Anda di halaman 1dari 11

Journal of Empowerment Community and Education

Volume x Nomor x Tahun: xxxx e-ISSN : ..............

Abstrak
ANALISIS PERBANDINGAN
Gelombang merupakan suatu fenomena yang dapat menjadi faktor
DAMPAK GELOMBANG penting dalam pelayanan informasi meteorologi kelautan. Tingginya
TINGGI TERHADAP KONDISI gelombang di suatu perairan menimbulkan beberapa dampak pada
aktivitas nelayan dan transportasi laut antar pulau. Gelombang yang
SOSIAL MASYARAKAT DI tinggi juga dapat berpengaruh pada aktivitas pembangunan karena
WILAYAH PESISIR JEPARA terhambatnya suplai bahan-bahan konstruksi. Kawasan pesisir di
Kabupaten Bantul memiliki ekosistem yang cukup kompleks. Gelombang
DAN BANTUL tinggi menjadi salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya abrasi di
bibir pantai. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga hutan
mangrove untuk keseimbangan ekosistem di Kabupaten Bantul. Seiring
Meyliana Gabriella Sudiro 1), Muhamad berjalannya waktu garis pantai selalu mengalami perubahan, perubahan
Prassetia2), Muhammad Naufal Eka Putra3), itu dapat berupa abrasi maupun akresi. Perubahan garis pantai tidak
hanya berdampak pada keadaan fisik saja, namun juga berpengaruh
dan Tasya Deamy Tuharea4)
terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat. Kawasan Kabupaten Jepara
menjadi salah satu wilayah dengan upaya pemanfaatan sumber daya laut
1) yang mengarah pada eksploitatif dan destruktif. Hal ini mengganggu
Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas
aktivitas sosial ekonomi masyarakat yang ada pada wilayah pesisirnya.
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Aktivitas yang terjadi di kawasan wilayah pesisir pantai ini merupakan
Brawijaya, Jl. Veteran, Malang, salah satu konflik sosial di daerah pesisir. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui dampak dari gelombang tinggi terhadap kondisi sosial
melianags@gmail.com
masyarakat di wilayah pesisir Jepara dan Bantul. Metode yang digunakan
2)
Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas adalah metode kualitatif dengan melihat masalah serta solusi dari
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas gelombang tinggi di pantai bagian utara dan selatan Pulau Jawa. Metode
kuantitatif memiliki tujuan menggeneralisasi temuan penelitian sehingga
Brawijaya, Jl. Veteran, Malang,
dapat digunakan untuk memprediksi situasi yang sama pada populasi lain.
mprassetia32@gmail.com Konflik yang dialami adalah masalah yang disebabkan oleh aktivitas alam
3)
Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas dan aktivitas manusia. Aktivitas yang termasuk dalam permasalahan
adalah kegiatan yang mampu merusak ekosistem wilayah pesisir. Aktivitas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas manusia yang merusak antara lain adalah pembuangan sampah atau
Brawijaya, Jl. Veteran, Malang, limbah ke pesisir. Aktivitas alam yang termasuk adalah tsunami, banjir,
naufal.eka33@gmail.com dan badai.
4)
Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Kata Kunci : wilayah pesisir, konflik, eksploitatif, destruktif, abrasi,
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Kabupaten Bantul
Brawijaya, Jl. Veteran, Malang,
Abstract
tasyadeamy@gmail.com
Waves are an important factor in marine meteorological services and can
impact various activities in coastal areas. The coastal area in Bantul
Article history Regency has a reasonably complex ecosystem. High waves are one of the
factors that cause abrasion on the shoreline. The lack of public awareness
Received : diisi oleh editor of maintaining mangrove forests for ecosystem balance in the coastal
Revised: diisi oleh editor area is one of the social conflicts in the coastal area of the Bantul
Accepted : diisi oleh editor Regency. As time goes by, the coastline always changes, and that change
can be in the form of abrasion or accretion. Changes in the coastline do
not only have an impact on physical conditions but also affect the socio-
*Corresponding author economic conditions of the community. The Jepara Regency area is one of
the areas with efforts to utilize marine resources that lead to exploitation
Email : naufal.eka33@gmail.com
and destruction. It interferes with the socio-economic activities of the
people living in the coastal areas. Activities that occur in the coastal area

2
Journal of Empowerment Community and Education, Volume x Nomor x Tahun: xxxx Nomor Halaman xxxxx

are one of the social conflicts in the coastal area. This study aims to
determine the impact of high waves on the social conditions of the people
in the coastal areas of Jepara and Bantul. The method used is a
qualitative method by looking at the problems and solutions of high
waves on the north and south coasts of Java Island. Quantitative methods
have the aim of generalizing research findings so that they can be used to
predict the same situation in other populations. Conflicts experienced are
problems caused by natural activities and human activities. Activities
included in the problem are activities that can damage coastal
ecosystems. Destructive human activities include dumping garbage or
sewage into the coast. Natural activities included are tsunamis, floods,
and storms.

