Anda di halaman 1dari 7

MANAJEMEN PENGELOLAAN MAJELIS TAKLIM NURUL HUDA

Nur Annisa1, Elsa Nur Zami2, Febriyanti Amelia3, Ai Ulfah4, Nida Restika5, Wahid6,
Ahmad Syahid7
e-mail: nengnuranisa12@gmail.com1, nurzamielsa@gmail.com2,
azzahraamelia2002@gmail.com3, aiulfahn@gmail.com4, restikaaailahi@gmail.com5,
wahidfriadi@gmail.com6, ahmadsyahid28@gmail.com7
ABSTRAK
Majelis taklim merupakan pendidikan Islam tertua, meskipun tidak disebut majelis taklim.
Namun, kegiatan keagamaan atau pendidikan agama Islam Nabi Muhammad SAW yang dilakukan
oleh sembunyi di rumah sahabat Arkam bin Abil Arqam RA. Dan menurut sekarang definisinya
adalah majelis taklim diselenggarakan terang-terangan sampai berkembang di tempat lain secara
terbuka. keberadaan majelis taklim sangat penting karena berada di tengah masyarakat yang
merupakan salah satu dari tiga pendidikan lingkungan selain keluarga dan sekolah. Proses
pendidikan melalui di luar lingkungan keluarga hanya dilaksanakan setelah syiar Islam merebak dan
peradaban Islam yang berkembang pesat. Dan ini adalah salah satu contoh bagi kita untuk dapat
membangun kembali, meningkatkan kembali kegiatan atau kegiatan keagamaan keagamaan
kegiatan yang mengalami pasang surut minat masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan
keagamaan kegiatan.

