Terhadap Desa
Nurdinsyapruddin@gmail.com
Abstrak
Jurnal LK III Badko Jabodatabeka – Banten (Nurdin Ardalepa), Badko Kalimantan Selatan dan Tengah
PENDAHULUAN sebagainya sehingga hal ini bisa menorobos
batas-batas informasi dengan cepat di antar
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
negara
dimasa sekarang ini telah mengubah wajah
dunia dari jaman konvensional kearah Kutipan (Simarmata 2005) mengatakan
komersil berbasi teknologi dan jaringan revoulusi sistem informasi ini menjadi
internet, di sebuah perubahan yang besar wajib bagi seluruh negara di dunia sehingga
yang secara cepat tentunya akan mengubah setiap negara harus meninggalkan gaya
arah kehidupan masyarakat khususnya informasi konvensional menjadi gaya
desa-desa yang ada di Indonesia, dimana komeril (internet), di masa sekarang juga
perubahan tersebut akan mengubah begitu tentu kita melihat bagaimana masyarakat
banyak aspek kemasyarakatan baik itu tidak bisa meninggalkan diri dari kegiatan
sosial, ekonomi, dan juga pendidikan akan komunikasi berbasi internet, pernyataan
menyesuaikan sesuai dengan kehendak nya bagaimana nasib warga terpencil di
perubahan tersebut (Nasution 2015) pesisir pedesaan apakah akan tertinggal
perkembangan ilmu pengatahuan dan akan hal ini?, sejak pemerintah Indonesia
teknologi adalah tanda besar sebuah Negara mengembangkan infrastruktur internet
memasuki massa yang disebut dengan era pada tahun 1980-an jumlah pengguna
Global Village. internet terus meningkat hingga tahun
mencapai angka 210 juta orang atau
Penyebab utama terjadinya Global Village
sebesar 77,02 persen dari penduduk
adalah karena pesatnya perkembangan
Indonesia. Walaupun angka ini terus
teknologi informasi dan komunikasi yang
meningkat adanya kita lupa akan hal ini?
membuat hidup manusia lebih mudah dan
Yakni tentang pemerataan kemajuan
cepat. Penggabungan antara teknologi dan
teknologi tersebut, secara geografis
akses tanpa batas membuat manusia dengan
pengguna internet atau yang mengalami era
manusia lain akan cepat terhubung, berbagi
globalisasi tidak lah merata secara
informasi serta mendapatkan informasi,
geografis, pengguna internet di Indonesia
pada era globalisasi ini telah tercipta sebuah
paling banyak di dominasi di kota-kota
revolusi besar-besar-an dibidang sistem
besar saja.
informasi, seperti ecommerce, berita, dan
Jurnal LK III Badko Jabodatabeka – Banten (Nurdin Ardalepa), Badko Kalimantan Selatan dan Tengah
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang dilakukan adalah terjadi yang dimana merujuk kepada hasil-
metode deskriptif, yang dimana metode ini hasil bacaan dan pengamatan sekitar baik
merupakan metode memberikan penjelasan melalui media ataupun secara langsung
secara menyeluruh tentang penomena yang
Jurnal LK III Badko Jabodatabeka – Banten (Nurdin Ardalepa), Badko Kalimantan Selatan dan Tengah
KAJIAN TEORI
Jurnal LK III Badko Jabodatabeka – Banten (Nurdin Ardalepa), Badko Kalimantan Selatan dan Tengah
postkolonialitas, transnational, diaspora, mengisyaratkan adanya sebuah utopia, jika
dan studi indigenous people. dimaknai secara literar. Pada kenyataannya
dalam membangun
Pemaknaan kampung itu sendiri pada
akhirnya dirasakan sebagai sesuatu
komunikasi dengan kalangan yang berbeda manakala sesorang tinggal di sebuah
negara memang amat mungkin untuk wilayah yang jauh dari tempat ia dibesarkan
dilakukan, namun mendapatkan atau dilahirkan. Tetap saja ada khalayan
kepercayaan dan rasa persaudaraan dan perasaan berbeda atau yang khas yang
layaknya sesorang yang tinggal sekampung tidak dapat mudah ditumbuhkan di sebuah
tidaklah mudah untuk diperoleh atau tempat yang dia tidak familiar atau terikat
dibangun. Begitupula adanya perasaan “at secara budaya setempat.
