ABSTRAK
Rotating Biological Contactor (RBC) adalah suatu proses pengolahan air limbah secara biologis
yang terdiri atas disc melingkar yang diputar oleh poros dengan kecepatan tertentu. RBC
mempunyai beberapa keuntungan, antara lain mudah dioperasikan, mudah dalam perawatan, tidak
membutuhkan banyak lahan. Efesiensi Rotating Biological Contactor (RBC) pada Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) sangat penting untuk penurunan kandungan yang ada di dalamnya
diinginkan serta mengetahui desain yang tepat. Nilai efisiensi pada RBC dapat diketahui dengan
perhitungan matematika yaitu dengan metode Newton-Raphson. Konsep-konsep dasar dalam
memecahkan masalah persamaan non-linear dengan menggunakan metode Newton-Raphson secara
sederhana berbantuan program computer Excel. Metode newton-Raphson digunakan untuk
mempermudah dalam mengetahui nilai efisiensi, yang mana berupa persamaan akar.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Rotating Biological Contactor
Penurunan kualitas air dilihat dari parameter BOD, Sianida, TSS dan pH. Kandungan
yang terdapat dalam air limbah diantaranya Biological Oksigen Demand (BOD), Sianida,
Total Suspendid Solid (TSS), Chemical Oksigen Demand (COD) dan pH. Parameter
kandungan tersebut apabila melebihi batas standar baku mutu limbah maka akan
menimbulkan berbagai masalah. Sianida adalah senyawa kimia yang bersifat sangat reaktif
dan toksik bagi makhluk hidup karena dapat menyebabkan beberapa gangguan pernafasan
dan saraf. BOD adalah jumlah oksigen yang diperlukan mikroorganisme untuk menguraikan
bahan organik. Semakin banyak bahan organic dalam air maka BOD akan semakin besar dan
kebutuhan oksigen terlarut semakin rendah (Fardiaz (1992) dalam Rudiyanto (2004)).
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menguraikan senyawa organik tersebut
adalah dengan pengolahan biologi Rotating Biological Contactor (RBC). RBC merupakan
proses pengolahan air limbah secara biologis dengan memanfaatkan cakram atau disk
melingkar yang diputar oleh poros dengan kecepatan tertentu. RBC memanfaatkan
mikroorganisme dalam menguraikan kandungan bahan organik yang terdapat dalam limbah
cair. Mikroorganisme tersebut akan tumbuh dan menempel membentuk biofilm pada media
cakram yang berputar pada reaktor RBC (Sayekti dkk., 2012). Bahan organik yang terkandung
didalam air limbah akan digunakan oleh mikroorganisme sebagai sumber makanan. Reaktor
RBC juga memanfaatkan putaran cakram saat proses pengolahan berlangsung. Putaran
cakram tersebut digunakan untuk menambah aerasi pada air limbah sehingga oksigen yang
dibutuhkan oleh mikroorganisme dalam mengurai bahan organik dapat berlangsung dalam
suasana aerob. Menurut Yonathan R (2004) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang dapat
mengontrol performa pengolahan menggunakan RBC adalah kecepatan Organic Loading dan
Hidraulic Loading, karakteristik air limbah, temperatur air limbah, ketebalan biofilm, tingkat
Disolved Oxigen (DO) (Muljadi dkk., 2005).
Analisa data penurunan kandungan air limbah dilakuakan setelah diketahui nilai
efisiensi tiap parameter. Untuk keperluan penghitungan efisiensi dapat dihitung dengan
formula yang diturunkan dengan persamaan kesetimbangan massa. (Marsono B.D., 1996).
Efisiensi pengolahan (E) yaitu influent (So) dikurangi dengan effluent (Se) per influent (So)
dalam mgL-1.
