Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SURAH AN NAHL AYAT 90


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Al-Qur’anul Karim

Dosen : Rabiatul Adawiyah,Lc.,M.A.

Disusun oleh:

1. Nia Rahmawati 2101046055


2. Siti Mariani 2101046042
3. Nur Az’mila Sari Sy 2101046040
4. Rizkhoh Amalia 2101046045
5. Putri Ashari 2101046067
6. Munia Fitria Khoirunnisa 2101046102
7. Mahda 2101046023
8. Selvia Ariani 2101046005
9. Mitra Julia Citra 2101046048
10. Defita 2101046009

EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MULAWARMAN

2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan karunia, rahmat,
sertakemudahan sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul surah An
Nahl ayat 90 tentang sedekah . Penyusunan makalah ini guna untuk memenuhi tugas mata
kuliah Al-Qur’anul Karim yang diampu oleh Ibu Rabiatul Adawiyah,Lc., M.A..

Penyusun menyadari jika makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena
keterbatasan pengetahuan serta pengalaman penyusun. Oleh karenanya, kritik dan saran dari
pembaca yang bersifat membangun selalu penyusun harapkan demi kesempurnaan makalah
ini. Penyusun berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan bagi para
pembacanya. Penyusun mohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang berkenan di dalam
makalah ini dan akhir kata, penyusun ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Samarinda, 14 Februari 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii


DAFTAR ISI ............................................................................................................................iii
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 4
1.2 Rumusan masalah ...................................................................................................... 4
1.3 Tujuan pembahasan .................................................................................................. 4
BAB II ........................................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 5
2.1 Pengertian Azbabun Nuzul ....................................................................................... 5
2.2 Makkiyah dan madaniyah ........................................................................................ 6
2.3 Muhkam dan Mutasyabih ......................................................................................... 7
2.4 Munasabah Surah An-Nahl ayat 90 ....................................................................... 10
2.5 Tafsir Surah An-Nahl ayat 90................................................................................. 11
2.6 Nasikh dan Mansukh ............................................................................................... 13
BAB III .................................................................................................................................... 14
PENUTUP ............................................................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Al-Qur’an merupakan salah satu sumber hukum Islam yang keasliannya dapat
dipertanggung jawabkan, karena ia merupakan wahyu Allah baik dari segi lafadz
maupun makna. Belajar dan mengamalkan al-Qur’an sangatlah penting, karena tidak
ada satu ayatpun dari al-Qur’an yang membuat si pelajar, pembaca, dan pengamal
mengalami kerugian. Karena al-Qur’an adalah mukjizat satu-satunya yang sangat luar
biasa dan tidak ada satu orangpun yang dapat membuat 1 ayat al-Qur’an. Banyak
membaca al-quran dan berbicara seolah-olah sebagai manusia terbaik namun tidak
pernah mengamalkan isi al-quran, ini jauh lebih berbahaya dan mengerikan serta
merugi.

1.2 Rumusan masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat dituliskan masalah yang ada,
yaitu :
a. Apa yang dimaksud dengan Asbabun Nuzul dan sebab diturunkannya surah An
nahal ayat 90 ?
b. Apa yang dimaksud dengan Makkiyah & Madaniyah serta kaitannya dengan surah
An nahal ayat 90 ?
c. Apa yang dimaksud dengan muhkam dan mutashabih ?
d. Apa yang dimaksud dengan muhkam dan mutashabih ?
e. Apa pengertian dari tafsir surah an nahal ayat 90 ?
f. Apakah terdapat Nask & Mansukh dalam surah an nahal ayat 90

1.3 Tujuan pembahasan

a. Untuk mengetahui pengertian Azbabun Nuzul dan sebab diturunkannya pada surah an
nahal ayat 90
b. Untuk mengetahui Makkiyah & Madaniah serta kaitannya dengan surah an nahal ayat
90
c. Untuk mengetahui Muhkam dan Mutashabih
d. Untuk mengetahui contoh Munasabah Ayat pada surah at Taubah
e. Untuk mengetahui Tafsir dari surah an nahal ayat 90
f. Untuk mengetahui Nask dan Mansukh dalam surah an nahal ayat 90

