Anda di halaman 1dari 27

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/344627120

Analisis Pemeliharaan Papan Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB -TR) pada
Unit Layanan Pelanggan

Book · October 2020

CITATIONS READS

0 1,002

2 authors, including:

I Gede Suputra Widharma


Politeknik Negeri Bali
228 PUBLICATIONS   59 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

digital marketing View project

Computer System View project

All content following this page was uploaded by I Gede Suputra Widharma on 13 October 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Analisis Pemeliharaan Papan Hubung Bagi Tegangan
Rendah (PHB - TR) pada Unit Layanan Pelanggan

I Gede Suputra Widharma

Abstrak

PHB-TR merupakan perangkat pendistribusian listrik yang berfungsi sebagai


penghubung dan pembagi tenaga listrik dari output trafo sisi tegangan rendah ke
rel pembagi dan diteruskan melalui kabel jurusan yang diamankan oleh NH fuse
masing-masing jurusan. Pada dasarnya prinsip kerja dari konstruksi PHB baru
dan PHB lama sama, namun yang membedakan ialah konstruksi PHB baru yang
lebih simple. Pemeliharan PHB-TR biasanya dilakukan secara berkala setiap 1
bulan sekali dan bisa dilakukan dalam kondisi bertegangan. Selain itu, perlu
adanya pengecekan tegangan pada masing masing phase sebelum dan sesudah
dilakukannya pemeliharaan. Waktu pelaksanaan PKL yang singkat masih kurang
maksimal untuk mempelajari ilmu kelistrikan yang ada di PT PLN (Persero) Unit
Layanan Pelanggan Negara. Kaitannya dengan pelaksanaan pekerjaan,
hendaknya selalu mengacu pada SOP yang berlaku agar tidak terjadi
kecelakaan kerja. Agar setiap pekerjaan berjalan dengan lancar, perlu adanya
koordinasi antar pelaksanan pekerjaan. Pelaksana pekerjaan harus menjalankan
peranannya sesuai dengan pembagian job yang telah diberikan. K3 berkaitan
erat dengan setiap disiplin ilmu yang ada oleh karena itu aspek K3 harus
diperkhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan di dalam maupun diluar ruangan.
Data yang dituliskan sebelum dan sesudah pelaksanaan pekerjaan harus sesuai
agar tidak mengulur waktu dan tidak ada kesalahan komunikasi antar anggota
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kebutuhan masyarakat global akan energi semakin meningkat, khususnya energi


listrik. Disisi lain, masyarakat yang berperan sebagai konsumen juga meningkat
seiring berjalannya waktu dan menuntut mutu serta kualitas pelayanan yang
lebih baik secara kontinyu. PHB merupakan salah satu peralatan terpenting
dalam menjaga kontinyuitas penyaluran.
Dalam hal ini, dibutuhkan PHB-TR yang berfungsi untuk mengatur dan memutus
pendistribusian listrik yang didistribuskan melalui JTM dan diturunkan melalui
trafo step down.
Pada laporan PKL ini akan dibahas mengenai “Pemeliharaan PHB-TR pada PT.
PLN (Persero) Unit Layanan Pelanggan Negara”.

1.2 Tujuan
a. Mengetahui dan memahami cara pemeliharaan/premajaan pada
peralatan listrik terutama PHB-TR.
b. Meningkatkan pengetahuan serta mempelajari cara kerja PHB-TR.
c. Mengamati secara langsung rancangan alat-alat yang digunakan,
cara kerja dan proteksi pada PHB-TR.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Papan Hubung Bagi Tegangan Rendah ( PHB – TR )

Adalah suatu perangkat peralatan listrik berupa alat hubung, alat


pengaman, alat ukur dan alat idikator lainnya yang terpasang pada satu
tempat yang disebut panel. Pada sistem distribusi PHB-TR merupakan
bagian dari gardu distribusi pada sisi tegangan rendah.

2.1.1 Fungsi PHB-TR

1. Sebagai alat penghubung antara sumber tenaga listrik ( trafo


distribusi ) dengan alat pemanfaatan tenaga listrik melalui jaringan
tegangan rendah ( JTR )
2. Sebagai alat pembagi tenaga listrik ke instalasi pemanfaatan tenaga
listrik

2.1.2 Tempat pemasangan PHB – TR

Dipasang pada gardu distribusi tegangan rendah atau sisi hulu dari
instalasi pemanfaatan tenaga listrik.

