ABSTRAK
Sampai saat ini masalah pengadaan air layak konsumsi dikampus Universitas Pasir Pengaraian masih
terus berlanjut. Kebutuhan air bersih merupakan salah satu faktor penunjang yang tidak bisa di abaikan
untuk kelancaran kegiatan di lingkungan kampus. Dengan tidak layaknya air yang digunakan, secara
langsung berdampak terhadap aktivitas penunjang di lingkungan kampus akan terganggu. Untuk
pengolahan air baku menjadi air layak konsumsi diperlukan teknologi yang murah untuk pengolahan air
tersebut, instalasi Saringan Pasir Lambat (SPL) Up Flow merupakan alternatif yang dapat digunakan.
Dari hasil penelitian dapat ditentukan kebutuhan harian maksimum orang per hari adalah 17,03
m³/jam, debit sumber air baku pada kolam adalah 76,65 m³/jam, luas permukaan kolam sumber air baku
adalah 191, 63 m², luas permukaan bak SPL adalah 63,88 m² serta rencana anggaran yang dibutuhkan untuk
membuat kolam sumber air baku dan SPL adalah Rp. 87.926.300
ABSTRACT
Until this this day the proper water consumption supply problem at the Pasir Pengaraian
University campus still continues. The need for clean water is one of the contributing factors that
can not be ignored for the smoothness activity of the campus environment. By not proper the water,
directly impacting to activities support on campus will be distrubed. For the treatment of raw water
to water consumption required inexpensive technology for water treatment, the installation of Slow
Sand Filter (SSF) Up Flow is an alternative that can be used.
From the research results can be determined a maximum daily requirement per day is 17.03
m³ / h, discharge of raw water in the pool is 76.65 m³ / h, the surface area of pool water sources is
191, 63 m², SSF tub surface area is 63.88 m² and budget plan is needed to create a pool of water
sources and the SSF is Rp. 87.926.300
pasir lambat sangat kecil. Saringan pasir lambat didalamnya akan tertahan pada media pasir oleh
sangat cocok digunakan dalam skala kecil. (Birdi, karena adanya akumulasi kotoran baik dari zat
1979). organik maupun anorganik pada media filternya
akan terbentuk lapisan (film) biologis. Cara
Jenis saringan pasir lambat (SPL) ada 2 macam pengolahan seperti ini juga dapat mengilangkan
yaitu: zat-zat yang menimbulkan bau, zat besi, mangan
1. Saringan pasir lambat “Down Flow” atau dan ammonia dengan konsentrasi rendah.
konvensional.
Saringan pasir lambat yang menggunakan 1.5. Perencanaan SPL Up Flow
system penyaringan air dari atas ke bawah, a. Dalam perencanaan SPL Up Flow beberapa
yang pencucian media saringan da filternya kriteria perencanaan yang harus dipenuhi
dilakukan secara manual yakni dengan antara lain:
mengeruk lapisan pasir bagian atas, kemudian - Kekeruhan air baku lebih kecil 10 NTU.
dicuci dengan air bersih. Jika lebih besar dari 10 NTU perlu
dilengkapi dengan bak pengendap
2. Saringan pasir lambat “Up Flow” dengan atau tanpa bahan kimia.
Saringan pasir lambat dengan menggunakan - Kecepatan penyaringan antara 5 – 10
sistem penyaringan dari bawah keatas, yang m3/m2/Hari.
mempunyai keunggulan dalam hal pencucian - Tinggi lapisan pasir 0,60 – 1,0 m.
media saring yang lebih mudah dibanding - Tinggi lapisan kerikil 0,15 – 0,30 m.
dengan model saringan pasir lambat - Tinggi muka air di atas media pasir 1,0 –
konvensional. Jika saringan telah jenuh atau 1,50 m.
buntu, dapat dilakukan pencucian balik - Tinggi ruang bebas antara 0,20 – 0,30 m.
dengan cara membuka kran penguras. Dengan - Diameter pasir yang digunakan 0,002 -
adanya pengurasan ini, air bersih yang 0,004 m.
berada diatas lapisan pasir dapat berfungsi - Jumlah bak penyaring minimal dua buah.
sebagai air pencuci media penyaring (back
wash). Dengan demikian pencucian media b. Secara umum, proses pengolahan air bersih
penyaringan pada saringan pasir lambat Up dengan SPL terdiri atas:
Flow tersebut dilakukan tanpa mengeluarkan - Bangunan penyadap.
atau mengeruk media penyaringan, dan dapat - Bak penampung/ bak penenang.
dilakukan kapan saja. - Saringan awal.
