Anda di halaman 1dari 36

PENGARUH POTONGAN HARGA, PAKET BONUS, DAN TAMPILAN

TOKO TERHADAP PERILAKU PEMBELIAN SPONTAN PADA


KONSUMEN INDOGROSIR BANDAR LAMPUNG

PROPOSAL SKRIPSI

Acc sempro 3/2/2023

OLEH :
INDRA SYAIPULLOH
19411252

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
BANDAR LAMPUNG
2023
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................... ii
DAFTAR TABLE........................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 7
1.5 Sistematis Penelitian .................................................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 9


2.1 Landasan Teori........................................................................................... 9
2.1.1 Pembelian Spontan ( Impulse Buying ) ............................................. 9
2.1.2 Potongan Harga ( Price Discount ) ...................................................10
2.1.3 Paket Bonus ( Bonus Pack ) .............................................................. 11
2.1.4 Tampilan Toko ( Store Display ) ...................................................... 12
2.2 Landasan Empiris....................................................................................... 12
2.3 Pengembangan Hipotesis Penelitian .......................................................... 14
2.3.1 Pengaruh Potongan Harga Terhadap Perilaku Pembelian Spontan ........ 14
2.3.2 Pengaruh Paket Bonus Terhadap Perilaku Pembelian Spontan ........ 14
2.3.3 Pengaruh Tampilan Toko Terhadap Perilaku Pembelian Spontan.... 15
2.3.4 Pengaruh Potongan Hraga, Paket Bonus, Dan Tampilan Toko
Terhadap Perilaku Pembelian Spontan ............................................. 16
2.4 Kerangka Konseptual Penelitian ................................................................ 17
2.5 Hipotesis Penelitian.................................................................................... 18

ii
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 20
3.1 Jenis Penelitian........................................................................................... 20
3.2 Definisi Operasional Variable.................................................................... 20
3.3 Populasi Dan Sampel ................................................................................. 22
3.3.1 Populasi Penelitian ............................................................................. 22
3.3.2 Sampel Penelitian............................................................................... 22
3.4 Teknik Pengumpulan Data......................................................................... 23
3.5 Instrumen Penelitian................................................................................... 24
3.5.1 Uji Validasi ....................................................................................... 24
3.5.2 Uji Reliabilitas .................................................................................. 24
3.6 Teknik Analis Data .................................................................................... 24
3.6.1 Analis Regresi Linier Berganda ........................................................ 24
3.6.2 Uji Hipotesis...................................................................................... 25
3.6.2.1 Uji Persial ( Uji T ) ............................................................... 25
3.6.2.2 Uji Simultan ( Uji F ) ............................................................ 25
3.6.3 Koefisien Determinasi...................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 27

3
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Faktor Yang Mempengaruhi Belanja di Indogrosir ................. 2

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 12


Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel.......................................................... 21
Tabel 3.4 Skala Likert ...................................................................................... 23

4
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual Penelitian................................................ 18

5
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sekarang ini perkembangan zaman semakin hari semakin maju yang di

tandai dengan perkembangan teknologi dan semakin banyaknya industri-industri

yang didirikan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia, seperti pendirian

toko, minimarket, dan departement store. Hal tersebut dilakukan oleh para pendiri

industri karena semakin hari kebutuhan hidup manusia semakin berkembang

mengikuti zaman dan masyarakat bukan hanya ingin memuaskan kebutuhan

intinya tetapi juga ingin memuaskan kebutuhan lainnya atau kebutuhan

emosianalnya. Karena masyarakat saat ini menganggap bahwa belanja bukan

hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup tetapi mereka telah menjadikannya

sebagai gaya hidup.

Riset menyatakan bahwa sembilan dari sepuluh pembeli mengaku bahwa

mereka melakukan pembelian diluar daftar belanja mereka, bahkan 66% dari

mereka mengakui bahwa alasan pembelanjaan itu adalah dikarenakan adanya sale

atau promosi, 30% dikarenakan mereka mendapat kupon, dan 20% dikarenakan

keinginan untuk memanjakan diri mereka (www.newmediaandmarketing.com).

Fenomena impulse buying atau pembelian tidak terencana sangat populer

dikalangan para konsumen terutama para remaja yang senang melakukan kegiatan

belanja.

1
Saat ini banyak konsumen yang melakukan pembelian tanpa adanya

pertimbangan terlebih dahulu yang akan menyebabkan pada penyesalan setelah

mereka keluar dari toko dan sampai di rumah, tetapi hal tersebut tidak mengurangi

rasa penasarannya saat ingin berbelanja kembali. Hal tersebut paling sering dialami

oleh para konsumen wanita yang tidak pernah belajar dari pengalaman belanja

sebelumnnya selama hal yang dilakukan belum benar-benar merasa dirugikan.

Konsumen senang melakukan belanja dan mereka menganggap hal tersebut

sebagai penghargaan dari kerja kerasnya selama beberapa hari bekerja. Ini sama

halnya dengan konsumen lebih mementingkan nilai hedonik saat berbelanja yaitu

rasa senang dan bahagia dari pengalaman belanja. Nilai hedonik ini juga

merupakan bentuk sikap yang muncul secara spontan dari dalam diri konsumen

dan didorong oleh keinginan untuk mencapai suatu bentuk kesenangan, kebebasan,

khayalan, serta pelarian diri dari masalah.

Tabel 1.1 Faktor Yang Mempengaruhi Belanja di Indogrosir

Faktor yang Mempengaruhi Belanja Hasil


Tampilan Gerai 21,4%
Iklan Toko 25,7%

Promosi Penjualan 38,6%

Informasi orang lain 14,3%

Sumber : Indogrosir, 2022

Berdasarkan tabel 1.1 bahwa promosi penjualan sangat mempengaruhi


pada faktor mempengaruhi belanja. Indogrosir menyatakan promosi penjualan
lebih mendominasi dengan hasil presentase 38,6%. Sedangkan iklan toko
memberikan hasil presentase 25,7%, tampil gerai 21,4% dan Informasi dari
orang lain 14,35% presentasenya. Sehingga dari hasil pra penelitian ini bahwa
promosi penjualan sangat mempengaruhi belanja para konsumen di Indogrosir.

