lebat, namun disisi lain hutan-hutan ada yang

beberapa sudah punah karena ditebang oleh manusia yang tidak

bertanggung jawab. Walaupun demikian, Kabupaten Lingga masih banyak

hutan lindung yang sampai saat ini menjadi paru-paru bagi masyaralat

sekitar.

Sebagian besar mata pencaharian masyarakat Kabupaten Lingga

adalah Nelayan, dan ada juga yang berkebun bahkan bertani, sisanya ada

yang menjadi buruk pabrik dalam pengelolaan sagu, buruh tambang, dan

beberapa pekerjaan lainnya.

C. Sejarah Singkat Radio Bunda Tanah Melayu (RBTM) Fm

27
Negara Republik Indonesia dalam memenuhi tuntutan masyarakat,

akan mengalami keterbukaan sebuah informasi guna untuk berusaha

mengembangkan Lembaga Penyiaran Publik (LPP) yang merupakan

sebuah upaya atas sebuah hak frekuensi untuk wilayah public (Public

Sphere). Wilayah publik yang dimaksud adalah wilayah sosial yang

terbuka, bebas dari sensor dan dominasi. Yang akan memungkinkan

sebuah kehidupan bagi sosial manusia dalam membentuk opini publik

yang sangat relatif dan bebas. Keberadaan LPP ini sebagai wilayah publik

(Public Sphere) memberikan ruang bagi setiap publik untuk bersama-sama

belajar dalam memahami satu sama lain.

Pemerintah menerbitkan undang-undang Nomor 32 tahun 2002

tentang penyiaran ini untuk menyikapi perkembangan LLP sebagai

landasan hukum dalam Pengaturan Penyelenggaraan penyiaran indonesia.

Dijelaskan pada pasal 14 ayat 3 bahwasannya “Daerah, Kabupaten,

Provinsi atau kota bisa didirikan sebuah lembaga penyiaran publik lokal”.

Setiap daerah, kota, kabupaten, dan provinsi diberikan wewenang untuk

mendirikan LPP sebagai bentuk pelayanan keterbukaan informasi, budaya,

pendidikan, menjalin komunikasi kepada masyarakat serta hiburan. Pada

peraturan pemerintah Nomor 11 tahun 2005 membahas tentang lembaga

penyiaran publik telah memperkuat keberadaan Lembaga Penyiaran

Publik Lokal (LPPL) akan didirikan oleh pemerintah daerah seluruh

Republik Indonesia.

28
Kabupaten Lingga perlu membentuk sebuah media untuk

menyampaikan segala bentuk keterbukaan sebuah informasi kepada

masyarakat Kabupaten Lingga. Dalam hal ini langkah yang diambil adalah

mendirikan LPPL yang telah diberi nama Bunda Tanah Melayu (BTM)

dibuat sebagai penyelenggara publik. Pada awalnya, LPPL ini

diselenggarakan oleh aturan Bupati Lingga nomor 04 tahun 2008

membahas tentang sebuah pembentukan Radio Bunda Tanah Melayu

(RBTM) Fm sebagai LPPL Kabupaten Lingga, yang berada dibawah

koordinasi kepala sub Humas dan protokoler umum serta perlengkapan

secretariat Daerah Kabupaten Lingga. LPPL ini menjadi sebuah tempat

penyampaian berbagai macam informasi daerah dan hiburan kepada

seluruh masyarakat untuk dapat berpartisipasi dan melirik kemajuan

sebuah pemerintahan serta melihat jalannya pemerintahan.

D. Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) Bunda Tanah Melayu

Lembaga penyiaran ini merupakan sebuah sarana yang paling

penting dalam melakukan komunikasi massa, hal ini juga dapat berguna

untuk melakukan pelayanan seputaran informasi, agama, pendidikan,

hiburan serta pelestarian budaya guna untuk kepentingan masyarakat

melalui media penyiaran Kabupaten Lingga. Pembentukan LPPL Bunda

Tanah Melayu ini asalnya dari peraturan Bupati Lingga Nomor 04 tahun

2008 membahas tentang pembentukan sebuah radio Bunda Tanah Melayu

Fm digunakan untuk Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL), dan

kemudian diubah menjadi Peraturan Daerah Kabupaten Lingga nomor 01

29
tahun 2012 membahas tentang Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL)

Kabupaten Lingga.

E. Profil Radio Bunda Tanah Melayu (RBTM) FM

1. Profil

Nama Radio : Bunda Tanah Melayu Fm

Nama Lembaga Penyiaran :Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Lokal

Radio Bunda Tanah Melayu Fm

Frekwensi : FM 88.0 Mhz

Alamat Studio :Jl. Daktok Laksemane Kp.Siak Kelurahan

Daik Kecamatan Lingga, Kabupaten Lingga

Telp : 081371041261 / 081277996423

Slogan : Informasi Arif dan Cerdas

Jam Siaran : 06.00 Wib s.d 22.00 Wib

Format Acara :Berita 15%, Penerangan dan Informasi 15%,

Pendidikan dan Kebudayaan 15%, Agama

15%, Olahraga 15%, Hiburan dan Musik

20%, Iklan 15%

Format Musik :Indonesia Populef 40%, Dangdut 15%, Barat

15%, Tradisional/Daerah 30%

Email : Marketingbtm88@gmail.com

Faceook : http://www.facebook.com/rbtmfm

Situs : http://www.bundatanahmelayufm.com

30
2. Jangkauan Siar

Dengan daya pemancar sebesar 2000 watt dan ketinggian antenna

75 meter, stasiun Radio Bunda Tanah Melayu dapat memiliki jangkauan

siaran yang sangat luas. Dalam wilayah tersebut, wilayah layanan siaran

dapat mencangkup gugusan pulau seperti Pulau Senayang, Pulau Lingga,

Pulau Singkep, Pulau Berhala, dan sekitarnya. Pemancar yang kuat dan

ketinggian antenna yang mencukupi akan membantu sinyal radio

menjangkau daerah yang lebih jauh dan melintasi perairan antara pulau-

pulau tersebut.

Dengan jangkauan yang luas seperti ini, stasiun Radio Bunda

Tanah Melayu dapat mencapai pendengar di daerah-daerah tersebut dan

memberikan siaran mereka kepada pendengar yang berada di gugusan

pulau tersebut. Hal ini dapat memberikan pengaruh yang luas dalam

31
penyampaian informasi, hiburan, dan konten lainnya kepada pendengar di

wilayah Kabupaten Lingga.

