Taxation
Week 3
Income Tax Article 21
Taxation
LEARNING OUTCOMES
Taxation
ISI MATERI
a. tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas yang terdiri dari pengacara,
akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai dan aktuaris;
b. pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, bintang
sinetron, bintang iklan, sutradara, kru film, foto model, peragawan/
peragawati, pemain drama, penari, pemahat, pelukis dan seniman lainnya;
Taxation
c. olahragawan;
d. penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator,
e. pengarang, peneliti, dan penerjemah;
f. pemberi jasa dalam segala bidang, termasuk teknik, computer dan system
aplikasinya, telekomunikasi, elektronika, fotografi, ekonomi dan sosial, serta
pemberi jasa kepada suatu kepanitiaan;
g. agen iklan;
h. pengawas atau pengelola proyek;
i. pembawa pesanan atau yang menemukan langganan atau yang menjadi
perantara;
j. petugas penjaja barang dagangan;
k. petugas dinas luar asuransi;
l. distributor multilevel marketing atau direct selling;dan kegiatan sejenisnya.
4. Peserta kegiatan yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan
keikutsertaanya dalam suatu kegiatan, antara lain meliputi :
a. peserta perlombaan dalam segala bidang, antara lain perlombaan olah raga,
seni, ketangkasan, ilmu pengetahuan, teknologi dan perlombaan lainnya;
b. peserta rapat, konferensi, siding, pertemuan, atau kunjungan kerja;
c. peserta atau anggota dalam suatu kepanitiaan sebagai penyelenggara kegiatan
tertentu;
d. peserta pendidikan, pelatihan, dan magang;
e. peserta kegiatan lainnya.
Taxation
2. Pejabat perwakilan organisasi internasional yang ditetapkan oleh Keputusan Menteri
Keuangan sepanjang bukan Warga Negara Indonesia dan tidak menjalankan usaha
atau kegiatan atau pekerjaan lain untuk memperoleh penghasilan di Indonesia.
Taxation
3. Iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan
oleh Menteri Keuangan dan iuran tunjangan hari tua atau iuran jaminan hari tua
kepada badan penyelenggara tunjangan hari tua atau badan penyelenggara jaminan
sosial tenaga kerja yang dibayar oleh pemberi kerja;
4. Zakat yang diterima oleh orang pribadi yang berhak dari badan atau lembaga amil
zakat yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah;
5. Beasiswa yang diterima atau diperoleh Warga Negara Indonesia dari Wajib Pajak
pemberi beasiswa dalam rangka mengikuti pendidikan formal/nonformal yang
terstruktur baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Taxation
• Rp4.500.000 tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga
semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat yang menjadi tanggungan
sepenuhnya, paling banyak 3 rang untuk setiap keluarga.
Catatan:
• Tunjangan PTKP untuk anak atau tanggungan maksimal 3 orang
• TK : Tidak Kawin
• K : Kawin
• K/I : Kawin dan penghasilan pasangan digabung
Taxation
CONTOH PERHITUNGAN
Janeva adalah karyawati pada perusahaan PT. Binus Komunika dengan status menikah dan
mempunyai tiga anak. Suami Janeva merupakan pegawai negeri sipil di Kementrian
Komunikasi & Informatika. Janeva menerima gaji Rp6.000.000 per bulan.
PT. Binus Komunika mengikuti program pensiun dan BPJS Kesehatan. Perusahaan
membayarkan iuran pensiun dari BPJS sebesar 1% dari perhitungan gaji, yakni sebesar
Rp30.000 per bulan. Di samping itu perusahaan membayarkan iuran Jaminan Hari Tua (JHT)
karyawannya setiap bulan sebesar 3,70% dari gaji, sedangkan Janeva membayar iuran
Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar 2,00% dari gaji. Premi Jaminan Kecelakaan Kerja
(JKK) dan Jaminan Kematian (JK) dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing
sebesar 1,00% dan 0,30% dari gaji.
Pada bulan Juli 2016 di samping menerima pembayaran gaji, Janeva juga menerima uang
lembur (overtime) sebesar Rp2.000.000.