2
Promosi penjualan teridiri dari berbagai macam strateginya. Potongan
harga dan paket bonus adalah alat pemasaran dari promosi penjualan yang sering
di gunakan oleh toko ritel modern lainya. Biasanya took ritel menggunakan strategi
potongan harga dan paket bonus melalui katalog yaitu media cetak yang di
sebarkan melalui brosur kepada anggota atau member yang sudah terdaftar.

Kosumen saat ini menjadi lebih impulsif karena adanya berbagai faktor.
Oleh karena itu, pihak manajemen harus menetapkan strategi yang mantap agar
dapat mempengaruhi konsumen walaupun konsumen sudah merencanakan apa
yang akan dibeli, tetapi pihak manajemen harus bisa merangsang konsumen untuk
membeli barang lain yang tidak direncanakan sebelumnya. Para bisnis ritel
menawarkan berbagai hal positif antara lain kenyamanan saat berbelanja,
keamanan, kemudahan, variasi produk yang semakin beragam, kualitas produk
yang terus meningkat dan tentu saja harga produk yang menjadi lebih murah
sehingga dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.
Proses pembelian dimulai ketika konsumen mengenali adanya kebutuhan
yang belum terpenuhi, konsumen mulai mencari informasi tentang cara
memenuhi kebutuhan tersebut meliputi produk apa yang akan memberi konsumen
manfaat dan bagaimana cara memperolehnya. Konsumen kemudian
mengevaluasi berbagai alternatif produk melalui ritel, katalog dan internet hingga
memilih salah satu diantaranya. Pada suatu kondisi, konsumen akan
mempertimbangkan produk yang akan dibeli dan hal ini akan membutuhkan
waktu. Setelah mengevaluasi, konsumen akan membuat keputusan pembelian
pada suatu ritel.

Oleh karena itu, setiap perusahaan dituntut bersaing secara kompetitif


dalam hal menciptakan dan mempertahankan konsumen yang loyal. Untuk
mencapai hal itu para pemasar harus menerapkan konsep pemasaran modern yang
berorientasi pasar atau pelanggan karena mereka merupakan ujung tombak
keberhasilan pemasaran.

Denny dan Yohannes (2013) mengatakan, Impulse Buying adalah kegiatan


pembelian mendadak tanpa ada perencanaan terlebih dahulu pada saat memasuki
toko. Berdasarkan penelitian terdahulu beberapa faktor yang mendorong seseorang
untuk melakukan impulse buying adalah karena faktor internal dan eksternal.
Faktor internal yang ada di diri seseorang yaitu pada suasana hati dan kebiasaan

3
mereka dalam berbelanja apakah di dorong sifat hedonis atau tidak. Faktor
eksternal yang mempengaruhi impulse buying yaitu pada lingkungan toko dan
promosi yang ditawarkan toko. Faktor pendukung perkembangan ritel khususnya
di Indonesia adalah peningkatan pendapatan per kapita penduduk yang
berdampakpada kemampuan daya beli terhadap produk dan jasa.

Faktor lain yang mendorong seseorang untuk melakukan impulse buying


yaitu meningkatnya pertumbuhan ekonomi menurut Ma‟ruf (2006) dengan
ditopang oleh basis konsumen dan daya beli yang kuat membuat konsep pola
belanja di Indonesia saat ini berubah dan berkembang sebagai sebuah cerminan
gaya hidup yang lebih modern dan lebih berorientasi rekreasi yang meningkatkan
aspek kesenangna, kenikmatan, dan hiburan saat berbelanja. Muruganatham dan
Bhakat (2013), pembelian impulsif di pengaruhi oleh lingkungan belanja, sifat
konsumen, produk dan beragam aspek sosial budaya.
Ikhsan (2019), Konsumen yang tertarik secara emosional sering kali tidak
lagi melibatkan rasionalitas dalam proses pengambilan keputusan. Dari kondisi
tersebut perusahaan harus menciptakan startegi untuk menciptakan penjualan yang
berimbas pada konsumen akhir, karena konsumen akhir inilah yang paling sering
melakukan belanja secara tidak terencana. Hal tersebut terjadi karena
banyaknya promo-promo yang dilakukan oleh perusahaan maupun bisnis ritel dan
departement store. Dengan adanya promo tersebut mereka seringkali tidak lagi
belanja sesuai dengan daftar belanja yang direncanakan jauh sebelum melakukan
pembelian. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Allen dkk, yang menunjukkan
bahwa potongan harga, bonus kemasan, dan tampilan dalam toko berpengaruh
terhadap keputusan pembelian impulsif pada toko carrefour dan toko yogya.

4
Banyaknya promo-promo yang dilakukan oleh perusahaan salah satunya
adalah Indogrosir Bandar Lampung yang banyak menyediakan perlengkapan
sehari-hari. Indogrosir Bandar Lampung selalu melakukan strategi-strategi terbaik
agar dapat mempertahankan konsumennya dengan cara memberikan diskon secara
besar-besaran seperti pemberian potongan harga dan muatan ekstra untuk memicu
konsumennya dalam melakukan pembelian impulsif dan menciptakan kesenangan
belanja yang dirasakan konsumen.
Menurut peneliti Xu, Y., dan Huang, J.S (2014) menyatakan bahwa
variable price discount akan lebih memicu konsumen untuk niat membeli di
bandingkan variable bonus pack, sedangkan menurut Yesicca Tri Amanda P dan
Muhammad Edwar (2015) menyatakan bahwa bonus pack dan discount
berpengaruh terhadap perilaku impulse buying dengan bonus pack sebagai variable
yang paling dominan.

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian penulis adalah Variabel


penelitian, sampel dan instansi yang di teliti serta teknik penelitiannya. Maka yang
menjadi judul dari penelitian ini adalah “Pengaruh Potongan Harga, Paket
Bonus dan Tampilan Toko Terhadap Perilaku Pembelian Spontan Pada
Konsumen Indogrosir Bandar Lampung”

5
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dijelaskan diatas,maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh Potongan Harga terhadap keputusan pembelian

spontan pada konsumen Indogrosir Bandar lampung ?

2. Bagaimana Pengaruh Paket Bonus terhadap keputusan pembelian spontan

pada konsumen Indogrosir Bandar Lampung ?

3. Bagaimana Pengaruh tampilan toko terhadap keputusan pembelian spontan

pada Indogrosir Bandar lampung ?