3. Dasar Hukum

a. UU No.32 Tahun 2022 tentang Penyiaran

b. UU No.11 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan LPPL

c. Peraturan Bupati Lingga No.04 Tahun 2008 tentang pembentukan

Radio Bunda Tanah Melayu (RBTM) FM

d. Peraturan Daerah No.03 Tahun 2012 Tentang Lembaga Penyiaran

Publik Lokal (LPPL) Kabupaten Lingga

4. Perizinan

Pengurusan izin stasiun Radio Bunda Tanah Melayu oleh

Kemkominfo RI melalui Derektorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan

Informatika izin prinsip penyiaran. Radio Bunda Tanah Melayu ini

resmi diizinkan sebagai satu-satunya LPPL yang beroprasi di wilayah

Kabupaten Lingga dengan Frekuensi 88.0 FM. Sesuai dengan rapat

forum keputusan bersama antara kemenkominfo RI, KPI pusat, KPID

Kepri dan Balmon kelas II Batam. Sejak awal berdirinya tahun 2008.

Izin ini tercatat mulai tanggal 8 Juli 2019 yang akan berlaku selama 5

tahun kedepan. Radio Bunda Tanah Melayu ini merupakan bagian dari

Kominfo dan Humas Sekretariat Daerah Kabupaten Lingga, ini

merupakan kali pertama menerima IPP (Izin Peinsip Penyiaran) tetap.

32
F. Visi dan Misi Radio Bunda Tanah Melayu (RBTM) Fm

Visi Radio Bunda Tanah Melayu (RBTM) Fm

Menjadikan Radio Bernuansa Melayu, Penyampaian Informasi tercepat

dan terkini

Misi Radio Bunda Tanah Melayu (RBTM) Fm

1. Mewujudkan Masyarakat yang agamis dan berbudaya dengan norma-

norma yang berlaku

2. Menjalin persatuan dan kesatuan

3. Sebagai sarana komunikasi dan informasi

G. Struktur Organisasi LPPL Kabupaten Lingga

Dewan Pengawas

Direktur Utama

Direktur Program Direktur Umum

Kepala
Kepala bagian Bagian
Kepala bagian Kepala bagian
produksi dan administrasi,
penyiaran dan pemasaran dan
teknisi keuangan,
pemberitaan Hubungan
perlengkapan
masyarakat
dan Rumah
Tangga

Stasiun Penyiaran

33
H. Jadwal Program acara Radio Bunda Tanah Melayu (RBTM) Fm

Hari
Jam/Pukul
Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu Minggu

07.00 – 07.30 RRI

06.00 – 08.00 Lagu Melayu ( 07.30 – 08.00)

Seloke Pantun Selayang Sri Pagi Serba-serbi


08.00 – 08.30 Selayang Pandang Senandung
Dan Syair Pandang sambung Rase Informasi Selere Kampong
Cilukba
08.30 – 09.30 Selayang Selayang Pandang – sekilas info & (Lagu Melayu)
Lingga Senandung (Lagu Anak-anak)
09.30 – 10.00 Pandang perkiraan cuaca
Menyapa (Lagu Hikmah (lagu
Selayang pandang Selayang Pandang
10.30 – 11.00 Lagu Melayu Melayu) Lagu Melayu Lagu Melayu Religi)
sepekan Sepekan

13.00 – 14.00 RRI

Salam Lingga Bahana Remaja Salam Lingge


Asyiknya Take Belagu Asyiknya Bahana Remaja
(Lagu Pop (Lagu pop, Slow (Lagu Pop
14.00 – 17.00 berdendang (Lagu berdendang (Lagu (Lagu Pop Rock,
Indonesia & Rock, Ska, Indonesia &
(Lagu Dangdut) Campuran) Nostalgia) Slow, Ska, Rege)
Slow Rock) Rege) Slowrock)

17.00 – 17.30 RRI

34
19.00 – 19.30 RRI

Senandung Weekend on the


19.30 – 21.30 Take Lirik Salam Lingge Pantun Jenaka Berita Olahraga Take Belagu
Mutiara Radio

OFF 22.00

35
I. Deskripsi nama Program Acara Bunda Tanah Melayu (RBTM) Fm

1. Selayang Pandang

Sajian informasi berita terkini perkembangan dan permasalahan

daerah, nasional dan internasional, yang diambil dari berbagai sumber

terpercaya, dan di sampaikan melalui penyiar sebagai pengetahuan

kepada masyarakat.

2. Sekilas Info & Perkiraan Cuaca

Sajian Informasi berita yang terkini dan informasi mengenai cuaca

didaerah Kabupaten Lingga dan Kepulauan Riau yang bekerjasama

dengan BMKG Dabo Singkep.

3. Sri Sambung Rase

Sajian acara hiburan dan hiburan dan informasi, membahas

masalah pendidikan seni, budaya, agama, aspirasi masyarakat,

perempuan, anak-anak serta penyuluhan si segala bidang baik

pertanian, perikanan dan perkebunan.

4. Seloke Pantun & Syair

Sajian acara yang bertujuan untuk melestarikan serta

mengembangkan salah satu khazanah sastra melayu terutama kepada

generasi muda sebagai media pembelajaran dan pengetahuan dengan

berpantun dan bersyair.

5. Salam Lingge

Sajian acara hiburan yang memberikan kesempatan kepada

pendengar untuk menyampaikan salam kepada keluarga, sahabat dan

36
pendengar yang lain guna untuk mempererat tali silaturahmi antar

sesama.

6. Asyiknya Berdondang

Sajian acara keluarga yang memberi kesempatan kepada pendengar

untuk menyalurkan hobi (tarik suara) khusus lagu kesukaannya serta

untuk mempererat tali silaturahmi.

7. Selere Kampong

Sajian informasi tentang sejarah dan kebudayaan wisata dan

kuliner yang berada di Kabupaten Lingga dan kegiatan-kegiatan yang

memberikan inspirasi kuliner.

8. Bahana Remaja

Sajian acara yang memberikan kesempatan kepada pendengar

remaja untuk menyalurkan kreatifitas dan berbagai tips sseputar trend

remaja terkini.

9. Senandung Cilukba

Sajian acara anak-anak yang bertujuan untuk mengembangkan

hobi dan kreatifitas bagi anak-anak sebagai media pembelajaran

dengan bakat yang ada seperti bernyanyi, mengaji, berpantun, puisi

dan lain sebagainya.

37
J. Data Pendengar Aktif Program Senandung Hikmah dan Senandung

Mutiara

38
BAB III

KONSEP TEORITIS

A. Strategi Mempertahankan Pendengar

1. Pengertian Radio

Radio merupakan suara, Julian Newby di dalam bukunya berjudul

Inside Broadcasting menyebutkan : “radio is the birth of

broadcasting” Radio merupakan anak pertama pada dunia penyiaran.

Radio adalah bentuk komunikasi eletronik yang menggunakan

gelombang eletromaknetik untuk mengirimkan dan menerima suara

dan informasi. Radio sering digunakan untuk penyiaran program radio,

transmisi berita, komunikasi darurat, komunikasi nirkabel, dan hubiran

audio. Radio beroperasi dengan menggunakan gelombang radio, yang

merupakan jenis gelombang eletromagnetik dengan frekuensi yang

lebih rendah dari pada gelombang cahaya. Gelombang radio dapat

ditangkap oleh antenna radio dan diubah menjadi sinyal audio yang

dapat didengat oleh pendengar melalui sepeaker.