Hasilnya adalah sebagai berikut:
*Berlaku bagi WP dengan NPWP, tanpa NPWP maka perlu dikalikan 120% : Rp 147.538,00
x 120% = Rp 177.046,00
Penjelasan :
Diasumsikan gaji pokok sebesar Rp6.000.000,-.
i. Tunjangan lainnya seperti tunjangan transportasi, uang lembur, akomodasi,
komunikasi, dan tunjangan tidak tetap lainnya. Umumnya tunjangan tersebut dapat
diberikan oleh perusahaan atau tidak, tergantung dari kebijakan perusahaan itu sendiri.
ii. Iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) berkisar antara 0.24% - 1.74% sesuai
kelompok jenis usaha seperti yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 76
Tahun 2007. Di OnlinePajak, tarif iuran JPP yang diterapkan adalah tarif JKK yang
paling umum dipakai perusahaan-perusahaan yaitu 0.24%.
iii. Biaya Jabatan sebesar 5% dari Penghasilan Bruto, setinggi-tingginya Rp500.000,-
sebulan, atau Rp 6.000.000,- setahun
iv. Jaminan atau Iuran Pensiun ditentukan oleh lembaga keuangan yang pendiriannya
disahkan dalam Peraturan Menteri Keuangan dan ditunjuk oleh perusahaan. Jumlah
persentase yang diterapkan di sini adalah 1%.
v. Penghasilan Neto: Jika pegawai merupakan pegawai lama (lebih dari satu tahun) atau
pegawai baru yang mulai bekerja pada bulan Januari tahun itu, maka penghasilan neto
Taxation
dikalikan 12 untuk memperoleh nilai penghasilan neto setahun, namun jika pegawai
merupakan pegawai baru yang mulai bekerja pada bulan Mei misalkan, maka
penghasilan neto setahun dikalikan 8 (diperoleh dari penghitungan bulan dalam
setahun: Mei-Desember = 8 bulan). Pada contoh ini diasumsikan pegawai merupakan
pegawai baru yang mulai bekerja pada bulan Januari.
vi. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) berfungsi untuk mengurangi penghasilan
bruto, agar diperoleh nilai Penghasilan Kena Pajak yang akan dihitung sebagai objek
pajak penghasilan milik wajib pajak.
Pada contoh ini WP sudah menikah dan memiliki 3 tanggungan anak, namun karena
suami WP menerima atau memperoleh penghasilan, besarnya PTKP WP Janeva
adalah PTKP untuk dirinya sendiri (TK/0).
vii. Penghasilan Kena Pajak harus dibulatkan ke bawah hingga nominal ribuan penuh,
atau 3 angka di belakang (ratusan rupiah) adalah 0. Contoh: 56.901.200,00 menjadi
56.901.000,00.
Taxation
PENGHASILAN TID AK KENA PAJAK (PTKP) PEGAWAI TIDAK
TETAP ATAU TENAGA KERJA LEPAS
Pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas yang penghasilannya tidak dibayar secara bulanan
atau jumlah kumulatifnya dalam 1 (satu) bulan kalender belum melebihi Rp 4.500.000,-,
maka berlaku ketentuan berikut ini:
1. Tidak dilakukan pemotongan PPh Pasal 21, jika penghasilan sehari belum melebihi
Rp450.000,-
2. Dilakukan pemotongan PPh Pasal 21, jika penghasilan sehari sebesar atau melebihi
Rp450.000,- tersebut merupakan jumlah yang dapat dikurangkan dari penghasilan
bruto;
3. Bila pegawai tidak tetap memperoleh penghasilan kumulatif dalam 1 (satu) bulan
kalender melebihi Rp4.500.000,- maka jumlah tersebut dapat dikurangkan dari
penghasilan bruto;
4. Rata-rata penghasilan sehari adalah rata-rata upah mingguan, upah satuan, atau upah
borongan untuk setiap hari kerja yang digunakan.
5. PTKP sebenarnya adalah sebesar PTKP untuk jumlah hari kerja yang sebenarnya.
6. PTKP sehari sebagai dasar untuk menetapkan PTKP yang sebenarnya adalah sebesar
PTKP per tahun Rp54.000.000,- dibagi 360 hari.
7. Bila pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas tersebut mengikuti program jaminan
atau tunjangan hari tua, maka iuran yang dibayar sendiri dapat dikurangkan dari
penghasilan bruto.
Taxation
D. Komisi yang dibayarkan kepada penjaja barang dan petugas dinas luar
asuransi.
Perhitungan PPh 21 pegawai tidak tetap / tenaga kerja lepas dengan jumlah penghasilan
kumulatif dalam satu bulan kalender telah melebihi Rp 8.200.000,-, PPh Pasal 21 dihitung
dengan menerapkan Pasal 17 ayat 1 huruf a Undang-Undang Pajak Penghasilan atas jumlah
Penghasilan Kena Pajak yang disetahunkan.