4. Bagaimana pengaruh Potongan Harga, Paket Bonus, dan Tampilan toko

terhadap keputusan pembelian spontan pada Indogrosir Bandar lampung ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh potongan harga terhadap keputusan pembelian

spontan pada Indogrosir Bandar lampung

2. Untuk mengetahui pengaruh paket bonus terhadap keputusa pembelian

spontan pada Indogrosir Bandar lampung

3. Untuk mengetahui pengaruh tampilan toko terhadap keputusan pembelian


spontan pada Indogrosir Bandar Lampung

6
1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, penelitian ini diharapkan dapat

memberikan manfaat bagi:

1. Penulis
Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi penulis mengenai pentingnya
mengetahui pengaruh-pengaruh dari setiap variabel yang diteliti serta sebagai alat
untuk mempraktekkan teori-teori yang didapatkanselama menempuh perkuliahan.

2. Akademik
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi bagi para peneliti
selanjutnya dan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan studi khususnya
mengenai bidang manajemen pemasaran.
3. Bagi Institusi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan bahan kajian
sebagai refrensi tambahan bagi pembaca dan peneliti lain yang melakukan
penelitian dengan jenis pembahasan yang sama.

1.5 Sistematis Penelitian


Dalam penelitian ini, pembahasan dan penyajian hasil penelitian akan disusun
dengan materi sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakan masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian serta sistematis penelitian yang berjudul Pengaruh
potongan harga, paket bonus, dan tampilan toko terhadap perilaku
pembelian spontan pada konsumen Indogrosir Bandar Lampung.
BAB II : LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini diuraikan landasan teori dan hipotesis yang mendukung
penelitian yaitu tentang potongan harga, paket bonus, dan tampilan toko
terhadap perilaku pembelian spontan pada konsumen Indogrosir Bandar
Lampung.

7
BAB III : METODE PENELITIAN
Dalam bab ini berisikan tentang jenis dari penelitian, sumber data,
populasi, sampel, variabel penelitian, metode analisis data, serta penujiam
hipotesis menenai potongan hara, paket bonus, dan tampila toko terhadap
perilaku pembelian spontan pada konsumen Indogrosir Bandar Lampung.
BAB IV : HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini penulis menguraikan tentang hasil dan pembahasan
mengenai pengaruh potongan harga, paket bonus, dan tampilan toko
terhadap perilaku pembelian spontan pada konsumen Indogrosir Bandar
Lampung.
BAB V : SIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini berisikan simpulan dan saran yang berdasarkan hasil
penelitian dan pembahasan pada Bab IV.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

8
BAB II

LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pembelian Spontan ( Impulse Buying )

Utami dalam Any Urwatul (2014:5) mengatakan daya tarik disini berkaitan
dengan pemajangan barang yang menarik sehingga seseorang berhasrat untuk
melakukan suatu pembelian. pembelian tidak terencana adalah suatu tindakan
pembelian yang dibuat tanpa direncanakan sebelumnya, atau keputusan pembelian
dilakukan pada saatberada di dalam toko.

Ma’ruf (2006:64) mengatakan bahwa Impulse buying adalah proses


pembelianbarang yang dilakukan secara spontan.

Shoham & Brencic dalam Septian Wahyudi (2017:282) mengatakan


bahwa Impulse buying berkaitan dengan perilaku untuk membeli
berdasarkan emosi. Emosi ini berkaitan dengan pemecahan masalah
pembelian yang terbatas atauspontan.

Berdasarkan pernyataan tersebutmaka dapat disimpulkan bahwa suatu


pembelian dikategorikan sebagai Impulse buying jika tidak terdapat perencanaan
atas pembelian produk bersangkutan ketika konsumen melihat suatu produk
yang menarikperhatiannya secara tiba-tiba dan terdorongkeinginan untuk segera
mendapatkan barang tersebut.

Kacen dan Julie Anne Lee dalam Rizky Ayu (2018:17) menyatakan bahwa
indikator untuk mengukur pembelian spontan ini adalah sebagai berikut:

1) tidak ada perencanaan untuk membeli produk,

2) tidak memerlukan pertimbangan yang panjang untuk melakukan


pembelian,

3) pembelian terjadi karena adanya rangsangan dari produk, dari


labeling, warna, dan lainnya.

9
2.1.2 Potongan Harga ( Price Discount )

Menurut Kotler dan Keller (2016:84) price discount, merupakan penghemat


yang ditawarkan pada konsumen dari harga normal suatu produk, yang tertera
dilabelatau kemasan produk tersebut.

Menurut Machfoedz (2005:141) mendefinisikan Price discount adalah


potongan harga yang menarik, sehingga harga sesungguhnya lebihrendah dari harga
umum, discount yang diberikan harus mempunyai arti yang penting bagi konsumen,
kalau tidak, tidak ada artinya.

Menurut Sutisna dalam Jurnal Nobel (2018:3) tujuan pemberian Price


discount (potongan harga) adalah :
1) Meningkatkan kuantitas pembelian, dengan diberikannya discount dapat
mempengaruhijumlah barang yang akan dibeli oleh konsumen.
2) Mengikat pelanggan agar tidak berpindah tempat.
3) Mendorong pembelian dilakukan dengan kontan atau waktu yang pendek.

Berdasarkan Tjiptono (2008:166) terdapat empat bentuk-bentuk diskon, yaitu:


1) Diskon Kuantitas Diskon kuantitas merupakan potongan harga yang
diberikan guna mendorong konsumen agar membeli dalam jumlah yang lebih
banyak, sehingga meningkatkan volume penjualan secara keseluruhan. Diskon
kuantitas terdiri atas dua jenis, yaitu:
a) Diskon kuantitas Kumulatif, Diskon kuantitas kumulatif diberikan kepada
konsumen yang membeli barang selama periode waktu tertentu, misalnya
terus-menerus selama satu tahun.
b) Diskon Kuantitas Non KumulatifDiskon kuantitas non kumulatif didasarkan
pada pesanan pembelian secara individual. Jadi hanya diberikanpada satu
pembelian dan tidak dikaitkan dengan pembelian-pembeliansebelum dan
sesudahnya.
2) Diskon Musiman, Diskon musiman adalah potongan harga yang diberikan
hanya pada masa-masa tertentu saja. Diskon musiman digunakan untuk
mendorong konsumen agarmembeli barang-barang yang sebenarnya baru akan

10
dibutuhkan beberapa waktu mendatang.
3) Diskon Kas (Cash discount), Diskon kas merupakan potongan harga yang
diberikan apabila pembeli membayar tunai barang-barang yang dibelinya atau
membayarnya dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian transaksi
(termin penjualan / sales term).
4) Trade Functional Discount, Trade discount diberikan oleh produsen kepada
para penyalur yang terlibat dalam pendistribusian barang dan pelaksanaan
fungsi-fungsi tertentu, seperti penjualan, penyimpanan, record keeping.
Selain empat macam diskon tersebut, adaistilah harga obral (sale price),
yakni diskon sementara dari harga menurut daftar (list price). Tipe diskon
ini bertujuan mendorong pembelian dengan segera.