𝑆0 −𝑆𝑒
𝐸= (1.1)
𝑆0
Asumsi bahwa terjadi reaksi orde ke ½ (penetrasi partial), pada kondisi pengaduk sempurna,
dan steady state, maka kesetimbangan massa akan diperoleh:
1/2
𝑄(𝑆𝑜 − 𝑆𝑒 ) = 𝑘(1)𝑎 𝐴𝑆𝑒 (1.2)
2
Penggabungan persamaan tersebut diatas menjadi
1/2
𝑄 𝑆𝑜 𝐸 = 𝑘(1)𝑎 𝐴𝑆𝑒 Q (1.3)
2
2
Q So E
Atau Se =
k (1/2)a A
Persamaan efisiensi (E) dapat ditulis sebagai berikut:
E = (So - Se)/So
Atau Se =So(1 -E)
Atau Se + E So – So = 0
2
Q So E
+ E So – So = 0
k (1/2)a A
Q/A = HL (hidrolik)
sehingga :
2
Hl L So
E2 + E So – So = 0 (1.4)
k (1/2)a
Dengan :
So = BOD influent (g/m3)
Untuk merancang unit pengolahan air limbah dengan system RBC, beberapa parameter
desain yang harus diperhatikan antara lain
Ratio Volume Reaktor terhadap luas permukaan media (G)
Harga G ( G Value) adalah menunjukkan kepadatan media yang dihitung sebagai
perbandingan volume reactor dengan luas permukaan media.
G = (V/A) x 103 (liter/m2) (1.5)
Dimana:
V = volume efektif reactor (m3)
A = luas permukaan media RBC (m2)
Harga G yang digunakan untuk perencanaan biasanya berkisar antara 5-9 liter per m2.
Beban BOD
BODLoading = LA = (Q x C0) / A (1.6)
Dimana:
Q = debit air limbah diolah (m3/hari)
Co = konsentrasi BOD (mg/l)
A = luas permukaan (m2)
Beban BOD yang biasa digunakan untuk perencanaan sistem RBC yakni 5-20 gram
BOD/m2/hari.
Beban Hidrolik
Beban hidrolik adalah jumlah air limbah yang diolah per satuan luas permukaan media
per hari.
HL = (Q/A) (m3/m2.hari) (1.7)
Di dalam sistem RBC, parameter ini relatif kurang begitu penting dibanding dengan
parameter beban BOD, tetapi jika beban hidrolik teralu besar maka akan mempengaruhi
pertumbuhan mikroorganisme pada permukaan media. Selain itu jika beban hidrolik
terlalu besar maka mikroorganisme yang melekat pada permukaan media dapat
terkelupas.
Diameter Disk
Diameter RBC umumnya berkisar antara 1 meter sampai 3,6 meter. Apabila dipelukan
luas permukaan media RBC yang besar, satu unit modul RBC dengan diameter yang
besar akan lebih murah dibandingkan dengan beberapa modul RBC dengan diameter
yang lebih kecil, tetapi strukturmya harus kuat untuk menahan beban beratnya. Jika
dilihat dari aspek jumlah tahap, dengan luas permukaan media yang sama RBC dengan
diameter yang kecil denagn jumlah stage yang banyak lebih efisien dibanding dengan
RBC dengan diameter yang besar dengan jumlah stage yang sedikit.
Kecepatan Putaran
Kecepatan putaran umumnya ditetapkan berdasarkan kecepatan peripheral. Biasanya
untuk kecepatan peripheral berkisar antara 15-20 meter per menit atau kecepatan
putaran 1-2 rpm. Apabila kecepatan putaran lebih besar maka transfer oksigen dari
udara di dalam air limbah akan menjadi lebih besar, tetapi akan memerlukan energi
yang lebih besar. Selain itu apabila kecepatan putaran terlalu cepat pembentukan lapisan
mikroorganisme pada permukaan media RBC akan menjadi kurang optimal.
Temperatur
Sistem RBC relatif sensitif terhadap perubahan suhu. Suhu optimal untuk proses RBC
berkisar antara15-400C. Jika suhu terlalu dingin dapat diatasi dengan memberikan tutup
di atas reaktor RBC (Said, N.I., 2005).
