Anda di halaman 1dari 10

KONSEP DASAR DAN JENIS PENELITIAN KUALITATIF

PAPER

Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Metode Penelitian Bimbingan dan Konseling

Dosen Pengampu :
Dra. Maria Theresia Sri Hartati, M. Pd., Kons.
Abdul Kholiq, M. Pd.

Disusun Oleh :

Dian Setianingsih (1301421005)


Titi Suneti (1301421016)
Rahma Aulia Puspaningrum (1301421052)
Tri Mugi Alfi Hidayah (1301421071)

BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2023
A. Pengertian Penelitian Kualitatif

Menurut Moleog, menyebutkan bahwa penelitian kualitatif merupakan sebuah


penelitian yang dimaksudkan untuk memahami fenomena yang dialami oleh subjek
penelitian seperti misalnya perilaku, dorongan, persepsi, Tindakan dan lain sebagainya.
Sukardi menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang didasarkan
pada kualitas dari tujuan penelitian itu. Atau penelitian kualitatif merupakan sebuah
desain penelitian yang dilakukan untuk objek kajian yang tidak menggunakan metode
ilmiah sebagai patokan dan objek kajiannya tidak terbatas.

Sedangkan menurut Sugiyono penelitian kualitatif merupakan penelitian yang


dilandaskan pada filsafat postpositivisme yang meneliti pada objek yang bersifat
alamiah dimana peneliti sebagai instrumen kunci, data bersifat induktif dan hasil
penelitian akan mengarah kepada pada makna penda generalisasi.

Dari pendapat ahli diatas dapat kita simpulkan bahwa sebenarnya penelitian
kualitatif merupakan sebuah penelitian yang dimaksudkan untuk memahami fenomena
yang dialami subjek penelitian seperti perilaku, motivasi, persepsi Tindakan, secara
holistik dengan cara deskripsi dan analisisnya bersifat induktif serta hasilnya lebih
menekankan makna daripada generalisasi.