2.1.3 Paket Bonus ( Bonus Pack )

Belch dan Belch dalam Jurnal SriIsfanti (2018:132) mengatakan bahwa, Bonus
pack menawarkan konsumen sebuah muatan ekstra dari sebuah produk dengan
harga normal.
Mishra dan Mishra (2011:9) mengatakan bahwaBonus pack merupakan strategi
promosi penjualan berbasis kuantitas dimana pelangganditawarkan produk dengan
kuantitas lebihdengan harga yang sama.
Promosi bonus pack termasuk dalam salah satu komponen di dalam sales
promotion yang digunakan untuk meningkatkan pembelian Impulse yang dilakukan
oleh konsumen dimana terdapat tambahan ekstra dalam pembelian produk,
contohnya bisa berupa buy 2 get 1, tambahan hadiah seperti pembelian deterjen
dengan gratis piring, pembelian snack dengan tambahan isi 20% tanpa biaya extra,
atau berupa paket kumpulan, seperti sikat gigi yangsatu boxnya sudah ada pasta
gigi. Belch dan Belch dalam Sri Isfanti (2018:133) menyebutkan manfaat dari
penggunaan strategi bonus pack ini adalah:
1) Memberikan pemasar cara langsung untuk menyediakan nilai ekstra.
2) Merupakan strategi bertahan yang efektif terhadap kemunculan promosi
produk baru dari pesaing.
3) Menghasilkan pesanan penjualan yang lebih besar

11
2.1.4 Tampilan Toko ( Store Display )

Menurut Alma (2014:189) mengatakan bahwa Display merupakan usaha


mendorong perhatian dan minat konsumen pada toko atau barang dan mendorong
keinginan membeli melalui daya tarik penglihatan langsung (direct visual
appeal).

Tendai dan Crispen (2009:104) mengemukakan bahwa Display merupakan


aspek yang sangat penting dalam bisnis ritel untuk memahami konsumen sesuai
dengan kebiasaan konsumen. Memajang barang ditoko dan etalase, mempunyai
pengaruh besarterhadap penjualan.
Dari Pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa In-store display adalah
suatu bentuk strategi promosi dalam toko dengan memajangproduk semenarik
mungkin dengan maksudmengarahkan dan menarik konsumen untukmelakukan
suatu pembelian.

2.2 Landasan Empiris


Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu

Teknik
No Nama Judul
Analisis Hasil Penelitian Kontribusi
Peneliti Penelitian
Data
1. Xu, Y., dan Effect of Between Hasil penelitian Penelitian ini
Huang, J.S price subjects menunjukkan memberikan
(2014) discount and full bahwa variabel kontribusi
bonus pack factorial price discount akan mengenai
on impulse design lebih memicu niat informasi antar
buying.Social membeli konsumen variabel dan
behaviour di bandingkan memperkuat
variabel bonus pack hasil dari
and
apabila produk yang penelitian
personality
ditawarkanmemiliki lainnya.
harga yang murah,

12
sedangkan variabel
bonus pack akan
lebih memicu niat
membeli konsumen
dibandingkan
variabel price
discount ketika
barang yang
ditawarkanmemiliki
harga yang
mahal
2. Yessica Tri Pengaruh Regresi Hasil dari Jurnal tersebut
Amanda P & Bonus Pack Linear penelitian dapat memberikan
dan Price disimpulkan
Muhammad Berganda kontribusi
Discount bahwa bonus pack
Edwar Terhadap dan price discount mengenai
(2015) Impulse berpengaruh keterkaitan
Buying terhadap perilaku diantara
pada impulse buying variabel
Konsumen pada konsumen
Giant Giant
Hipermarket Hypermarket
diPonegoro Diponegoro
Surabaya Surabaya,dengan
bonus pack
sebagai variabel
yang
paling dominan

3. Nurus Analisis Analisis Hasil penelitian


Safa‟atillah Pengaruh Regresi menunjukkan Penelitian ini
memberikan
(2017) Faktor Price Berganda bahwa price
kontribusi
Discount, discount, bonus terkait dengan
Bonus Pack pack dan brand pemberian
dan Brand image berpengaruh diskon yang
Image positif terhadap akan
Terhadap konsumen dalam menyebabkan
Konsumen melakukan impulse pada pembelian
tidak terencana
dalam buying pada produk
dan
Melakukan oriflame di kota memberikan
Impulse Lamongan informasi
Buyingpada tambahan
produk mengenai
oriflame di impulse buying
Kota

12
Lamongan

4. Sri Isfantin Pengaruh Structural Hasil penelitian ini Kontribusi


Puji Lestari pricediscount Equation menunjukkan yang saya
dan bonus Model promosiyang dapatkan
pack dilakukan oleh dalam
terhadap Carrefour di penelitian ini
impulse Surakartamelalui adalah Teknik
buying pemberian diskon analis data
melalui nilai dan bonus pack yang
hedonik di dapat digunakan
Carrefour mempengaruhi sama sehingga
Surakarta perasaan hedonik bisa menjadi
pelanggan yang rujukan untuk
akan meningkatkan menyelesaikan
pembelian impulse analisis data
pada skripsi
yang akan saya
selesaikan
5. Binar Utami Pengaruh Analisis Hasil penelitian ini Penelitian ini
& Agung nilai belanja Jalur & menunjukkan memberikan
hedonik
Utama UjiSobel bahwanilai belanja kontribusi
terhadap
impulse hedonik terkait dengan
buying berpengaruh secara referensi yang
dengan signifikan terhadap akan saya
emosi positif impulse buying gunakan dalam
sebagai
variabel meneliti
perantara
(studikasus

13
pada
pelanggan di
Ambarukmo
Plaza
Yogyakarta)

2.3 Pengembangan Hipotesis

2.3.1 Pengaruh Potongan Harga Terhadap Pembelian Spontan

Ketika masuk kedalam Indogrosir Bandar Lampung konsumen akan


disambut dengan beraneka ragam banner dan label discount hampir disetiap area
penjualan,karena Indogrosir Bandar Lampung menerapkan banyak strategi
pemasaran yang berfokus pada diskon produk,Discount produk yang paling sering
di lakukandan sering dilihat pada Indogrosir Bandar Lampung adalah diskon
kuantitas dan harga obral, seperti pada teori Tjiptono (2008:166) terkait jenis-jenis
discount.

