Anda di halaman 1dari 13

Kelompok IX

AYAT TENTANG ZAKAT DAN PEMBAGIANNYA


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas :
Mata Kuliah : Tafsir Ahkam
Dosen Pengampu : Anas Maulana, M.H

Oleh

Putri Saraswati

NIM. 2212130033

Nida Kamalia

NIM. 2112130134

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA

FAKULTAS SYARIAH JURUSAN SYARIAH

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

TAHUN 2023 M / 1445 H


KATA PENGANTAR

Bissmillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah segala puji dan syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT.Karena dengan
Rahmat dan Ridha-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Ayat Tentang Zakat
& Pembagiannya”tidak lupa Shalawat serta salam,kami haturkan kepada baginda Besar Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga,sahabat,dan para pengikut beliau hingga akhir zaman.

Kami selaku penulis dalam pembuatan makalah ini,menyadari betul bahwa masih banyak
kesalahan dan kekurangan didalamnya.Oleh karena itu,kami memohon dengan ikhlas kepada
pembaca makalah ini untuk berkenan memberikan kritik dan saran yang membangun guna
kesempurnaan makalah yang lebih baik.

Akhir kata,kami ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada semua pihak terutama kepada
dosen pengampu mata kuliah Tafsir Ahkam yakni Bapak Anas Maulana, M.H serta kepada
segenap teman-teman yang turut serta dalam memberikan dukungan dan semangat kepada kami.Dan
kami harapkan semoga makalah yang kami buat ini bisa bermanfaat bagi kita semua.Aamiin

Palangka Raya, November 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang ............................................................................................................. 1


b. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1
c. Tujuan Penulisan .......................................................................................................... 2
d. Metode Penelitian......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

a. Ayat tentang zakat & ketentuan pembagiannya Q.S.Al-Baqarah (2):267 ....................... 3


b. Ayat tentang zakat & ketentuan pembagiannya At-Taubah (4):60 & 103 ...................... 5

BAB III PENUTUP

a. Kesimpulan .......................................................................................................................9
b. Saran .................................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam adalah agama yang sempurna dan indah.Syariatnya meliputi semua aspek
kehidupan manusia,hal itu disebabkan karena syariat itu sendiri diambil dari 2 sumber murni
yang tidak akan diubah oleh zaman yaitu Al-Qur’an dan Hadits.Al-Qur’an adalah kitab yang
menjadi pedoman umat islam dan memandu kaum muslimin dalam mensyukuri nikmat yang
Allah berikan,baik secara lahiriyah maupun batiniah.

Al-Qur’an menganjurkan kepada umat manusia yang mampu untuk berzakat,karena zakat
merupakan bagian dari rukun islam yang ke 3.Bila zakat diterapkan secara benar dan
menyeluruh,ia memiliki peran yang sangat hakiki dalam tarbiyah ruhiyah.Sejatinya Umat
Islam tidak ada yang menolak kewajiban zakat dan pentingnya zakat dalam agama dan
kehidupan.Namun masih sangat sedikit sekali kesadaran dari umat itu yang mau menunaikan
kewajiban ini.Jika kesadaran ini tidak segera ditumbuhkan maka masalah-masalah
kemiskinan yang disebabkan tidak optimalnya zakat akan terus menghantui negeri ini.

Banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang membicarakan tentang zakat.Oleh karena itu,pada


makalah kali ini kami akan membahas tema tentang zakat yang terdapat di Q.S.Al-Baqarah
(2):267 dan Q.S.At-Taubah (4):60&103.Agar kita dapat saling mengingatkan betapa
pentingnya umat Islam untuk menunaikan zakat dalam pandangan Al-Qur’an.1

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini,yakni:

1. Ayat tentang zakat dan ketentuan pembagiannya Q.S Al-Baqarah (2):267


2. Ayat tentang zakat dan ketentuan pembagiannya Q.S At-Taubah (4) 60 &103

1
Wahid Husen,Zakat Dalam Al-Qur’an,2018,1-4.

1
C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui dan memahami ayat tentang zakat dan pembagiannya pada surah Al-Baqarah
ayat 267
2. Mengetahui dan memahami ayat tentang zakat dan pembagiannya pada surah At-Taubah
ayat 60 & 103