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Azbabun Nuzul

Asbabun nuzul adalah ilmu Al-Quran yang membahas mengenai latar belakang atau
sebab-sebab suatu atau beberapa ayat al-quran diturunkan. Pada umumnya, asbabun
nuzul memudahkan para mufassir untuk menemukan tafsir dan pemahaman suatu ayat
dari balik kisah diturunkannya ayat itu.
Dalam surah An-Nahl ayat 90 disini, kami tidak menemukan asbabun nuzulnya akan
tetapi dalam ayat 91-92 ada munasabah atau hubungannya dengan asbabun nuzul dari
ayat 90. 91. “Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah
kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu
Telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu).
Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.” (an-Nahl: 91) Diriwayatkan
oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Buraidah bahwa ayat ini (an-Nahl: 91) turun
sebagai perintah untuk mematuhi baiat pada Nabi saw. (masuk Islam). 92. “Dan
janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah
dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali, kamu menjadikan sumpah
(perjanjian) mu sebagai alat penipu di antaramu, disebabkan adanya satu golongan yang
lebih banyak jumlahnya dari golongan yang lain*. Sesungguhnya Allah Hanya menguji
kamu dengan hal itu. dan Sesungguhnya di hari kiamat akan dijelaskan-Nya kepadamu
apa yang dahulu kamu perselisihkan itu.” (an-Nahl: 92) Kaum muslimin yang
jumlahnya masih sedikit itu Telah mengadakan perjanjian yang Kuat dengan nabi di
waktu mereka melihat orang-orang Quraisy berjumlah banyak dan berpengalaman
cukup, lalu timbullah keinginan mereka untuk membatalkan perjanjian dengan nabi
Muhammad s.a.w. itu. Maka perbuatan yang demikian itu dilarang oleh Allah s.w.t.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Abu Bakr bin Abi Hafsh bahwa
5
Sa’idah al-Asadiyyah adalah seorang gila, yang kerjannya hanyalah mengepang dan
mengurai kembali rambutnya berulang kali. Ayat ini (an-Nahl: 92) turun sebagai
perumpamaan bagi orang-orang yang selalu mengikat janji, tapi tidak menepatinya
Ketika itu Rasullulah, apabila menerima seseorang memeluk agama islam langsung
dibaiat (diadakan janji setia). Sehubungan dengan itu, maka Allah SWT menurunkan
ayat 91-92 sebagai ketegasan bahawa bagi mereka yang sudah berbaiat itu. Jangan
seperti wanita yang merajut intalan benang dengan kokoh kemudian merosakkannya
kembali. Sungguh perbuatan itu sia-sia.. Ini gambaran bagi orang-orang yang sudah
baiat kemudian kembali kepada kufuran. Surah An-Nahl ayat 90 memiliki munasabah
dengan ayat sebelum dan sesudahnya. Dalam surah An-Nahl ayat 89 menjelaskan
tentang kesaksian para nabi terhadap umatnya dihari kebangkitan, dan Nabi Muhammad
SAW akan bersaksi atas umat yang sekarang ini dan juga akan bersaksi atas seluruh
umat manusia. Dan diturunkan A-Quran yang menjelaskan segla sesuatu dan menjadi
petunjuk untuk manusia.

2.2 Makkiyah dan madaniyah

Pengertian

1. Makkiyah adalah ayat-ayat yang turun sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah.
Surah-surah Makiyyah turun selama 12 tahun, 5 bulan, 13 hari, dimulai pada 17
Ramadhan, saat Nabi berusia 40 tahun.
2. Madaniyah adalah istilah yang diberikan kepada ayat Al Qur'an yang diturunkan di
Madinah atau diturunkan setelah Rasulullah SAW hijrah ke Madinah. Sebuah surat
dapat terdiri atas ayat-ayat yang diturunkan di Madinah secara keseluruhan namun
bisa juga sebagian diturunkan di Mekkah.