Keywords : coastal area, conflict, exploitative, destructive, Bantul


Regency

PENDAHULUAN pantai, contohnya seperti pembangunan Jetty,


Growin, Seawall, Breakwater, reklamasi pantai. Selain
itu, fungsi dari data gelombang juga berguna dalam
Indonesia merupakan negara kepulauan yang luas
menentukan penetapan tata letak pelabuhan,
dengan wilayah lautan yang besar. Berbagai aktivitas
pengelolaan lingkungan laut, alur pelayaran, serta
yang berkaitan dengan aktivitas pelayaran seperti
penentuan dari daerah yang akan dilakukan reklamasi
berlayar, transportasi kapal, penangkapan ikan,
bahari serta budaya pada wilayah pesisir, dan evaluasi
tempat wisata, dan lain halnya yang penting bagi
bangunan pantai (Sinaga & Luthfia, 2019). Gelombang
perekonomian masyarakat di wilayah pesisir.  Laut
laut menjadi salah satu fenomena yang dihasilkan dari
sendiri bersifat dinamis dan sensitif, dimana setiap
adanya transfer energi oleh hembusan angin yang ada
perubahan yang terjadi akan mempengaruhi keadaan
di permukaan laut. Kemudian hembusan ini akan
pada aspek lainnya. Gelombang laut merupakan
menjalar, lalu diteruskan menuju ke daratan atau
sebuah fenomena alam yang berpengaruh terhadap
wilayah pesisir (pantai). Hembusan angin permukaan
efisiensi serta keselamatan bagi segala aktivitas di laut
laut akan meningkatkan tinggi, kecepatan, serta
maupun di wilayah pesisir (Baluk et al., 2020). 
panjang gelombang, seiring dengan semakin
Gelombang menjadi salah satu parameter fisika
meningkatnya waktu dari hembusan angin yang
yang penting, karena karakteristik yang dimiliki
berlangsung.
gelombang terkhusus pada proses dinamika
Wilayah pesisir dibedakan menjadi pesisir
transformasi gelombang dalam dijadikan sebagai
cenderung ke arah darat dan arah laut. Pesisir
acuan untuk merepresentasikan kondisi wilayah
cenderung ke arah darat meliputi bagian daratan,
pesisir, salah satunya pada wilayah pantai yang saling
termasuk area kering maupun terendam air dan masih
berkorelasi. Gelombang yang mengarah mendekati
dipengaruhi oleh sifat-sifat yang ada di laut. Sifat ini
pantai akan bergesekan dengan dasar laut, dan
meliputi pasang surut, angin laut, dan perembesan air
menyebabkan terjadinya gelombang pecah. Hal
asin. Pesisir laut mencakup bagian laut yang
tersebut dapat mengakibatkan terbawanya material
dipengaruhi proses daratan seperti sedimentasi,
dari dasar pantai menuju wilayah pesisir. Ketika
runoff, serta aktivitas anthropogenic seperti
gelombang yang terjadi besar maka, semakin besar
penggundulan hutan dan pencemaran. Wilayah pesisir
pula material yang terbawa dan semakin jauh
merupakan kawasan yang masih dipengaruhi oleh
jangkauan gelombang menuju ke daratan. Gelombang
proses-proses yang ada di laut maupun pencemaran
memiliki pengaruh yang besar terhadap kestabilan
(Kurniawan et al., 2012).
wilayah pesisir. Dimana aktivitas dari gelombang
Pesisir merupakan daerah peralihan yang
sendiri dapat menyebabkan terjadinya erosi pantai
terbentuk dari berbagai proses geomorfologi yang
serta kerusakan pada bangunan yang ada di wilayah
terjadi di daratan dan laut. Daerah pesisir memiliki
tersebut (Huda et al., 2015). Data gelombang memiliki
lingkungan yang sangat dinamis dibandingkan daerah
kegunaan dalam melakukan perencanaan bangunan
lain di muka bumi (Mahendra et al., 2017). Desa

2
Analisis Perbandingan Dampak Gelombang Tinggi terhadap Kondisi Sosial Masyarakat di Wilayah Pesisir
Jepara dan Bantul....Sudiro et.al,