D. Metode Penulisan

Adapun metode penulisan pada makalah ini ada dua metode,yaitu metode pencarian beberapa
Artikel atau Jurnal melalui penelusuran internet (web research) sebagai referensi pendukung
dalam makalah ini.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ayat tentang zakat dan ketentuan pembagiannya Q.S Al-Baqarah (2):267

Kata zakat dalam Al-Qur’an disebutkan secara ma’rifah sebanyak 30 kali.Delapan


kali diantaranya terdapat pada surah Makkiyah dan selainnya terdapat dalam surah-surah
Madaniyah.Az-zarqani dalam Syarah Muwaththa menerangkan bahwa zakat itu mempunyai
rukun dan syarat.Rukunnya ialah ikhlas dan syaratnya ialah sebab,cukup setahun
dimiliki.Zakat diterapkan kepada orang-orang tertentu dan dia mengandung sanksi
hukum,terlepas dari kewajiban dunia dan mempunyai pahala di akhirat juga menghasilkan
suci dari kotoran dosa.Zakat mempunyai beberapa istilah dalam Al-Qur’an,di antaranya:

Q.S.Al-Baqarah 2:267 tentang Zakat Hasil Usaha

َ َ َ ْ َ ِّ ْ ُ َ َ ْ َ ْ َ ٓ َّ َ ْ ُ ْ َ َ َ ٰ ِّ َ ْ ْ ُ ْ َ ْٰٓ ُ َ ٰ َ ْ َّ َ ُّ َ ٰٰٓ
‫ض ۗ َوْل ت َي َّم ُموا‬
َِ ‫ر‬ْ ‫اْل‬ ‫يايها ال ِذين امنوا ان ِفقوا ِمن طيب ِت ما كسبتم و ِمما اخرجنا لكم من‬
ْ َ ْ ْ ُ ْ ُ ْ َ ٰٓ َّ ْ ٰ ْ ُ ْ َ َ َ ْ ُ ْ ُ ُ ْ َ ْ َ ْ
َ ‫اع َل ُم ْٰٓوا َا َّن ه‬
‫ن َح ِم ْيد‬ ‫اّٰلل غ ِ ي‬
ِ ‫الخ ِبيث ِمنه تن ِفقون ولستم ِبا ِخ ِذي ِه ِاْل ان تغ ِمضوا ِفي ِه ۗ و‬

Artinya:

Wahai orang orang beriman!Infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan
sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untukmu.Janganlah kamu memilih yang
buruk untuk kamu keluarkan,padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya,melainkan
dengan memicingkan mata (enggan) terhadapnya.Dan ketahuilah bahwa Allah Maha
Kaya,Maha Terpuji.

Dalam ayat ini,Allah memerintahkan bahwa barang yang dinafkahkan seseorang


haruslah miliknya yang baik dan disenanginya,bukan barang yang buruk dan dia sendiri tidak
menyukainya,baik berupa makanan,buah-buahan,barang-barang,binatang ternak dan lain
sebagainya.Pilihlah harta yang baik,yang membuat penerimanya senang.2

2
Anshori,Studi Ayat-Ayat Zakat sebagai instrumen ekonomi islam dalam tafsir Al-Misbah,11-12.

3
Sebab turunnya ayat tersebut adalah sebagai berkut:Al-Hakim,at-Tirmidzi,Ibnu
Majah,dan yang lain meriwayatkan dari al-Barra “dia berkata”Ayat ini turun pada
kamu,orang-orang Anshar.Kami adalah para pemilik kebun kurma.Dulu seseorang
menyedekahkan sebagian hasil kebunnya sesuai dengan jumlah yang dimiliki.Dan orang-
orang (para penghuni Shuffah) tidak mengharapkan hal yang baik-baik.Maka,seseorang
memberikan tandan kurma yang terdiri dari kurma jelek yang tidak keras bijinya dan kurma
basah yang sudah rusak serta tandan yang patah.Maka Allah menurunkan Firman-Nya.

Abu Dawud,An-Nasa’i,dan Al-Hakim meriwayatkan dari Sahl bin Hanif,dia berkata.


“Dulu orang-orang memilih kurma yang jelek dari kebunnya untuk disedekahkan.Maka Allah
menurunkan firman-Nya,.....janganlah kamu memilih yang buruk untuk kamu
sedekahkan”.Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas,dia berkata “Dulu para sahabat
membeli bahan makanan yang murah,lalu mereka menyedekahkannya”.

Ayat ini menguraikan nafkah yang diberikan serta sifat nafkah tersebut.Yang
digarisbawahi adalah bahwa yang dinafkahkan hendaknya yang baik-baik,tetapi tidak semua
harus dinafkahkan,cukup sebagian saja. Ada yang berbentuk wajib dan ada juga yang
anjuran.Selanjutnya dijelaskan bahwa yang dinafkahkan itu adalah hasil usaha dan dari apa
yang Kami (yakni Allah) keluarkan dari bumi.Hasil pertanian seperti cengkeh,lada,buah-
buahan,dan lain-lain,semua dicakup oleh makna kalimat yang kami keluarkan dari bumi. 3

Cara pembagian zakat penghasilan:

Zakat penghasilan atau yang dikenal sebagai zakat profesi adalah bagian dari zakat
maal yang wajib dikeluarkan atas harta yang berasal dari pendapatan atau penghasilan rutin
dari pekerjaan yang tidak melanggar syariah (Al-Baqarah ayat 267,peraturan Menteri Agama
No.52/2014 dan pendapat Shaikh Yusuf Qardawi).Standar nishab yang digunakan adalah
sebesar Rp.5.240.000,- per bulan

Zakat yang dikeluarkan=Jumlah pendapatan bruto x 2,5%,

Contoh:

Penghasilan diterima setiap bulan sebesar Rp.6.000.000,maka sudah wajib zakat.Jadi


zakat yang dibayarkan adalah Rp.6.000.000 x 2,5%=Rp.150.000,-.

3 Muhammad Firdaus Fitria,Konsep Thoyyibat dalam hal memberi dan implementasinya dalam
kehidupan sehari-hari,Medan,2018, 31-33.

4
B. Ayat tentang zakat dan ketentuan pembagiannya Q.S At-Taubah (4) 60 &103

1. Q.S At-Taubah Ayat 60

Al-Qur’an telah menyebutkan perintah zakat, selain itu al-Qur’an juga menyebutkan
kepada siapa zakat tersebut harus di berikan atau siapa saja yang berhak menerima zakat
(Mustahiq Zakat) yaitu pada QS. At-Taubah ayat 60 tentang mendistribusikan zakat.

ُ ُ َ َّ َ ْ َ َ َ ْ ٰ ْ َ ْ ٰ َ ْ َ ۤ َ َ ُ ْ ُ ٰ َ َّ َ َّ
‫ي عل ْي َها َوال ُمؤلف ِة قل ْو ُب ُه ْم‬ ‫ي والع ِم ِل‬ ِ ‫ِانما الصدقت ِللفقرا ِء والمس ِك‬
‫َّ ْ ۗ َ ْ َ ً ِّ َ ه‬
ُ ‫اّٰلل َۗو ه‬ ‫َ ْٰ ْ َ َ ْ َ ْ ه‬
ْ ‫اّٰلل َو‬ َ ِّ َ
‫اّٰلل‬ ِ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ة‬ ‫ض‬ ‫ي‬‫ر‬ ‫ف‬ ‫ل‬
ِ ِ ِ ‫ي‬ ‫ب‬ ‫الس‬ ‫ن‬ِ ‫اب‬ ِ ‫ل‬ ‫ي‬ ‫ب‬ ‫س‬
ِ ِ ِِ ‫ف‬‫و‬ ‫ي‬ ‫م‬‫ر‬
ِِ ‫غ‬ ‫ال‬‫و‬ ‫اب‬ ِ ‫ق‬‫الر‬ ‫ف‬ ِ ‫و‬
َ
‫ع ِل ْيم َح ِك ْيم‬

Artinya:
Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang
miskin, amil zakat, yang dilunakan hatinya (mu'allaf), untuk (memerdekakan)
hamba sahaya, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka
yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah,
dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. AtTaubah ayat 60)

Orang-orang yang berhak menerima zakat hanya mereka yang telah ditentukan Allah
SWT, dalam Al-Qur‟an mereka itu terdiri atas delapan
golongan yaitu :
1. Fakir, mereka yang hampir tidak memiliki apa-apa sehingga tidak mampu memenuhi
kebutuhan pokok hidup.
2. Miskin, mereka yang memiliki harta namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
dasar kehidupan.
3. Amil, mereka yang mengumpulkan dan mendistribusikan zakat.
4. Mu'allaf, mereka yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan untuk
menguatkan dalam tauhid dan syariah.
5. Hamba sahaya, budak yang ingin memerdekakan dirinya.
6. Gharimin, mereka yang berhutang untuk kebutuhan hidup dalam mempertahankan
5
jiwa dan izzahnya.
7. Fisabilillah, mereka yang berjuang di jalan Allah dalam bentuk kegiatan dakwah,
jihad dan sebagainya

8. Ibnu Sabil, mereka yang kehabisan biaya di perjalanan dalam ketaatan kepada Allah.4

4
Badan Amil Zakat Nasional,Ketentuan dan Pembagian Zakat sesuai Syariat
Islam,2019,www.baznasjabar.org

6
Ayat tersebut menunjukkan bahwa yang berhak menerima zakat adalah delapan
kategori manusia. Dalil ini menunjukkan bahwa zakat diambil oleh imamdari orang-orang
muslim yang kaya kemudian dibagikan olehnya kepada orang orang fakir.

Menurut Malik dan Ahmad, Ibnu Sabil yang berhak menerima zakat itu khusus bagi
orang yang melewati se negeri bukan musafir dalam negeri. Allah SWT telah menerangkan
sasaran zakat dalam Al-Qur'an dan mengkhususkannya pada delapan sasaran, tetapi wajibkah
bagi orang yang membagikan zakat, baik si pemilik langsung maupun penguasa untuk
membagikan secara merata kepada delapan sasaran tersebut ? Mazhab Syafi‟i mengatakan,
Zakat wajib dikeluarkan kepada delapan kelompok manusia, baik itu zakat fitrah maupun
zakat mal, Apabila yang membagikan zakat itu adalah Imam, dia harus membaginya menjadi
delapan bagian. Yang pertama kali mengambil bagian itu seharusnya adalah panitia zakat,
karena dia mengambilnya sebagai ganti atas jerih-payah yang dikeluarkannya untuk
memungut zakat. Adapun kelompok-kelompok yang lain mengambil zakat atas dasar
kesamaan hak di antara mereka. Dan jika yang membagikan zakat itu adalah pemilik harta itu
sendiri atau orang yang mewakilnya, gugurlah hak panitia zakat itu, kemudian dibagikan
kepada tujuh kelompok yang tersisa jika semua kelompok itu masih ada. Jika tidak, zakat itu
hanya dibagikan kepada kelompok yang ada saja. Zakat itu lebih disenangi bila dibagikan
kepada semua kelompok yang disebutkan dalam firman Allah SWT. Jika memungkinkan,
dan tidak boleh dibagikan kepada kurang dari tiga kelompok karena yang disebut jamak itu
harus sampai kepada tiga. Jika zakat hanya dibagikan kepada dua kelompok, kelompok yang
ketiga adalah pengurus atau panitia zakat, dan sudah dianggap cukup apabila panitia itu
hanya ada satu orang.

Adapun menurut jumhur (Hanafi, Maliki, dan Habali) berbeda dengan pandangan
Imam Syafi‟i yang mana zakat boleh dibagikan hanya kepada satu kelompok saja. Bahkan
mazhab Hanafi dan Maliki memperbolehkan pembayaran zakat kepada satu orang saja di
antara delapan kelompok yang ada. Dan menurut mazhab Maliki, memberikan zakat pada
orang yang sangat memerlukan dibandingkan dengan kelompok yang lainnya merupakan
Sunnah. Pemberian dan pembagian zakat kepada delapan kelompok yang ada lebih disukai

7
karena tindakan itu sama sekali tidak mengandung perbedaan pendapat dan lebih
meyakinkan, tanpa ada cacatnya.5
2. Q.S At-Taubah Ayat 103

QS. At-Taubah ayat 103 tentang zakat yang mensucikan

َ َ ٰ َ َ َّ ْ ْ َ َ ِّ َ َ َ ِّ َ ُ َ ْ ُ ُ ِّ َ ُ ً َ َ َ ْ ٰ َ ْ َ ْ ْ ُ
‫يهم ِبها وصل علي ِهم ۖ ِإن صلو تك‬
ِ ‫َخ َذ ِم َّنُ أمو َ ِل ِه َّ ُم َصدقة ت َطهرهم وتزك‬
‫سكن له ْم ۗ وٱّٰلل س ِميع ع ِليم‬

Artinya: “ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa
kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi
Maha mengetahui.”

