Anda di halaman 1dari 11

BAB X

KONSTRUKSI PERANGKAT HUBUNG BAGI TEGANGAN RENDAH


(PHB-TR)

10.1. Pengertian

Adalah satu perangkat peralatan listrik berupa alat hubung, alat pengaman,
alat ukur dan alat idikator lainnya yang terpasang pada satu tempat yang
disebut panel.

Pada sistem distribusi PHB-TR merupakan bagian dari gardu distribusi


pada sisi tegangan rendah.

10.2. Fungsi PHB-TR

a. Sebagai alat penghubung antara sumber tenaga listrik ( trafo distribusi


) dengan alat pemanfaatan tenaga listrik melalui jaringan tegangan
rendah ( JTR )

b. Sebagai alat pembagi tenaga listrik ke instalasi pemanfaatan tenaga


listrik

10.3. Tempat Pemasangan PHB - TR

Dipasang pada gardu distribusi tegangan rendah atau sisi hulu dari
instalasi pemanfaatan tenaga listrik.

10.4. Konstruksi PHB – TR

Ada 2 jenis PHB-TR menurut konstruksinya :


¢ PHB-TR jenis lemari
 Semua peralatan terpasang di dalam lemari yang terbuat dari pelat
besi dan kerangka dari bahan besi profil.
 Dipasang pada tiang ( tiang tunggal atau portal )
 Digunakan pada gardu pasangan luar (cantol / portal) dengan
kapasitas maksimal 400 KVA
¢ PHB-TR jenis kerangka
 Semua peralatan terpasang pada konstruksi kerangka dari profil besi
U atau L
 Digunakan pada gardu pasangan dalam sehingga PHB-TR nya berada
di dalam bangunan bersama dengan peralatan gardu lainnya
 Kapasitas PHB-TR jenis tersebut adalah minimal 630 KVA

10.5. Peralatan Listrik Pada PHB-TR

Ada 2 (dua) kelompok :


¢ Peralatan utama
 Saklar utama
 Busbar dan saluran pembagi
 Penjepit fuse (ground plate)
 Fuse (zekering)
 Sistem Pembumian

¢ Peralatan pelengkap
 Instrumen ukur
 Alat test tegangan saluran
 Magnetic contactor
 Lampu penerangan
PHB-TR jenis lemari
Diagram pengawatan PHB-TR 4 jurusan dilengkapi kontrol PJU

PHB-TR jenis kerangka


Diagram pengawatan PHB-TR 8 jurusan

10.5.1. Saklar Utama


¢ Berfungsi untuk membuka sirkit tegangan dari trafo ke busbar
tegangan rendah
¢ Nerupa saklar 3 fase dengan 3 atau 4 kutub, jenis terbuka atau
tertutup ( NFB, MCCB )
¢ Kapasitas arus sesuai daya trafo yang terpasang dan capacitas
tegangan minimal 1000 V
¢ Cara pengoperasiannya ada 2 ( dua ) cara, yaitu tarik - dorong dan
putar kiri - kanan

10.5.2. Busbar Dan Saluran Pembagi


¢ Untuk pengumpul dan pembagi tenaga listrik
¢ Di buat dari plat tembaga dengan penampang sesuai kapasitas trafo
¢ Terpasang pada kerangka dengan sekat dari isolator bahan keramik
bakelin atau fiberglas
¢ Jumlah saluran keluar mulai dari 4 sampai 8 saluran

10.5.3. Penjepit Fuse (Ground Plate)

¢ Untuk menjepit fuse merupakan alat kontak


¢ Terbuat dari bahan tembaga
¢ Untuk memperkuat jepitan dipasang per / pegas belah dari bahan
baja
¢ Dudukan terbuat dari bahan isolasi keras ( porselin, fiberglas )

10.5.4. Pelebur / Fuse / Sekring

¢ Sebagai pengaman saluran keluar


¢ Ada 2 jenis fuse yaitu tabung terbuka dan tabung tertutup
¢ Alat kontak berupa pisau dari bahan tembaga yang dijepitkan pada
ground plate
¢ Nilai arusnya tergantung besar arus yang disalurkan ke kabel
pemakaian

10.5.5. Sistem Pembumian

Bagian yang perlu dihubungkan dengan sistem pembumian adalah :


¢ Pembumian titik netral sistem 3 fasa
 pada titik netral sisi tegangan rendah trafo distribusi
 pada kawat netral jaringan tegangan rendah
 pada kawat netral instalasi listrik
¢ Pembumian bagian konduktip badan peralatan listrik
¢ Pembumian untuk pengamanan terhadap tegangan lebih
 pada arrester
 arcing horn pada trafo distribusi
 kawat tanah puncak tiang
a. Ketentuan tahanan pembumian jaringan
¢ Pembumian pengaman JTR dan JTM terpisah dan tiang JTR dan
JTM terpisah tahanan pembumian menyeluruh maksimum 5
ohm
¢ Tahanan pembumian menyeluruh maksimum 10 ohm untuk
:trafo maksimal 50 KVA- fasa tunggal atau 150 KVA- fasa tiga,
konsumen dengan kapasitas rendah dan bila pada lokasi
tahanan jenis tanahnya tinggi
¢ Pembumian pengaman JTR dan JTM kabel tanah digabung, nilai
tahanan pembumiannya maksimal sama dengan di atas
¢ Pembumian pengaman JTR dan JTM digabung pada tiang yang
sama, bila arus gangguan ke tanah < 300 A besarnya tahanan
pembumian maksimal 0,2 ohm
¢ Bila netral JTM dihubungkan pembumian dengan tahananan
tinggi, tahanan pembumian maksimal 0,2 ohm
¢ JTR dan JTM dengan netral bersama nilai, pembumian dipasang
minimal 4 buah setiap 4 mil dan tahanan pembumian setiap
elektrode 25 ohm atau 6,25 ohm / mil