B. Ciri-Ciri Penelitian Kualitatif


Sebagai seorang peneliti (terutama penelitian kualitatif) haruslah memahami dan
paham apa saja ciri-ciri penelitian kualitatif, yaitu:
1. Sumber data ialah situasi yang wajar atau “natural setting”
Peneliti mengumpulkan data berdasarkan observasi situasi yang wajar,
sebagaimana adanya, tanpa dipengaruhi dengan sengaja. Peneliti yang
memasuki lapangan berhubungan langsung dengan situasi dan orang yang
diselidikinya.
Penelitian kualitatif melibatkan tata situasi tertentu untuk suatu studi karena
sifatnya berkaitan dengan konteks. Tata situasi harus dipahami dalam konteks
sejarah institusinya, lingkungan yang membentuknya, yang merupakan bagian
dari data situasi itu sendiri. Jadi kesimpulannya, peneliti kualitatif ini
membasiskan diri pada asumsi bahwa perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh
tata situasi tempat sehingga ada keharusan baginya untuk terjun langsung pada
situasi peristiwa yang terjadi.
2. Peneliti sebagai instrumen penelitian
Peneliti adalah key instrument atau alat penelitian utama. Dialah yang
mengadakan sendiri pengamatan atau wawancara tak berstruktur, sering hanya
menggunakan buku catatan. Ia tidak menggunakan alat-alat seperti tes atau
angket seperti yang lazim digunakan dalam penelitian kuantitatif. Hanya
manusia sebagai instrument dapat memahami makna interaksi antar manusia,
membaca gerak muka, menyelami perasaan dan nilai yang terkandung dalam
ucapan atau perbuatan responden. Walaupun digunakan alat rekam atau kamera,
peneliti tetap memegang peranan utama sebagai alat penelitian.
3. Bersifat deskriptif.
Data yang diperoleh (berupa kata-kata, gambar, perilaku) tidak
dituangkan dalam bentuk bilangan atau angka statistic, melainkan tetap dalam
bentuk kualitatif yang memiliki arti lebih kaya dari sekadar angka atau
frekuensi. Dalam penelitian ini diusahakan mengumpulkan data deskriptif yang
banyak dituangkan dalam bentuk laporan dan uraian pun yang sifatnya sepele,
melainkan bermakna. Singkatnya, tidak ada sesuatu yang bisa diabaikan dan
tidak ada pernyataan yang luput dari penelitian yang cermat.
4. Mementingkan proses maupun produk
Penelitian kualitatif lebih banyak mementingkan segi proses dari pada
hasil. Proses yang terjadi tanpa kontrol dan interaksi peneliti, melainkan bersifat
alamiah berlangsung apa adanya. Jadi penelitian kualitatif yang menekankan
pada proses terutama bermanfaat dalam penelitian pendidikan untuk
memperjelas self-full filling prophechy, sebuah ide bahwa penampilan kognitif
murid di sekolah dipengaruhi oleh harapan-harapan guru terhadap mereka.
5. Analisis data bersifat induktif
Penelitian kualitatif tidak dimulai dari deduksi teori, tetapi dimulai dari
fakta empiris. Masalah penelitian umumnya dibuat dalam dua rumusan, yaitu
bermuara pada uji hipotesis dan bersifat ingin membangun hipotesis. Penelitian
kualitatif memiliki ciri dominan kedua, yaitu membangun hipotesis. Jadi,
penelitian kualitatif ini tidak menyusun hipotesis awal untuk diuji dengan bukti-
bukti empiris.
6. Makna sebagai perhatian utama penelitian
Penelitian kualitatif ini mengarahkan pusat perhatiannya kepada cara
bagaimana orang memberi makna pada kehidupannya. Dengan kata lain,
peneliti mengutamakan perspektif kesertaan (participant perspective). Jadi,
peneliti menekankan pada titik pandang orang-orang. Jadi, Metode ini berusaha
memahami kelakuan manusia dalam konteks yang lebih luas, dipandang dari
kerangka pemikiran dan perasaan responden.
7. Mengutamakan data langsung, atau “first hand”.
Untuk itu peneliti sendiri terjun di lapangan untuk mengadakan