Kata kunci: Majelis Taklim, Manajemen Pengelolaan

A. PENDAHULUAN
Islam mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan pendidikan. Karena menurut
ajaran Islam pendidikan merupakan kebutuhan hidup manusia yang mutlak harus dipenuhi
untuk mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Pendidikan agama
mempunyai tujuan-tujuan yang berintikan tiga aspek yaitu aspek iman, amal dan ilmu.
Pendidikan keimanan merupakan pendidikan Islam yang terpenting dan utama terkait dengan
sebuah tujuan besar yakni rukun iman. Dengan bekal keyakinan yang telah dimiliki maka
selanjutnya untuk mengaplikasikan dari apa yang telah diyakini dengan pendidikan amaliyah
yakni beramal saleh kemudian menjauhi kejahatan dan mentaati kebenaran (isi ini sejalan
dengan ilmu yang bertujuan menyikapi hakikat dan mencari kebenaran) dan yang terakhir
ilmu adalah pengembangan pengetahuan agama dengan pengetahuan ini dapat membentuk
pribadi yang berakhlak mulia, bertakwa kepada Allah SWT, sesuai dengan ajaran agama
Islam dan mempunyai keyakinan yang mantap kepada Allah SWT”. (Daradjat, 2011: 27).
Agama merupakan “risalah yang disampaikan Allah kepada Nabi sebagai petunjuk
bagi manusia dan hukum-hukum sempurna untuk dipergunakan manusia dalam
menyelenggarakan tata cara hidup yang nyata serta mengatur hubungan dan tanggung jawab
kepada Allah, dirinya sebagai hamba Allah, manusia dan masyarakat serta alam sekitarnya.
(Daradjat, 1999: lmu dalam ajaran Islam mempunyai klasifikasi dan karakteristik yang
bercorak ilahiyah. Oleh karena itu, ilmu dalam Islam tidak dapat dipisahkan dengan iman
bahkan dapat dikatakan bahwa ilmu itu bersumber dari Allah yang Maha Berilmu. Allah
sebagai sumber ilmu mendidik manusia melalui ayat-ayat Allah baik yang tertulis maupun
yang tersirat dalam al-Qur’an dan sunnatullah. Dengan demikian, manusia berusaha untuk
mempunyai ilmu untuk membina iman yang dapat membahagiakan kehidupannya di dunia
dan akhirat.
Majelis Taklim sebagai kelompok umat yang belajar dan memperdalam ilmu
keagamaan (khusus Islam). Dalam mempelajari agama Islam tidak harus melalui jalur pada
pendidikan formal, melainkan pendidikan yang bersifat nonformal juga sangat membantu
tumbuh dan berkembangnya pemahaman-pemahaman dan pendalaman pengetahuan
keislaman pada seseorang. Majelis Taklim sebagai sarana dan wadah pembina, pemahaman,
penempatan dan pendalaman ilmu-ilmu keislaman.
B. METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Penentuan sumber data
dilakukan dengan cara observasi dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara dan
studi pustaka. Sumber data primer yaitu ketua majelis taklim Nurul Huda.
C. Pengertian Majelis Taklim
Kata majelis berasal dari bahasa Arab yakni “majelis yang berarti tempat duduk”.
(Yunus, 1990: 90) Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia majelis adalah “pertemuan
(kumpulan) orang banyak, rapat, kerapatan, sidang, berhimpun (Departemen Pendidikan
Nasional, 2005: 699). Sedangkan taklim yaitu memberikan pengetahuan. “Taklim dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan dengan pengajaran agama Islam, pengajian.
Departemen Pendidikan Nasional 2005: 699).
Teori Majelis taklim yang dirumuskan oleh musyawarah majelis taklim se-DKI
Jakarta tahun 1960, (Daulay 2009: 150) adalah lembaga pendidikan nonformal Islam yang
memiliki kurikulum tersendiri, diselenggarakan secara berkala dan teratur dan diikuti oleh
jamaah yang relatif banyak dan bertujuan untuk membina dan mengembangkan hubungan
yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah SWT antara manusia dengan sesama dan
antara manusia dengan lingkungannya dalam rangka membina masyarakat yang bertakwa
kepada Allah SWT.
Majelis taklim merupakan lembaga pendidikan tertua dalam Islam walaupun tidak
disebut majelis taklim namun pengajian Nabi Muhammad SAW yang berlangsung secara
sembunyi-sembunyi di rumah sahabat Arkam bin Abil Arqam RA. Di zaman Makkah, dapat
dianggap majelis taklim menurut pengertian sekarang. Setelah terang-terangan pengajian
seperti itu segera berkembang di tempat-tempat lainnya yang diselenggarakan secara terbuka.
(Departemen Agama 2000: 1).
Menurut Tutty Alawiyah AS, dalam bukunya “Strategi Dakwah di Lingkungan
Majelis Taklim”, merumuskan tujuan dari segi fungsinya, yaitu: pertama, berfungsi sebagai
tempat belajar, maka tujuan majelis ta'lim adalah menambah ilmu dan keyakinan agama,
yang akan mendorong pengalaman ajaran agama. kedua,berfungsi sebagai tempat kontak
sosial, maka tujuannya silaturahmi. ketiga, berfungsi mewujudkan minat sosial maka
tujuannya meningkatkan kesadaran dan kesejahteraan rumah tangga dan lingkungan
jamaahnya. (Alawiyah 1997: 78).
D. Hasil Penelitian
a. Profil singkat Majelis Taklim Nurul Huda
Majelis Taklim Nurul Huda terletak di Kp. Sawah Lempay, Argasari, Kel. Majelis
taklim Nurul Huda sudah berdiri selama 4 generasi kepengurusan, yakni diawali dari