Pada dasarnya, radio terdiri dari dua komponen utama, yaitu

pemancar dan penerima. Pemancar menghasilkan gelombang

eletromagnetik dengan menggunakan osilator dan amplifier.

Gelombang ini kemudian dikirim melalui antenna radio ke udara.

Disisi penerima, antenna radio menangkap gelombang eletromagnetik

yang dikirimkan oleh pemancar. Sinyal ini kemudian diteruskan ke

39
penerima, diubah menjadi sinyal audio, dan kemudian di dengarkan

oleh pendengar.

Radio memiliki peran penting dalam komunikasi dan media.

Sebagai media penyiaran, radio menyediakan berbagai jenis program,

seperti program musik, berita, diskusi, dan hiburan lainnya. Radio juga

digunakan dalam komunikasi nirkabel, seperti radio komunikasi untuk

petugas keamanan. Radio mobil dan komunikasi darurat. Selama

bertahun-tahun, teknologi radio terus berkembang. Dari radio

konvensional yang menggunakan gelombang AM (Amplitodo

Modulasi) dan FM (Frekuensi Modulasi), sekarang ada teknologi

digital seperti radio satelit dan radio internet yang memungkinkan

penyiaran dan penerimaan sinyal dengan kualitas lebih baik dan

jangkauan yang lebih luas.

Pada tahun 1960, siaran radio memasuki massa yang sangat

penting dengan perkembangan teknologi siaran radio ini menggunakan

frekuensi Fm. Teknologi Fm ini telah ditemukan pada tahun 1930, dan

pada saat itu baru sedikit siaran pesawat yang bisa menyambung

dengan frekuensi Fm. Kesuksesan siaran F mini bisa dilihat dari data

Straubhartd pada tahun 1993 yang menjelaskan bahwa 77% pendengar

music berada diwilayah frekuensi Fm.

2. Pengertian Strategi

Strategi adalah bentuk perencanaan serta keberlangsungan dari

penyelenggaraan siaran secara holistic yang dimana didalamnya

40
merujuk pada mana penjadwalan dan penyiaran program acara dari

suatu stasiun radio. Menurut Onong Uchyana Effendi strategi yaitu

rencana yang sangat cermat mengenai sebuah kegiatan untuk mencapai

sasaran yang sangat khusus. Sedangkan menurut buru Husein Umar

menyatakan bahwa strategi mendefinisikan sebagai sebuah proses

penentuan rencana yang bertujuan untuk jangka panjang yang disertai

dengan penyusunan cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut

tercapai. Jadi strategi penyiaran ini merupakan suatu perencanaan dan

metode dalam memberikan sebuah informasi kepada pendengar secara

efektif dan efesien melalui siaran dalam usaha yang bertujuan untuk

dapat mempertahankan kekuatan penyiaran untuk masa yang akan

datang, sehingga selalu tetap berkembang.

Strategi merujuk pada rencana umum yang dibuat untuk mencapai

tujuan tertentu dalam jangka panjang. Strategi seringkali digunakan

dalam berbagai konteks, termasuk bisnis, militer, politik, olahraga dan

lainnya. Secara umum, strategi melibatkan identifikasi tujuan yang

ingin dicapai, evaluasi situasi atau lingkungan yang relavan,

pengembangan rencana tindakan yang efektif, dan alokasi sumber daya

yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut.

Strategi bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya

yang terbatas dan memaksimalkan hasil yang diiginkan. Dalam

konteks bisnis, strategi dapat meliputi berbagai aspek, seperti

pemanasan, operasi, keuangan, pengembangan produk, dan lainnya.

41
Strategi bisnis seringkali melibatkan analisis pasar, penentuan target

pasar, posisi persaingan, pengembangan keunggulan kompetitif,

pengelolaan resiko, dan penentuan rencana tindakan jangka panjang.

Penting untuk membedakan strategi dari taktik. Sementara strategi

berkaitan dengan rencana umum dalam jangka panjang, taktik

berkaitan dengan langkah-langkah spesifik yang diambil dalam jangka

pendek untuk mendukung strategi tersebut, taktik biasanya lebih detail

dan khusus dibandingkan dengan strategi. Dalam praktiknya, strategi

bisa menjadi kombinasi dari berbagai elemen, seperti pengembangan

produk, pemasaran, akuisisi, aliansi, diversifikasi, pemotongan biaya,

inovasi, atau pendekatan lain yang relavan untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan. Selain itu, strategi harus fleksibel dan dapat

disesuaikan dengan perubahan situasi atau lingkungan yang mungkin

terjadi seiring waktu. Berikut adalah beberapa pendapat dari para ahli

mengenai strategi :

a. Michel Porter, beliau adalah seorang teoritikus strategi bisnis

terkenal. Menurut Porter, strategi adalah tentang menciptakan

keunggulan kompetitif dengan memilih posisi unik dalam

industri dan pengembangan keunggulan yang berkelanjutan

melalui kombinasi aktivitas yang berbeda.

b. Henry Mintzberg, beliau adalah seorang profesor terkenal

dalam bidang manajemen strategis. Ia berpendapat bahwa

strategi tidak hanya terbatas pada rencana dan analisis, tetapi

42
juga melibatkan tindakan-tindakan konkret yang diambil dalam

kehidupan sehari-hari organisasi. Mintzberg membagi strategi

menjadi sepuluh konfigurasi strategi yang berbeda, seperti

strategi peluang, strategi penyesuaian dan strategi

kepemimpinan.

c. Peter Drucker : beliau adalah seorang pakar manajemen

terkemuka. Ia menggambarkan strategi sebagai alat untuk

mencapai tujuan organisasi. Menurut Drucker, strategi harus

mencangkup pemahaman yang jelas tentang nilai pelanggan,

lingkungan bisnis dan kekuatan internal organisasi.

Pendapat para ahli ini memberikan berbagai perspektif yang

berbeda mengenai strategi. Meskipun ada perbedaan pendapat, pada

dasarnya strategi berfokus pada cara mencapai tujuan jangka panjang

dengan mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang terbatas dan

menciptakan keunggulan kompetitif.