home” tidaklah mudah tercipta begitu saja
Kesenjangan Digital di Indonesia masih membutuhkan menara pemancar
jaringan telekomunikasi atau Base
Kesenjangan digital masih menjadi
Transceiver Station (BTS
tantangan yang harus dihadapi masyarakat
Indonesia. Lemahnya infrastruktur layanan Dilansir dari laman resmi Kominfo, untuk
informasi dan kurangnya literasi digital mendukung akselerasi infrastruktur internet
masyarakat jadi PR besar yang belum di Indonesia, pemerintah akan
terselesaikan. Kondisi geografis Indonesia menyediakan 150 ribu titik internet
yang berupa kepulauan juga menjadi salah berteknologi satelit di seluruh penjuru
satu penyebab sulitnya mencapai Tanah Air. Pemerintah juga sedang
kesetaraan digital. mempersiapkan peluncuran satelit
SATRIA untuk memenuhi kebutuhan
Menurut data Badan Pusat Statistik,
koneksi internet yang rencananya akan
pengguna internet di Indonesia terus
dilakukan pada 2023. Satelit SATRIA akan
merangkak naik. Pada 2021, pengguna
mendukung kebutuhan internet di 93.900
internet di Indonesia mencapai lebih dari
sekolah, 47.900 kantor pemerintahan
158 juta pengguna atau 58,3 persen. Akan
daerah, 3.700 puskesmas, dan 3.900 markas
tetapi, tingginya angka pengguna ini belum
polisi dan TNI yang sulit dijangkau kabel
dibarengi dengan jumlah dan kualitas
optik
jaringan yang merata di seluruh wilayah.
Data BPS menunjukkan, di tahun 2020 ada Menurut Bambang Prakoso,
sebanyak 46.485 desa di Indonesia yang kecenderungan stigma yang melekat pada
Jurnal LK III Badko Jabodatabeka – Banten (Nurdin Ardalepa), Badko Kalimantan Selatan dan Tengah
masyarakat pedesaan adalah identik dengan 3. Sikap kurang bertanggung jawab dalam
sikap yang kolot dan tradisional. Terjadinya tugas pekerjaan serta mudah untuk tidak
keterbelakangan sosial masyarakat desa menepati janji dalam hubungan-hubungan
dalam pembangunan dinisbatkan karena ekonomi.
sulitnya masyarakat desa menerima budaya
Menurut Wilbert Moore, konsep
modernisasi, sulitnya untuk menerima
modernisasi ialah suatu transformasi secara
teknologi baru, malas, tidak memiliki
menyeluruh masyarakat tradisional atau
motivasi yang kuat untuk berubah, merasa
masyarakat pramodern menjadi masyarakat
cukup puas dengan pemenuhan kebutuhan
yang corak teknologi serta organisasi
subsistem, serta budaya shared provety
sosialnya akan mengikuti negara-negara
(berbagi kemiskinan bersama).
yang maju dari segi ekonomi dan stabil dari
(Mahardhani 2014, 42-43) Masih kakunya
segi politik. (Long 1987, 12-13) Di
penduduk desa dengan aturan-aturan adat
Indonesia sendiri terdapat tiga tingkat
serta sulitnya menerima modernisasi ini
kematangan masyarakat Desa yaitu:
maka menjadi penghambat utama sebuah
(Mulyadi 2009, 117)
desa untuk bisa menjadi maju dalam
pembangunan. Kamaluddin (1983) 1. Masyarakat dengan kematangan rendah.
menyebutkan beberapa sikap tradisional Ciri kelompok ini adalah mereka tidak mau
dalam masyarakat yang tidak sesuai dengan mengerjakan sesuatu karena tidak
Jurnal LK III Badko Jabodatabeka – Banten (Nurdin Ardalepa), Badko Kalimantan Selatan dan Tengah
pemimpin harus bisa membedakan kapan Jika kita lihat lebih jauh dari berbagai
saatnya memberikan perintah dan kapan literatur teori pembangunan, didalamnya
saatnya untuk memberikan ruang terhadap terdapat istilah pembangunan desa atau
gagasan-gagasan yang muncul dari yang sering disebut sebagai rural
masyarakat. development (pembangunan pedesaan).