Dengan bentuk diskon yang diterapkan Indogrosir Bandar Lampung ini


membuat konsumen maumembeli dalam jumlah yang lebih banyak dantentu
beberapa konsumen akan bersedia memutuskan untuk terus melakukan transaksi
pada Indogrosir Bandar Lampung.

H1 : Potongan harga mempengaruhi terhadap peningkatan pembelian


spontan di Indogrosir Bandar Lampung

2.3.2 Pengaruh Paket Bonus Terhadap Pembelian Spontan

Dalam penelitian ini variable bonus pack memiliki pengaruh yang tidak
terlalu besar terhadap impulse buying dibandingkan variable in-store display, dan
price discount, kurangnnya produk dengan bonus tambahan pada Indogrosir
Bandar Lampung yang memberikan harga normal untuk mendapatkan produk
dengan bonustambahan, kebanyakan adalah produk yang memiliki syarat
pembelian seperti konsumen harus membeli dengan kuantitas yang telah ditentukan
terlebih dahulu agar bisa memberoleh bonus pack, sehingga menjadi

14
pertimbangan untuk konsumen dalam melakukan pembelian, walaupun dengan
adanya produk-produk denganbonus pack dapat menarik perhatian konsumen
untuk melakukan pembelian secara impulse namun dalam masa pandemic seperti
saat ini konsumen harus mempertimbangkan kembali apabila ingin membeli produk
dengan muatan tambahan/bonus pack karena kurang beragamnyaproduk dengan
promo bonus tambahan sementara kebutuhan konsumen beraneka ragam juga, dan
ketentuan kuantitas yang harus dibeli menjadi tolak ukur melakukan pembelian
secara impulse, namun akan lebih baik apabila adanya pengadaan produk dengan
bonus tambahan yang bervariasi dan mencakup seluruh kategori produk.
Bonus pack pada Indogrosir Bandar Lampung memiliki dua jenis Bonus
pack yaitu paket tunggal dan paket kumpulan. Paket Tunggal berupa promo buy 1
get 1, buy 2 get 1, pembelian detergen gratis piring, dan sebagainya. Sementara
Paket kumpulan berupa dalam satu /kotak sudah tersediah produk tambahan
contohnya pembeliansikat gigi yang sepaket dengan pasta gigi, sereal dengan
ekstra isi 20% dan sebagainya, produk dengan kategori paket kumpulan seperti ini
biasanya sudah dikemas satu paket daripabriknya tanpa campur tangan pihak
peritel.

H2 : Paket bonus mempengaruhi terhadap peningkatan pembelian spontan di


Indogrosir Bandar Lampung

2.3.3 Pengaruh Tampilan Toko Terhadap keputusan Pembelian Spontan


Tampilan toko harus diatur dengan baik supaya dapat membantu
konsumen untuk mendapatkan barang-barang dengan cepat, penyusunan
barang-barang yang me-mudahkan orang melihat, mencari dan menjangkau,
hal ini sangat menentukan terjadinya keputusan pembelian impulsif atau biasa
disebut sebagai impulsebuying. Apabila konsumen tertarik dan puas terhadap
barang tersebut yang cepatmereka temui karena adanya display yang tepat dan
memudahkan konsumen dalam pencarian barang maka dapat memberikan
manfaat diantaranya hubunganantara perusahaan ritel dan konsumen menjadi
harmonis, hal ini akan menjadi dasar yang baik untuk melakukan pembelian
ulang di toko tersebut karena denganadanya barang- barang yang mudah

15
dijangkau. Dan kemudian bisa saja konsumenmembentuk suatu rekomendasi
dari mulut ke mulut yang dapat menguntungkan perusahaan sehingga dapat
terlihat bahwa hubungan display dengan perilaku impulse buying dengan
konsumen erat kaitannya, karena tanpa adanya display, maka salah satu faktor
yang dapat meningkatkan keputusan pembelian konsumentidak akan
terpenuhi. Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Setiyowati dan Kustijana (2017), Sari, Faisal (2018), Pradana,
Wahyuningdyah (2019), Tawas et.al., (2019), Putri et.al., (2019), Prashar
et.al.,(2015) dan Maha Jamal, Samreen Lodhi (2015) yang mengatakan
display produkmempunyai pengaruh terhadap keputusan impulse buying.

H3 : Tampilan toko mempengaruhi terhadap peningkatan pembelian


spontan di Indogrosir Bandar Lampung

2.3.4 Pengaruh Potongan Harga, Paket Bonus Dan Tampilan Toko


Terhadap Perilaku Pembelian Spontan
Secara umum, konsumen telah merencanakan apa yang hendak dibeli
sebelum memasuki toko, namun ketika beradadalam toko keputusan impulse buying
bisa tiba-tiba terjadi dan disebabkan oleh beberapafactor, dalam pelaksanaan atau
keputusan impulse ini lebih menggunakan emosi dan perasaan di bandingkan logika.
Faktor yang mempengaruhi perilaku ini diantaranya berupa lingkungan belanja yang
mendukung contohnya tampilan atau tataan produk, display, luas ruangan, suasana,
kemasan produk, warna serta bentuk yang unik juga akan menimbulkan keinginan,
atau hasrat konsumen untuk melakukan pembelian secaraspontan.

Ketika konsumen berada di dalam toko, tujuan konsumen melakukan


pembelian produk yang dijual kemungkinan karena sudahmerencanakan akan
membeli produk tersebut,telah mencari informasi tentang produk tersebut
sehingga berencana melakukan pembelian, namun sering dan sangat sering terjadi

16
ketika mencari produk, berkeliling danmelihat seisi toko, konsumen tentu akan
merasa tertarik akan suatu produk, entah dari kemasannya, kegunaan produknya,
dari tampilan displaynya, atau karena promo dan discount yang ditampilkan,
kemudian konsumen tersebut melakukan pembelian tanpa mencari tahu atau produk
tersebut tidak ada pada list atau rencana belanja sebelumnya,maka perilaku tersebut
disebut sebagai impulse buying.

H4 : Potongan harga, paket bonus, dan tampilan toko mempengaruhi


terhadap peningkatan pembelian spontan di Indogrosir Bandar
Lampung

2.4 Kerangka Pemikiran

Dalam suatu kerangka pemikiran peneliti menggambarkan secara


definitifkonsep pengaruh ini diartikan sebagai suatu hubungan dari variabel
independen terhadap variabel dependen. Adapun variabel yang digunakan
adalah:

1. Variabel independen adalah Potongan Harga, Paket Bonus, dan


Tampilan Toko

2. Variabel dependen adalah Keputusan Pembelian spontan.

Memperjelas kerangka pemikiran di atas, maka keempat variabel tersebut


dapat digambarkan dalam paradigma sederhana dengan tiga variabel
independent dan satu variabel dependen, sebagai berikut :

17
Potongan
Harga X1

Paket Pembelian
Bonus X2 Spontan Y

Tampilan
Toko X3

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual Penelitian

2.5 Hipotesis Penelitian

Setelah menganalisis kerangka pemikiran di atas, maka rumus hipotesis yang


di ajukan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. H1 : Potongan harga mempengaruhi terhadap peningkatan spontan di


Indogrosir Bandar Lampung

2. H2 : Paket bonus mempengaruhi terhadap peningkatan pembelian spontan


di Indogrosir Bandar Lampung

18
3. H3 : Tampilan toko mempengaruhi terhadap peningkatan pembelian
spontan di Indogrosir Bandar Lampung

4. H4 : Potongan harga, paket bonus, dan tampilan toko mempengaruhi


terhadap peningkatan pembelian spontan di Indogrosir Bandar Lampung

19
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif. Menurut


Sugiyono (2010:14) Pendekatan kuantitatif merupakan penelitian dengan data yang
digunakan berupa angka-angka atau data kualitatif yang diangkakan .Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian asosiatif, dimana penelitian asosiatif menjelaskan
hubungan antar dua variabel atau lebih yang bertujuan untuk mengetahui apakah
ada pengaruh Potongan Harga, Paket Bonus, dan Tampilan Toko Terhadap Perilaku
Pembelian Spontan Pada Konsumen Bandar Lampung.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tiga variabel independen yaitu
Potongan Harga, Paket Bonus, dan Tampilan Toko serta satu variabel Pembelian
Spontan sebagai variabel dependen. Pada penelitian ini sumber data yang digunakan
adalah data primer, yaitu sumber data yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner
dengan meminta responden untuk mengisi sendiri kuesioner tersebut. Data primer
yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil kuesioner yang diisi oleh
responden.

3.2 Definisi Operasional Variabel


Penelitian ini menggunakan dua jenis variabel yaitu variabel independen
dan variabel dependen. Dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel independen
dan satu variabel dependen antara lain:

1. Variabel Bebas (Independent Variable)


Menurut Indriantoro & Supomo (1999, p. 27) “Variabel independen adalah jenis
variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain dan sering disebut
dengan variabel yang utama”.Variabel independen merupakan variabel bebas atau
tidak dipengaruhi oleh variabel lain,variabel ini mempengaruhi variabel
lain.Variabel dalam penelitian ini meliputi tiga variabel independen yaitu Potongan
Harga, Paket Bonus, dan Tampilan toko.

20
1. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Menurut Indriantoro & Supomo (1999, p. 47) “Variabel dependen adalah jenis
variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen dan sering
disebut sebagai konsekuensi”.Variabel dependen merupakan variabel terikat yang
dipengaruhi oleh variabel lain.Terdapat satu variabel dependen dalam penelitian ini
yaitu Pembelian Spontan.

Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel


Skala
Variabel Devinisi Variabel Indikator
Pengukuran
Potongan Potongan Harga 1. Dapat memicu
Harga merupakan konsumen untuk
(X1) penghematan yang membeli dalam
ditawarkan suatu jumlah yang banyak.
perusahaan untuk 2. Mengantisipasi
menarik minat beli promosi pesaing.
Skala Likert
konsumen sehingga 3. Hemat
konsumen dapat
membeli produk
dengan harga yang
lebih hemat.
(Belch dan Belch, 2009)
Paket Paket Bonus merupakan 1. Penawaran ekstra.
Bonus strategi promosi
2. Promosi produk
(X2) penjualan berbasis
baru.
kuantitas di mana
3. Penjualan lebih Skala Likert
pelanggan ditawarkan
besar
produk dengan kuantitas
lebih dengan harga yang
sama. (Belch dan Belch,

21
2009)
Tampilan Tampilan Toko 1. Penerangan.
Toko merupakan suasana toko 2. Kebersihan.
(X3) atau lingkungan yang 3. Musik.
memiliki pengaruh 4. Pegawai yang ramah Skala Likert
terhadap psikologi
pengunjung. (Aprilliani,
2017:34)
Pembelian Pembelian Tidak 1. Spontanitas
Tidak Terduga merupakan pembelian.
Terduga suatu kegiatan 2. Mengabaikan
(Y) pertimbangan.
pembelian yang tidak
Direncanakan 3. Tidak dapat

sebelumnya. (Aprilliani, menahan Skala Likert

2017:34) keinginan
4. Perasaan
senang setelah
melakukan
pembelian.

3.3 Populasi dan Sampel


3.3.1 Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono (2019:126) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: objek / subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh konsumen yang telah melakukan
pembelian di Indogrosir Bandar Lampung.

3.3.2 Sampel Penelitian

Menurut Purba dan Simanjuntak (2011:126) bahwa Sampel adalah sebagian


anggota populasi yang menjadi sumber data dan diambil dengan menggunakan
teknik-teknik tertentu. Menurut Hair et. Al (1995) dikutip dari Hermansyur dan

22
Aditi (2017) penelitian ini

menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan sampel minimal 100


responden untuk memberikan hasil yang lebih baik. Kriteria sampel, karena
peneliti ingin melihat variabel impulse buying konsumen, maka responden harus
pernah melakukan pembelian tidak terencana. Oleh karena itu kriteria sampel
dalam penelitian ini adalah:
a. Responden yang pernah melakukan pembelian di Indogrosir Bandar
Lampung
b. Responden berumur lebih dari 16 tahun ke atas dengan asumsi
responden tersebut sudah berpikir rasional.
c. Responden yang berjumlah 100 responden pelanggan yang berbelanja di
Indogrosir Bandar Lampung.

