Anda di halaman 1dari 14

RBC

ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR


Anggota Kelompok
Elis Nofiana / 21080122130056
Restu Widiyatmoko / 21080122130057
Ghefira Naja Algebra / 21080122130058
Muhammad Rafly Hartanto / 21080122130060
Overview
Reaktor kontak biologis putar atau rotating biological contactor disingkat RBC
merupakan adaptasi dari proses pengolahan air limbah dengan biakan melekat
(attached growth). Media yang dipakai berupa piring (disk) tipis berbentuk bulat
yang dipasang berjajar-jajar dalam suatu poros yang terbuat dari baja,
selanjutnya diputar di dalam raktor khusus dimana di dalamnya dialirkan air
limbah secara kontinyu.

Media yang digunakan biasanya terdiri dari lembaran plastik dengan diameter 2 – 4
meter, dengan ketebalan 0,8 sampai beberapa milimeter. Material yang lebih tipis dapat
digunakan dengan cara dibentuk bergelombang atau berombak dan ditempelkan
diantara disk yang rata dan dilekatkanmenjadi satu unit modul Jarak antara dua disk
yang rata berkisar antara 30 – 40 milimeter. Disk atau piring tersebut dilekatkan pada
poros baja dengan panjang mencapai 8 meter, tiap poros yang sudah dipasang media
diletakkan di dalam tangki atau bak reaktor RBC menjadi satu modul RBC. Beberapa
modul dapat dipasang secara seri atau paralel untuk mendapatkan tingkat kualitas hasil
olahan yang diharapkan
Faktor-faktor
01 Kecepatan Rotasi

02 Laju Pembebanan Organik

03 Hydraulic loading

04 Media RBC
Faktor-faktor
05 Suhu

06 Karakteristik Biofilm

07 Dissolved Oxygen (DO)

08 RBC Medium submergence


Efektivitas
Penggunaan RBC dalam pengolahan air limbah memberikan pengaruh yang tidak kecil
bagi hasil keluaran air olahan. Pengaruh besar ini dapat diperoleh dari efektivitasnya yang
baik dalam mengolah limbah. Efektivitas ini meliputi variabel pH, TSS, ammonia, COD,
BOD5, minyak dan lemak, serta E.coli.

Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Rizal (2014) tentang Efektivitas Instalasi
pengolahan Air Limbah (IPAL) Domestik Sistem Rotating Biological Contactor (RBC)
Kelurahan Sebengkok, Kota Tarakan, penggunaan RBC pada IPAL sangat efektif, studinya
memperoleh hasil total rata-rata efektivitas sebesar 69,24% di tahun 2013 dan 62,34%
di tahun 2014. Terdapat penurunan efektivitas karena terjadi kerusakan pada RBC di tahun
2014.
Efektivitas
Berikut adalah data yang didapat oleh Rizal dalam studinya,
Efektivitas
Efektivitas
Dari grafik, dapat dilihat jika pada tiap parameter terdapat perbedaan yang signifikan untuk
perbandingan inlet (air masuk) dan outlet (air keluar).Perbedaan yang signifikan ini
menunjukkan efektifitas yang tinggi dalam penggunaan RBC sebagai metode pengolahan
dalam IPAL. Salah satu contoh yang paling menunjukkan adalah pada grafik COD, di mana
untuk periode tahun 2013 ketika RBC dalam kondisi baik, efektifitas pengolahan untuk
COD sangatlah baik. Sedangkan, pada periode 2014 ketika RBC sedang rusak, nilai inlet
dan outlet CODnya sama. Kemudian pada grafik E.Coli untuk tahun 2014, diperoleh
efektivitas yang sangatlah baik yaitu sebesar 99,92%.
Metode Pengolahan Limbah Cair
Proses RBC
Alat yang digunakan untuk penggerak cakram yaitu menggunakan
dinamo dengan arus DC. Pengatur kecepatan putaran cakram
digunakan Regulator Variable Voltage. Tachometer digunakan untuk
mengukur besarnya rpm pada cakram saat berputar. Dinamo
digunakan untuk menggerakan cakram.

RBC memanfaatkan mikroorganisme dalam menguraikan


kandungan bahan organik yang terdapat dalam limbah cair.
Mikroorganisme tersebut akan tumbuh dan menempel membentuk
biofilm pada media cakram yang berputar pada reaktor RBC (Sayekti
dkk., 2012). Bahan organik yang terkandung didalam air limbah akan
digunakan oleh mikroorganisme sebagai sumber makanan. Reaktor
RBC juga memanfaatkan putaran cakram saat proses pengolahan
berlangsung. Putaran cakram tersebut digunakan untuk menambah
aerasi pada air limbah sehingga oksigen yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme dalam mengurai bahan organik dapat berlangsung
dalam suasana aerob.
Kesimpulan
RBC merupakan adaptasi dari proses pengolahan air limbah dengan attached growth. Media yang
dipakai berupa disk bulat yang dipasang berjajar-jajar dalam suatu poros baja, selanjutnya diputar di
dalam reaktor dimana di dalamnya dialirkan air limbah secara kontinyu. Penggunaan RBC ini
memiliki efektivitas hingga 99,92% untuk analisis E.Coli. Terdapat beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi kinerja reaktor RBC diantaranya ; kecepatan rotasi, laju pembebanan organik,
hydrolic loading, media RBC, suhu, karakteristik biofilm, DO, dan RBC medium sumergance.

Proses RBC memanfaatkan mikroorganisme aerob, dimana bahan organik dalam air limbah
dijadikan bahan nutrisi bagi mikroorganisme dan perputaran cakram terjadi aerasi sehingga
terdapat oksigen yang dibutuhkan mikroorganisme untuk mengurai bahan organik pada limbah cair
Daftar Pustaka
Nusa Idamamn Said. (2005), Pengolahan Air Limbah Dengan Sistem Reaktor Biologis Putar (Rotating Biological Contactor)
dan Parameter Desain. JAI, Vol : 1, No 2.

Putri,Dwicaesa,Riestidy.Aplikasi Teknologi Rotating Biological Contractor (RBC) Pada Pengolahan ir Limbah .Jurusan Teknik
Lingkungan ,Fakultas Arsitektur Lanskap dan Teknologi ;Lingkungan ,Universitas Trisakti.Jakarta Indonesia,

Rizal. (2014). Efektivitas Instalasi pengolahan Air Limbah (IPAL) Domestik Sistem Rotating Biological Contactor (RBC)
Kelurahan Sebengkok, Kota Tarakan. Skripsi. Tarakan: FPIK Universitas Borneo Tarakan.

Sayekti, Rini, Riyanto Haribowo, Yohana Vivit dan Agung Prabowo. 2012. Studi Efektivitas Penurunan Kadar BOD, COD dan NH3
pada Limbah Cair Rumah Sakit Dengan Rotating Biological Contactor. Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik, Universitas
Brawijaya, Malang.
Any questions?
thank uu for ur attention!!

Anda mungkin juga menyukai