2.1.3 Kontruksi PHB – TR

Ada 2 jenis PHB-TR menurut konstruksinya :


1. PHB-TR jenis lemari
 Semua peralatan terpasang di dalam lemari yang terbuat dari pelat
besi dan kerangka dari bahan besi profil.
 Dipasang pada tiang ( tiang tunggal atau portal )
 Digunakan pada gardu pasangan luar (cantol / portal) dengan
kapasitas maksimal 400 KVA
2. PHB-TR jenis kerangka
 Semua peralatan terpasang pada konstruksi kerangka dari profil besi
U atau L
 Digunakan pada gardu pasangan dalam sehingga PHB-TR nya
berada di dalam bangunan bersama dengan peralatan gardu lainnya
 Kapasitas PHB-TR jenis tersebut adalah minimal 630 KVA

2.1.4 Peralatan listrik pada PHB-TR

Ada 2 (dua) kelompok :


1. Peralatan utama
 Saklar utama
 Busbar dan saluran pembagi
 Penjepit fuse (ground plate)
 Fuse (zekering)
 Sistem Pembumian
2. Peralatan pelengkap
 Instrumen ukur
 Alat test tegangan saluran
 Magnetic contactor
 Lampu penerangan

Gambar 2.1 PHB-TR jenis lemari


Gambar 2.2 Diagram pengawatan PHB-TR 4 jurusan dilengkapi kontrol PJU

Gambar 2.3 PHB-TR jenis kerangka


Gambar 1.4 Diagram pengawatan PHB-TR 8 jurusan

2.1.5 Saklar Utama

1. Berfungsi untuk membuka sirkit tegangan dari trafo ke busbar


tegangan rendah
2. Nerupa saklar 3 fase dengan 3 atau 4 kutub, jenis terbuka atau
tertutup ( NFB, MCCB )
3. Kapasitas arus sesuai daya trafo yang terpasang dan capacitas
tegangan minimal 1000 V
4. Cara pengoperasiannya ada 2 ( dua ) cara, yaitu tarik - dorong dan
putar kiri - kanan

2.1.6 Busbar Dan Saluran Pembagi

1. Untuk pengumpul dan pembagi tenaga listrik


2. Di buat dari plat tembaga dengan penampang sesuai kapasitas trafo
3. Terpasang pada kerangka dengan sekat dari isolator bahan keramik
bakelin atau fiberglas
4. Jumlah saluran keluar mulai dari 4 sampai 8 saluran
2.1.7 Penjepit Fuse (Ground Plate)

1. Untuk menjepit fuse merupakan alat kontak


2. Terbuat dari bahan tembaga
3. Untuk memperkuat jepitan dipasang per / pegas belah dari bahan
baja
4. Dudukan terbuat dari bahan isolasi keras ( porselin, fiberglas )

2.1.8 Pelebur / Fuse / Sekring

1. Sebagai pengaman saluran keluar


2. Ada 2 jenis fuse yaitu tabung terbuka dan tabung tertutup
3. Alat kontak berupa pisau dari bahan tembaga yang dijepitkan pada
ground plate
4. Nilai arusnya tergantung besar arus yang disalurkan ke kabel
pemakaian

2.1.9 Sistem Pembumian

Bagian yang perlu dihubungkan dengan sistem pembumian adalah :


a. Pembumian titik netral sistem 3 fasa
1. pada titik netral sisi tegangan rendah trafo distribusi
2. pada kawat netral jaringan tegangan rendah
3. pada kawat netral instalasi listrik
b. Pembumian bagian konduktip badan peralatan listrik
c. Pembumian untuk pengamanan terhadap tegangan lebih
1. pada arrester
2. arcing horn pada trafo distribusi
3. kawat tanah puncak tiang
2.1.10 Ketentuan tahanan pembumian jaringan