Penerima
Jenis Penghasilan Tarif Dasar Pengenaan Pajak
Penghasilan
Anggota
dewan
Honorarium/imbalan Pasal 17 ayat (1) huruf a
komisaris tidak Jumlah penghasilan bruto
tidak teratur UU PPh
merangkap
pegewai tetap
Mantan Jasa produksi, Pasal 17 ayat (1) huruf a
Jumlah penghasilan bruto
pegawai tantiem, gratifikasi, UU PPh
Taxation
bonus.
Peserta
Penarikan dana
program
pension dari dana
pension yang Pasal 17 ayat (1) huruf a
pension yang Jumlah penghasilan bruto
masih berstatus UU PPh
disahkan oleh
sebagai
Menteri Keuangan
pegawai
PKP = 50 % x
(Penghasilan Bruto –
Imbalan jasa Pasal 17 ayat (1) huruf a PTKP per bulan).
Bukan pegawai
berkesinambungan UU PPh Penerapan di dasarkan
pada jumlah PKP
kumulatif.
Imbalan yang tidak
Pasal 17 ayat (1) huruf a 50 % x Penghasilan bruto
Bukan pegawai bersifat
UU PPh per pembayaran.
berkesinambungan
Imbalan(uang saku,
Jumlah penghasilan bruto
Peserta uang rapat, Pasal 17 ayat (1) huruf a
per pembayaran dan tidak
kegiatan honorarium, hadiah, UU PPh
dipecah - pecah
penghargaan
Honorarium atau
Pejabat PNS, 0% = PNS gol 1 dan II
imbalan yang
anggota 5 % = PNS gol III Jumlah bruto penghasilan
bersumber dari
TNI/Polri 15 % = PNS gol IV
APBN/APBD
Penerima uang 0% = sampai dengan 60
pension, juta
manfaat 5% = diatas 60 juta-100
pension, Uang pesangon juta Penghasilan bruto (uang
tunjangan hari diterima sekaligus 15 % = diatas 100 juta – pesangon)
tua atau 500 juta
jaminan hari 25 % = diatas 500 juta-5
tua sekaligus milyar
Taxation
30% = diatas 5 milyar
Uang manfaat 0% = sampai dengan 60
Penghasilan bruto (uang
pensin, JHT juta
manfaat pension, JHT)
sekaligus 5 % = diatas 60 juta
Subjek pajak Honorarium,
20 % atau sesuai P3B Penghasilan bruto
luar negeri imbalan lain
• Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilakukan sendiri oleh Wajib Pajak
Orang Pribadi, dan/atau melalui pemotongan atau pemungutan pajak oleh pihak lain
dalam tahun pajak yang bersangkutan;
• Penghasilan yang merupakan objek pajak, dan yang bukan objek pajak pada tahun
pajak yang bersangkutan;
• Posisi Harta dan Hutang yang dimiliki Wajib Pajak Orang Pribadi pada akhir tahun
pajak tersebut;
• Pembayaran dari pemotong/pemungut, tentang pemotongan dan pemungutan pajak
orang pribadi atau badan lain dalam satu masa pajak, sesuai dengan undang-undang
pajak yang berlaku.