-Perbedaan Makiyah Dan Madaniyah

• Makiyah

1) Surah dan ayatnya pendek- pendek

2) Gaya bahasanya singkat dan padat

6
3) Pada umumnya mengenai tauhid, ahlaq dan hari akhir

4) Diawali “ ya ayyuhan nas” berarti wahai manusia atau wahai seluruh manusia.

• Madaniyah

1) Surah dan ayatnya panjang- panjang

2) Gaya bahasanya jelas dan lugas

3) Pada umumnya mengenai norma- norma hukum untuk pembentukan dan pembinaan
masyarakat islam, negara yang baik, adil dan sejahtera

4) Diawali “ ya ayyuhal lazi na amanu” berarti seruan kepada orang-orang beriman.

- Ciri ciri makiyah

Beberapa ciriciri dari surah makkiyah :

1) Surah Makkiyah didominasi oleh ayat-ayat pendek.


2) Surah Makkiyah didominasi oleh pembahasan mengenai masalah akidah.
3) Setiap surah yang di dalamnya mengandung ayat sajdah adalah surah Makkiyah.

- Ciri ciri madaniyyah

Beberapa ciriciri surah madaniyah :

1) Surah Madaniyyah didominasi oleh ayat-ayat yang panjang;


2) Surah Madaniyah didominasi oleh pembahasan mengenai masalah sosial
kemasyarakatan dan hukum;

Dengan demikian Surah An-Nahl (bahasa Arab:‫النّحل‬, an-Nahl, "Lebah") adalah surah ke-16
dalam al-Qur'an. Surah ini terdiri atas 128 ayat dan termasuk kelompok surah-surah
Makkiyah.

2.3 Muhkam dan Mutasyabih

7
- Pengertian

Secara umum pengertian ayat-ayat muhkamat adalah ayat-ayat yang memiliki makna jelas
dan tidak ambigu. Artinya, ayat muhkamat pemahamannya tidak diragukan dan mudah
dipahami tentang makna dan isinya. Sedangkan ayat mutasyabihat ialah ayat yang tidak
berdiri sendiri dan membutuhkan penjelasan lebih lanjut.

Menurut para ulama masih belum satu kalimat dalam mendefinisikan pengertian muhkam
dan mutasyabih, diantaranya ada beberapa pendapat menurutnya adalah sebagai berikut:

2. Muhkam ialah ayat yang maksudnya dapat diketahui, baik secara nyata maupun
melalui ta'wil. Sedang Mutasyabih ialah ayat yang hanya diketahui oleh Allah seperti
masalah Kiamat, munculnya Dajjal dan potongan huruf-huruf hija' di awal surat.
3. Muhkam ialah ayat yang jelas maknanya, dan mutasyabih ialah ayat yang tidak jelas
maknanya
4. Muhkam ialah ayat yang hanya mengandung satu pena'wilan dan mutasyabih ialah
ayat yang mengandung beberapa kemungkinan penakwilan.

- Contoh – Contoh Ayat Muhkam Dan Mutasyabih

Para ulama memberikan beberapa contoh ayat muhkam dalam al- quran dengan ayat- ayat
tentang halal,haram,hudud(hukuman), kewajiban dan janji. Sedangkan untuk ayat mutasyabih
para ulama mencontohkan dengan ayat- ayat mansukh dan tentang asma atau nama-nama
Allah dan sifatnya.

Surah An- Nahl ayat 90 termasuk ayat muhkam karena yakni ayat 90 surah An-Nahl,
adalah ayat yang paling padat mengandung anjuran melakukan kebaikan.

➢ Contoh ayat- ayat muhkam

-. Surah Al- Ikhlas ayat 4

‫َولَم يَكُن لَّه كُفُ ًوا اَ َحد‬

Artinya: "Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.”

8
-.Surah As- Syura ayat 11

َ ‫لَي‬
ِ ‫س َكمِ ثلِه شَيء ۚ َوه َُو السَّمِ ي ُع ال َب‬
‫صي ُر‬

Artinya: "Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Dan Dia Yang Maha Mendengar,
Maha Melihat."