1. Pembumian pengaman JTR dan JTM terpisah dan tiang JTR dan JTM
terpisah tahanan pembumian menyeluruh maksimum 5 ohm
2. Tahanan pembumian menyeluruh maksimum 10 ohm untuk :trafo
maksimal 50 KVA- fasa tunggal atau 150 KVA- fasa tiga, konsumen
dengan kapasitas rendah dan bila pada lokasi tahanan jenis tanahnya
tinggi
3. Pembumian pengaman JTR dan JTM kabel tanah digabung, nilai
tahanan pembumiannya maksimal sama dengan di atas
4. Pembumian pengaman JTR dan JTM digabung pada tiang yang
sama, bila arus gangguan ke tanah < 300 A besarnya tahanan
pembumian maksimal 0,2 ohm
5. Bila netral JTM dihubungkan pembumian dengan tahananan tinggi,
tahanan pembumian maksimal 0,2 ohm
6. JTR dan JTM dengan netral bersama nilai, pembumian dipasang
minimal 4 buah setiap 4 mil dan tahanan pembumian setiap elektrode
25 ohm atau 6,25 ohm / mil

a. Jenis Elektrode Pembumian

Dapat dibuat dari logam tembaga, aluminium dan besi dengan bentuk
pita (kawat yang ditanam dan digelar di dalam tanah, pipa / batang
yang ditancapkan ke dalam tanah atau pelat yang ditanam di dalam
tanah
 Elektrode pita / kawat
0.5 - 1.0 0.5 - 1.0 0.5 - 1.0
M M M

 Elektrode pipa / batang

ELEKTRODA PIPA ELEKTRODA BATANG

 Elektrode pelat
1M
3M

Gambar 3.5 jenis-jenis elektroda


b. Ukuran minimum elektrode bumi

Tabel 3.1 Ukuran Elektroda Bumi

No Bahan Baja Baja berlapis Tembaga


digalvanisasi tembaga
Jenis dengan proses
Elektrode pemanasan

1 Elektrode pita Pita baja 100 Pita


mm setebal tembaga 50
minimum 3 mm mm.tebal 2
50 mm2 mm
Penghantar pilin
35 mm2, bukan Pita
kawat halus tembaga 50
mm, tebal
minimum 2
mm

2 Elektrode Pipa baja 25 Baja


batang mm2 Baja profil ( berdiameter 15
mm ) l 65 x 65 x mm dilapisi
7 tembaga
U 6,5 setebal 250
T 6 x 50 x 3 micro meter
Batang profil lain
yang setaraf

3 Elektrode pelat Pelat besi Pelat


setebal 3 mm, tembaga
luas 0,5 mm2 tebal 2 mm
sampai 1 mm2 luas 0,5
mm2
sampai 1
mm2
c. Tahanan pembumian

Tahanan pembumian dari elektrode bumi tergantung pada jenis tanah


dan keadaan tanah serta pada ukuran dan susunan elektrodenya.
Tahanan pembumian pada tahanan jenis q1 = 100 ohm meter.
Untuk tahanan jenis yang lain (  ), maka tahanan pentanahan adalah
perkalian nilai di atas dengan :

 
------- atau ------ (3.1)

1 100

d. Tahanan jenis tanah

Tahanan jenis tanah berbeda-beda bergantung jenis tanahnya.

2.1.11 Instrumen Ukur

Instrumen ukur yang terpasang pada PHB-TR :


 Demand amper meter masing-masing fasa, untuk mengukur arus
maksimal beban / pemakaian.
 Volt meter untuk mengukur tegangan busbar
 Kwh / kvarh meter, untuk mengukur energi yang terpakai,
dipasang pada gardu konsumen khusus
 Kelas meter yang dipilih maksimal 1 ( satu ) atau yang lebih teliiti
 Cara pengukuran tidak langsung, maka dibutuhkan trafo arus
dengan nkelas 0,5 atau yang lebih teliti.

2.1.12 Alat Test Tegangan

 Berupa lampu pijar 5 s/d 25 watt, terminal negatipnya dipasang


permanen dengann hantaran netral, sedangkan terminal
positipnya dihubungkan dengan kabel dan stick yang ujungnya
pada posisi bebas untuk memilih fasa yang akan ditest.
 Untuk mengetahui ada atau tidaknya tegangan keluaran dari
fuse.
 Untuk mengetahui adanya kebocoran isuolasi pada saluran JTR,
dengan cara bila salah satu fasa dari kabel jurusan dimasukkan
melalui fuse di PHB-TR, fase lain yang fusenya belum
dimasukkan keluarannya di test. Bila lampu test menyala berarti
ada kebocoran isolasi fasa tersebut dengan fasa yang sudah
bertegangan lebih dulu.

2.1.13 Magnetic Contactor

 Sebagai alat hubung untuk menyalakan dan mematikan lampu


penerangan jalan umum ( PJU ) secara otomatis dengan
bekerjanya alat kontrolnya ( time switch, photo cell )
 Kapasitas kontaktor tergantung jumlah daya PJU.