- Saringan pasir utama.
1.2. Mekanisme Penyaringan - Bak air bersih.
Air baku dialirkan kedalam bak penerima, - Perpipaan, keran, sambungan dll.(Nusa
kemudian dialirkan kedalam bak pengendapan Idaman Said dan Ari Herlambang, 1999)
tanpa memakai zat kimia untuk pengendapan
kotoran yang ada dalam air baku. Selanjutnya c. Menentukan Kebutuhan air per orang per
dilakukan penyaringan dengan saringan pasir hari.
lambat dan kemudian dialirkan ke bak penampung Untuk menaksir kebutuhan air
air bersih untuk di alirkan bak distribusi. bersih per orang per hari diberikan dalam
Jika air baku yang dialirkan ke saringan tabel 1.1 berikut:
pasir lambat, maka kotoran-kotoran yang ada
selama ini sudah berfungsi sesuai dengan yang Tabel.3.3. Perkiraan Jumlah Mahasiswa,
diharapakan atau tidak. Jika hasil yang didapat Dosen dan Karyawan Universitas Pasir
Pengaraian Dua Tahun Yang Akan Datang
mempunyai efesiensi rendah maka dilakukan
JUMLAH
%
perencanaan modifikasi dari instalasi yang sudah
N0 TAHUN Dosen dan
ada tersebut. Mahasiswa
Karyawan
Adapun hal-hal yang termasuk dalam
1 2012/2013 147 2350 45,78
perancangan antara lain:
2 2013/2014 163 3242 37,96
- Kebutuhan harian maksimum
Total 3405
- Menentukan debit sumber air baku. Sumber: Estimasi November 2011
- Perhitungan instalasi SPL Up Flow
- RencanaAnggaran Biaya (RAB) pembuatan Dari table 3.1 dan 3.2 terlihat jumlah
instalasi SPL Up Flow Mahasiswa sampai dengan tahun akademik
- Gambar rancangan 2011/2012 adalah 1612 orang sedangkan jumlah
Dosen dan karyawan untuk tahun yang sama
adalah 138 orang.
1. Program Studi Teknik Mesin Universitas Pasir Pengaraian Page 81
2. Program Studi Teknik Sipil Universitas Pasir Pengaraian
3. Mahasiswa Program Studi Teknik Mesin Universitas Pasir Pengaraian
Untuk menjaga suplay kebutuhan air Untuk menjaga debit yang dibutuhkan tetap
sampai 2 tahun ke depan maka dari table 3.3 konsisten sepanjang tahun, maka kolam
terlihat perkiraan jumlah Mahasiswa, Dosen dan penampung dibuat menjadi 3 kolam sebagai
Karyawan Universitas Pasir Pengaraian adalah pusat air baku dengan kapasitas setiap kolam 3
3405 orang. Perkiraan jumlah tersebut didasarkan kali jumlah air yang di sadap.