-. Q.S Al- Baqarah : 275

‫الر َبا‬ ُ َّ ‫َوأَ َح َّل‬


ّ ِ ‫َللا ال َبي َع َو َح َّر َم‬

Artinya: “Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”.

➢ Contoh ayat- ayat mutasyabih

-. Q.S Thaha: 5

‫علَى ال َع ر ِش است ََوى‬


َ ُ‫الرح َمن‬
َّ

Artinya: “ Yaitu Tuhan Yang Maha Pemurah yang bersemayam di atas Arsy”.

-. Q.S Al- qashash: 88

ُ‫كُل شَيء هَالِك ِإ ََّل َوج َهه‬

Artinya: “tiap-tiap sesuatu pasti binasa kecuali wajah Allah”.

- Hikmah Ayat Muhkam Dan Mutasyabih

a. Adapun hikmah keberadaan ayat- ayat muhkam dalam al- quran diantaranya:

1) Menjadi rahmat bagi manusia, khususnya orang yang kemampuan bahasa Arabnya
lemah. Dengan adanya ayat-ayat muhkam yang sudah jelas arti maksudnya, sangat
besar arti dan faedahnya bagi mereka.
2) Memudahkan manusia mengetahui arti dan maksudnya. Juga memudahkan mereka
dalam mengahayati makna maksudnya agar mudah mengamalkan pelaksanaan ajaran-
ajarannya.
3) Mendorong umat agar giat memahami, menghayati, dan mengamalkan isi kandungan
al-Quran. Menghilangkan kesulitan dan kebingungan umat dalam mempelajari isi
ajarannya, karena lafal ayat-ayat dengan sendirinya sudah dapat menjelaskan arti
maksudnya.

9
b.Adapun hikmah keberadaan ayat- ayat mutasyabih dalam al- quran diantaranya:

Ayat-ayat mutasyabih mengharuskan upaya yang lebih banyak untuk mengungkap


maksudnya dengan jalan lebih giat belajar, tekun mengkaji sehingga menambah pahala bagi
orang yang mengkajinya. Ayat-ayat mutasyabihat merupakan rahmat Allah swt bagi manusia
yang lemah yang tidak mampu mengetahui segala sesuatu. Keberadaan ayat-ayat ini juga
merupakan cobaan dan ujian bagi manusia, apakah mereka percaya atau tidak tentang hal-hal
ghaib berdasarkan berita yang disampaikan oleh orang benar. Adanya ayat-ayat mutasyabih
dalam al-Quran merupakan sebuah bukti kemukjizatannya Tafsir Surah an-nahl 90

2.4 Munasabah Surah An-Nahl ayat 90

Sebagaimana diketahui bahwa penyusunan ayat-ayat dalam al- an tidak didasarkan pada
kronologis masa turunnya, melainkan pada korelasi makna ayat-ayatnya sebagai kandungan
ayat terdahulu selalu berkaitan dengan ayat kemudian. Dalam surat Al-Nahl ayat 90 itu
memiliki munasabah (korelasi) dengan ayat- ayat sebelumnya yaitu ayat 89.

Ayat 89 menjelaskan keutamaan al- an bahwa kitab suci itu menjelaskan segala sesuatu,
maka dalam surat Al-Nahl ayat 90 dijelaskan sekelumit rincian yang dapat menjelaskan
kesimpulan petunjuk al-quran yang terdapat dalam ayat 89

Sedangkan korelasi ayat 91 dengan ayat 90 adalah dalam ayat 90 adanya perintah dan
larangan dalam satu redaksi singkat yang tidak dapat ditampung oleh kitab-kitab dan dada
manusia, maka dalam ayat 91 melanjutkan sebagaimana dipahami dari konteksnya bahwa jika
demikian kandungan kitab suci ini, maka laksanakanlah apa yang Allah perintahkan jahuilah
apa yang dilarang Nya dan tepatilah perjanjian Allah apabila kamu berjanji. Atau dapat
dikatakan bahwa ayat 91 merupakan lanjutan dari ayat 90 sebagai penjelas dari ayat 89.