2. Metode Newton-Raphson
Isaac Newton tahun 1669 menemukan suatu metode untuk mencari akar dari sebarang
fungsi yang memiliki turunan pertama. John Wallis mempublikasikan metode Newton pada
tahun 1685. Joseph Raphson pada tahun 1690 memodifikasi dan mempublikasikan dengan
versi yang lebih menarik, yang sampai sekarang dikenal dengan sebutan metode Newton-
Raphson (Bressoud, 2006). Sebutan metode Newton–Raphson merupakan gabungan dan
keterkaitan dua nama panggilan Newton dan Raphson, awalnya merupakan metode untuk
mencari hampiran akar-akar untuk nilai nol suatu fungsi bernilai real. Sampai sekarang,
beberapa peneliti menggunakan metode Newton-Raphson dalam memecahkan masalah
mencari akar-akar persamaan non linear.
Secara umum, dalam mencari akar-akar persamaan non linear, tidak terdapat metode
penyelesaian yang terbaik. Metode NewtonRaphson menggunakan satu titik awal (initial
value) sebagai tebakan awal. Hal ini ditujukan untuk mendapat nilai slope atau gradien pada
titik tersebut, dan barisan titik potong garis singgungnya dengan sumbu-X. Karena itu metode
gagal digunakan jika pemilihan titik awal memberikan nilai turunannya nol. Turunan suatu
fungsi adalah nilai slope atau gradient tersebut. Hal ini merupakan konsep dasar teoritis
Newton-Raphson secara geometris.
∆𝑦 𝑓(𝑥𝑟 )−0
𝑚 = 𝑓 ′ (𝑥𝑟 ) = =𝑥 (2.1)
∆𝑥 𝑟 −𝑥𝑟+1
𝑓(𝑥 )
𝑥𝑟+1 = 𝑥𝑟 − 𝑓′ (𝑥𝑟 ) (2.2)
𝑟
Dalam praktik mencari hampiran akar-akar dengan komputer pertama-tama diperlukan
titik awal (initial value) sebagai tebakan awal, dan kemudian untuk iterasi menggunakan
rumus persamaan (2.2). untuk menghentikan iterasi dengan cara melakukan pembatasan pada
banyaknya iterasi atau dengan cara mensyaratkan kedua titik apit hampiran akarnya berjarak
amat dekat, yakni jarak tersebut kurang dariε > 0 dengan nilai ε positif yang cukup kecil ini
sering diistilahkan dengan toleransi kesalahan. Rumus dari nilai toleransi kesalahan (galat)
sebagai berikut.
𝑥𝑟+1 −𝑥𝑟
|𝜀| = | × 100| (2.3)
𝑥𝑟+1
METODOLOGI
Studi kali ini membahas perhitungan nilai efisiensi pengolahan air limbah RBC dengan
menggunakan metode Newton-Raphson. Meode Newton-Raphson sangat tepat untuk
menyelesaikan masalah persamaan kuadrat dari nilai efisien ini. Dengan mengetahui harga BOD
influent, dan k(1/2)a , serta memasukkan harga hidrolik loading dari kriteria disain, maka efisiensi
pengolahan dapat dihitung. Rumus efisiensi RBC didapat dari gabungan dari rumus efisiensi dan
kesetimbangan massa.
Desain RBC untuk studi pengolahan air limbah adalah dengan debit 1000 m3/hari dan harga
BOD influen sebesar 200 mg/L setelah presedimentasi. Berdasarkan PP no. 82 Thn 2001 harga
maksimum BOD pada air kelas 4 adalah 12 mg/L, maka output yang dihasilkan harus kurang atau
sama dengan dari 12 mg/L (BOD < 12 mg/L). Harga hidrolik loadingnya adalah 0.05 m3/m2.hari,
konstanta substrat remocal rate (k(1/2)a) 1.5 (g/m.hr2)1/2.