3. Strategi Mempertahankan Pendengar

Menurut Susan Tyler Eastman dalam bukunya yang berjudul

“Broadcast / cable programming : strategies and practices”, adapun

strategi radio dalam melakukan sebuah penyiaran guna untuk

memperoleh banyak pendengar meliputi :

a. Compatibility (Strategi kesesuaian)

Strategi kesesuaian ini menjelaskan tentang kesesuaian

mengatur jadwal, pemilihan program acara yang akan di

43
siarkan, dan pokok masalah yang akan menjadi kebutuhan bagi

pendengarnya. Team pekerja dari stasiun radio harus

mengetahui komunitas seperti apa yang akan dituju, seseuai

pula dengan penjadwalan program acara yang telah mereka

rancang. Oleh karena itu, perlu menjadi pertimbangan siapa

saja pendengarnya dari waktu kewaktu, kemudian personil

stasiun radio juga harus mengetahui aktivitas apa yang sedang

dikerjakan oleh pendengar pada saat itu. Secara teori

penjadwalan ini adalah kunci sukses utama dalam proses siaran

berlangsung, meskipun setiap program telah dikemas sebaik-

baiknya, jika waktu siarnya tidak sesuai dengan kondisi

pendengar, maka produksi program acara tersebut akan sia-sia.

Karena program acara disusun sesuai dengan kegiatan sehari-

hari pendengarnya. Personil stasiun radio harus paham betul

tentang rutinitas pendengar seperti kapan mereka istirahat,

menonton tv, kerja, sampai kapan waktu tidur siang dan malam

mereka. Hal ini diperlukan sebagai acuan sebuah program

acara. Salah satu cara agar pihak stasiun mengetahui aktivitas

pendengar dengan cara riset pendengar.

b. Habit Formation (Strategi Pembentukan Kebiasaan)

Pembentukan kebiasaan ini menjelaskan adanya kebiasaan

mendengarkan apa yang dihasilkan dari penjadwalan sebuah

program acara melalui prediksi yang seksama. Pendengar

44
program acara ini akan memperhatikan seluruh bagian pada

episode favoritnya, hal ini di gunakan untuk menghindari

episode-episode favorit program acara tersebut, oleh karena itu

penyajian setiap program acara ini selalu dilakukan secara rutin

pada waktu-waktu tertentu. Strategi yang biasanya dilakukan

untuk membangunkan kebiasaan disini adalah pembuatan iklan

dan rundown program acara. Karena dengan adanya iklan, akan

menjadikan pendengar akan selalu ingat dengan program acara

yang telah di siarkan. Rundown acara disini adalah acuan untuk

penyiar dalam menyiarkan program acara sesuai dengan

sekmen-sekmen pada sebuah program acara, dengan tujuan

agar pendengar terbiasa mengetahui alur dari program acara

yang di siarkan.

c. Control Of Audience Flow (Strategi Pengontrolan Arus

Pendengar)

Pengontrolan arus pendengar disini dilakukan untuk

memaksimalkan jumlah pendengar yang selalu mendengarkan

program acara dari acara satu ke acara berikutnya, dan untuk

memaksimalkan jumlah pendengar setiap acara, hal ini dapat

dilakukan dengan dua metode. Pertama, metode menyajikan

program acara yang berbeda dengan radio lain (Contering).

Kedua, menyajikan program acara yang mirip atau serupa

dengan radio lain (Blunting). Strategi ini dilakukan untuk

45
menetapkan standart mutu, kemudian untuk melakukan

pengawasan serta untuk melakukan evaluasi.

d. Conservation Of Program Resources (Strategi Penyimpanan

Sumber-Sumber Program)

Penyimpanan sumber-sumber program disini agar setiap

program acara tersebut bisa di siarkan lagi suatu saat nanti,

tetapi tentu saja dengan cara penyajian yang sangat berbeda.

Ketersediaan program acara dan sumber daya lainnya harus

sangat diperhitungkan oleh pihak stasiun radio, karena

memastikan pendengar tidak bosan dalam mendengarkan

program acara tersebut. Cara lain agar materi tidak pernah ada

habisnya, sisi lain pihak stasiun radio biasanya mengemas

ulang program acara tersebut, dengan penyampaian materi

yang berbeda.

e. Mass Appeal (Strategi Daya Penarik Massa)

Daya penarik massa disini perlu sangat diperhatikan, karena

setiap stasiun radio selalu mendapatkan keuntungan dengan

cara memaksimalkan diri dalam menarik perhatian khalayak

pendengar dengan cara mengemas program acara semenarik

mungkin sesuai dengan kebutuhan pendengar. Hal yang perlu

diperhatikan adalah minat dan kesukaan pendengar pada

program acara, sehingga semuanya dapat diakomodir pada

program-program yang telah disajikan.

46
B. Eksistensi Radio pada Program Religi

1. Pengertian Eksistensi

Istilah eksistensi berasal dari bahasa latin “Existere” yang berarti

“ada” atau “muncul”. Dalam konteks filsafat, eksistensi dapat merujuk

pada kondisi atau kualitas keberadaan individu atau benda-benda

lainnya yang ada didunia ini. Secara umum, eksistensi adalah konsep

yang kompleks dan dapat dilihat dari berbagai perspektif. Ini

melibatkan pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang makna dan tujuan

keberadaan kita sebagai individu di dunia ini.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, eksistensi yang artinya

tidak berubah keberadaanya dari awal. Kita juga bisa mengenal

eksistensi yaitu sesuatu yang tidak berubah namun masih dikenal

sampai sekarang. Eksistensi dijadikan sebagai acuan dalam

pembuktian diri, sebagai contoh, di sebuah desa ada anak yang tidak

bersekolah tetapi secara akademis, beliau mengalahkan siswa yang

bersekolah, karena siswa yang tidak sekolah ini rajin belajar

dibandingkan siswa yang bersekolah. Oleh karena itu siswa yang tidak

bersekolah ini termasuk pada eksistensi, karena kehadirannya lebih

menonjol dibandingkan siswa yang bersekolah tetapi malas dalam

belajar. Begitu juga dengan radio, jika suatu radio memiliki program

acara yang lebih menarik, maka radio tersebut akan selalu diingat oleh

pendengarnya dan radio tersebut lebih menonjol dibandingkan radio

lainnya.

47
2. Pengertian Program

Program berasal dari bahasa inggris yaitu “programme” atau

program yang berarti sebuah rancangan atau acara. Undang-undang

penyiaran pula tidak menggunakan kata program tetapi menggunakan

istilah ”Siaran” hal ini didefinisikan sebagai sebuah rangkaian pesan

yang akan disajikan dalam berbagai bentuk. Namun, disisi lain kata

program ini sering digunakan oleh dunia penyiaran dalam hal ini

mengacu kepada sebuah acara yang akan disiarkan. Program ini sering

ditampilkan pihak stasiun radio untuk menunjukkan berbagai macam

acara yang akan disiarkan.