atas beberapa aspek, antara lain: Sehingga debit air baku setiap kolam = 25,55
- Letak geografis yang mendukung m³/jam x 3 = 76,65 m³/jam
- Peningkatan jumlah Sekolah Lanjutan
Tingkat Atas 3.3. Perhitungan Instalasi SPL Up Flow
- Peningkatan jumlah Peserta Didik Menentukan Dimansi Kolam Sumber
- Tingkat Ekonomi yang membaik Air Baku
- Peningkatan kesadaran para orang tua Penghitung dimensi kolam sumber air baku
untuk menyekolahkan anak meliputi:
- Intensitas Promosi a) Luas Permukaan kolam
- Suasana perkuliahan yang mendukung. Luas permukaan kolam dihitung dengan
- Biaya kuliah relatif murah rumus:
- Pengelolaan yang kondusif. A=
Dengan:
Pemakaian air rata-rata untuk satu orang
Q = Debit air baku (76,65m³/jam)
adalah 30-50 liter/hari (tabel 1.1) dalam penelitian
v = kecepatan sumber air tanah (0,1m/jam
ini diambil 40 liter/hari, jumlah keseluruhan
– 0,4 m/jam)
orang yang menjalankan aktifitas di kampus
diambil 0,4m/jam
Universitas Pasir Pengaraian sampai tahun
A = Luas Permukaan kolam (m²)
Akademik 2011/2012 adalah 1750. Maka
Maka:
kebutuhan air untuk 1750 orang setiap hari
adalah: A= = 191, 63 m²
40 x 1750 =70.000 liter/hari = 70,00 m³/hari
b) Panjang dan lebar kolam
Kebutuhan penggunaan air untuk dua Panjang dan lebar kolam dihitung dengan
tahun ke depan di dasarkan pada jumlah rumus:
keseluruhan orang yang menjalankan aktifitas di A=PxL
kampus Universitas Pasir Pengaraian seperti Dengan :
terlihat pada table 3.3 adalah 3405 orang . Maka A = Luas permukaan kolam
kebutuhan air setiap hari adalah: P = Panjang kolam
40 x 3405 =136. 200 liter/hari = 136, 20 m³/hari L = Lebar kolam
Sedangkan jam kerja efektif di kampus Untuk perbandingan panjang dengan lebar
Universitas Pasir Pengaraian setiap hari adalah 8 kolam adalah 2 : 1
jam, jadi total kebutuhan air setiap jam adalah: Maka:
P = 2.L
x = 17,03m³/jam
Jadi:
A = 2 .L²
3.2. Menentukan Debit Sumber Air Baku.
Jumlah air yang disadap dari sumber air L= = = 9, 79 m
baku =konsumsi harian maksimum x 1,1 sampai P = 2.L = 2 .9, 79 = 19, 58 m.
1,5 (Sularso dkk hal 15).
Untuk keamanan distribusi pemakaian air di c) Tinggi kolam
Universitas Pasir Pengaraian diambil 1,5. Untuk menentukan tinggi kolam maka
Maka debit air baku =17,03 m³/jam x 1,5 terlebih dahulu dicari tinggi kedalaman air.
= 25,55m³/jam
Dari tabel diatas dapat ditentukan tinggi kedalaman bak SPL seperti pada table 3.5 sebagai berikut:
3.4. Rencana Anggaran Biaya (RAB) meliputi pembuatan kolam air baku dan
Pembuatan Instalasi SPL Up Flow pembuatan bak penyaring air dengan saringan
Rencana anggaran biaya Pembuatan Instalasi pasir lambat (SPL) Up Flow. Adapun rincian
Air Bersih di Universitas Pasir Pengaraian biaya yang diperlukan terlihat pada table 3.6.
Tabel 3.6. RAB Pembuatan Instalasi Air Bersih di Universitas Pasir Pengaraian
Harga satuan Jumlah
No Jenis Pengeluaran Volume
(Rp) (Rp)
Total 87.926.300
Delapan puluh tujuh juta Sembilan ratus dua puluh enam ribu tiga ratus rupiah
2. Penampang
BAK SPL
1. Kebutuhan air di kampus adalah Wastewater Disposal, John Wiley & Son,
17,03 m³/jam Inc, Newyork.
2. Debit sumber air baku yang harus tersedia Fair-Geyer, Water and Wastewater Engineering,
adalah 25,55 m³/jam vol II New York-London, Jhon Wiley &
3. Luas permukaan kolam air baku adalah 191, Sons, Inc, 1965.
63 m² L. Huisman, 1975, Slow sand filtration, Lectrure
4. Luas permukaan bak SPL adalah note. Delft University of
63,88m² Technology,Netherlands.
