Anda di halaman 1dari 12

Universitas Tulang Bawang Lampung

KESELAMATAN
PASIEN
Dosen Pengampu : apt. Nola Harissa,S.Farm.,M.Farm

Oleh : Kelas A
ANGGOTA KELOMPOK
1. Kholifatur Rohmah (203110006)
2. Liyan Haryati (203110010)
3. Ainun Maharani (203110009)
1. Chairunnisa Dhearani (213110001)

4. Riska Khotinah (203110020)


2. Martha Candra (213110002)


(203110019)
5. Desriana
3. Linda Putri (213110010)

6. Nanda Elizabet (203110008)


4. Dinda Renanti (213110013)

7. Vhanny Eriyenza (203110017)


5. Adisti Fiska (213110014)

8.akbar giandi (203110007)


6. Diana Ervita (213110015)

9. I Made Gede Agus Sagita (203110013)


7. Mutia Dewanti (213110017)

10. Nora (203110005)


8. Angela Vio (213110022)
11. Suryani Sigalingging ( 203110004)
01
PENGERTIAN
Patient safety merupakan komponen penting dan vital dalam asuhan
keperawatan yang berkualitas. Hal ini menjadi penting karena patient
safety merupakan suatu langkah untuk memperbaiki mutu pelayanan
dalam memberikan asuhan keperawatan. Inti dari patient safety yaitu
penghindaran, pencegahan dan perbaikan dari kejadian yang tidak
diharapkan atau mengatasi cedera-cedera dari proses pelayanan
kesehatan sehingga program utama patient safety yaitu suatu usaha
untuk menurunkan angka kejadian tidak diharapkan (KTD) yang sering
terjadi pada pasien.
02
PENGERTIAN
Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang No. 11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien,
menyebutkan bahwa keselamatan pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan
pasien lebih aman, meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya,
serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah
terjadinya cedera yang d isebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya di ambil.

pelayanan keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu upaya yang dilakukan oleh
petugas kesehatan guna meningkatkan mutu pelayanan, mencegah terjadinya insiden
yang tidak diharapkan serta meminimalisir terjadinya human error dalam melakukan
pelayanan kesehatan.
03
INSIDEN KESELAMATAN KERJA
Beberapa insiden keselamatan pasien yang telah dikenal secara luas, antara lain:
1. Insiden Keselamatan Pasien (IKP)/ Patient Safety Incident adalah setiap
kejadian atau situasi yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan
harm (penyakit, cedera,
cacat, kematian dan lain-lain) yang tidak seharusnya terjadi.
2. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)/ Adverse Event adalah suatu kejadian yang
mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada pasien karena suatu tindakan
("commission") atau karena tidak bertindak ("omission"), bukan karena
"underlying disease" atau kondisi pasien.
3. Kejadian Nyaris Cedera (KNC)/ Near Miss adalah suatu insiden yang belum
sampai terpapar ke pasien sehingga tidak menyebabkan cedera pada pasien.
04
4. Kejadian Tidak Cedera (KTC) adalah insiden yang sudah terpapar ke pasien,
tetapi tidak menimbulkan cedera, dapat terjadi karena "keberuntungan" (misal:
pasien terima suatu obat kontra indikasi tetapi tidak timbul reaksi obat), atau
"peringanan" (suatu obat dengan reaksi alergi diberikan, diketahui secara dini
lalu diberikan antidotumnya).
5. Kondisi Potensial Cedera (KPC)/ "reportable circumstance" adalah kondisi
yang sangat
berpotensi untuk menimbukan cedera, tetapi belum terjadi insiden.
6. Kejadian Sentinel (Sentinel Event) yaitu suatu KTD yang mengakibatkan
kematian atau cedera yang tidak diharapkan atau tidak dapat diterima seperti:
operasi pada bagian tubuh yang salah. Pemilihan kata "sentinel" terkait dengan
keseriusan cedera yang terjadi (misalnya amputasi pada kaki yang salah, dan
sebagainya) sehingga pencarian fakta terhadap kejadian ini mengungkapkan
adanya masalah yang serius pada kebijakan dan
prosedur yang berlaku.
05

MODEL KESELAMATAN PASIEN

Menurut ACSQH (Australian


Menurut Vincent
Commission on Safety and Healthcare)
a. Faktor organisasi dan manajemen, a. Tata kelola untuk keselamatan dan
b. Faktor lingkungan kerja, mutu dalam organisasi pelayanan
c. Faktor tim, kesehatan,
d. Faktor individu, b. Infeksi terkait kesehatan,
e. Karakteristik pasien, c. Keamanan obat,
f. Faktor lingkungan eksternal. d. Identifikasi Pasien dan prosedur
pencocokan,
e. Timbang terima (Handover) klinis.
06
MANFAAT BUDAYA KESELAMATAN PASIEN

menurut National Patient Safety Agency (NPSA):


1. Organisasi kesehatan lebih tahu jika ada kesalahan yang akan terjadi atau
jika kesalahan telah terjadi.
2. Meningkatkan pelaporan insiden dan belajar dari insiden yang terjadi untuk
mengurangi berulangnya dan keparahan dari insiden keselamatan.
3. Kesadaran keselamatan pasien yaitu bekerja untuk mencegah error dan
melaporkan bila terjadi kesalahan sehinnga dapat mengurangi cedera fisik dan
psikis terhadap pasien.
4. Mengurangi biaya pengobatan dan ekstra terapi.
5. Mengurangi sumber daya untuk manajemen komplain dan klaim.
6. Mengurangi jumlah staf yang stres, merasa bersalah, malu, kehilangan
kepercayaan diri, dan moril rendah.
07

TUJUAN KESELAMATAN PASIEN

1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di Fasilitas


Pelayanan Kesehatan (Fasyankes);
2. Meningkatnya akuntabilitas Fasyankes terhadap pasien dan
masyarakat;
3. Menurunnya KTD (kejadian tidak diharapkan) di Fasyankes;
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak
terjadi pengulangan KTD.
08
STANDAR KESELAMATAN PASIEN
Standar keselamatan pasien mengacu pada "Hospital Patient Safety
Standards" yang dikeluarkan oleh Joint Commision on Accreditation of
Health Organizations, Illinois, USA, tahun 2002, yang sama juga
tercantum dalam Pasal 5 ayat (4) Undang-Undang No.11 Tahun 2017
tentang Keselamatan Pasien yaitu:
1. Hak pasien
2. Pendidikan bagi pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi
dan peningkatan keselamatan pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. Pendidikan bagi staf tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan
pasien
09
SASARAN KESELAMATAN PASIEN

Pasal 5 Ayat (5) Undang-Undang No.11 Tahun 2017 tentang


Keselamatan Pasien, menyebutkan sasaran keselamatan pasien:
1. Mengidentifikasi pasien dengan benar
2. Meningkatkan komunikasi yang efektif
3. Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai
4. Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang
benar, pembedahan pada pasien yang benar
5. Mengurangi risiko infeksi akibat perawatan kesehatan
6. Mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai