Anda di halaman 1dari 2

Lama Tak Praktikum,Tangan Kaku

•PTM Perdana, Siswa Wajib Ganti Baju dan Masker

Solo, Radar Solo --- Pembelajaran praktikum mulai dilakukam SMK St Mikael, kemarin (3/11).
Sebelumnya, sekolah menggelar rapid test mandiri bagi guru karyawan (Gukar) dan siswa (2/11). Hal
tersebut sebagai langkah antisipasi awal. Hasilnya ada satu guru yang reaktif dan satu siswa yang belum
diketahui hasilnya. 

Sekolah menjalankan protokol kesehatan (Prokes) secara ketat. Rata-rata siswa menggunakan sepeda
motor sendiri. Dan menerapkan prokes, seperti mencuci tangan, pengecekan suhu, masuk bilik disinfektan
dan menjaga jarak. Siswa wajib mengganti baju dan masker di ruang transit. Selama praktikum
berlangsung siswa wajib mengenakan masker dan faceshield. 

Waka Humas sekaligus Ketua Tim Satgas Covid SMK St Mikael Yohanes Margono mengatakan sebanyak
54 siswa dan 52 gukar menjalani rapid test, Senin (3/11). Di mana ada satu guru yang hasil rapid test
reaktif. Guru tersebut lantas diminta untuk mengajar dari rumah dan kanrantina mandiri selama. Baru pada
9 November akan dilakukan rapid test kedua. 

"Standar Operasional Prosedur (SOP) covid-19, jika hasil reaktif harus karantina mandiri lalu rapid test
kedua. Kalau hasil rapid test kedua hasilnya baik, bisa masuk dan mengajar lagi. Kalau hasilnya masih
reaktif ditangani sesuai SOPnya," terangnya pada Selasa (3/11). 

Margono mengatakan guru tersebut tidak termasuk pengampu praktikum. Serta dipastikan belum ada
interaksi dengan siswa. Selain itu, masih ada satu siswa yang hasilnya belum keluar. Di mana satu siswa
dan satu guru tersebut diminta untuk konsultasi lebih lanjut. 

Margono menjelaskan perlunya rapid test untuk antisipasi awal. Berkaca dari kasus salah satu sekolah di
Jateng yang baru tiga hari masuk, namun, ada satu temuan guru positif. Sehingga pembelajaran harus
dihentikan lagi. 

"Simulasi PTM ini kami fokuskan untuk praktikum. Dan siswa yang mengikuti PTM hanya yang dari Solo
saja. Awalnya Provinsi mengizinkan PTM diikuti 110 siswa. Namun, kami pertimbangkan 54 dari 167 siswa
saja agar pengawasan lebih gampang. Selain itu jika ada sesuatu kami sudah kerjasama dengan
puskesmas," katanya. 

Selain itu sekolah melakukan laporan harian ke Cabang Dinas (Cabdin) Wilayah VII Disdikbud Jateng.
Termasuk pengisian form kesehatan siswa, pendataan suhu dan pelibatan guru dalam pengawasan
penerapan prokes covid-19. Termasuk kewajiban siswa untuk melaporkan jam sampai di rumah. Selain itu
sekolah juga melakukan foging disinfektan tiap pergantian sif 1 dan 2. 

"Kalau dua minggu berjalan lancar, diizinkan masuk fase kedua untuk penambahan siswa. Dan nanti kita
prioritaskan bagi siswa kelas XII terutama yang ingin melanjutkan kerja," imbuhnya. 

Sementara itu Ketua Kompetensi Keahlian Teknik Permesinan Antonius Triyanto mengatakan praktikum ini
dibagi menjadi 6 laboratorium. Di mana lima mesin digubakan untuk lima anak dengan satu guru
pendamping. Praktikum yang dilakukan untuk mesin milling/ frais, mesin bubut mesin CNC , lab simulasi
CNC, lab gambar desain dan lab produktivitas, kreatifitas dan kewirausahaan. 

"Normalnya satu lab bisa diisi 108 siswa. Tapi simulasi ini hanya diikuti 27 siswa tiap sif. Itu dibagi 6 lab.
Selama pandemi, praktikum susah tspi bisa diatasi dengan teknologi. Lalu ada aplikasi untuk simulasi
praktik mengoperasikan alat lewat ponsel. Dan guru juga memvideo praktik alatnya. Tapi tetap sense nya
dapat saat praktik langsung," katanya. 

Pembelajaran dilakukan secara luring dan daring. Di mana siswa yang selesai praktikum sif satu langsung
lanjut pembelajaran jarak jauh (PJJ) daring  sesuai jadwal. Selain itu praktikum ini juga untuk merefresh
kemampuan siswa. Menilik direncanakan uji kompetensi dilakukan April-Mei 2021 nanti. 

"Selain itu kami juga banyak pesanan dari industri. Jadi praktikum ini siswa benar-benar praktik
memproduksi alat," katanya. 
Salah satu siswa kelas XII Teknik Permesinan 1 SMK St Mikael Surakarta Muhammad Attar mengaku
simulasi PTM ini sangat membantu terutama untuk praktikum. Sebab hampir 7 bulan PJJ, banyak materi
praktikum yang lupa. Padahal dirinya juga harus mempersiapkan diri untuk uji kompetensi keahlian. 

"Meski pengap pakai faceshield dan masker, tapi saya memilih PTM karena kesusahan praktikumnya.
Apalagi alatnya hanya ada di sekolah. Dan hari ini nyoba jadi kaku pas praktik. Karena lama gak pegang.
Yang saya persiapkan seperti dobel masker dan baju, handsanitizer dan tetap menerapkan prokes. Karena
jujur was-was juga," ungkapnya disela kegiatan praktikum mesin gerinda. (Rgl)

Anda mungkin juga menyukai