kepengurusan bu Hj. Cucu, kemudian diserahkan kepada bu Hj. Yoyoh, dilanjutkan kepada
bu Hj. Iis (alm.) dilanjutkan kepada kepengurusan generasi saat ini yaitu bu Hj. Dra. Euis
Kaswati, MM. beliau diketahui sudah menjabat selama kurang lebih 5 tahun sebagai ketua
majelis taklim Nurul Huda. Namun tidak diketahui secara pasti pada tahun berapa majelis
taklim ini berdiri. Diketahui Majelis Taklim Nurul Huda berdiri diatas tanah wakaf.
Dari pemaparan yang disampaikan oleh ketua majelis taklim Nurul Huda, diketahui
bahwa tujuan dari diberjalankannya majelis taklim Nurul Huda ini sejalan dengan tujuan
majelis taklim sebagai salah satu cara menuntut ilmu agama yang didapat lewat pengajian
yang secara rutin dilaksanakan. Selain itu sebagai salah satu wadah dalam mempererat tali
persaudaraan dan sebagai wadah bermusyawarah para jama’ah dalam hal minat social.
b. Pengorganisasian Majelis Taklim Nurul Huda
Strukturisasi majelis taklim Nurul Huda tidak memiliki struktur organisasi terpisah,
diketahui bahwa dalam hal kepengurusannya termasuk dalam struktur organisasi
kepengurusan DKM (Dewan Kesejahteraan Mesjid). Adapun untuk kedudukan majelis taklim
Nurul Huda sendiri ditempatkan sejajar dengan kedudukan ketua DKM di daerah tersebut.
Dikatakan oleh ketua majlis taklim bahwa dalam hal koordinasi yang terjadi antara
majelis taklim dengan ke RW-an terjalin harmonis. Dimana dalam setiap kegiatan yang
dilaksanakan diketahui ke RW-an dan selalu diikutsertakan.
c. Program Majelis Taklim Nurul Huda
Pada dasarnya program yang diadakan di majelis taklim Nurul Huda terdiri dari
kegiatan rutin dan kegiatan yang berhubungan dengan keagamaan (PHBI). Kegiatan rutin
terdiri atas: kegiatan mingguan (tadarus) pada hari Rabu dan (pengajian gabungan setiap RT)
pada hari Minggu, adapula kegiatan bulanan (pengajian bulanan) dilaksanakan pada minggu
kedua setiap bulan dan pengajian rutin di Mesjid Agung Kota Tasikmalaya. Adapula kegiatan
yang rutin dilaksanakan diluar pengajian yaitu santunan anak yatim (sabtu), dan kegiatan
jum’at berkah yang diisi dengan pembagian makanan baik ringan maupun berat (jum’at).
Berkat keaktifan majelis taklim dalam mengayomi jama’ah dan warga setempatnya
menjadikan warga lebih antusias mengikuti setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh Majelis
Taklim Nurul huda tersebut. Dikatakan oleh ketua majelis taklim saat ini bahwa salah satu
antusiasme warga dan jama’ah dalam mengikuti keiatan yang diadakan tergambar dari
banyaknya jumlah jama’ah yang mengikuti pengajian (diketahui berjumlah 70 orang) setiap
minggunya.
d. Sarana dan Prasarana Majelis Taklim Nurul Huda
Majelis taklim Nurul Huda diketahui memiliki inventarisasi barang berupa alat shalat
(mukena, sejadah, sarung), al-qur’an, mirqatul muhabbah, meja panjang alat qaidah dan
mobil ambulance. Selain itu, untuk menunjang kegiatan yang dilaksanakan, kepengurusan
majelis taklim Nurul Huda sangat mengutamakan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh
majelis taklim tersebut. Diantaranya ialah ditanaminya tanaman hias dihalaman masjid
bertujuan untuk menciptakan suasana sejuk dan asri. Juga dibuat kebun kecil yang ditanami
tanaman obat seperti: sereh, jahe, lengkuas, dll yang berada di sekitar halaman posyandu.
Kebun tersebut dibuat dengan maksud untuk membantu para warga dalam menyediakan obat
tradisional.
Salah satu hal penting yang menunjang keberlangsungan setiap kegiatan ialah dalam
hal keuangan, disini dimaksudkan dengan dana yang diperoleh majelis taklim Nurul Huda
dari para donator tetap. Disebutkan oleh ketua majelis taklim Nurul Huda bahwa setiap dana
yang masuk bisa mencapai angka jutaan rupiah yang nantinya dana tersebut direalisasikan
untuk setiap kegiatan yang akan dilaksanakan seperti contohnya dalam kegiatan jum’at
berkah, santunan anak yatim dan PHBI.
e. Hambatan yang terjadi di Majelis Taklim Nurul Huda
Hj. Dra. Euis Kaswati, MM mengatakan bahwa hambatan yang sering terjadi di
majelis taklim Nurul Huda perihal surat menyurat, dimana dari pihak ke RW-an yang kurang
tanggap dalam menindaklanjuti surat yang telah diajukan pihak majelis taklim. Adapun
dalam hal kepengurusan dimana majelis taklim Nurul Huda belum mampu mengadakan
struktur organisasi secara terpisah, hal ini dikarenakan kurangnya generasi penerus yang siap
melanjutkan kepengurusan di periode selanjutnya. Selain itu karena struktur organisasi
majelis taklim yang tergabung dalam struktur organisasi DKM, membuat kepengurusan
majelis taklim Nurul Huda kurang terorganisir. Hal ini disebutkan oleh ketua majelis taklim
tersebut bahwa dalam pengelolaannya dibantu oleh para kader yang tersebar di daerah
tersebut. Akan tetapi menurut pemaparan ketua majelis taklim Nurul Huda bahwasannya
meskipun struktur organisasinya terbagung dalam kepengurusan DKM, namun
pengelolaannya berjalan dengan baik dan dirasa tidak menjadi penghalang keberlangsungan
setiap kegiatan yang terencana.
E. Lampiran
Gambar 1

