dimana :
R = hambatan kawat satuan ohm ( Ω )
ρ = hambatan jenis kawat satuan ohm meter ( Ω .m)
l = panjang kawat satuan meter (m)
A = luas penampang kawat satuan meter kuadrat (m2)
Contoh Soal 1
Diketahui:
ρ = 2,65 × 10-8 Ω .m
l = 40 m
d = 4,2 mm → r = 2,1 mm = 2,1 × 10-3 m
Ditanya: R = ... ?
Jawab:
L = πr2
L = (3,14) x (2,1 × 10-3 m) 2
L = 13,86 x 10-6 m2
L = 1,4 x 10-5 m2
Contoh Soal 2
Diketahui:
l1 = l2 = 3 m
d2 = ½ d1
R1 = 20 Ω
ρ1 = ρ2
Ditanya: R2 = ... ?
Jawab:
d2 = ½ d1 r2 = ½ r1.
L = πr2 maka
L1 = πr2
L2 = π(½ r1)2 => L2 = ¼ πr12 => L2 = ¼L1
Jadi, A2 = ¼A1
Dalam hal ini panjang dan hambatan jenis kawat sama, maka :
(ρl)1 = (ρl)2
R1A1 = R2A2
20 Ω A1 = R2 x ¼A1
R2 = 4 x 20 Ω
R2 = 80 Ω
Energi listrik yang bekerja pada suatu penghantar per satuan waktu
disebut daya listrik. Energi listrik menyebabkan lampu pijar menyala
dan setrika listrik panas. Energi listrik mem berikan daya listrik untuk
menyalakan televisi, kulkas, komputer, dan peralatan listrik lainnya.
Keterangan:
Sebuah lampu pijar yang bertuliskan 220 V, 100 W jika dipasang pada
tegangan 220 V, akan mengalirkan energi listrik sebesar 100 joule setiap
sekon. Akan tetapi, jika lampu tersebut dipasang pada tegangan di
bawah 220 V, energinya akan kurang dari 100 watt. Akibatnya, kerja
lampu pijar tersebut tidak maksimal.
Contoh soal 1
Sebuah alat listrik dipasang pada tegangan 220 V dan menggunakan
arus listrik sebesar 1 A. Hitunglah;
Jawab:
a. P = VI
P = 220 V × 1 A
P = 220 watt
b. W=P×t
W = 66.000 joule
Contoh soal 2
Diketahui:
P = 25 W I = 0,2 A
Ditanyakan: V
Jawab:
V = P/I
V = 25 W/0,2 A
V = 125 volt