Program acara yang disajikan merupakan faktor yang membuat

pendengar tertarik untuk mengikuti setiap agenda yeng telah disiarkan

oleh pihak stasiun radio. Dengan demikian program adalah produk

yang sangat dibutuhkan oleh banyak orang sehingga pendengar

bersedia untuk mengikutinya. Oleh karena itu, terdapat rumusan pada

dunia penyiaran yaitu program acara yang baik akan mendapatkan

pendengar yang lebih banyak. Sedangkan program acara yang buruk

mendapat sedikit bahkan tidak ada pendengar.

a. Jenis-jenis Program

Menurut Pringgle Star Mc.Cavit pada tahun 1991, seluruh

format program acara di sebuah stasiun radio dapat

dikelompokkan menjadi tiga :

48
1) Format Musik

Format musik biasanya format yang paling umum

digunakan oleh setiap stasiun radio komersial, tetapi kendala

dalam membetukan format musi untuk perkembangan zaman

seperti sekarang semakin sulit, karena sering terjadi

bahwasanya musisi sering berganti format kemudian

kebanyakan musik dan lagu sering di cover oleh musisi yang

bukan aslinya. Sering terjadi bahwasannya pihak stasiun

radio tidak menggunakan format musik yang aslinya.

2) Format Informasi

Format informasi ini biasanya dibagi lagi menjadi dua

bagian yaitu format dominasi pemberitaan dan format

dominasi perbincangan.

3) Format Kombinasi

Biasanya format ini dinamakan dengan News Talk atau

Talk News dan format All News, contohnya format ini terdiri

atas berita lokal, nasional, regional, serta berita internasional.

4) Format Khusus

Biasanya format khusus ini dikhususkan untuk pendengar,

didalam format ini membahas tentang etnis dan agama,

sebagai contoh yaitu perayaan hari-hari besar keagamaan.

49
Pembagian Format program acara stasiun radio menurut Petter Pringle

Musik Kontemporer

Musik Rock

Musik Cantik

Musik Klasik

Musik Kontemporer Radio Hit

Musik Klasik Rock

Musik Adat

Format Radio Jazz

Musik Nostalgia

All News

Informasi All Talk

News Talk

Etnik

Khusus Agama

Campuran

C. Pandangan Islam tentang Strategi Radio mempertahankan eksistensinya

Dalam pandangan islam, strategi radio untuk mempertahankan

eksistensinya dapat dilihat sebagai bagian dari upaya untuk menyebarkan

dan memperkuat nilai-nilai islam dalam masyarakat. Islam mengajarkan

pentingnya berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain secara

positif melalui media seperti radio. Ada beberapa prinsip dan pandangan

50
dalam islam yang dapat menjadi pedoman dalam mengembangkan strategi

radio yang efektif untuk mempertahankan eksistensinya :

1. Menyebarkan nilai-nilai keislaman : radio dapat menjadi sarana

untuk menyebarkan pesan-pesan islami kepada masyarakat

luas. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan ceramah,

pengajian, atau diskusi mengenai ajaran-ajaran islam, etika,

moralitas, dan keadilan sosial. Radio juga dapat digunakan

untuk membahas isu-isu kontemporer yang relavam dengan

perspektif islam. Hadist

Nabi Muhammad pernah bersabda: “Sampaikanlah dariku

meskipun hanya satu ayat ….” (H.R. Tirmidzi).

2. Mengedepankan pendekatan yang menginspirasi dan inklusif:

strategi radio yang efektif dalam konteks islam adalah yang

mengedepankan pendekatan yang menginsprasi, mengajak

dialog, dan inklusif. Pesan-pesan yang disampaikan melalui

radio harus mampu mambangun kedamaian, harmoni, dan

saling pengertian antara umat islam dan umat non-muslim.

Penting untuk menghindari sikap yang provokatif, intoleran,

dan eksklusif yang dapat merusak citra agama islam.

ِ ‫ق اَوْ َج ۤاءُوْ ُك ْم َح‬


ْ ‫ص َر‬
‫ت صُ ُدوْ ُرهُ ْم اَ ْن‬ ٌ ‫صلُوْ نَ اِ ٰلى قَوْ ۢ ٍم بَ ْينَ ُك ْم َوبَ ْينَهُ ْم ِّم ْيثَا‬
ِ َ‫اِاَّل الَّ ِذ ْينَ ي‬

‫يُّقَاتِلُوْ ُك ْم اَوْ يُقَاتِلُوْ ا قَوْ َمهُ ْم ۗ َولَوْ َش ۤا َء هّٰللا ُ لَ َسلَّطَهُ ْم َعلَ ْي ُك ْم فَلَقَاتَلُوْ ُك ْم ۚ فَا ِ ِن ا ْعتَزَ لُوْ ُك ْم فَلَ ْم‬

‫يُقَاتِلُوْ ُك ْم َواَ ْلقَوْ ا اِلَ ْي ُك ُم ال َّسلَ َم ۙ فَ َما َج َع َل هّٰللا ُ لَ ُك ْم َعلَ ْي ِه ْم َسبِ ْياًل‬

51
Artinya :“kecuali orang-orang yang meminta perlindungan kepada suatu
kaum, yang antara kamu dan kaum itu telah ada perjanjian (damai) atau

orang yang datang kepadamu sedang hati mereka merasa keberatan untuk

memerangi kamu atau memerangi kaumnya. Sekiranya Allah menghendaki,

niscaya diberikan-Nya kekuasaan kepada mereka (dalam) menghadapi

kamu, maka pastilah mereka memerangimu. Tetapi jika mereka

membiarkan kamu, dan tidak memerangimu serta menawarkan perdamaian

kepadamu (menyerah), maka Allah tidak memberi jalan bagimu (untuk

menawan dan membunuh) mereka.

3. Memastikan akurasi dan keberimbangan informasi : radio juga

harus bertanggung jawab dalam menyajikan informasi yang

akurat, berimbang dan bermanfaat serta bermanfaat bagi

masyarakat. Hal ini penting untuk menjaga kepercayaan dan

keandalan statiun radio dalam mempertahankan eksistensinya.

Pesan-pesan yang disampaikan harus didukung oleh sumber

yang terpercaya dan menjunjung tinggi prinsip kebenaran serta

integritas. An-nahl:25

‫ِين يُضِ لُّو َنهُم ِب َغي ِْر عِ ْل ٍم ۗ َأاَل َسٓا َء‬ ‫َأ‬ َ ‫لِ َيحْ مِلُ ٓو ۟ا َأ ْو َز‬
ِ ‫ار ُه ْم َكا ِملَ ًة َي ْو َم ْٱلقِ ٰ َي َم ِة ۙ َومِنْ ْو َز‬
َ ‫ار ٱلَّذ‬

‫ُون‬
َ ‫َما َي ِزر‬

Artinya : “(ucapan mereka) menyebabkan mereka memikul

dosa-dosanya dengan sepenuh-penuhnya pada hari kiamat, dan

sebahagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak

mengetahui sedikitpun (bahwa mereka disesatkan). Ingatlah,

amat buruklah dosa yang mereka pikul itu.