Sesungguhnya Allah menyuruh kalian berlaku adil) bertauhid atau berlaku adil dengan
sesungguhnya (dan berbuat kebaikan) menunaikan fardu-fardu, atau hendaknya kamu
menyembah Allah seolah-olah kamu melihat-Nya sebagaimana yang telah dijelaskan oleh
hadis (memberi) bantuan (kepada kaum kerabat) famili; mereka disebutkan secara khusus di
sini, sebagai pertanda bahwa mereka harus dipentingkan terlebih dahulu (dan Allah melarang
dari perbuatan keji) yakni zina (dan kemungkaran) menurut hukum syariat, yaitu berupa
perbuatan kekafiran dan kemaksiatan (dan permusuhan) menganiaya orang lain. Lafal al-
baghyu disebutkan di sini secara khusus sebagai pertanda, bahwa ia harus lebih dijauhi; dan
demikian pula halnya dengan penyebutan lafal al-fahsyaa (Dia memberi pengajaran kepada
10
kalian) melalui perintah dan larangan-Nya (agar kalian dapat mengambil pelajaran)
mengambil pelajaran dari hal tersebut. Di dalam lafal tadzakkaruuna menurut bentuk asalnya
ialah huruf ta-nya diidghamkan kepada huruf dzal. Di dalam kitab Al-Mustadrak disebutkan
suatu riwayat yang bersumber dari Ibnu Masud yang telah mengatakan, bahwa ayat ini yakni
ayat 90 surah An-Nahl, adalah ayat yang paling padat mengandung anjuran melakukan
kebaikan dan menjauhi keburukan di dalam Al-Qur'an.

2.5 Tafsir Surah An-Nahl ayat 90

Dalam surah ini Allah menyuruh untuk berlaku adil, berbuat kebajikan, dan
memberikan bantuan kepada kerabat. Allah juga melarang perbuatan keji, kemungkaran, dan
permusuhan.

A. Tafsir Al-Jalalain;

(Sesungguhnya Allah menyuruh kalian berlaku adil) bertauhid atau berlaku adil dengan
sesungguhnya (dan berbuat kebaikan) menunaikan fardu-fardu, atau hendaknya kamu
menyembah Allah seolah-olah kamu melihat-Nya sebagaimana yang telah dijelaskan oleh
hadis (memberi) bantuan (kepada kaum kerabat) famili; mereka disebutkan secara khusus di
sini, sebagai pertanda bahwa mereka harus dipentingkan terlebih dahulu (dan Allah melarang
dari perbuatan keji) yakni zina (dan kemungkaran) menurut hukum syariat, yaitu berupa
perbuatan kekafiran dan kemaksiatan (dan permusuhan) menganiaya orang lain. Lafal al-
baghyu disebutkan di sini secara khusus sebagai pertanda, bahwa ia harus lebih dijauhi; dan
demikian pula halnya dengan penyebutan lafal al-fahsyaa (Dia memberi pengajaran kepada
kalian) melalui perintah dan larangan-Nya (agar kalian dapat mengambil pelajaran)
mengambil pelajaran dari hal tersebut. Di dalam lafal tadzakkaruuna menurut bentuk asalnya
ialah huruf ta-nya diidghamkan kepada huruf dzal. Di dalam kitab Al-Mustadrak disebutkan
suatu riwayat yang bersumber dari Ibnu Masud yang telah mengatakan, bahwa ayat ini yakni
ayat 90 surah An-Nahl, adalah ayat yang paling padat mengandung anjuran melakukan
kebaikan dan menjauhi keburukan di dalam Al-Qur'an.

B. Ahmad Musthofa al-Maraghi dalam Tafsir Al-Maraghi

"Sesungguhnya Allah menyuruh (kalian) berlaku adil, berbuat kebajikan, dan memberi
kepada kaum kerabar, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran, dan