Perbedaan yang mencolok dari pola
3. Tipe masyarakat dengan tingkat
pembangunan desa yaitu pada paradigma
kematangan tinggi. Cirinya adalah mau
lama cenderung bersifat state centric
mengerjakan sesuatu dan tahu bagaimana
(otokratis, top down, sentralistik, hierarkis,
cara mengerjakannya. Terhadap situasi
dan juga sektoral) sedangkan pada
seperti ini, tipe kepemimpinan yang cocok
paradigma baru lebih condong kepada
adalah berifat demokratis.
rekognisi dan subsidiaritas yang bersifat 41
Perubahan Arah Paradigma Rural society centric. Jika kita lihat dari sisi
Development perkembangan teknologi informasi,
Cara pandang kita terhadap desa sebagai didalam paradigma lama masih cenderung
semata. Di desa, orang terikat secara kearifan dan teknologi lokal serta sudah
Jurnal LK III Badko Jabodatabeka – Banten (Nurdin Ardalepa), Badko Kalimantan Selatan dan Tengah
itu, terjadi juga peristiwaperistiwa suatu komoditas yang secara ekonomi dapat
perubahan kultural yang meliputi meningkatkan nilai finansial bagi
Pergeseran nilai tradisional ke nilai modern kelompok tertentu, di mana produktivitas
masyarakat modern dengan nilai dan tujuan dalam rentang waktu tertentu merupakan
ekonomi yang lebih menonjol cenderung pertimbangan utama.
memandang sumberdaya pedesaan sebagai
Jurnal LK III Badko Jabodatabeka – Banten (Nurdin Ardalepa), Badko Kalimantan Selatan dan Tengah
PENUTUP membawa dampak yang baik bagi negara
Indonesia karena luasnya wilayah
Global village dapat didefinisikan sebagai
Indonesia yang terdiri dari gugusan pulau
fenomena globalisasi pada masa kini yang
yang menyebabkan tidak terjadinya
dapat dikenali dari dampaknya yakni
pemerataan baik terhadap akses informasi
semakin memudarnya batas-batas identitas
maupun dalam pembangunan. Pemerataan
nasional, semakin hilangnya budaya dan
akses teknologi informasi dan komunikasi
identitas lokal, semakin terancamnya
ini selanjutnya berperan penting dalam
ekonomi nasional di tengah-tengah
mendorong perkembangan pembangunan
ekspansi kapital, dan semakin
di suatu negara. Kesenjangan digital yang
meningkatnya migrasi internasional.
terjadi di Indonesia dipicu dari luasnya
Dengan kata lain, global village merupakan
wilayah negara ini serta struktur negara
sebagai suatu tatanan kehidupan baru yang
Indonesia yang terbentuk dari
mengabaikan batas-batas geografis,
gugusangugusan pulau-pulau. Kondisi
ekonomi, politik, dan budaya masyarakat,
geografis negara Indonesia ini pulau pusat
dan menekankan pada arus informasi dalam
pemerintahan dengan pulau-pulau
suatu jalinan komunikasi dan komparasi.
pinggiran. Selain kesenjangan digital yang
Masuknya era Global Village ditandai terjadi antar pulau, kesenjangan digital di
dengan keterbukaan akses informasi dan Indonesia ini nyatanya juga terjadi antara
transfer teknologi dari negara maju kepada wilayah perkotaan dan wilayah pedesaan
negara sedang berkembang seperti (pinggiran)
Indonesia. Tidak selamanya globalisasi
Jurnal LK III Badko Jabodatabeka – Banten (Nurdin Ardalepa), Badko Kalimantan Selatan dan Tengah
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal LK III Badko Jabodatabeka – Banten (Nurdin Ardalepa), Badko Kalimantan Selatan dan Tengah