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan metode
Purposive Sampling. Purposive Sampling yang dilakukan dengan menggunakan
penyebaran kuesioner/angket. Menurut Sugiyono (2017), purposive sampling
adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.
Purposive sampling adalah pengambilan sampel yang berdasarkan atas suatu
pertimbangan tertentu seperti sifat-sifat populasi ataupun ciri-ciri yang sudah
diketahui sebelumnya (Notoadmodjo, 2010). Untuk penyebaran kuesioner sebagai
bahan penelitian diberikan kepada pelanggan yang sudah berbelanja di Indogrosir
Bandar Lampung.
Berikut bentuk skala likert menurut jonathan Sarwono (Sarwono,2006, p. 96)
sebagai berikut:
Tabel 3.4 Skala Likert
No Keterangan Skor
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Cukup Setuju (CS) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2

23
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

3.5 Instrumen Penelitian


3.5.1 Uji Validasi

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner.Menurut Ghozali (2013) suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan
dan kuesioner dapat mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut. Suatu item pertanyaan dinyatakan valid jika koofisien korelasi α < 0.05.
Sedangkan yang tidak valid, tidak akan diikutsertakan dalam pengujian hipotesis
penelitian. Kemudian item pernyataan yang dianggap valid tersebut diuji
reliabilitasnya.

3.5.2 Uji Reliabilitas


Reliabilitas merupakan hal yang berkaitan dengan derajad stabilitas dan
konsistensi data (Sugiyono, 2015: 268). Uji reliabilitas adalah alat ukur yang
mengukur suatu angket (kuesioner) yang merupakan indikator dari variabel.
Menurut Ghozali (2016) Angket (kuesioner) dapat dikatakan reliabel atau handal
adalah jika jawaban responden atas pertanyaan memiliki konsisten dan stabil dari
waktu ke waktu. Untuk mengetahui apakah kuesionerdari variabel dapat dikatakan
reliabel adalah dengan aplikasi SPSS menggunakan uji statistik Cronbach Alpha (α).
Apabila nilai Cronbach Alpha lebih dari 0,70 maka kuesioner dikatakan reliabel.

3.6 Teknik Analis Data

3.6.1 Analisis Regresi Linier Berganda


Analisis Regresi Linier Berganda dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
variable motivasi investasi,pengetahuan investasi dan kemajuan teknologi yang
bertindak sebagai variabel bebas mempengaruhi variabel terikat dan variabel
bebasnya .Fungsi atau persamaan dapat di susun antara lain:
Model regresi:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + + error

24
Dimana:
Y = Pembelian Spontan
α = Konstanta Parameter
X1 = Potongan Harga
X2 = Paket Bonus
X3 = Tampilan Toko
Sebelum melakukan uji hipotesis maka perlu dilakukan uji kecocokan model yaitu
menggunakan Uji F dengan kriteria bila sig < 5%. selanjutnya melakukan uji
hoptesis.

3.6.2 Uji Hipotesis


3.6.2.1 Uji Parsial (Uji t)
Menurut Ghozali (2016) Pada dasarnya uji statistik t dimaksudkan
untuk memaparkan seberapa besar pengaruh satu variabel bebas secara
individu dalam menjelaskan variasi variabel terikat. Cara untuk melihat
apakah variabel terikat dipengaruhi oleh variabel bebas ialah dengan cara
melihat signifikansinya. Apabila tingkat signifikansi 0.05 atau 5%, maka
nilai signifikansi dibawah 0.05 memiliki arti bahwa Variable bebas tersebut
memiliki pengaruh terhadap variabel terikat.

3.6.2.1 Uji Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk menemukan apakah variabel bebas yaitu


Potongan Harga, Paket Bonus, dan Tampilan Toko secara simultan atau
bersama-sama memiliki pengaruh terhadap variabel terikat yakni Pembelian
Tidak Terduga. Untuk menguji hipotesis menggunakan statistik F, kriteria
pengambilan keputusan adalah apabila nilai F lebih besar daripada 4 (empat)
dan nilai signifikansi kurang dari 0.05 maka H0 dapat ditolak dan HA dapat
diterima dengan arti bahwa variabel dependen dipengaruhi oleh variabel
independen secara bersama-sama atau simultan (Ghozali, 2016, p.
96).

25
3.6.3 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R²) adalah alat ukur untuk mengukur seberapa besar
kemampuan model dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi (R2) adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai koefisien determinasi yang
rendah berarti kemampuan dari variabel-variabel bebas dalam menerangkan variasi
variabel dependen sangat terbatas. Namun nilai yang mendekati satu berarti
variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi-variabel dependen.

26
DAFTAR PUSTAKA

Aditi, B., & Hermansyur, H. M. (2017). Pengaruh Kualitas Produk, Citra Merek,
Harga, Dan Promosi, Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Merek Honda Di
Kota Medan. Jkbm (Jurnal Konsep Bisnis Dan Manajemen), 3(2), 154–165.
Alma, B. (2014). Manajemen Pemasaran Dan Pemasaran Jasa. Bandung: CV
Alfabeta.
Anfas, A., & Zainuddin, Z. (2022). Tata Kelola Perusahaan, Struktur Kepemilikan
Dan Volatilitas Arus Kas Terhadap Persistensi Laba. AkMen Jurnal Ilmiah,
19(2), 176–185.
Aprilliani, R., & Khuzaini, K. (2017). Pengaruh Price Discount, Positive Emotion
Dan In-Store Stimuli Terhadap Impulse Buying. Jurnal Ilmu Dan Riset
Manajemen (JIRM), 6(6), 1–19.
Belch, G., & Belch, M. (2019). Advertising and Promotion An Integrated Marketing
Communication Perspective (6-month. New York: McGraw-Hill Education.
Bima, S. (2021). Mengenal Impulsive Buying, Faktor Pemicu, & Tips
Mencegahnya. Retrieved 2 February 2023, from
www.newmediaandmarketing.com
Denny, K., & Yohanes, S. K. (2013). Pengaruh Promosi dan Store Atmosphere
Terhadap Impulse Buying dengan Shoping Emotion Sebagai Variabel
Intervening Studi Kasus di Matahari Departement Store Cabang Supermall
Surabaya. Jurnal Manajemen Pemasaran Petra, 1(2), 1–8.
Faisal, Y., & Sari, E. G. (2018). Pengaruh Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas
dan Keahlian Audit Terhadap Profesionalisme Auditor. Al-Masraf: Jurnal
Lembaga Keuangan Dan Perbankan, 3(1), 43–50.
Ghozali, I. (2017). Aplikasi Analisis Multivariate dengan program (IBM SPSS) (*).
Semarang: Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM

27
SPSS21(edisi ketujuh) (edisi ketu). Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponogero.
Ghozali, Imam. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
23. Semarang: BPFE Universitas Diponegoro.
Ikhsan, M. F. (2019). Pengaruh Kepercayaan Konsumen Dan Kualitas Pelayanan
Terhadap Kepuasan Pelanggan Toko Online Shop Lazada Indonesia: Studi
Pada Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung Angkatan 2015-2018.
Bandung: UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Indriantoro, N., & Supomo, B. (1999). Metodologi Penelitian dan Bisnis.
Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Jamal, M., & Lodhi, S. (2015). Consumer Shopping Behavior In Relation To Factors
Influencing Impulse Buying: A Case Of Superstores In Karachi, Pakistan.
International Journal of Scientific and Research Publications, 5(2),
41–49.
Kotler, P., & Keller, K. L. (2016). Marketing Management (15th ed.). England:
Pearson.
Lestari, S. I. P. (2018). Pengaruh Price Discount dan Bonus Pack terhadap Impulse
Buying melalui Nilai Hedonik di Carrefour Surakarta. Jurnal Maksipreneur:
Manajemen, Koperasi, Dan Entrepreneurship, 7(2), 129–140.
Ma’ruf, A., & Wihastuti, L. (2008). Pertumbuhan Ekonomi Indonesia: Determinan
Dan Prospeknya. Jurnal Ekonomi & Studi Pembangunan, 9(1), 44–55.
Ma’ruf, H. (2006). Pemasaran Ritel. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Machfoedz, M. (2005). Pengantar Pemasaran Modern. Yogyakarta: UPP AMP
YKPN.
Mishra, A., & Mishra, H. (2011). The Influence Of Price Discount Versus Bonus
Pack On The Preference For Virtue And Vice Foods. Journal of Marketing
Research, 48(1), 196–206.
Muruganantham, G., & Bhakat, R. S. (2013). A Review Of Impulse Buying
Behavior. International Journal of Marketing Studies, 5(3), 149–154.
Pradana, A. A., & Wahyuningdyah, R. Y. (2019). Analisis Pengaruh Potongan
Harga, Paket Bonus, Pajangan Dalam Toko Dan Suasana Toko Terhadap
Perilaku Pembelian Impulsif Pada Pelanggan Minimarket Indomaret Hybrid

28
Di Kota Semarang. JEMAP, 2(1), 47–59.
Prashar, S., Parsad, C., & Vijay, T. S. (2015). Factors Prompting Impulse Buying
Behaviour-Study Among Shoppers In India. International Journal of Indian
Culture and Business Management, 11(2), 219–244.
Purba, E., & Simanjuntak, P. (2011). Metode Penelitian (2nd ed.). Medan:
Universitas HKBP Nommensen.
Putri, D. E. (2019). Pengaruh Celebrity Worship terhadap Perilaku Compulsive
Buying pada Dewasa Awal Anggota Komunitas Baia Bandung. Bandung:
UNISBA.
Putri, Y. T. A., & Edwar, M. (2014). Pengaruh Bonus Pack dan Price Discount
terhadap Impulse Buying pada Konsumen Giant Hypermarket Diponegoro
Surabaya. E-Journal UNESA, 3(2), 1–7.
Rizky, A. T. (2018). Pengaruh Locus of Control Dan Kepribadian Terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan PT. Qrange Jaya Makmur. Surabaya: Universitas
Wijaya Putra.
Safa’atillah, N. (2017). Analisis Pengaruh Faktor Price Discount, Bonus Pack dan
Brand Image terhadap Konsumen dalam Melakukan Impulse Buying pada
Produk Oriflame di Kota Lamongan. JPIM (Jurnal Penelitian Ilmu
Manajemen), 2(3), 483–493.
Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif (1st ed.).
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Setiyowati, A., & Kustijana, D. H. (2017). Pengaruh Discount Price, In-Store
Display dan Sales People Terhadap Pembelian Impulsif dengan Impulse
Buying Tendency Sebagai Variabel Moderasi. J-MKLI (Jurnal Manajemen
Dan Kearifan Lokal Indonesia), 1(1), 1–17.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono, S. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D
(Alfabeta). Bandung.
Tawas, I. F. N., Tamengkel, L. F., & Punuindoong, A. Y. (2019). Pengaruh Display

29
Terhadap Perilaku Impulse Buying Di Transmart Bahu-Manado. JURNAL
ADMINISTRASI BISNIS (JAB), 9(1), 137–146.
Tendai, M., & Crispen, C. (2009). In-Store Shopping Environment And Impulsive
Buying. African Journal of Marketing Management, 1(4), 102–108.
Tjiptono, F. (2016). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung:
Alfabeta.
Utami, B., & Utama, A. (2017). Pengaruh Nilai Belanja Hedonik terhadap Impulse
Buying dengan Emosi Positif sebagai Variabel Perantara (Studi Kasus pada
Pelanggan di Ambarukmo Plaza Yogyakarta). Jurnal Manajemen Bisnis
Indonesia (JMBI), 6(1), 11–22.
Wahyudi, S. (2017). Pengaruh Price Discount Terhadap Impulse Buying. Valuta,
3(2), 276–289.
Wusko, A. U. (2014). Pengaruh Store Environment Terhadap Impulse Buying
(Survei pada Pembeli di Serbu Mart Sukorejo). SKETSA BISNIS, 1(2), 1–13.
Xu, Y., & Huang, J.-S. (2014). Effects Of Price Discounts And Bonus Packs On
Online Impulse Buying. Social Behavior and Personality: An International
Journal, 42(8), 1293–1302.

30

Anda mungkin juga menyukai