11
permusuhan. Dia memberi pelajaran kepadamu agar kalian og RS Sesungguhnya Allah
menyuruh di dalam Al Quran yang diturunkan kepadamu ini, hai Rasul, untuk berlaku adil.
Tidak ada keadilan yang lebih baik daripada mengakui Dzat yang telah melimpahkan nikmat-
Nya kepada kita bersyukur kepada-Nya atas segala karunia-Nya, dan memuji-Nya karena Dia
berhak untuk itu. Semua itu dilarang untuk diberikan kepada selain yang berhak
menerimanya: patung-patung dan berhala-bethala tidak berhak sedikitpun atas hal itu. Maka,
menyembah dan memuji-Nya adalah suatu kebodohan. Patung-patung dan berhala-berhala itu
tidak memberikan nikmat, sehingga tidak patut untuk disyukuri, tidak pula mendatangkan
manfaat, sehingga tidak patut untuk disembah. Kemudian kita wajib bersaksi, bahwa tidak ada
Tuhan selain Allah semata.

Kata al-adlu adalah keadilan memenuhi yang baik dan buruk, sedangkan kata al Ihsan adalah
berbuat baik kepada orang yang berbuat buruk padamu. Ihsan bukan berbuat baik kepada
orang yang berbuat baik kepada mu, dalam hadist.

C. Abu Fida Ismail Ibnu Katsir dalam Tafsir Ibnu Katsir

"Sesungguhnya Allah menyuruh berbuat adil, berbuat kebajikan, dan memberi kepada kaum
kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia
memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran"

"Sesungguhnya Allah menyuruh berlaku adil" dengan kesaksian (syahadat) bahwa tidak ada
Tuhan selain Allah Sedangkan Sufyan bin Syainah memakai kata adil yaitu bersikap sama
dalam melakukan amal untuk Allah, baik amal kalbu maupun amal lahiriah

Ihsan berarti amal kalbunya lebih baik dari pada amal lahiriyah. Sedangkan fulisya dun
munkar berarti amal lahiriahnya lebih baik dari pada amal kalbu. Memberi pada kaum kerabat
berarti menyuruh supaya bersilaturahmi kepada kerabat. Hal ini selaras dengan firman Allah.

D. M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah

Sesungguhnya Allah memerintahkan berlaku adil, berbuat ihsan, pemberian kepada kaum
kerabat, dan Dia melarang perbuatan keji, kemungkaran, dan penganiayaan. Dia memberi
pengajaran kepada kamu agar kamu dapat selalu beriman.

12
Ayat ini dinilai oleh pica pakar sebagai ayat yang paling sempurna dalam aplica pakar sebagai
penjelasan segala aspek kebaikan dan keburukan Allah berfirman sambil mengukuhkan dan
menunjuk langsung diri-Nya dengan nama yang teragung guna gan morta yang menekankan
pentingnya pesan-pesan-Nya bahwa: Sesungguhnya Allah secara terus menerus
memerintahkan siapa pun diantara hamba-hamba-Nya untuk berlaku adil dalam sikap,
ucapan, dan tindakan, walau terhadap diri sendiri dan menganjur berbuar ihsan yakni yang
lebih utama dari keadilan, dan juga pemberian apapun yang dibutuhkan dan sepanjang
kemampuan, lagi dengan tulus kepada kaum kerabat, dan Dia yakni Allah melarang segala
macam dosa, lebih lebih perbuatan kejf yang amat dicela oleh agama dan akal sehat seperti
zina dan homoseksual; demikian juga kemungkarun yakni hal-hal yang bertentangan dengan
adat istiadat yang sesuai dengan nilai-nilai agama dan melarang juga penganiayaan yakni
segala sesuatu yang melampaui batas kewajaran. Dengan perintah dan larangan ini Dia
memberi pengajaran dan bimbingan kepada kamu semua, menyangkut segala aspek kebajikan
agar kamu dapat selalu ingat dan mengambil pelajaran yang berharga.