PEMBAHASAN
Pengolahan limbah menggunakan RBC memerlukan beberapa stage untuk menurunkan BOD
yang diinginkan. Setiap stage memiliki nilai efisiensinya masing-masing. Dengan perhitungan
rumus efisiensi RBC maka dapat ditentukan penurunan kadar BOD dari nilai efisiensinya.
Penurunan kadar BOD juga tidak terlepas dari desain pengolahan air limbah RBC yang tepat.
Pada stage pertama nilai efisiensi penurunan kadar BOD adalah sebesar 84%. Hal ini dapat
dibuktikan dengan rumus efisiensi RBC.
2
Hl L So
E2 + E So – So = 0
k (1/2)a
0.05 (200) 2
| | 𝐸 2 + 200𝐸 − 200 = 0
1.5
𝐸 2 + 4.5𝐸 − 4.5 = 0
Nilai efisiensi didapat dengan menggunakan Newton-Raphson yang dibantu oleh Ms. Excel
dengan nilai galat (toleransi kesalahan) sebesar 1.07×10-10
jumlah
iterasi x1 F(x) f'(x) nilai eror
0 0 -4.5 4.5
1 1 1 6.5 100
2 0.846154 0.023669 6.192308 18.18182
3 0.842332 1.46E-05 6.184663 0.453772
4 0.842329 5.58E-12 6.184658 0.00028
5 0.842329 0 6.184658 1.07E-10
6 0.842329 0 6.184658 0
Tabel 1. Nilai Efisiensi Stage 1
Dengan nilai efisiensi sebesar 84% maka, penurunan BOD nya adalah sebesar
BOD = 200 (1-0.84)
BOD = 32 mg/L
Nilai BOD masih diatas dar 12 mg/L, sehingga perlu dilakukan pengulangan proses RBC
pada Stage 2. Pada stage 2 nilai efisiensi penurunan kadar BOD air limbah adalah sebesar 96%.
2
Hl L So
E2 + E So – So = 0
k (1/2)a
0.05 (32) 2
| | 𝐸 2 + 32𝐸 − 32 = 0
1.5
𝐸 2 + 28𝐸 − 28 = 0
Nilai efisiensi didapat dengan menggunakan metode Newton-Raphson yang dibantu dengan
Ms. Excel dengan nilai galat (toleransi kesalahan) sebesar 4.76 × 10-9.
jumlah
iterasi x1 F(x) f'(x) nilai eror
0 0 -28 28
1 1 1 30 100
2 0.966667 0.001111 29.93333 3.448276
3 0.96663 1.38E-09 29.93326 0.00384
4 0.96663 0 29.93326 4.76E-09
5 0.96663 0 29.93326 0
Tabel 2. Nilai Efisiensi Stage 2
Dengan nilai efisiensi sebesar 96% maka, penurunan BOD nya adalah sebesar
BOD = 32 (1-0.96)
BOD = 1.28 mg/L
Nilai BOD efluen sudah terpenuhi dengan nilai 1.28 mg/L < 12 mg/L, sehingga air hasil
pengolahan RBC sudah dapat dilepas ke lingkungan.
KESIMPULAN
Metode Newton-Raphson membantu pengerjaan masalah-masalah non-linier yang sering kali
sulit untuk dilakukan dengan metode tradisional (manual). Salah satu permasalahan yang dapat
diselesaikan oleh metode ini adalah mengetahui nilai efisiensi pengolahan air limbah RBC, dimana
permasalahan ini merupakan permasalahan lingkungan mengenai perencanaan pembuatan teknologi
pengolahan limbah. Oleh karena itu, metode ini tidak hanya berguna untuk pemecahan perhitungan
matematika saja, tetapi juga dapat digunakan untuk permaslahan lainnya.
REFERENSI
Rochmad. 2013. Aplikasi Metode Newton-Raphson Untuk Menghampiri Solusi Persamaan Non
Linier. Jurnal MIPA, 36(2): 193-200