2.1.14 Lampu Penerangan

 Untuk menerangi ruangan PHB-TR atau gardu saat dimasuki


petugas
 Jenis lampu yang digunakan : lampu pijar, TL
 Lampu menyala secara otomatis bila pintu PHB-TR atau gardu
dibuka
BAB III
PEMBAHASAN DAN ANALISA

3.1 Pemeliharaan Papan Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB–TR)

3.1.1 Pengertian

Pemeliharaan Papan Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB–TR) adalah


kegiatan yang meliputi rangkaian tahapan kerja mulai dari perencanaan, pelaksanaan
hingga pengendalian dan evaluasi pekerjaan pemeliharaan instalasi PHB–TR yang
dilakukan secara terjadwal (schedule) ataupun tanpa jadwal.Sebagaimana
pengoperasian PHB–TR pada kegiatan pemeliharaan diperlukan langkah–langkah atau
prosedur pemeliharaan rutin periodic dan berkala yang disahkan oleh manajemen unit
sebagai prosedur tetap dalam bentuk SOP.Langkah–langkah pemeliharaan antara lain :
a. Persiapan Pemeliharaan
b. Pemeriksaaan dan pengukuraan
c. Pemeriksaan pemeliharaan
d. Pemeriksaan hasil pemeliharaan
e. Pembuatan laporan pemeliharaan
3.1.2 Persiapan pemeliharaan
Dalam persiapan pemeliharaan ini sesuai yang tertera pada Standing Operating System (
SOP ).
3.1.3 Perlengkapan Kerja

1. Perkakas kerja : Kunci shok, kunci ring, tang pres, tang kombinasi,
obeng, gergaji besi, cutter.
2. Alat bantu : Tangga, skakel – stok, radio HT, tongkat Tester 20 kV,
kendaraaan roda empat.
3. APD / K3 : Sepatu isolasi 20kV, sepatu kerja, pakaian kerja, sarung
tangan kulit, helm pengaman
4. Alat ukur : Megger 1000V, earth – tester ( megger tanah ), multi –
tester, cek fasa.
4.1.3 Material

Thiner, vaselin elektrik, kertas ampelas, isolasi, NH fuse, sepatu kabel sesuai
yang dibutuhkan.

4.1.4 Prosedur Komunikasi


1. Informasi kepada konsumen dan pihak-pihak terkait 2 s/d 3 hari sebelum
pekerjaan dilaksanakan melalui surat, media cetak dan atau media elektronik.
2. Membuat SPK untuk pelaksana 10 s/d 20 hari sebelum pelaksanaan
pekerjaan untuk pemeliharaan rutin.
3. Laporan ke SPV Distribusi dan pengawas pekerjaan sebelum pelaksanaan.
4. Laporan ke MUPJ bahwa pelaksanaan akan dimulai

4.1.5 Pemeriksaan dan Pengukuran

Prosedur Pemadaman Sebelum Pemeliharaan :


1. Mengukur beban dan tegangan pada gardu
2. Melepas satu-persatu NH Fuse (untuk pelanggan 1 fasa), kemudian saklar
utama atau melepas sakelar Utama (untuk pelanggan 3 fasa), kemudian
NH-Fuse satu-persatu
3. Buka FCO
4. Hubungkan kabel pentanahan yang sudah dihubungkan ke elektroda
pentanahan dimulai dari ke 4 bushing Trafo sisi tegangan rendah, lalu ke 3
bushing trafo sisi tegangan menengah

4.1.6 Langkah Pelaksanaan Pekerjaan Pemeliharaan

1. Periksa perlengkapan hubung bagi-TR (PHB-TR)


2. Periksa kontak-kontak pada saklar utama dan bersihkan
3. Periksa dan bersihkan rel PHB (bila perlu dicat)
4. Periksa dan bersihkan dudukan NH fuse (ground plate – holder) & diolesi
Vaseline electric
5. Ukur dan perbaiki pentanahan
6. Periksa dan perbaiki accessories ujung kabel jurusan Cek sekali lagi dan
pastikan kebenarannya dengan baik
7. Pasang kembali semua komponen-komponen yang dilepas sesuai
keadaan semula
8. Pastikan PHB – TR siap untuk dioperasikan kembali
- Arde lokal sudah dibuka
- Aman dari peralatan dan personil
- Laporkan kepada pengawas piket
9. Masukan FCO
10. Cek tegangan Fasa Netral & Fasa – Fasa
11. Untuk gardu konsumen 3 fasa
- Masukan NH fuse
- Masukan sakelar utama
- Cek tegangan dan beban
12. Untuk gardu konsumen 1 fasa
- Masukan sakelar utama
- Masukan NH fuse
- Cek tegangan dan beban
13. Kunci kembali PHB dan pastikan baik