52
4. Menghadirkan kualitas program yang menarik: radio perlu

menyajikan program-program yang menarik, bermanfaat, dan

relavan dengan kebutuhan dan minat audiens. Melalui

penggunaan bahasa yang mudah dipahami, konten yang

menarik, dan pembawa acara yang berkualitas, radio dapat

mempertahankan eksistensinya dengan menarik perhatian dan

minat pendengar.

5. Menggunakan teknologi yang relavan: radio juga harus

mengikuti perkembangan teknologi yang relavan untuk tetap

bersaing dan relavan di era digilat ini. Memanfaatkan platform

online, streaming, podcast, dan media sosial dapat membantu

memperluas jangkauan dan dampak stasiun radio dalam

menyampaikan pesan-pesan islami kepada masyarakat yang

lebih luas.

Dalam pandangan islam, radio dapat menjadi sarana yang kuat

dalam menyebarkan dan memperkuat nilai-nilai islam serta membangun

hubungan yang harmonis dengan masyarakat. Namun, penting untuk

menjaga integritas, kebenaran, dan akurasi dalam menyampaikan

pesan-pesan melalui radio.

BAB IV

53
ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN STRATEGI

RADIO BUNDA TANAH MELAYU KABUPATEN LINGGA DALAM

MEMPERTAHANKAN EKSISTENSINYA PADA PROGRAM RELIGI

Setiap lembaga penyiaran radio komunitas, radio publik maupun radio

komersial, tentu saja akan berlomba-lomba dalam memenangkan persaingan

dengan beberapa radio lainnya. Apalagi di era media digital saat ini yang sudah

sangat banyak munculnya media-media baru sehingga persaingan tidak lagi antar

radio saja, tetapi juga dengan media digital. Media digital sudah sangat

mengalami peningkatan yang sangat besar. Banyaknya program acara yang telah

di siarkan oleh radio, juga telah disiarkan oleh media digital secara instan. Jika

membahas program acara religi, tentunya membahas masalah ceramah agama,

ribuan program acara ceramah agama yang telah ditayangkan langsung dari media

digital tersebut. Namun radio memiliki cara tersendiri untuk tetap eksis ditengah-

tengah kemajuan teknologi digital tersebut.

Kabupaten Lingga memiliki dua radio, baik radio pemerintah maupun

radio komunitas yang jaraknya hampir berdekatan dengan kota Daik Lingga yaitu

di Dabo Singkep, yang merupakan wilayah jangkau dari radio Bunda Tanah

Melayu (RBTM) Fm. Dengan demikian, Radio Bunda Tanah Melayu (RBTM)

Fm telah mencetuskan strategi apa saja dalam mempertahankan eksistensinya dan

tidak hanya persaingan dengan radio sebelah tetapi juga dengan media digital

dalam hal ini persaingan pada program acara religi. Adapun beberapa strategi

yang dilakukan oleh pihak stasiun radio dalam mempertahankan eksistensinya

pada program religi adalah : Up date, jam tayang harus sesuai, lagu harus sesuai

54
dengan program acara dan selera pendengar, mendatangkan narasumber yang

disukai oleh pendengar, kemudian ceramah agama yang dismpaikan sesuai

dengan kondisi pendengar.

Untuk memenangkan sebuah persaingan dalam program acara religi, maka

diperlukan sebuah strategi khusus, salah satunya dengan merujuk pada teori Susan

Tyler Easmant yang membahas sebuah program acara radio agar selalu

mempertahankan eksistensinya dengan cara mempertahankan program acara dan

pendengarnya, yaitu dengan menerapkan lima strategi. Adapun strategi yang

diterapkan Susan Tyler Easman adalah : Kesesuaian, Pembentukan Kebiasaan,

Kontrol Arus Pendengar, Penyimpanan Program Acara, dan daya tarik massa

seperti yang sudah penulis jelaskan di bab III.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka hasil penelitian yang akan penulis

teliti tentang Strategi Radio Bunda Tanah Melayu (RBTM) fm Kabupaten Lingga

dalam mempertahankan eksistensinya pada program religi sesuai dengan terori

Susan Tyler Easmant antara lain :

A. Compability (Strategi Kesesuaian)

Bersasarkan Strategi Kesesuaian dari teori Susan Tyler Easmant

adalah program acara yang telah disusun oleh radio yaitu berdasarkan

kegiatan sehari-hari pendengar, yaitu sesuai dengan rutinitas

pendengar, seperti kapan mereka istirahat, kerja, makan, tidur dan

sebagainya. Sehingga ini menjadi acuan dari pihak stasiun radio untuk

menjadi acuan dalam menjalankan program acara.

55
Strategi kesesuaian yang diterapkan oleh pihak stasiun Radio

Bunda Tanah Melayu (RBTM) Fm Kabupaten Lingga ini adalah

Pertama, mengenai penjadwalan. Penjadwalan disini membahas

tentang program acara Senandung Hikmah & Senandung Mutiara yang

telah diterapkan oleh pihak stasiun radio, dan menurut peneliti

program acara tersebut sudah sangat sesuai, karena saat penyiaran

dilaksanakan jadwal program acara tersebut sudah sangat disesuaikan

berdasarkan kegiatan dan kebutuhan pendengar, seperti Senandung

Hikmah yang dilaksanakan malam jum’at dan acara Senandung

Mutiara Jum’at siang.

Kedua, mengenai pemilihan program acara, program acara

senandung hikmah ini menurut peneliti memiliki kelebihan, biasanya

menghasirkan narasumber untuk menyampaikan beberapa materi

kemudian, diarahkan untuk pendengar bertanya sesuai dengan waktu

yang telah ditentukan, lalu program acara Senandung Mutiara ini

biasanya materi dibacakan oleh pihak stasiun radio, pemilihan materi

tersebut di sesuaikan dari pendengar, materi apa yang dingin

disampaikan. Namun kekurangannya adalah pada program acara

Senandung Mutiara ini, pendengar tidak bisa bertanya hal apapun yang

mereka ingin tahu.

Ketiga, dari segi pelaksanaan sebuah program acara, yang dimana

hal ini dimulai dari menentukan tema secara mendadak yang akan

disampaikan oleh narasumber dari program acara Senandung Hikmah

56
saat program acara berlangsung. Hal ini juga memiliki kelebihan

dengan pendengar bisa bertanya apapun sesuai dengan materi. Namun

disisi lain ada kekurangannya dari progam acara Senandung Mutiara

yaitu tidak bisa bertanya dan tidak ada narasumber seperti program

acara Senandung Hikmah.

B. Habit Formation (Strategi Pembentukan Kebiasaan)

Strategi pembentukan (Habit Formation) kebiasaan ini yaitu

kebiasaan pendengar akan dibentuk melalui sebuah program acara

yang telah ditayangkan. Bahkan tidak jarang pembentukan kebiasaan

ini timbul sikap fanatik pendengar terhadap sebuah program acara,

sehigga pendengarpun tidak mau menginggalkan program acara

berlangsung.