Foto Bersama ketua majelis taklim Nurul Huda

Gambar 2
Bagunan masjid Nurul Huda

Gambar 3

Struktur organisasi DKM Nurul Huda

Gambar 4
Ruangan majelis taklim Nurul Huda

Gambar 5

Jadwal kegiatan yang ada di lingkungan DKM dan majelis taklim Nurul Huda

F. Kesimpulan
Majelis Taklim Nurul Huda terletak di Kp. Sawah Lempay, Argasari, Kel. Majelis
taklim Nurul Huda sudah berdiri selama 4 generasi kepengurusan. tujuan dari
diberjalankannya majelis taklim Nurul Huda ini sejalan dengan tujuan majelis taklim sebagai
salah satu cara menuntut ilmu agama yang didapat lewat pengajian yang secara rutin
dilaksanakan. Selain itu sebagai salah satu wadah dalam mempererat tali persaudaraan dan
sebagai wadah bermusyawarah para jama’ah dalam hal minat social. Strukturisasi majelis
taklim Nurul Huda tidak memiliki struktur organisasi terpisah, diketahui bahwa dalam hal
kepengurusannya termasuk dalam struktur organisasi kepengurusan DKM (Dewan
Kesejahteraan Mesjid). Pada dasarnya program yang diadakan di majelis taklim Nurul Huda
terdiri dari kegiatan rutin dan kegiatan yang berhubungan dengan keagamaan (PHBI). Majelis
taklim Nurul Huda diketahui memiliki inventarisasi barang berupa alat shalat (mukena,
sejadah, sarung), al-qur’an, mirqatul muhabbah, meja panjang alat qaidah dan mobil
ambulance.
Dalam setiap organisasi tidak sera merta terhindar dari kekurangan, begitupun di
majelis taklim Nurul Huda sendiri yang serta merta mengalami berbagai hambatan dan
halangan. Namun hal itu tidak menjadikan pengelolaan yang ada di majelis taklim Nurul
Huda tersebut mengalami kondisi stagnan. Hal itu terbukti dari terlaksananya berbagai
kegiatan yang dilaksanakan oleh Majelis Taklim Nurul Huda yang ada di daerah Sawah
Lempay Argasari, Kota. Tasikmalaya.
REFERENSI
Alawiyah, Tuty. 1997. Strategi dakwah di lingkungan majelis taklim, Cet. I, Mizan, Bandung.
Azra, Azyumardi. 2000. Pendidikan Islam, Logos, Jakarta.
Sugiono. 2015. Metodologi Penelitian Pendekatan Kualitatif, Kuantitaif dan R & D,
Alfabeta, Bandung.
S Salma, SH Nenden Herawati, NH MH, MH SH – 2018 – repository.iain-manado.ac.id

Anda mungkin juga menyukai