Anda di halaman 1dari 1

Malam ini pebat kurasa di raga

Gemuruh mesin masih beradu di telinga


Rentetan tinta pencetak huruf dan angka masih bergetar di jemari
Janji manis si penguasa berseragam masih tertanam perih di hati
Sepi mengiring ingatan akan pelukan dari pemberi kasih dan Sayang

Sayang yang lahir sebelum aku ada, Sayang yang ada sebelum aku lahir
Sayang yang tak pergi saat ku mulai beranjak, Sayang yang tak beranjak saat ku mulai
pergi
Sayang yang menanti saat ku hilang , Sayang yang tak hilang saat ku tak menanti
Sayang yang menyambutku saat ku pulang, Sayang yang pulang menyambutku
Sayang yang membelaiku saat ku rapuh, Sayang itu punya EMAK………..

Ku berlari, kucari warung penghantar suara, ku mau raih dan dengar Sayang itu lagi
Kutekan angka pemberian bapak saat ku pergi dulu …. Kutunggu suara yang muncul ternyata
suara yang selalu terngiang dikepala ku saat malam datang, itu suara Emak … damai kurasakan

Sayang itu melampaui kata kati bijak yang terus tertanam di jiwaku malam itu
Sayang itu melampaui rasa takut kan sepi yang selalu menyelimutiku setiap malam tiba
Sayang itu merobek semua kecemasan, menghempaskan semua keraguan, mencabik
kegalauan
Menanamkan tekad untuk melangkah, tekad itu dari Emak ……………

Emak …. Aku akan pulang hari raya penghujung tahun nanti


Emak …. Tak perlu kau menyiapkan hidangan untukku, aku yang akan menyiapkannya untukmu
Emak …. Tak perlu kau menyiapkan kamar untuk ku tidur, aku akan berbaring di sebelahmu
Emak …. Tak perlu kau menyiapkan semua untukku, aku akan menyediakan semua untukmu
Emak … Tak perlu kau mempercantik wajahmu, kau akan selalu cantik untuk ku
Emak … Hari Raya ini aku pulang …
Emak … Hari Raya ini aku pulang …. Untukmu

Anda mungkin juga menyukai