pesisir merupakan sebuah desa yang mempunyai Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu
karakteristik berbeda dari desa lainnya. Perbedaan daerah di Indonesia yang memiliki potensi pariwisata
karakteristik dapat dilihat pada aspek geografis, alam yang beragam salah satunya adalah objek wisata
ekologis, ekonomi dan sosial budaya. Secara geografis, Pantai Parangtritis yang berada di Kabupaten Bantul.
desa pesisir berada di perbatasan antara daratan dan Objek wisata Parangtritis banyak didatangi wisatawan
lautan. Terdapat beberapa ekosistem yang berada di karena memiliki pesona pantai yang menawan. Selain
desa pesisir diantaranya yaitu ekosistem mangrove, pantai yang menawan Parangtritis juga memiliki
padang lamun, terumbu karang, dan estuaria. Aktivitas gumuk pasir berbentuk barchan yang merupakan
ekonomi di desa pesisir dipengaruhi oleh kondisi bentuk lahan hasil proses aeolian. Pembentukan
geografis dan ekologis. Aktivitas pemanfaatan gumuk pasir tersebut termasuk jarang terjadi di dunia,
sumberdaya pesisir merupakan salah satu ciri-ciri bahkan merupakan satu-satunya di Asia Tenggara.
kegiatan ekonomi yang ada di desa pesisir. Aktivitas Kabupaten Bantul merupakan wilayah yang pesisirnya
ekonomi mencakup wisata bahari, perikanan, dan berbatasan langsung dengan Samudera Hindia.
perdagangan (Hakim, 2020). Permasalahan yang umumnya terjadi yaitu adanya
Karakteristik gelombang pada wilayah utara Pulau gelombang tinggi. Adanya fenomena tersebut
Jawa dan selatan Pulau Jawa memiliki perbedaan. membuat para nelayan tidak melaut sehingga
Kawasan pesisir utara Pulau Jawa berhadapan secara berdampak kepada kondisi sosial ekonomi masyarakat
langsung dengan perairan yang energi gelombangnya pesisir.
relatif rendah. Lain halnya dengan wilayah pesisir
selatan Pulau Jawa dengan karakteristik gelombang METODE
yang relatif tinggi akibat adanya swell dari Samudera
Hindia. Selain itu, perbedaan karakteristik gelombang
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.
di wilayah Pulau Jawa dipengaruhi kondisi
Pemilihan ini dikarenakan penelitian yang dilakukan
geomorfologi wilayah pesisir. Bagian utara Pulau Jawa
bertujuan untuk memahami analisis perbandingan
memiliki daratan yang rendah dengan banyak delta
dampak gelombang tinggi terhadap kondisi sosial
sedangkan selatan pulau jawa memiliki kondisi pantai
masyarakat di wilayah pesisir Jepara dan Bantul
curam serta bertebing dan berpasir (Setyawan &
dengan latar alamiah yang terjadi di objek penelitian
Pamungkas, 2017). Berdasarkan kondisi tersebut,
tanpa intervensi ataupun manipulasi dari pihak
dampak yang didapatkan oleh masyarakat pesisir pada
penelitian maupun pihak lainnya. Wilayah penelitian
kawasan utara dan selatan Pulau Jawa memiliki
ini berada di pantai Parangtritis yang berada di
perbedaan dikarenakan oleh gelombang tinggi.
Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa
Tempat penelitian pada kawasan utara Pulau Jawa
Yogyakarta. Penelitian tentang masalah dan solusi
yaitu berada di kawasan pesisir Jepara, sedangkan
gelombang tinggi di pantai Parangtritis ini
pada kawasan selatan Pulau Jawa yaitu pada kawasan
menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif
pesisir Blitar. Dari kedua tempat penelitian tersebut
yang digunakan adalah dengan mengumpulkan jurnal-
akan dilakukan analisis dampak akibat gelombang
jurnal yang sesuai dengan topik. Jurnal-jurnal tersebut
tinggi di kawasan utara dan selatan Pulau Jawa. 
dipakai untuk menganalisis masalah gelombang tinggi
Kabupaten Jepara merupakan salah satu wilayah
dan mencari solusinya. Hasil dari penelitian ini adalah
strategis di Utara Jawa Tengah, karena merupakan
tentang analisis masalah gelombang tinggi di pantai
kota pesisir yang memiliki garis pantai terpanjang di
Parangtritis beserta dengan solusi yang dapat
Jawa Tengah, yakni sepanjang 80 Km. Laut Jepara
digunakan terhadap masalah.
merupakan salah satu daerah penangkapan ikan
Metode kuantitatif memiliki tujuan
dengan hasil laut yang melimpah. Selain itu, secara
menggeneralisasi temuan penelitian sehingga dapat
geografis sangat cocok untuk pengembangan usaha
digunakan untuk memprediksi situasi yang sama pada
kegiatan pada kelautan serta pantai. Upaya
populasi lain. Metode kuantitatif juga digunakan untuk
pemanfaatan sumberdaya wilayah pesisir dan laut,
menjelaskan hubungan sebab-akibat antar variabel
khususnya di Kawasan pesisir Kabupaten Jepara sudah
yang diteliti. Metode kuantitatif dimulai dengan teori
mulai mengarah pada eksploitatif dan destruktif. Hal
dan hipotesis. Peneliti menggunakan teknik
ini dikarenakan, pemanfaatan hanya bertujuan untuk
memanipulasi dan mengontrol variabel melalui
memaksimalkan keuntungan (economic rent) tanpa
instrumen formal untuk melihat interaksi kausalitas.
memperhatikan aspek keberlanjutan (Yuniastuti,
Peneliti mencoba mereduksi data menjadi susunan
2016).

2
Journal of Empowerment Community and Education, Volume x Nomor x Tahun: xxxx Nomor Halaman xxxxx

numerik selanjutnya ia melakukan analisis terhadap Pesisir Jepara merupakan salah satu wilayah yang
komponen penelitian (variabel). Penarikan kesimpulan berada di Provinsi Jawa Tengah. Titik koordinat
secara deduksi dan menetapkan norma secara Kabupaten Jepara terletak pada 5⁰43` 20,67” - 6⁰47`
konsensus dan bahasa penelitian dikemas dalam 25,83” Lintang Selatan dan 110⁰9` 48,02” - 110⁰58`
bentuk laporan. Metode kuantitatif khususnya 37,40” Bujur Timur. Kabupaten Jepara berbatasan
eksperimen, dapat menggambarkan sebab-akibat langsung dengan Laut Jawa serta memiliki karakteristik
(Abdullah, 2015).  gelombang yang cukup tenang (BPS Kabupaten Jepara,
Metode penelitian kuantitatif merupakan metode- 2022). Kabupaten Bantul merupakan salah satu
metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan wilayah yang berada di Provinsi Daerah Istimewa
cara meneliti hubungan antar variabel. Variabel - Yogyakarta. Kabupaten Bantul merupakan salah satu
variabel biasanya diukur dengan instrumen penelitian wilayah dengan pesisir yang luas. Titik koordinat
sehingga data yang terdiri dari angka-angka dapat Kabupaten Bantul terletak pada 07⁰44` 04” - 08⁰00`
dianalisis berdasarkan prosedur-prosedur statistik. 27” Lintang Selatan dan 110⁰12` 34” - 110⁰31` 08”
Seperti halnya para peneliti kualitatif, siapa pun yang Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten Bantul sebesar
terlibat di dalam penelitian kuantitatif juga perlu 506.85 km2 dengan bagian selatan yang berbatasan
memiliki asumsi-asumsi untuk menguji teori secara langsung dengan Samudera Hindia sehingga memiliki
deduktif, mencegah munculnya bias-bias, mengontrol karakteristik gelombang yang tinggi. Wilayah ini
penjelasan-penjelasan alternatif, dan mampu umumnya memiliki keadaan alam yang berpasir dan
menggeneralisasikan dan menerapkan kembali sedikit berlagun (Pemkab Bantul, 2022).
penemuan-penemuannya (Kusumastuti et al., 2020).
Proses berpikir reflektif yang digunakan sebagai
metode penelitian dapat digambarkan dalam lima
tahap berpikir sebagai berikut:
a. Menyadari adanya masalah. Misalnya, belum
ditemukan jenis anggur yang tidak berbiji, atau: ada
kesulitan untuk menanamkan kesadaran politik.
b. Membatasi dan mengidentifikasi masalah. Dalam
hal ini peneliti melakukan observasi fakta untuk
mengidentifikasi masalah yang dihadapi secara lebih
akurat.
c. Mengajukan pemecahan sementara untuk masalah
yang dihadapi. Setelah memeriksa fakta itu dengan
cermat, peneliti membuat dugaan-dugaan dengan
hati-hati tentang cara-cara pemecahan masalah untuk Gambar 1. Peta lokasi penelitian
membuat generalisasi sementara. Generalisasi
sementara yang diajukan itu disebut hipotesis. HASIL DAN PEMBAHASAN
d. Secara deduktif memikirkan konsekuensi dari
hipotesis yang diajukan. Yakni memikirkan apa akibat
lanjut apabila hipotesis itu benar. Ancaman Gelombang Tinggi terhadap Wilayah Pesisir
e. Menguji hipotesis. Peneliti menguji setiap hipotesis
yang diajukan dengan mencari bukti-bukti yang dapat Pesisir merupakan daerah peralihan yang
diobservasi dan analisis untuk memperoleh kepastian terbentuk dari berbagai proses geomorfologi yang
apakah konsekuensi itu benar-benar terjadi. Dengan terjadi di daratan dan laut. Daerah pesisir memiliki
proses demikian, peneliti akan mengetahui hipotesis lingkungan yang sangat dinamis dibandingkan daerah
mana yang selaras dengan fakta dan oleh karenanya lain di muka bumi (Mahendra et al., 2017). Desa
menunjukkan cara pemecahan masalah yang paling pesisir merupakan sebuah desa yang mempunyai
dapat diandalkan. karakteristik berbeda dari desa lainnya. Perbedaan
karakteristik dapat dilihat pada aspek geografis,
LOKASI PENELITIAN ekologis, ekonomi dan sosial budaya. Secara geografis,
desa pesisir berada di perbatasan antara daratan dan
lautan. Terdapat beberapa ekosistem yang berada di
Lokasi penelitian berada di daerah pesisir Jepara desa pesisir diantaranya yaitu ekosistem mangrove,
dan pesisir Bantul seperti terlihat pada Gambar 1.

2
Analisis Perbandingan Dampak Gelombang Tinggi terhadap Kondisi Sosial Masyarakat di Wilayah Pesisir
Jepara dan Bantul....Sudiro et.al,

padang lamun, terumbu karang, dan estuaria. Aktivitas pantai Jepara yang berbentuk tanjong menjadi lebih
ekonomi di desa pesisir dipengaruhi oleh kondisi tinggi dibandingkan daerah teluk. Pemusatan energi
geografis dan ekologis. Aktivitas pemanfaatan gelombang sangat berpengaruh pada arus susur
sumberdaya pesisir merupakan salah satu ciri-ciri pantai (longshore current) yang dapat mempengaruhi
kegiatan ekonomi yang ada di desa pesisir. Aktivitas pada perubahan garis pantai.
ekonomi mencakup wisata bahari, perikanan, dan Perubahan garis pantai yang umumnya terjadi
perdagangan (Hakim, 2020). berupa pengikisan badan pantai (abrasi atau erosi)
Sebagian besar masyarakat yang terdampak dan penambahan badan pantai (akresi atau
ancaman pesisir memilih untuk tetap tinggal dan sedimentasi). Abrasi tidak hanya berakibat pada
sebagian kecil lainnya memilih untuk melakukan kerusakan fisik bangunan dan sarana prasarana
urbanisasi menuju daerah yang lebih baik. Untuk umum, tetapi dapat mengganggu aktivitas sosial dan
kondisi kedua ini terjadi apabila kelompok masyarakat ekonomi masyarakat. Abrasi berpotensi berdampak
ini memiliki kondisi yang lebih baik, seperti kondisi pada penghidupan masyarakat pesisir dan
ekonomi, adanya sanak family di daerah lain, adanya lingkungannya (Rosyidah dan Fajarwati, 2020). Tingkat
keahlian untuk mencari mata pencaharian baru atau abrasi di Jepara dan Kabupaten Bantul sudah dalam
kesempatan lain untuk pindah dari wilayah yang kondisi yang memprihatinkan, sehingga memberikan
terdampak. Bagi kelompok masyarakat yang memilih dampak yang buruk terhadap kelangsungan hidup
untuk tetap tinggal di daerah yang terancam bencana masyarakat yang berada di sekitarnya.
pesisir dituntut untuk melakukan perubahan agar Angin yang kuat merupakan salah satu faktor yang
tetap bertahan di wilayah terdampak bencana pesisir. mempengaruhi terjadinya gelombang tinggi. Salah
Gelombang merupakan suatu fenomena yang satu tipe gelombang yang mendominasi di perairan
dapat menjadi faktor penting dalam pelayanan selatan Pulau Jawa yaitu swell yang berasal dari
informasi meteorologi kelautan. Tingginya gelombang Samudera Hindia. Swell bisa mencapai 5 meter pada
di suatu perairan menimbulkan beberapa dampak saat menjalar dari Samudera Hindia ke perairan
pada aktivitas nelayan dan transportasi laut antar selatan Indonesia. Ketinggian swell tersebut dapat
pulau. Gelombang yang tinggi juga dapat berpengaruh mengancam kawasan pesisir yang berubah menjadi
pada aktivitas pembangunan karena terhambatnya suatu bencana. Bencana tersebut yaitu gelombang
suplai bahan-bahan konstruksi. Fenomena ini juga tinggi dan banjir di wilayah pesisir. Puncak gelombang
dapat berdampak pada kelangkaan bahan pangan di tinggi yang mengancam kawasan pesisir banyak terjadi
beberapa pulau-pulau kecil (Kurniawan et al., 2012). pada bulan Juni, Juli (Gambar 2.; Gambar 3.; Gambar
Pada waktu tertentu, tinggi gelombang yang terjadi di 4; Gambar 5; Gambar 6.), dan Agustus (Andini, 2021).
tengah laut dapat mencapai 4 meter, sedangkan di
pinggir dapat berkisar ½ meter. Gelombang pasang air
laut dapat menyebabkan abrasi atau masuknya air laut
ke suatu daratan (Kurniawan dan Azizi, 2012).
Gelombang laut yang tinggi dapat mempengaruhi
masyarakat pesisir seperti masyarakat nelayan. Hal ini
dikarenakan berkurangnya hasil tangkapan ikan
karena mereka tidak bisa melaut dengan gelombang
yang tinggi (Hanan et al., 2015).
Wilayah pesisir utara Jawa termasuk Jepara dan
pesisir Kabupaten Bantul keduanya mengalami banyak
perubahan dari segi geomorfologinya. Perubahan yang
umumnya terlihat yaitu adanya proses erosi yang
menyebabkan kemunduran garis pantai. Erosi yang
tinggi di wilayah Jepara mengakibatkan kerusakan Gambar 2. Perubahan tinggi gelombang laut di
mangrove secara besar-besaran. Hal ini membawa perairan selatan pada tanggal 23 Juli 2018
dampak negatif terhadap lingkungan hutan mangrove,
karena hutan mangrove dapat menangkal kekuatan
gelombang. Hutan mangrove juga berfungsi sebagai
buffer masuknya air laut ke daratan, dan sebagai
pelindung ekosistem pantai. Tinggi gelombang di

2
Journal of Empowerment Community and Education, Volume x Nomor x Tahun: xxxx Nomor Halaman xxxxx

Gambar 3. Perubahan tinggi gelombang laut di Gambar 6. Perubahan tinggi gelombang laut di
perairan selatan pada tanggal 24 Juli 2018 perairan selatan pada tanggal 27 Juli 2018
Konflik Sosial terkait Ancaman Wilayah Pesisir di
Kabupaten Jepara

Permasalahan yang terjadi di wilayah pesisir


merupakan suatu masalah yang terdapat di wilayah
pesisir yang umumnya diakibatkan oleh adanya
aktivitas alam dan aktivitas manusia. Aktivitas alam
yang dapat merusak ekosistem di wilayah kepesisiran
dapat berupa bencana alam, seperti tsunami, banjir,
dan hujan badai. Aktivitas manusia yang dapat
merusak ekosistem wilayah pesisir dapat berupa
pembuangan sampah atau limbah di pesisir,
penebangan mangrove tanpa dilakukan penanaman
kembali, pengambilan sumberdaya pesisir yang
Gambar 4. Perubahan tinggi gelombang laut di berlebih dan menggunakan cara-cara yang dapat
perairan selatan pada tanggal 25 Juli 2018 merusak alam (Mardiatno, 2018).
Kabupaten Jepara merupakan salah satu wilayah
strategis di Utara Jawa Tengah, karena merupakan
kota pesisir yang memiliki garis pantai terpanjang di
Jawa Tengah, yakni sepanjang 80 Km. Laut Jepara
merupakan salah satu daerah penangkapan ikan
dengan hasil laut yang melimpah. Selain itu, secara
geografis sangat cocok untuk pengembangan usaha
kegiatan pada kelautan serta pantai. Upaya
pemanfaatan sumberdaya wilayah pesisir dan laut,
khususnya di Kawasan pesisir Kabupaten Jepara sudah
mulai mengarah pada eksploitatif dan destruktif. Hal
ini dikarenakan, pemanfaatan hanya bertujuan untuk
memaksimalkan keuntungan (economic rent) tanpa
memperhatikan aspek keberlanjutan (Yuniastuti,
2016). Dampak abrasi pada kondisi sosial, yakni abrasi
berdampak pada berhentinya atau mengganggu
Gambar 5. Perubahan tinggi gelombang laut di kegiatan sosial dan organisasi, abrasi mengganggu
perairan selatan pada tanggal 26 Juli 2018 psikologis masyarakat serta menimbulkan kecemasan.
Pada kondisi ekonomi, abrasi berdampak pada

2
Analisis Perbandingan Dampak Gelombang Tinggi terhadap Kondisi Sosial Masyarakat di Wilayah Pesisir
Jepara dan Bantul....Sudiro et.al,

penurunan pendapatan, dan membatasi pencaharian


masyarakat. 
Fenomena tinggi gelombang yang melanda Jepara
(Gambar 7.) terjadi pada bulan Desember 2021
dengan ketinggian gelombang setinggi 1.25 – 2.5
meter. Kejadian tersebut membuat kawasan jepara
mengalami hujan dan para nelayan tidak dapat melaut
karena kecepatan angin lebih dari 15 – 21 knot.