4.2 Pemeriksaan pemeliharaan

4.2.1 Kelainan pada saklar utama, antara lain :

1. Sebagian atau seluruh alat kontak hangus akibat terjadi busur api yang
besar.
2. Sebagian atau seluruh alat kontak kotor akibat terjadinya loss kontak.
3. Buka tutup alat kontak tidak serempak karena terjadinya alat mekanis
sudah tidak benar lagi.
4. Tahanan isolasi sudah turun dibawah minimal karena faktor usia atau
kebanjiran.

4.2.2 Pemeliharaan pelebur atau fuse dan penjepitanya

a. Permukaan jepit ( ground plate ) dan alat kontak pelebur serta permukaan
sepatu kabel bersih dan dilapisi dengan vaselin jenis netral
b. Seluruh permukaan alat kontak pelebur harus terhubung dengan
penjepitnya
c. Jenis sepatu kabel yang terhubung antara busbar, pelebur dan kabel
jurusan harus terbuat dari bahan yang sama dengan busbar dan kabel
jurusan
d. Ukuran sepatu kabel harus sesuai dengan ukuran kabel
e. Luas permukaan sepatu kabel yang terhubung dengan busbar minimal
sama dengan penampang kabelnya
f. Luas penampang bagian dalam selongsong sepatu kabel minimal sama
dengan penampang kabelnya
g. Pengencangan mur baut untuk menghubungkan sepatu kabel dengan
busbar harus disesuaikan

4.2.3 Pemeliharaan alat ukur peralatan bantunya

a) Alat ukur peralatan bantunya yang terpasang diperiksa kondisi


pengawatannya
b) Alat ukur peralatan bantu yang terpasang di uji ketelitiannya

4.2.4 Prosedur pemeliharaan PHB – TR

a) Pemeliharaan PHB-TR pada gardu distribusi dalam keadaan bertegangan :


1. Ukur dan catat beban dan tegangan pada saklar utama dan saluran keluar
2. Bandingkan hasil ukur arus pada amper meter di PHB – TR dengan hasil
pengukuran dengan tang amper meter Ukur dan catat suhu alat sambung –
hubung pada saklar utama dan fuse pengaman saluran
3. Amati dan catat adanya kelainan – kelaian pada PHB – TR dalam keadaan
beroperasi

b) Prosedur pemeliharaan PHB – TR pada gardu distribusi dalam keadaan


bebas tegangan Gardu Pasangan Luar :
1. Gunakan perkakas kerja dan perlengkapan K3 sesuai dengan kebutuhan
2. Yakinkan PHB-TR sudah bebas tegangan
3. Buka saklar utama
4. Lepas seluruh NH fuse
5. Periksa kondisi dan kerja saklar utama, dari :
6. Adanya kotoran pada terminal-terminalnya, bersihkan dengan menggunakan
kain dan cairan yang mudah menguap dan bila terlalu tebal gosok dengan
sabut plastik hijau
7. Adanya kotoran pada alat-alat kontak (saklar jenis terbuka) lakukan hal sama
seperti di atas
8. Adanya ketidakserempakan buka-tutup alat hubung saklar utama, perbaiki
mekanisnya dan bila perlu ganti dengan yang baru
9. Ukur tahanan kontaknya, nilainya tidak boleh melebihi 100 micro ohm
10. Ukur tahanan isolasi antara fasa-fasa dan fasa-body

4.2.5 Langkah pemeliharaan terhadap NH-Fuse dan ground plate


1. Periksa kesesuaian nilai fuse terhadap ground platenya
2. Periksa kerapatan penjepit pisau nh fuse, setel kembali pernya
3. Adanya kotoran pada penjepit ground plate dan pisau NH fuse bersihkan
4. dengan kuas atau kain lap dan cairan yang mudah menguap
5. Adanya kotoran pada terminal ground plate lakukan hal yang sama seperti di
atas. Ukur tahanan isolasi terminal masuk maupun keluar ground plate
terhadap body
6. Periksa kondisi busbar dan isolator dudukannya
7. Periksa kekencangan pengikatan mur-baut antara terminal masuk ground-
plate NH-Fuse dengan busbar
8. Oleskan vaseline netral pada penjepit dan pisau fuse