2.6 Nasikh dan Mansukh

Di surah An-Nahl ayat 90 tidak ditemukan nasikh - Mansukhnya. Karena Nasikh


artinya yang menghapuskan, yaitu dalil Al-Kitab atau As-Sunnah yang menghapuskan hukum
dalil syar’i atau lafazhnya. Pada hakikatnya nasikh (yang menghapuskan) adalah Allah Azza
wa Jalla. Mansukh artinya yang dihapuskan, yaitu hukum dalil syar’i atau lafazhnya yang
dihapuskan.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

➢ Asbabun Nuzul : Dalam surah An-Nahl ayat 90 disini, kami tidak menemukan
asbabun nuzulnya akan tetapi dalam ayat 91-92 ada munasabah atau hubungannya
dengan asbabun nuzul dari ayat 90. 91. “Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila
kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah
meneguhkannya, sedang kamu Telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap
sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.”
(an-Nahl: 91) Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Buraidah bahwa ayat
ini (an-Nahl: 91) turun sebagai perintah untuk mematuhi baiat pada Nabi saw. (masuk
Islam). 92. “Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan
benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali, kamu
menjadikan sumpah (perjanjian) mu sebagai alat penipu di antaramu, disebabkan
adanya satu golongan yang lebih banyak jumlahnya dari golongan yang lain*.
Sesungguhnya Allah Hanya menguji kamu dengan hal itu. dan Sesungguhnya di hari
kiamat akan dijelaskan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan itu.” (an-
Nahl: 92) Kaum muslimin yang jumlahnya masih sedikit itu Telah mengadakan
perjanjian yang Kuat dengan nabi di waktu mereka melihat orang-orang Quraisy
berjumlah banyak dan berpengalaman cukup, lalu timbullah keinginan mereka untuk
membatalkan perjanjian dengan nabi Muhammad s.a.w. itu. Maka perbuatan yang
demikian itu dilarang oleh Allah SWT.

➢ Makiyyah dan Madaniyyah : Surah An-Nahl (bahasa Arab:‫النّحل‬, an-Nahl, "Lebah")


adalah surah ke-16 dalam al-Qur'an. Surah ini terdiri atas 128 ayat dan termasuk
kelompok surah-surah Makkiyah.

➢ Muhkam dan Mutasyabih : Secara umum pengertian ayat-ayat muhkamat adalah


ayat-ayat yang memiliki makna jelas dan tidak ambigu. Artinya, ayat muhkamat
pemahamannya tidak diragukan dan mudah dipahami tentang makna dan isinya.
Sedangkan ayat mutasyabihat ialah ayat yang tidak berdiri sendiri dan membutuhkan
penjelasan lebih lanjut.

➢ Munasabah : Ayat 89 menjelaskan keutamaan al- an bahwa kitab suci itu


menjelaskan segala sesuatu, maka dalam surat Al-Nahl ayat 90 dijelaskan sekelumit
rincian yang dapat menjelaskan kesimpulan petunjuk al-quran yang terdapat dalam
ayat 89. Sedangkan korelasi ayat 91 dengan ayat 90 adalah dalam ayat 90 adanya

14
perintah dan larangan dalam satu redaksi singkat yang tidak dapat ditampung oleh
kitab-kitab dan dada manusia, maka dalam ayat 91 melanjutkan sebagaimana
dipahami dari konteksnya bahwa jika demikian kandungan kitab suci ini, maka
laksanakanlah apa yang Allah perintahkan jahuilah apa yang dilarang Nya dan
tepatilah perjanjian Allah apabila kamu berjanji. Atau dapat dikatakan bahwa ayat 91
merupakan lanjutan dari ayat 90 sebagai penjelas dari ayat 89.

➢ Tafsir : Dalam surah An-Nahl ayat 90 ini Allah menyuruh untuk berlaku adil, berbuat
kebajikan, dan memberikan bantuan kepada kerabat. Allah juga melarang perbuatan
keji, kemungkaran, dan permusuhan.

➢ Nasikh dan Mansukh : Untuk Quran Surah An-Nahl ayat 90 bukan termasuk
golongan surah yang me nasikh dan mansukh.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Asbabunnuzul

https://id.wikipedia.org/wiki/Makiyah

https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/islamika/article/download/426/379/

https://media.neliti.com/media/publications/282920-munasabah-dalam-al-quran-93901f31.pdf

https://tafsir.learn-quran.co/id/surat-16-an-nahl/ayat-90

https://www.republika.co.id/berita/lms4tr/nasikh-dan-mansukh

16

Anda mungkin juga menyukai