observasi atau wawancara. Ia tidak menggunakan test atau angket oleh sebab
dengan demikian akan mengambil jarak dengan sumber data
8. Triangulasi
Data atau informasi dari satu pihak harus dicek kebenarannya dengan
cara memperoleh data itu dari sumber lain, misalnya dari pihak kedua, ketiga
dan seterusnya dengan menggunakan metode yang berbeda-beda. Tujuannya
ialah membandingkan informasi tentang hal sama yang diperoleh dari berbagai
pihak, agar ada jaminan tentang tingkat kepercayaan data. Cara ini juga
mencegah bahaya subjektivitas.
9. Menonjolkan rincian kontekstual
Peneliti mengumpulkan dan mencatat data yang sangat terinci mengenai
hal-hal yang dianggap bertalian dengan masalah yang diteliti, misalnya
mengenai keadaan ruangan, suasana kelas, penampilan guru, dan sebagainya.
Data tidak dipandang lepas-lepas akan tetapi saling berkaitan dan merupakan
suatu keseluruhan atau struktur.
10. Subjek yang diteliti dipandang berkedudukan sama dengan peneliti.
Jadi tidak sebagai objek atau yang lebih rendah kedudukannya akan
tetapi sebagai manusia yang setaraf. Peneliti tidak menganggap dirinya lebih
tinggi atau lebih tahu. Ia datang untuk belajar, untuk menambah pengetahuan
dan pemahamannya
11. Mengutamakan perspektif emic
Artinya mementingkan pandangan responden, yakni bagaimana ia
memandang dan menafsirkan dunia dari segi pendiriannya. Peneliti tidak
mendesakkan pandangannya sendiri. Peneliti memasuki lapangan tanpa
generalisasi, seakan-akan tidak mengetahui sedikitpun, sehingga dapat menaruh
perhatian penuh kepada konsep-konsep yang dianut partisipan. Pandangan
peneliti disebut perspektif emic. Ia tidak boleh menonjolkan pandangan emic
ini.
12. Verifikasi
Antara lain melalui kasus yang bertentangan atau negatif. Untuk
memperoleh hasil yang dapat lebih dipercaya, peneliti justru mencari kasus-
kasus yang berbeda atau yang bertentangan dengan apa yang telah
ditemukannya. Maksudnya ialah memperoleh hasil yang lebih tinggi tingkat
kepercayaannya yang mencakup situasi yang lebih luas, sehingga apa yang
semula tampaknya berlawanan akhirnya dapat diliputi dan tidak lagi
mengandung aspek-aspek yang
tidak sesuai.
13. Sampling yang purposive
Metode naturalistic tidak menggunakan sampling random atau acak dan
tidak menggunakan populasi dan sampel yang banyak. Sampelnya biasanya
sedikit dan dipilih menurut tujuan (purpose) penelitian. Penelitian kualitatif
sering berupa studi kasus atau multi-kasus. Jadi, teknik acak tidak digunakan
dalam penelitian kualitatif. Teknik sampling cenderung purposive, dikaitkan
dengan kemampuan menangkap kedalaman data dengan realistisnya yang
jamak.
14. Pembentukan teori berasal dari dasar
Penelitian kualitatif dengan ciri ini menekankan kepercayaan terhadap
apa yang dilihatnya, sehingga analisis lebih condong pada pembentukan
abstraksi berdasarkan bagian-bagian yang telah dikumpulkan untuk
dikelompok-kelompokkan. Jadi, penyusunan teori beranjak dari bawah ke atas,
dari sejumlah bagian-bagian yang banyak dikumpulkan, kemudian
disistematisasikan dalam satu kesatuan yang saling berhubungan
15. Penelitian bersifat menyeluruh (holistic)
Di dalam konsep holistic ini tidak terdapat hubungan linier, termasuk
interaksi sebab akibat dan saling keterbatasan, peneliti dapat memilih fokus
sebelum penelitian dilakukan.
16. Interpretasi Idiografik
Data yang terkumpul untuk kesimpulannya akan diberi tafsir secara
idiografik, yaitu secara kasus, khusus, dan kontekstual- tidak secara nomotetis
(berdasarkan huku-hukum generalisasi). Interpretasi demikian memang tepat
karena interpretasi yang bermakna adalah interpretasi berdasarkan realitas dan
nilai-nilai lokal dan kontekstual.