Ayat ini menganjurkan Rasulullah untuk mengambil sedekah dari harta orang-
orangyang bertobat, dimana sedekah tersebut dapat membersihkan mereka dari dosa dan
kekikiran dan dapat mengangkat derajat mereka di sisi Allah. Serta mendoakan mereka
dengan kebaikan dan hidayah, karena sesungguhnya doa itu dapat menenangkan jiwa
danmenenteramkan kalbu mereka. Allah Maha Mendengar doa dan Maha Mengetahui
orangorang yang ikhlas dalam bertobat.

Yusuf Qardhawi dalam bukunya Hukum Zakat mengatakan, bahwa zakat dapat
membersihkan dan mensucikan harta seseorang, serta memperkembangkan dan menambah
sesuatu pada harta kekayaan seseorang. Karena berhubungan hak orang lain dan sesuatu
harta, akan menyebabkan harta tersebut bercampur atau kotor, yang tidak bisa suci kecuali
dengan mengeluarkannya.

Bahwasanya zakat dapat dikenakan pada harta diam yang dimiliki seseorang
setelahsatu tahun, harta yang produktif tidak dikenakan zakat. Hal ini dipandang mendorong
produktifitas yang dapat mengembangkan dan menambah harta kekayaan seseorang.Sehingga
perputaran uang yang beredar di masyarakat bertambah. Pada akhirnya,perekonomian suatu
Negara akan berjalan lebih baik.6

5Umi Hani, “Analisis Tentang Penyamarataan Pembagian Zakat kepada Asnaf Zakat Menurut Pendapat Imam Syafi’i”,
Jurnal Ekonomi Syariah dan Hukum Ekonomi Syariah, Vol. 2,No. 2 (Juni 2015),24-26.
6. Op.Cit.,hlm.9-10

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
a. Pada Q.S Al-Baqarah 2:27,mengenai zakat hasil usaha Dalam ayat ini,Allah
memerintahkan bahwa barang yang dinafkahkan seseorang haruslah miliknya yang
baik dan disenanginya,bukan barang yang buruk dan dia sendiri tidak
menyukainya,baik berupa makanan,buah-buahan,barang-barang,binatang ternak dan
lain sebagainya.Pilihlah harta yang baik,yang membuat penerimanya senang
b. Pada Q.s At-Taubah 60,mengenai mendistribusikan zakat, Ayat tersebut menunjukkan
bahwa yang berhak menerima zakat adalah delapan kategori manusia.
Yakni:Fakir,Miskin,Amil,Mu’allaf,Hamba sahaya,Gharimin,Fisabilillah,Ibnus sabil.
c. Pada Q.s At-Taubah 103,mengenai zakat yang mensucikan, Ayat ini menganjurkan
Rasulullah untuk mengambil sedekah dari harta orang-orang yang bertobat, dimana
sedekah tersebut dapat membersihkan mereka dari dosa dan kekikiran dan dapat
mengangkat derajat mereka di sisi Allah. Serta mendoakan mereka dengan kebaikan
dan hidayah, karena sesungguhnya doa itu dapat menenangkan jiwa
danmenenteramkan kalbu mereka

B. Saran

Hendaknya kita selalu bersedekah,berzakat,beramal baik karna tidak semua harta


yang kita miliki itu seutuhnya milik kita,bisa saja sebagian itu milik orang lain yang
dititipkan oleh Allah SWT.

9
DAFTAR PUSTAKA

Anshori,Studi Ayat-Ayat Zakat sebagai instrumen ekonomi islam dalam tafsir Al-Misbah.
Badan Amil Zakat Nasional,2019.Ketentuan dan pembagian zakat sesuai Syariat
Islam,www.baznasjabar.org
Fitria Firdaus Muhammad,Medan,2018.Konsep Thoyyibat dalam hal memberi dan
implementasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Hani umi,2015.Analisis Tentang Penyamarataan Pembagian Zakat kepada Asnaf Zakat
menurut Pendapat Imam Syafi’i,Jurnal Ekomi Syariah dan Hukum Ekonomi Syariah,2 (2).
Husen Wahid,2018.Zakat dalam Al-Qur’an.

10

Anda mungkin juga menyukai