Strategi pembentukan yang diterapkan oleh stasiun Radio Bunda

Tanah Melayu (RBTM) Fm Kabupaten Lingga yaitu dengan cara

pembuatan rundown, adlibs dan spot iklan. Pertama, pembuatan

rundown yang diterapkan dalam program acara Senandung Hikmah

menurut penulis sudah sangat baik, karena dalam memandu program

acara ini penyiar sudah dibekali rundown tertulis sehingga acara

berlangsung dengan baik. Begitu juga dengan program acara

Senandung Mutiara, rundown acaranya sudah sangat baik, karena

jalannya acara sudah benar-benar mengituti bagaimana rundown acara

dituliskan.

57
Kedua, dalam pembuatan adibls dan spot iklan ini dilakukan oleh

manajemen stasiun Radio Bunda Tanah Melayu (RBTM) Fm

Kabupaten Lingga dan menurut penulis ini sudah sangat baik. Karena

radio ini bersifat publik lokal, jadi iklan yang disampaikan sangat

terbatas dan tidak semua iklan diterima. Contoh iklan disini menunjuk

kepada tempat wisata, dan tempat kulineran. Sedangkan adibls yang

dibuat oleh pihak stasiun Radio Bunda Tanah Melayu (RBTM) Fm ini

tidak disampaikan oleh penyiar tetapi disampaikan oleh pembuat iklan,

seperti iklan program acara yang akan tayang di radio Kabupaten

Lingga, seperti iklan dalam program acara Senandung Hikmah dan

Senandung Mutiara yang akan menghadirkan Narasumber Syekh

Mukhtar Al-Mutahar dari Arab Saudi dengan berbagai tema yang ingin

beliau sampaikan.

C. Control Of Audience Flow (Strategi Kontrol Arus Pendengar)

Strategi ini membahas sebuah program yang telah selesai

ditayangkan, akan ada program acara selanjutnya yang akan

ditayangkan, dalam hal ini strategi strategi arus pendengar sangat

menjaga aliran penonton yang mendengarkan Radio Bunda Tanah

Melayu (RBTM) fm Kabupaten Lingga, sehingga tidak beralih ke

channel lain.

Strategi kontrol arus pendengar ini diterapkan dalam program acara

Senandung Hikmah dan Senandung Mutiara. Pertama, menetapkan

standart mutu program acara ini menurut peneliti sudah baik, karena

58
selain program acara ini sudah taat kepada pedoman penyiaran, cara

narasumber menyampaikan materi juga sudah sesuai dengan pedoman

penyiaran yang diterapkan, sisi lain juga penggunaan bahasa yang

sangat mudah dimengerti dan bersifat bersahabat dengan pendengar

program acara sehingga banyak disukai pendengar.

Kedua, pengawasan program acara Senandung Hikmah dan

Senandung Mutiara diawasi langsung oleh KPID dan jajaran

Diskominfo, dan sejauh ini pula tidak ada teguran dari KPID dan

jajaran Diskominfo tentang program acara yang disiarkan. Karena

Radio Bunda Tanah Melayu (RBTM) F mini merupakan radio publik

lokal sehingga berada di bawah naungan pemerintah dan menjadikan

radio Bunda Tanah Melayu (RBTM) Fm ini cermat dalam

menyempaikan setiap program acara. Dan sejauh ini pula program

acara Senandung Hikmah dan Senandung Mutiara mendapatkan

tanggapan yang sangat positif dari masyarakat, serta menjadikan

program acara ini, adalah program acara yang dinanti-nantikan

pendengar radio.

Ketiga, setrategi pengontrolan arus pendengar adalah sebuah

evaluasi yang dilakukan oleh pihak stasiun Radio Bunda Tanah

Melayu (RBTM) Fm Kabupaten Lingga sudah sangat baik, karena

evaluasi program acara ini dilakukan sebulan sekali sebagai bahan

untuk perbaikan dalam pelaksanaan program acara berikutnya. Bahan

evaluasi yang dilakukan yaitu dengan rekaman program acara sebagai

59
acuan untuk perbaikan sebuah program acara, sehingga penyampaian

materi dan pelaksanaan program acara ini jauh lebih baik lagi.

D. Conservation Of Program Resource (Strategi Penyimpanan Sumber-

Sumber Program Acara

Strategi Penyimpanan Sumber-sumber Program acara ini

membahas tentang program acara yang sangat terkenal dan digemari

oleh banyak pendengar yang telah kuno akan disiarkan kembali untuk

kesekian kalinya. Oleh karena itu pihak stasiun radio ini dituntut harus

lebih keratif lagi dalam pengelolaan materi yang akan disiarkan.

Staretgi penyimpanan sumber-sumber program acara yang

dilakukan oleh pihak stasiun Radio Bunda Tanah Melayu (RBTM) Fm

Kabupaten Lingga ini meliputi penyimpanan sumber daya manusia,

perangkat siaran, serta materi program acara. Menurut peneliti yang

pertama, yaitu penyimpanan sumber daya manusia belum maksimal,

karena pihak stasiun Radio Bunda Tanah Melayu (RBTM) Fm hanya

memanfaatkan media sosial Facebook sebagai sarana bertukar

informasi seputar jam tayang radio, kemudian materi yang

disampaikan dilakukan live, oleh karena itu pihak stasiun radio harus

lebih memaksimalkan lagi sosial media yang ada, agar Radio Bunda

Tanah Melayu tetap eksis.

Kedua, penyimpanan perangkat siaran menurut penulis sudah

sangat baik, karena hal ini sekaku menjadi pantauan oleh pihak Badan

Organisasi bagian peralatan kemudian pihak stasiun radio dan Badan

60
Organisasi bagian peralatan ini selalu melaksanakan pertemuan

sebulan sekali untuk memeriksa peralatan penyiaran ini dilakukan agar

perangkat penyiaran terpantau dengan baik. Namun disisi lain, ada

perangkat yang masih memiliki kendala seperti dibagian internet masih

mengalami kendala, karena masih kekurangan Sumber Daya Manusia

yang kompeten dibagian internet khususnya dibagian radio streaming

dan website. Misalnya untuk program acara Senandung Hikmah dan

Senandung Mutiara yang dimasukkan di channel youtube. Padahal

sampai dizaman sekarang masyarakat sudah hampir semuanya kenal

dengan dunia internet. Dan dalam radio streaming khususnya di sosial

media facebook juga belum maksimal karena terkadang streamingnya

sering off.

E. Mass Appeal (Strategi Penarik Massa)

Strategi ini membahas program acara yang ditayangkan dapat

menjangkau masyarakat yang sangat luas baik secara teknis maupun

sosial. Namun demikian hal ini bargantung lagi kepada status

organisasi radio dan apa tujuan yang dicapai melalui program acara

yang akan di siarkan.