Berikut dibawah ini merupakan langkah-langkah untuk pelaporan SPT Tahunan Orang
Pribadi secara online, dengan menggunakan aplikasi e-Filling pada laman DJP Online :
• Buka laman https://djponline.pajak.go.id/account/login ;
Taxation
• Masukan NPWP, password e-Fin, dan kode keamanan pada kolom yang tersedia
untuk login kedalamnya;
• Klik “Lapor”, lalu pilih “e-Filling”, lalu pilih “Buat SPT”;
• Pada laman tersebut akan muncul beberapa pertanyaan yang perlu diisi. Pertanyaan
ini akan membantu wajib pajak untuk memilih formulir SPT yang sesuai;
• Pada pertanyaan terakhir, silakan pilih “Dengan bentuk formulir” untuk dapat mengisi
formulir SPT secara online di laman tersebut. Alternatif lainnya, wajib pajak dapat
memilih “dengan panduan” agar mendapatkan panduan saat mengisi formulir SPT di
e-Filing DJP;
• Isi tahun pajak dan status SPT, apakah SPT normal atau SPT pembetulan;
• Kemudian, wajib pajak diminta untuk mengisi nama pemotong/pemungut pajak
penghasilan oleh pihak lain atau PPh yang ditanggung pemerintah. Informasi ini bisa
didapatkan dari Formulir 1721 A1 atau 1721 A2 yang didapatkan dari perusahaan
atau instansi pemerintah tempat bekerja (bagi karyawan);
• Lalu, lanjutkan dengan mengisi penghasilan neto atau mengisi jumlah penghasilan
bersih yang diterima. Informasi ini juga terdapat dalam formulir 1721 A1 atau 1721
A2;
• Selanjutnya, wajib pajak perlu mengisi informasi penghasilan dalam negeri lainnya,
seperti menerima bunga, sewa, royalti, dan sebagainya. Jika tidak memiliki, pilih
“Tidak” kemudian klik “Selanjutnya”;
• Pada laman selanjutnya, wajib pajak perlu mengisi informasi penghasilan luar negeri,
penghasilan yang tidak termasuk objek pajak, penghasilan yang pajaknya telah
dipotong secara final, informasi harta dan kewajiban pada tahun pajak tersebut;
• Selanjutnya, wajib pajak perlu mengisi jumlah tanggungan jika ada;
• Kemudian, wajib pajak perlu mengisi informasi mengenai pembayaran zakat atau
sumbangan keagamaan kegiatan wajib;
• Pada laman berikutnya, wajib pajak perlu mengisi informasi status kewajiban
perpajakan suami istri dan golongan PTKP;
• Kemudian, wajib pajak harus mengisi informasi jika memiliki pengembalian PPh
Pasal 24 dari penghasilan luar negeri dan jika melakukan pembayaran PPh Pasal 25;
• Pada laman berikutnya, akan terpampang penghitungan pajak penghasilan wajib pajak
selama tahun tersebut. Kolom tersebut sudah otomatis terisi sehingga wajib pajak
Taxation
hanya perlu memeriksanya apakah sudah sesuai dengan formulir 1721 A1/A2
miliknya;
• Laman berikutnya akan muncul pertanyaan jika wajib pajak memiliki kurang/lebih
bayar yang merupakan hasil perhitungan pajak penghasilan di laman sebelumya;
• Terakhir, wajib pajak akan dimintai pernyataan pertanggungjawaban atas seluruh
pengisian data laporan SPT PPh pribadi;
• Ikuti instruksi terakhir, dan Wajib Pajak Orang Pribadi berhasil melakukan pelaporan
SPT Tahunan Orang Pribadi.
Taxation
• Apabila mendapatkan notifikasi “Submit SPT berhasil”, berarti pelaporan SPT
Tahunan Orang Pribadi dengan e-Form sudah berhasil, cek email yang telah
didaftarkan pada DJP Online untuk melihat Bukti Penerimaan Elektronik atas
pelaporan tersebut.
Taxation
SIMPULAN
1. Dalam Undang – Undang Pajak Penghasilan menjelaskan yang termasuk subjek pajak
dan objek pajak supaya dapat mengindentifikasi yang memenuhi kriteria sebagai
wajib pajak.
2. Deductible Expense dan Non-Deductible Expense menurut aturan perpajakan harus
dianalisa untuk menentukan biaya yang harus direkonsiliasi untuk perhitungan pajak.
3. Perhitungan Pajak Penghasilan dibagi dua yaitu perhitungan untuk Pajak Penghasilan
untuk Subjek Pajak Pribadi dan Subjek Pajak Badan
4. Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah,
honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain yang diterima atau diperoleh Wajib
Pajak orang pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa,
dan kegiatan.
Taxation
DAFTAR PUSTAKA
1. Prof. Dr. Mardiasmo, MBA., Akt., QIA., CFrA., CA. (2019). Perpajakan. Edisi
2019. Andi. Yogyakarta. ISBN : 978-623-01-0245-5
3. Siti Resmi. (2014). Perpajakan : Teori dan Kasus (Buku 1). Edisi
8. Salemba. Jakarta. ISBN: 978-979-061-529-8.
4. Undang – Undang no 28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan.
5. http://www.pajak.go.id/content/seri-pph-subjek-pajak-penghasilan
6. www.pajak.go.id/content/seri-kup-penetapan-dan-ketetapan-pajak
7. http://www.pajak.go.id/content/seri-pph-pajak-penghasilan-pasal-21
Taxation