Gambar 8. Breakwater

Gambar 7. Kondisi gelombang di Kabupaten Jepara Penanaman mangrove (Gambar 9.) dilakukan
Solusi dari Konflik terkait Ancaman Wilayah Pesisir di untuk meredam abrasi pada garis pantai. Terdapat
Kabupaten Jepara belasan rumah warga yang rusak akibat abrasi yang
terjadi di sepanjang garis pantai Jepara. Penanaman
Terdapat beberapa solusi dari konflik yang terjadi mangrove sudah diinisiasi oleh masyarakat pesisir,
di wilayah pesisir Jepara akibat gelombang tinggi yaitu namun terdapat kendala berupa penanaman
mayoritas masyarakat yang berpencaharian sebagai mangrove yang kurang berkelanjutan dan
nelayan laut dapat memikirkan untuk beralih profesi pemeliharaannya masih kurang. Selain itu, untuk tetap
menjadi nelayan tambak dan lain sebagainya. Usaha menunjang sektor ekonomi masyarakat pesisir,
tersebut dilakukan sebagai bentuk adaptasi dalam masyarakat diberi opsi untuk memiliki usaha
menanggulangi kerusakan akibat gelombang tinggi. sampingan seperti tambak garam (Putra et al., 2016).
Beberapa solusi lainnya dalam menangani
permasalahan ini yaitu dengan membangun
breakwater. Breakwater sendiri merupakan sebuah
bangunan pengaman pantai yang berbentuk sejajar
garis pantai dengan tujuan untuk meredam
gelombang datang dan dapat untuk mencegah abrasi
pada pantai. Contoh pembangunan breakwater dapat
dilihat pada Gambar 8.

Gambar 9. Penanaman mangrove

Konflik Sosial terkait Ancaman Wilayah Pesisir di


Kabupaten Bantul

Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu


daerah di Indonesia yang memiliki potensi pariwisata
alam yang beragam salah satunya adalah objek wisata
Pantai Parangtritis yang berada di Kabupaten Bantul.
Objek wisata Parangtritis banyak didatangi wisatawan
karena memiliki pesona pantai yang menawan. Selain

2
Journal of Empowerment Community and Education, Volume x Nomor x Tahun: xxxx Nomor Halaman xxxxx

pantai yang menawan Parangtritis juga memiliki


gumuk pasir berbentuk barchan yang merupakan
bentuk lahan hasil proses aeolian. Pembentukan
gumuk pasir tersebut termasuk jarang terjadi di dunia,
bahkan merupakan satu-satunya di Asia Tenggara.
Kabupaten Bantul merupakan wilayah yang pesisirnya
berbatasan langsung dengan Samudera Hindia.
Permasalahan yang umumnya terjadi yaitu adanya
gelombang tinggi. Adanya fenomena tersebut
membuat para nelayan tidak melaut sehingga
berdampak kepada kondisi sosial ekonomi masyarakat
pesisir. Gambar 11. TPS Pantai Prangtritis
Permasalahan lainnya yaitu adanya sampah akibat
aktivitas antropogenik baik dari masyarakat pesisir Permasalahan lainnya yang terjadi di wilayah
maupun wisatawan (Gambar 10.). Dengan adanya pesisir Pantai Parangtritis yaitu terjadinya retakan
permasalahan tersebut dapat mengganggu kondisi pada rumah sekitar masyarakat pesisir pantai
ekosistem di sekitar wilayah karena berdampak pada tersebut. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya
pencemaran lingkungan. Hal tersebut didukung perubahan garis pantai yaitu abrasi. Abrasi tersebut
dengan karakteristik gelombang yang tinggi sehingga berdampak pada terancamnya pemukiman yang
sampah-sampah yang berada di tengah laut akan berada dekat dengan pesisir. Pemukiman yang berada
terbawa ke daerah pesisir. Kurangnya tenaga kerja pada radius 200 meter dari pantai sangat berpotensi
dalam pengolahan sampah mengakibatkan diterjang atau terkena limpasan air laut pasang pada
pengangkutan sampah dari wilayah pesisir menuju ke saat gelombang tinggi. Dampak lain dari terjadinya
TPS mengalami kendala (Radar Jogja, 2022). abrasi yaitu dapat menyebabkan rusaknya sarana dan
prasarana di sekitar pantai. Salah satu contohnya yaitu
berdampak pada pedagang baik pedagang asongan
maupun kios semi permanen.

Solusi dari Konflik Sosial terkait Ancaman Wilayah


Pesisir di Kabupaten Bantul

Berdasarkan kajian perubahan garis pantai dan


evaluasi, maka arahan teknik pengelolaan yang dapat
Gambar 10. Kondisi sampah di Pantai Parangtritis diterapkan di wilayah penelitian yakni mekanisme dan
rehabilitasi hutan mangrove dengan jenis
Kondisi Tempat Penampungan Sementara (TPS) Avicenniaceae untuk daerah yang berbatasan langsung
yang berada di Pantai Parangtritis belum optimal dengan laut, dan untuk daerah daratan dengan jenis
dikarenakan masih terdapat banyak sampah yang Rhizopora sp., dan perubahan pola aliran arus sungai
berserakan dan bertumpuk di luar TPS (Gambar 11.). dan arus laut. Dikarenakan oleh lamanya
Pengangkutan sampah dari TPS ke Tempat pertumbuhan dari mangrove, perlu dibuat benteng
Pemrosesan Akhir (TPA) tidak terlalu rutin. Jadwal dan talaud pemecah ombak terlebih dahulu yang
pengangkutan yang tidak tetap menyebabkan disesuaikan dengan jangka waktu yang diperlukan
pengangkutan sampah hanya dilakukan 1-3 kali dalam untuk pertumbuhan mangrove. Pelestarian ekosistem
sebulan. Jadwal yang tidak tetap ini menyebabkan pesisir pun harus dilakukan agar mangrove yang telah
sampah menumpuk di TPS. ditanam tidak ikut rusak kembali. Oleh karena itu,
perlu dilakukan penyuluhan agar masyarakat paham
pentingnya eksistensi dari ekosistem pesisir demi
kesejahteraan hidup mereka.
Untuk menurunkan tingkat erosi angin dapat
menggunakan metode vegetatif dan teknik

2
Analisis Perbandingan Dampak Gelombang Tinggi terhadap Kondisi Sosial Masyarakat di Wilayah Pesisir
Jepara dan Bantul....Sudiro et.al,

pengolahan tanah. Vegetasi digunakan untuk sosial terutama sampah yang menumpuk.
menurunkan kecepatan angin, menyaring partikel Penambahan TPS menjadi salah satu alternatif yang
tanah yang bergerak dan membelokkan arah tiupan dapat dilakukan untuk mengatasi penumpukan
angin. Pohon merupakan jenis vegetasi yang cocok sampah. Pemerataan tempat sampah juga dapat
untuk membelokkan dan mengurangi kecepatan dilakukan untuk meminimalisir pembuangan sampah
angin, beberapa jenis tanaman yang telah secara sembarangan oleh wisatawan maupun
diujicobakan di Taiwan adalah akasia (Acacia confusa), pedagang yang berada di wilayah pantai. Pemasangan
cemara laut (Casuarina equisetifolia), bambu sign-board yang berisi himbauan untuk membuang
(Bambusa sp.). Sedangkan vegetasi yang dapat sampah pada tempatnya. Dukungan pemerintah serta
berfungsi sebagai peredam kecepatan angin dan masyarakat lokal terkait penyuluhan juga menjadi
penyaring partikel tanah yang terbawa angin adalah salah satu cara yang efektif dilakukan serta dapat
perdu. Vegetasi perdu atau jenis vegetasi semak yang ditambahkan dengan kegiatan beach clean-up.
telah dicobakan antara lain tumbuhan Xerophyta yang Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga
cocok dengan kondisi kekeringan panjang serta hutan mangrove untuk keseimbangan ekosistem di
keluarga pandan (Pandanus sp.). Sedangkan kawasan wilayah pesisir pantai merupakan salah satu
pengolahan tanah dapat dilakukan sejajar dengan konflik sosial di daerah pesisir Kabupaten Blitar.
garis kontur, dan melintang arah datangnya angin. Rusaknya ekosistem mangrove juga dapat
Penanaman juga dilakukan searah garis kontur yang menyebabkan abrasi pantai yang terjadi di suatu
dimaksudkan berfungsi sebagai barier. Berdasarkan perairan ketika terjadi gelombang tinggi ke arah
beberapa hal ini, teknologi konservasi gumuk pasir daratan.  Kawasan Kabupaten Jepara menjadi salah
Pantai Parangtritis diarahkan kepada dua hal utama, satu wilayah dengan upaya pemanfaatan sumberdaya
yaitu membelokkan arah angin dan menurunkan laju laut yang mengarah pada eksploitatif dan destruktif.
gerakan angin serta melindungi beberapa bagian Selain itu, dampak dari adanya abrasi pada kondisi
gumuk pasir terutama lereng gumuk yang berhadapan sosial, yakni terganggunya kegiatan organisasi dan
dengan arah datangnya angin serta peletakan turap psikologis masyarakat karena menimbulkan
vegetasi di bagian lembah gumuk yang dapat kecemasan. Sedangkan pada kondisi ekonomi, abrasi
berfungsi sebagai tanggul dan mengurangi gerakan berdampak pada penurunan pendapatan, dan
gumuk pasir (Budiyanto, 2011).  membatasi pencaharian masyarakat. Pengawasan di
daerah pesisir merupakan salah satu solusi untuk
KESIMPULAN mengatasi ancaman di wilayah pesisir Kabupaten
Blitar, yaitu dengan cara melakukan kerjasama
bersama masyarakat untuk membentuk Kelompok
Gelombang memiliki pengaruh yang besar
Masyarakat Pengawas (Pokmaswas). Breakwater
terhadap kestabilan wilayah pesisir. Aktivitas
menjadi solusi untuk menghalau terpaan gelombang di
gelombang dapat menyebabkan terjadinya erosi
wilayah Kabupaten Jepara. Selain itu, penanaman
pantai serta kerusakan pada bangunan di wilayah
mangrove sudah diinisiasi oleh masyarakat pesisir,
tersebut. Kabupaten Jepara merupakan salah satu
namun masih terdapat kendala pada kurangnya aspek
daerah yang terdampak aktivitas gelombang.
berkelanjutan dalam penanaman mangrove.
Fenomena ini terjadi dengan adanya hujan dan angin
Masyarakat pesisir Kabupaten Jepara diberikan opsi
kencang sehingga nelayan tidak dapat melaut. Adanya
dalam mengelola usaha sampingan seperti tambak
fenomena ini membuat masyarakat pesisir melakukan
garam.
penanggulangan dengan membuat breakwater atau
menanam mangrove. Solusi ini dapat dikatakan
UCAPAN TERIMAKASIH
berhasil karena penanggulangan tersebut dapat
menghalau terpaan gelombang. Namun, kurangnya
pemeliharaan pada tanaman mangrove menjadi Penelitian tentang analisis perbandingan dampak
kendala dalam proses penanggulangan ini. Hal gelombang tinggi terhadap kondisi sosial masyarakat
tersebut membuat masyarakat mencari alternatif lain di wilayah pesisir Jepara dan Bantul terlaksana sebagai
dengan usaha sampingan seperti, tambak garam. pemenuhan prasyarat kelulusan Mata Kuliah
Penambahan tenaga kerja serta perbaikan sistem Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Laut Terpadu.
pengelolaan pada daerah pesisir Bantul juga Penyusun mengucapkan terimakasih kepada beberapa
diharapkan mampu untuk mengatasi permasalahan pihak yang telah mendukung dan berkontribusi dalam