Strategi penarik massa yang dilakukan oleh pihak Stasiun Radio

Bunda Tanah Melayu (RBTM) Fm Kabupaten Lingga dalam program

acara Senandung Hikmah dan Senandung Mutiara meliputi daya tarik

program acara. Daya tarik program acara Senandung Mutiara sudah

sangat baik, karena pihak stasiun radio menghadirkan penceramah dari

61
luar negeri sehingga pendengar bersemangat mendengar dan bertanya,

namun pada program acara Senandung Hikmah masih kurang, karena

materi yag disampaikan hanya dibaca oleh penyiar walau

menggunakan bahasa yang mudah dimengerti tetapi pendengar tidak

bersemangat, karena tidak bisa bertanya.

Yang kedua, jika dilihat dari waktu penyiaran menurut peneliti

sudah sangat baik, karena pada program acara Senandung Hikmah dan

Senandung Mutiara sudah disesuaikan dengan kebutuhan pendengar

yang dimana, program acara Senandung Hikmah ditetapkan malam

jum’at, dan Senandung Mutiara Siang Jum’at. Hal ini juga

memudahkan pendengar jikalau tidak sempat mendengar dimalam

hari, pendengar bisa mendengar disiang hari pada program acara religi.

Sebuah Radio dikatakan masih tetap eksis pada program religi khususnya

pada era digital adalah radio masih tetap mengudara dan ada dengan pendengar

yang masih setia mendengarkan radio tersebut. Namun dapat dikatakan eksis jika

pendengarnya masih meningkat meski bersaing dengan radio lain dan media

lainnya. Dan untuk meningkatkan pendengar dapat dilihat dari respon

pendengarnya pada setiap program acara yang di siarkan. Dengan demikian Radio

Bunda Tanah Melayu (RBTM) Fm Kabupaten Lingga masih eksis sampai saat ini

karena radio tersebut masih ada dan masih mengudara serta masih memiliki

pendengar yang masih setia. Walaupun tidak sebanyak dulu tetapi masih banyak

pendengar yang menunggu-nunggu program acara yang akan di siarkan oleh

stasiun Radio Bunda Tanah Melayu (RBTM) Fm Kabupaten Lingga ini.

62
Kunci agar radio masih tetap eksis pada program dalam perkembangan

zaman ini adalah radio harus memberikan informasi dan materi yang up to date

dan terpecaya. Radio juga harus bisa memanfaatkan perkembangan media sosial

untuk berinteraksi dengan pendengar dengan cara menghubungkan media sosial

dengan aplikasi Facebook, Instagram, Youtube serta aplikasi radio Streaming.

Begitu juga dengan Radio Bunda Tanah Melayu (RBTM) Fm Kabupaten Lingga

dalam strategi persaingan dengan media digital, radio tersebut harus membuat

Website dan Aplikasi streaming dengan sasaran untuk memprioritaskan diri

dengan pendengar terlebih lagi anak muda dengan berbagai wawasan yang

familiar dengan iptek, kemudian menggali iklan melalui website, serta membuat

berbagai macam sosial media seperti Instagram, Facebook, Tiktok, Youtube, dan

lain sebagainya.

63
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan paparan dan penelitian skripsi yang berjudul Strategi

Radio Bunda Tanah Melayu (RBTM) Fm Kabupaten Lingga dalam

Mempertahankan Eksistensinya Pada Program Religi, Studi kasus di

Stasiun Radio Bunda Tanah Melayu (RBTM) Daik Lingga, peneliti

penyimpulkan ada beberapa aspek yang menjadi Strategi Radio Bunda

Tanah Melayu dalam mempertahankan eksistensinya pada program religi,

yaitu dengan selalu Update, jam tayang harus sesuai, lagu yang dimainkan

oleh pihak stasiun radio harus sesuai dengan selera pendengar, serta

program acara religi yang benar-benar masuk pada selera pendengar yang

bertujuan agar pendengar tidak bosan terhadap apa yang telah disajikan

oleh pihak stasiun Radio Bunda Tanah Melayu (RBTM) Fm Kabupaten

Lingga, maka dengan masih bertahannya radio dalam mengikuti selera

dari pendengar, radio tersebut masih bisa dikatakan mampu dalam

menompang untuk mempertahankan eksistensi pada program religi.

Terdapat beberapa faktor yang menjadi penghambat dan

pendukung Strategi Radio dalam Mempertahankan Eksistensinya pada

Program Religi yaitu faktor penghambatnya adalah Stasiun Radio sering di

cap jadul oleh generasi z dan masyarakat yang tidak menggunakan radio,

kemudian pihak stasiun radio juga harus benar-benar mengetahui selera

dari pendengar, dan kurangnya sumber daya manusia (SDM) dalam

64
mengoprasikan radio. Kemudian kurangnya wawasan penyiar dalam

menguasai beberapa tema program acara, radio RBTM masih belum

memanfaatkan teknologi sosial media dalam meningkatkan eksistensi

untuk era digital, yang terakhir faktor dari digital marketing, sampai saat

ini masih belum mendapatkan support layanan internet yang baik seperti

streaming Facebook, Instagram, youtube dan sosial media lainnya untuk

sebagian pulau yang belum mendapatkan jaringan internet dengan baik.

Adapun faktor pendukung dari stasiun radio ini adalah kurangnya jaringan

internet yang belum masuk kesetiap pulau sehingga, radio menjadi alasan

masyarakat pulau untuk mendapatkan informasi, dan berbagai hiburan

lainnya, sehingga sampai saat ini radio RBTM Fm juga menjadi alasan

dalam bereksistensi.

B. Saran

1. Untuk Stasiun Radio Bunda Tanah Melayu (RBTM) Fm

a. Meningkatkan Pengelolaan Wesite.

b. Mampu berkreativitas dalam penggunaan Media Sosial, untuk

meningkatkan eksistensinya pada era digital.

c. Mampu menyelesaikan setiap permasalahan yang mengganggu

kinerja pihak stasiun radio.

d. Menciptakan lapangan kerja, yang kiranya handal dalam bidang

penyiaran, pemberitaan, dll.

65
e. Mampu membuat progra yang menyediakan forum ruang bagi

masyarakat untuk ikut serta dalam menyampaikan informasi

(citizen journalism).

2. Untuk Peneliti Selanjutnya

a. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan, untuk

meneliti hal yang sejenis tentang Strategi Radio Bunda Tanah

Melayu dalam mempertahankan Eksistensinya pada Program

Religi, agar dapat menjadi lebih baik lagi.

b. Disarankan untuk yang akan melakukan penelitian selanjutnya,

agar terlebih dahulu membaca referensi lain yang lebih banyak,

sehingga hasil penelitian selanjutnya dapat menciptakan ilmu

pengetahuan baru bagi pembaca dan dapat membantu peneliti

dalam mendapatkan ilmu pengetahuan baru juga.

66

Anda mungkin juga menyukai