b. Jenis Elektrode Pembumian


Dapat dibuat dari logam tembaga, aluminium dan besi dengan bentuk
pita (kawat yang ditanam dan digelar di dalam tanah, pipa / batang
yang ditancapkan ke dalam tanah atau pelat yang ditanam di dalam
tanah

0 .5 - 0.5 - 1.0 0.5 - 1.0


¢ Elektrode pita / kawa t
1.0

¢ Elektrode pipa / batang


ELEKTRODA PIPA
ELEKTRODA BATANG

1M 3M
¢ Elektrode pelat

c. Ukuran minimum elektrode bumi

No Bahan Baja Baja Tembaga


digalvanisasi berlapis
Jenis dengan proses tembaga
Elektrode pemanasan

1 Elektrode pita Pita baja 100 Pita tembaga


mm setebal 50 mm.tebal
minimum 3 mm 2 mm
50 mm2
Penghantar Pita tembaga
pilin 35 mm2, 50 mm, tebal
bukan kawat minimum 2
halus mm

2 Elektrode Pipa baja 25 Baja


batang mm2 Baja profil berdiameter
( mm ) l 65 x 65 15 mm
x7 dilapisi
U 6,5 tembaga
T 6 x 50 x 3 setebal 250
Batang profil micro meter
lain yang
setaraf

3 Elektrode Pelat besi Pelat


pelat setebal 3 mm, tembaga
luas 0,5 mm2 tebal 2 mm
sampai 1 mm2 luas 0,5
mm2
sampai 1
mm2

d. Tahanan pembumian
Tahanan pembumian dari elektrode bumi tergantung pada jenis
tanah dan keadaan tanah serta pada ukuran dan susunan
elektrodenya.

Tahanan pembumian pada tahanan jenis q1 = 100 ohm meter.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Jenis Pelat vertikal
elektrode Pita atau penghantar Batang atau pipa dengan sisi
pilin atas +/- 1 m
di bawah
permukaan
tanah

Panjang ( m ) Panjang ( m ) Ukuran ( m2 )

10 25 50 100 1 2 3 5 0,5 x 1 1x1

Tahanan
pentanaha 20 10 5 3 70 40 30 20 35 25
n

Untuk tahanan jenis yang lain (  ), maka tahanan pentanahan adalah


perkalian nilai di atas dengan :
 
------- atau ------
1 100

e. Tahanan jenis tanah


Tahanan jenis tanah berbeda-beda bergantung jenis tanahnya.

1 2 3 4 5 6 7
Jenis tanah Tanah Tanah Pasir Kerikil Pasir Tanah
rawa liat basah basah basah dan berbatu
Dan kerikil
Ladang kering
Tahanan 30 100 200 500 1.000 3.000
jenis
(ohm.m)

10.6. Instrumen Ukur

Instrumen ukur yang terpasang pada PHB-TR :


¢ Demand amper meter masing-masing fasa, untuk mengukur arus
maksimal beban / pemakaian.
¢ Volt meter untuk mengukur tegangan busbar
¢ Kwh / kvarh meter, untuk mengukur energi yang terpakai, dipasang
pada gardu konsumen khusus
¢ Kelas meter yang dipilih maksimal 1 ( satu ) atau yang lebih teliiti
¢ Cara pengukuran tidak langsung, maka
dibutuhkan trafo arus dengan nkelas 0,5
atau yang lebih teliti.

10.7. Alat Test Tegangan

¢ Berupa lampu pijar 5 s/d 25 watt, terminal


negatipnya dipasang permanen dengann
hantaran netral, sedangkan terminal
positipnya dihubungkan dengan kabel dan
stick yang ujungnya pada posisi bebas
untuk memilih fasa yang akan ditest.
¢ Untuk mengetahui ada atau tidaknya tegangan keluaran dari
fuse.
¢ Untuk mengetahui adanya kebocoran isuolasi
pada saluran JTR, dengan cara bila salah
satu fasa dari kabel jurusan dimasukkan
melalui fuse di PHB-TR, fase lain yang
fusenya belum dimasukkan
keluarannya di test. Bila lampu test menyala
berarti ada kebocoran isolasi fasa tersebut
dengan fasa yang sudah bertegangan lebih
dulu.

10.8. Magnetic Contactor

¢ Sebagai alat hubung untuk menyalakan dan


mematikan lampu penerangan jalan umum
( PJU ) secara otomatis dengan bekerjanya
alat kontrolnya ( time switch, photo cell )
¢ Kapasitas kontaktor tergantung jumlah daya PJU.

10.9. Lampu Penerangan


¢ Untuk menerangi ruangan PHB-TR atau gardu saat dimasuki
petugas
¢ Jenis lampu yang digunakan : lampu pijar, TL
¢ Lampu menyala secara otomatis bila pintu PHB-TR
atau gardu
dibuka

Anda mungkin juga menyukai