2
Journal of Empowerment Community and Education, Volume x Nomor x Tahun: xxxx Nomor Halaman xxxxx

penyusunan artikel ini. Adapun beberapa pihak yang Kurniawan, T., & Azizi, A. (2012). Dampak perubahan
secara langsung maupun tidak langsung mendukung iklim terhadap petani tambak garam di Kabupaten
penyusunan artikel ini, sebagai berikut Sampang dan Sumenep. Jurnal Masyarakat dan
1. Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan Budaya, 14(3), 499-518. 
rahmat-Nya.
2. Bapak Andik Isdianto, S.T, M.T. selaku dosen Kurniawan, R., Habibie, M. N., & Permana, D. S.
pengampu Mata Kuliah Pengelolaan Wilayah (2012). Kajian daerah rawan gelombang tinggi di
Pesisir dan Laut Terpadu (PWPLT) yang telah Perairan Indonesia. Jurnal Meteorologi dan
memberikan tugas. Geofisika, 13(3). 
3. Orang tua yang telah mendukung dalam studi
penyusun. Kusumastuti, A., Khoiron, A. M., & Achmadi, T. A.
4. Teman-teman kelas I02 PWPLT yang telah (2020). Metode Penelitian Kuantitatif. Deepublish.
mengkoordinir tugas dengan baik.
5. Kelompok 3 PWPLT yang telah bekerja sama Mahendra, I. W. Y., Maulana, E., Wulan, T. R.,
dan saling membantu sehingga terbentuklah Rahmadana, A. D. W., & Putra, A. S. (2017).
artikel ini. Pemetaan kawasan rawan abrasi di Provinsi Jawa
Tengah bagian utara. Bunga Rampai: Kepesisiran
DAFTAR PUSTAKA dan Kemaritiman Jawa Tengah, 2, 93-105.

Mardiatno, D. (2018). Potensi Sumberdaya Pesisir


Abdullah, M. R. (2015). Metode penelitian kuantitatif.
Kabupaten Jepara. Yogyakarta: UGM PRESS.
Andini, M. A. (2021). Kajian fenomena mascarene high
Putra, M. D., Prasetyo, D., Pujiastuti, I., & Wulan, T. R.
terhadap kejadian gelombang tinggi Di Perairan
(2016). Adaptasi Masyarakat Petani Lahan Sawah
Selatan Jawa selama periode monsun timuran.
Terhadap Bencana Banjir Rob di Sebagian Wilayah
Jurnal Enggano, 6(1), 147-164.
Kecamatan Kedung, Jepara, Jawa Tengah. 
Baluk, A. P., & Yasin, H. (2020). Peramalan Tinggi
Rosyidah, R. N., & Fajarwati, A. (2020). Strategi
Gelombang Laut Dengan Metode Vector
Penghidupan Masyarakat Pesisir Di Kabupaten
Autoregressive-Radial Basis Function Network
Jepara Dalam Upaya Menghadapi Bencana Abrasi.
(Var-Rbfn). J Statistika: Jurnal Ilmiah Teori Dan
Jurnal Bumi Indonesia, 9(1).
Aplikasi Statistika, 13(2), 39-46. 
Sinaga, A. D., & Luthfi, O. M. (2019). Pengolahan Data
Budiyanto, G. (2011). Teknologi konservasi lanskap
Grib Untuk Penentuan Karakteristik Gelombang Di
gumuk pasir Pantai Parangtritis Bantul DIY. Jurnal
Perairan Karimun Jawa Dengan Menggunakan
Lanskap Indonesia, 3(2).
Windwaves-05. Journal Of Innovation And Applied
Technology, 5(1), 888-897. 
Hakim, M. L. (2020). Strategi kebijakan pengembangan
desa pesisir (studi di empat belas desa pesisir di
Setyawan, W. B., & Pamungkas, A. (2017).
Kabupaten Blitar Provinsi Jawa Timur). Sawala:
Perbandingan karakteristik oseanografi pesisir
Jurnal Administrasi Negara, 8(1), 1- 15.
utara dan selatan Pulau Jawa: pasang-surut, arus,
https://doi.org/10.30656/sawala.v8i1.2022. 
dan gelombang. In Prosiding Seminar Nasional
Kelautan dan Perikanan III (pp. 191-202).
Hanan, A., DS, A. A., & Helmi, M. (2015). Analisis
dampak gelombang tinggi pada musim barat
Yuniastuti, E. (2016). Identifikasi tipologi dan dinamika,
terhadap penggunaan lahan pesisir di Kabupaten
potensi dan permasalahan, dan strategi
Rembang, Provinsi Jawa Tengah. Journal of
pengelolaan Wilayah kepesisiran di Wilayah
Oceanography, 4(1), 100-108.
kepesisiran Demak. Jurnal Geografi, 8(1).
Huda, A. N., Suryoputro, A. A. D., & Subardjo, P.
Radar Jogja. (3 Januari 2019). Diambil dari
(2015). Studi Pola Transformasi Gelombang Di
https://radarjogja.jawapos.com/bantul/2019/01/0
Perairan Kota Tegal. Journal of Oceanography, 4(1),
3/sampah-di-pantai-selatan-capai-4-ton/
341- 349.

2
Analisis Perbandingan Dampak Gelombang Tinggi terhadap Kondisi Sosial Masyarakat di Wilayah Pesisir
Jepara dan Bantul....Sudiro et.al,

Pemkab Jepara. (21 November 2019). Diambil dari


https://jeparakab.bps.go.id/statictable/2016/10/0
6/306/tabel-i-4-letak-geografis-kabupaten-
jepara.html

Pemkab Bantul. (2022). Diambil dari


https://bantulkab.go.id/data_pokok/index/000000
0030/geografis.html#:~:text=Kabupaten%20Bantul
%20terletak%20antara
%2007,31%E2%80%B2%2008%E2%80%B3%20Buju
r%20Timur.

Anda mungkin juga menyukai