5. Rencana anggaran biaya pembuatan kolam Nusa Idaman Said dan Heru Dwi Wahyono,
air baku dan SPL adalah 1999, Teknologi Pengolahan Air Bersih
Rp. 87.926.300 Dengan Proses Saringan Pasir Lambat,
Kelompok Teknologi Pengolahan Air
4.2. Saran Bersih dan Limbah Cair, BPPT-
1. Ditujukan ke pihak pengelola Universitas Lingkungan, Jakarta.
Pasir Pengaraian untuk merealisasikan Nusa Idaman Said dan Arie Herlambang,
pembuatan instalasi SPL, sebagai alternatif 1999,Pengolahan Air Bersih Dengan
untuk memenuhi kebutuhan akan air layak Proses Saringan Pasir Lambat Up Flow,
kosumsi. Kelompok Teknologi Pengolahan Air
2. Untuk penelitian lanjutan, untuk menganalisa Bersih dan Limbah Cair, BPPT-
kuwalitas air baik sebelum maupun setelah Lingkungan, Jakarta.
melalui SPL. Reynold, D.T., 1982, Unit Operation &
5. UCAPAN TERIMA KASIH Processes in Environmental Engineering,
Brooks/coleEngineering Division,
Saya mengucapkan terima kasih sebesar- Monterey, California.
besarnya kepada: Safira Astari dan Rofiq Iqbal, 2009,
1. Pimpinan Universitas Pasir Pengaraian, atas Kehandalan Saringan Pasir Lambat
kesempatannya untuk melakukan penelitian. Dalam Pengolahan Air. Program Studi
2. Kepala LP2M Universitas Pasir Pengaraian. Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil
3. PDAM Kab. Rokan Hulu dan Lingkungan, ITB.
4. Seluruh rekan sejawat dan mahasiswa Sarbidi,1988, Operasi dan perawatan
Program Studi Teknik Mesin Universitas pengolahan air bersih sistem saringan
Pasir Pengaraian. pasir lambatpada PDAM Purwakarta.
Laporan Penelitian Lapangan, Puslitbang
Permukiman DPU, Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Sularso dan Haruo Tahara, 1983, Pompa dan
Kompresor, Pradnya Paramita, Jakarta.
Babbit, 1962, Water Supply Engineering, Mc. Susumu Kawamura. 1991, Integrated Design of
Graw Hill Book Company. Water Treatment Facilities, New York –
Birdi, G.S, 1979, Water Supply and Sanitary London, Jhon Wiley & Sons, Inc.
Engineering, Dhanpat ray & Sons, Nai- SNI 3981:2008, Perencanaan Instalasi Saringan
SarakDelhi. Pasir Lambat, BSN, Jakarta.
Darsono dan Teguh Sutomo, 2002, Pengaruh SNI 03. 3981:1995, Tata Cara Perencanaan
Diameter dan Ketebalan Pasir Dalam Instalasi Saringan Pasir Lambat, BSN,
Saringan Pasir Lambat Terhadap Jakarta.
PenurunanKadar Besi,Jurnal Teknologi SNI 03.3982:1995,Tata Cara Pengoperasian dan
IndustriUniversitas Atma Jaya Perawatan Instalasi Saringan Pasir
Yogyakarta, Vol. VI, No. 4, 213 – 224 Lambat, BSN, Jakarta.
Fair,G.M., Geyer, J.C., Okun, D.A., 1970,
Elements of Water Supply and
1. Program Studi Teknik Mesin Universitas Pasir Pengaraian Page 87
2. Program Studi Teknik Sipil Universitas Pasir Pengaraian
3. Mahasiswa Program Studi Teknik Mesin Universitas Pasir Pengaraian
Tjokrokusumo, KRT, 1998, Pengantar …………, 1998, Petunjuk Teknis Perencanaan
Engineering Lingkungan, STTL “YLH”, Rancangan Teknis Sistem Penyediaan Air
Yogyakarta. BersihPedesaan, Direktorat Jendral Cipta
Valentinus Darsono, 1999, Perencanaan Karya, Departemen Pekerjaan Umum,
Instalasi Pengolahan Air Bersih Jakarta.
Universitas Atmajaya Yogyakarta, Jurnal …………,1996, Tatacara Pembuatan Bangunan
Teknologi Industri Universitas Atmajaya Penangkap Mata Air, Dierektorat Jendral
Yogyakarta, VOL. III, NO. 1, Hal. 79-86. Cipta Karya,Departemen Pekerjaan Umum,
Jakarta.