C. Karakteristik Penelitian Kualitatif


Penelitian kualitatif kerap disebut sebagai penelitian naturalistik, metode
fenomenologis, metode impresionistik, dan metode postpositivistik. Secara lebih lanjut,
karakteristik penelitian jenis ini adalah sebagai berikut:
1. Metode kualitatif menggunakan pola berpikir induktif (empiris rasional).
Metode ini kerap kali digunakan sebagai penghasil ground theory, yakni teori
yang timbul dari data bukan dari hipotesis yang ditentukan sebelumnya.
2. Dalam penelitian ini, perspektif partisipan sangat dikedepankan dan dihargai.
Minat peneliti banyak tercurah pada bagaimana persepsi dan makna menurut
sudut pandang partisipan yang diteliti, sehingga bisa menemukan apa yang
disebut sebagai fakta fenomenologis.
3. Rancangan penelitian berkembang selama proses penelitian, sehingga tidak
memerlukan rancangan penelitian yang baku.
4. Pengumpulan datanya berupa data deskriptif yang berupa kata-kata atau
gambar.
5. Proses sangat diutamakan daripada hasil yang diperoleh ketika penelitian.
6. Tujuan penelitian untuk memahami dan mencari arti data, agar mendapatkan
kebenaran empiris sensual atau logis.
7. Peneliti dapat mengubah subjek, data, sumber data dan alat pengumpul data
dalam penelitian sesuai dengan kebutuhannya.
8. Data yang dikumpulkan harus berdasarkan dasar prinsip fenomenologis, yaitu
dengan memahami secara mendalam gejala atau fenomena yang dihadapi.
9. Berfungsi sebagai alat pengumpul data sehingga keberadaanya tidak
terpisahkan dengan apa yang diteliti.
10. Analisis data dapat dilakukan saat penelitian sedang berlangsung atau telah
selesai dilakukan.
11. Hasil penelitian berupa deskripsi dan interpretasi dalam konteks waktu serta
situasi tertentu.
D. Langkah-Langkah Penelitian Kualitatif
Langkah-langkah penelitian merupakan satu rangkaian proses penelitian, yang
awalnya peneliti merasa menghadapi suatu masalah dan berupaya untuk memecahkan
masalah hingga mengambil keputusan berupa kesimpulan hasil penelitiannya.
Lebih lanjutnya, langkah-langkah penelitian kuantitatif adalah:
1. Menemukan, memilih, dan merumuskan masalah
2. Menyusun latar belakang teoritis
3. Menetapkan hipotesis (jika diperlukan)
4. Menetapkan variabel
5. Memilih alat pengumpulan data
6. Menyusun rancangan penelitian
7. Menetapkan sampel
8. Menyimpulkan dan menyajikan data
9. Mengolah dan menganalisis data
10. Menginterpretasi hasil analisis dan mengambil kesimpulan
11. Menyusun laporan
12. Mengemukakan implikasi

