Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH STUDI NASKAH

KEHARUSAN MENEPATI JANJI (Q.S AN NAHL : 91 )


DOSEN PENGAMPU : Agus Rizal.S.HI.,M.Pdi

Disusun Oleh :
Titania Fadhillah 0203192011
Sarah Sabrina 0203192035
Dana Syahfitri 0203192038

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM


PRODI HUKUM TATA NEGARA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
MEDAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu memberikaan rahmat dan
hidayahnya kepada pemakalah, sehingga dapat menyelesaikan makalah mata kuliah STUDI
NASKAH, dengan judul “KEHARUSAN MENEPATI JANJI ” ini.

Dan tak lupa pula sholawat berangkaikan salam atas junjungan kita Nabi Besar Muhammad
SAW karena syafaat beliaulah yang kita harapkan di Yaumil Mahsyar nanti, Aamiin Ya Robbal
‘Aalamiin. Adapun makalah ini di buat untuk memenuhi tugas dari dosen pengampu, yaitu bapak
Agus Rizal, S.HI.,M.Pdi.

Pemakalah tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca makalah, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih
baik lagi. Kemudian apabila terdapat kesalahan pada makalah, kami selaku pemakalah mohon
maaf.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Sekian dan terima
kasih.

Wassalaamu’alaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuhu.

Medan, Apil 2022

Kelompok 8
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


B. Rumus Masalah
C. Tujuan Masalah

BAB II PEMBAHASAAN

A. Surah dan terjemahan Q.S Al nahl ayat 91


B. Penjelasan Q.S AL Nahl ayat 91
C. Tafsir Q.S Al nahl ayat 91
D. Asbabun nuzul Q.S Al nahl ayat 91

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Menepati janji merupakan salah satu kewajiban yang harus dilakukan setiap Muslim.
Menepati janji juga termasuk akhlaq mulia yang harus dimiliki setiap mukmin, dan ia
menjadi salah satu keistimewaan yang dimiliki manusia. Bahkan menurut Islam, orang
yang menanggalkan sifat ini berarti telah menyamai benih- benih kemunafikan dalam
dirinya.
Rasulullah Shallahu ‘alaihi Wasallam bersabda yang artinya:
“Ciri- ciri orang munafik ada tiga: apabila berbicara ia berdusta, apabila berjanji ia
tidak menepati, dan apabila diberi amanah ia berkhianat”. (HR Al- Bukhori dan Muslim)
Arti penting dari kewajiban menepati janji itu adalah sebab didalamnya terdapat
keutamaan dan keistimewaan.

B. RUMUS MASALAH
1. Surah dan terjemahan Q.S Al nahl ayat 91
2. Penjelasan Q.S Al nahl ayat 91 ?
3. Tafsir Q.S Al nahl ayat 91 ?
4. Asbabun Nuzul Q.S Al nahl ayat 91?

C. TUJUAN MASALAH

1. Surah dan terjemahan Q.S Al nahl ayat 91


2. Mengetahui penjelasan Q.S Al nahl ayat 91
3. Mengetahui Tafsir Q.S Al nahl ayat 91
4. Mengetahui asbanuzul Q.S Al nahl ayat 91
BAB II
PEMBAHASAN

A. SURAH DAN TERJEMAHAN Q.S AL NAHL AYAT 91 .

ARTINYA :

Dan tepatilah janji dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu
melanggar sumpah, setelah diikrarkan, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai
saksimu (terhadap sumpah itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu
perbuat.

B. PENJELASAN Q.S AL NAHL AYAT 91

Allah memerintahkan untuk menepati janji. Allah berpesan, dan tepatilah janji yang
telah kalian ikrarkan dengan Allah secara sungguh-sungguh apabila kamu berjanji,
dan janganlah kamu melanggar sumpah, yaitu perjanjian yang kamu teguhkan setelah
janji itu diikrarkan dengan menyebut nama-Nya.

Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang kamu perbuat. Baik niat yang
terpintas dalam hati maupun tindakan dan perbuatan yang kamu lakukan, baik yang
rahasia maupun yang nyata termasuk janji dan sumpah yang kamu ikrarkan, tidak ada
yang samar bagi Allah.
Bagaimana kamu tidak menepati janji dan sumpah yang telah diikrarkan dan
diteguhkan, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu atas janji dan
sumpah tersebut.1

C. TAFSIR Q.S AL NAHL AYAT 91

Diriwayatkan dari ibnu abi hatim bahwasanya ayat ini turun berkenaan dengan
sumpah janji dari orang-orang yang telah mengingkari janjinya sikap mereka itu tidak
ubahnya seperti saidah as-Sa’diyah seseorang yang gila yang pekerjaannya hany
mengurai-urai rambut dan daun kurma, maka dari itu turunlah ayat ini.

Tafsir ayat ini menjelaska bahwa tepatilah perjanjian yang telah kamu ikrarkan
dengan Allah SWT, apabila berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-
sumpah sesudah kamu meneguhkannya yakni perjanjian-perjanjian yang kamu akui
dihadapan Allah SWT. Demikian juga sumpah-sumpah kamu yang menyebut nama-
Nya kamu harus menepatinya karena kamu telah menjadikan Allah SWT sebagai
saksi dan pengawas atas diri kamu terhadap sumpah-sumpah dan janji-janji itu.
Kemudian yang dimaksud dengan ( ) adalah melakukan sesuatu yang
bertentangan dengan isi sumpah atau janji. Dan yang dimaksud dengan
ialah menjadikan Allah SWT sebagai saksi dan pengawas atas sumpah atau janji
manusia. 2

D. ASBABUN NUZUL SURAH AN NAHL AYAT 91

Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Buraidah bahwa ayat ini (an-
Nahl: 91) turun sebagai perintah untuk mematuhi baiat pada Nabi ‫( ﷺ‬masuk Islam)

1
Terjemah al-lu’lu wal majan ,hlm.561
2
Tafsir al-azhar,hlm. 249
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan dan berbagai tafsir tentang surat An-Nahl ayat 91 diatas,
sumpah yang merupakan pernyataan un tuk menguatkan kebenaran dengan
menyebut nama Allah atau sifat-sifatNya. Maka jika seseorang yang telah
bersumpah akan tetapi tidak menempatinya, maka diwajibkan baginya membayar
denda kafarat yakni memberi makan 10 orang miskin, memberi pakaian kepada
mereka dan memerdekakan budak.
Akan tetapi jika seseorang bersumpah tidak atas nama Allah atau sifat-sifatNya,
maka sumpahnya itu tidak sah artinya tidak wajib ditepati dan tidak wajib
membayar denda kafarat.
DAFTAR PUSAKA

Fuad Abdul Baqi. Terjemah Al-Lu’lu Wal Marjan jilid 2, Surabaya: PT. Bina
Ilmu,2003
Hamka. Tafsir Al-Azhar, Singapura: Pustaka Nasional,2003
Quraisy Syihab. Tafsir Al-Misbah jilid 7, Jakarta: Lentera Hati,2004
Salim Bahreisy, Said Bahreisy. Terjemah Tafsir Ibnu Katsir jilid 4, Surabaya:
PT.Bina Ilmu,2005
Sayyid Quthb. Tafsir Fis Zhilalil Qur’an jilid 7, Jakarta: Gema Insani,2003

Anda mungkin juga menyukai