E. Jenis-jenis Penelitian Kualitatif


a. Basic Research
Menurut Sukmadinata, penelitian dasar (basic research) disebut juga penelitian
murni (pure research) atau penelitian pokok (fundamental research) adalah
penelitian yang diperuntukkan bagi pengembangnya suatu ilmu pengetahuan serta
diarahkan pada pengembangan teori-teori yang ada atau menemukan teori baru.
Penelitian dasar lebih diarahkan untuk mengetahui, menjelaskan, dan
memprediksikan fenomena alam dan sosial. Hasil dari penelitian dasar mungkin
belum dapat dimanfaatkan secara langsung, akan tetapi sangat berguna untuk
kehidupan yang lebih baik.
Hasil penelitian dasar ini berupa pengetahuan umum dan pengertiannya
mengenai kaidah-kaidah suatu disiplin ilmu. Penelitian dasar, umumnya bisa
memecahkan masalah tanpa ada pertimbangan efek sosial, ekonomi atau
masyarakat.
Tujuan penelitian dasar adalah untuk menambah pengetahuan dengan prinsip-
prinsip dasar, hukum-hukum ilmiah, serta untuk meningkatkan pencarian dan
metodologi ilmiah
b. Studi Kasus
Jenis-jenis penelitian kualitatif yang pertama adalah studi kasus yang
merupakan suatu upaya melakukan deskripsi dan analisis yang mendalam dari suatu
kasus tertentu. Studi kasus masih dibagi menjadi dua yaitu studi kasus tunggal dan
studi kasus jamak.
c. Penelitian Etnografis
Jenis-jenis penelitian kualitatif berikutnya adalah penelitian etnografis.
Penelitian ini dimaksudkan untuk meneliti budaya yang ada pada suatu masyarakat
tertentu atau suatu kelompok tertentu. Misal penelitian cara hidup suatu masyarakat
yang tinggal di daerah tertentu yang jauh dari perkotaan.
d. Penelitian Grounded Theory
Adalah jenis-jenis penelitian kualitatif yang secara spesifik dimaksudkan untuk
membangun suatu teori tertentu yang betul-betul didasarkan pada data spesifik yang
ada di lapangan.
Teori yang dihasilkan dari penelitian semacam ini disebut juga teori substantif
(substantive theory), artinya teori yang betul-betul berbasis pada data yang ada,
yang kemungkinan besar baru berlaku secara lokal di lokasi penelitian tersebut atau
pada kelompok yang keadaannya sama.
e. Penelitian Analisis Naratif
Merupakan jenis-jenis penelitian kualitatif yang didasarkan pada analisis
terhadap suatu narasi tertentu, misalnya suatu kisah hidup seseorang, suatu
otobiografi dari seseorang, kisah perjalanan sejarah suatu sekolah, dan sebagainya.
f. Penelitian Kritis
Jenis-jenis penelitian kualitatif lainnya adalah penelitian kritis. Penelitian ini
selain dimaksudkan untuk mendeskripsikan suatu situasi tertentu seperti apa adanya
secara mendalam, juga dengan maksud untuk mengkritisi situasi tersebut agar
situasinya berubah.
g. Penelitian Historis
Sementara itu, jenis-jenis penelitian kualitatif lainnya adalah penelitian historis.
Penelitian ini meneliti suatu kasus, peristiwa, atau fenomena yang terjadi di masa
lalu.
Artinya, ketika penelitian tersebut dilaksanakan, kasus, peristiwa atau fenomena
tersebut sudah tidak lagi ada atau sudah tidak lagi terjadi. Misalnya, penelitian yang
dilakukan pada masa sekarang, yang meneliti tentang pendidikan matematika pada
era pra-Kurikulum 1975
h. Penelitian Tindakan
Jenis-jenis penelitian kualitatif selanjutnya ialah penelitian tindakan. Penelitian
tindakan mempraktikkan ilmu dalam tindakan nyata agar mengetahui respon pada
situasi di lapangan.
Penelitian ini tujuannya untuk memperbaiki proses dan memahami bagaimana
praktik pendidikan yang baik, professional, serta dapat meningkatkan hasil dari
kegiatan.
F. Manfaat Penelitian Kualitatif
Menurut Moleong fungsi dan manfaat penelitian kualitatif antara lain:
1. Memahami isu-isu rinci tentang situasi dan kenyataan yang dihadapi seseorang.
2. Untuk keperluan evaluasi.
3. Untuk meneliti latar belakang fenomena yang tidak dapat diteliti melalui penelitian
kuantitatif.
4. Digunakan untuk meneliti tentang hal-hal yang berkaitan dengan latar belakang
subjek penelitian.
5. Digunakan untuk lebih dapat memahami setiap fenomena yang sampai sekarang
belum banyak diketahui.
6. Digunakan untuk menemukan perspektif baru tentang hal-hal yang sudah banyak
diketahui.
7. Digunakan oleh peneliti bermaksud meneliti sesuatu secara mendalam.
8. Dimanfaatkan oleh peneliti yang berminat untuk menelaah sesuatu latar belakang
misalnya tentang motivasi, peranan, nilai, sikap, dan persepsi.
9. Digunakan oleh peneliti yang berkeinginan untuk menggunakan hal-hal yang belum
banyak diketahui ilmu pengetahuan.
10. Dimanfaatkan oleh peneliti yang ingin meneliti sesuatu dari segi prosesnya
Daftar Pustaka

Astuti Novi Puji. (2022, 22 September). Jenis-jenis Penelitian Kualitatif dan Tujuannya,
Kenali Perbedaannya. Diakses pada 15 April 2023, dari
https://www.merdeka.com/jabar/jenis-jenis-penelitian-kualitatif-yang-penting-
diketahui-berikut-penjelasannya-kln.html?page=3&page=2
Ulfa, Rafika. 2022. KONSEP DASAR PENELITIAN KUALITATIF DALAM PENELITIAN
PENDIDIKAN. Al-Fathonah : Jurnal Pendidikan dan Keislaman. 578-596
Umar Siddiq & Moh Miftachul Choiri, Metode Penelitian Kualitatif di Bidang Pendidikan
(Ponorogo: CV. Nata Karya, 2019), h. 12-21.
Ulpa, R. (2022). KONSEP DASAR PENELITIAN KUALITATIF DALAM PENELITIAN
PENDIDIKAN. AL-Fathonah, 1(5), 578-596.

Anda mungkin juga menyukai