4.2.6 Langkah pemeliharaan alat ukur peralatan bantunya

a) Periksa pengawatan alat-alat ukur dan alat bantunya


b) Periksa kondisi alat-alat ukur dan alat bantuyang terpasang
c) Periksa lampu test tegangan
d) Periksa lampu penerangan PHB-TR /gardu.
e) Ukur nilai tahanan pentanahan kerangka PHB-TR dan netral TR trafo
f) Nilai tahanan pentanahan kerangka maksimal 1,7 ohm g.
g) Nilai tahanan pentanahan netral TR maksimal 5 ohm
h) Yakinkan pemeliharaan telah selesai dilakukan dan PHB-TR siap
dioperasikan

4.2.7 Pemeriksaan hasil pemeliharaan

Prosedur pengoperasian kembali PHB-TR sesudah pemeliharaan :


a. Pasang kembali kabel / kawat pada terminal sisi masuk maupun keluar
b. Periksa keadaan disekitar trafo dan yakinkan PHB-TR aman
dioperasikan
c. Laporkan kepada pihak yang berwenang untuk pengoperasian kembali
d. Lepaskan PMS bumi (PMS) 3
e. Masukkan PMB 3
f. Ukur tegangan dan urutan fasa TR, pastikan tegangan dan urutan fasa
sudah benar
g. Masukkan saklar utama, amati ada kelainan - kelainan
h. Ukur tegangan pada busbar TR
i. Operasikan saluran jurusan dengan cara :
1. Untuk pelanggan umum : masukkan saklar utama, menyusul
kemudian nh fuse satu persatu sambil di test kemungkinan
adanya hubung singkat pada saluran jurusan
2. Untuk pelanggan 3 fasa : masukkan saluran nh fuse, sebelum
saklar utama dimasukkan

4.3 Pelaporan pada pekerjaan pemeliharaan

4.3.1 Fungsi Pelaporan

Setiap kegiatan dan kejadian dalam pemeliharaan jaringan harus selalu


dibuatkan laporannya. Fungsi laporan diharapkan dapat membantu manajemen
dalam :.
a. Mengetahui tindakan untuk memperbaiki kualitas dan keandalan jaringan
sebelum terjadi gangguan
b. Memperkirakan kebutuhan material dan biaya pemeliharaan

4.3.2 Kejadian yang perlu dilaporkan

a. Pemadaman
1) Karena gangguan atau direncanakan
2) Jumlah pelanggan yang padam
3) Sebab pemadaman
4) KWh yang tak tersalurkan
5) Pemakaian material untuk mengatasi gangguan
6) Prosedur pengamanan dalam pekerjaan pada instalasi tegangan tinggi
7) Pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan pekerjaan pemeliharaan
8) Pengoperasian kembali

4.4 Langkah Kerja Pemeliharaan & Peremajaan Papan Hubung Bagi


Tegangan Rendah(PHB–TR) sesuai dengan SOP (Standing Operation
Prosedure)
Gambar 4.1 Lokasi PHB – TR yang akan di ganti

Gambar 4.2 Mengukur Beban,Tegangan dan arah putaran phasa pada Gardu
Gambar 4.3 Membuka Saklar Utama

Gambar 4.4 Membukan FCO


Gambar 4.5 PHB –TR yang sudah di ganti

Gambar 4.6 pemasangan ground pada PHB-TR


Gambar 4.7 mengukur kembali tegangaan dan arah putaran phasa

Gambar 4.8 Menutup saklar Utama


Gambar 4.8 Pemasangan Kembali FCO

4.5 Data Hasil pekerjaan


a) Tabel Hasil Pengukuran Beban Gardu Sebelum
penggantian PHB-TR

Beban Induk Line A Line B Line C Line D Line Khusus


(Ampere) (Ampere) (Ampere) (Ampere) (Ampere) (Ampere)
R 73,4
S 77,7
T 125,6
N 38,9
Tegangan R-S 409 Tegangan R-N 230
Phasa- R-T 410 Phasa-Nol S-N 231
Phasa S-T 413 (Volt) T-N 232
(Volt)

Tabel 4.1 hasil pengukuran sebelum PHB-TR di ganti

b) Tabel Hasil Pengukuran Beban Gardu Sesudah


Penggantian PHB-TR

Beban Line A Line B Line C Line D Line


Induk (Ampere) (Ampere) (Ampere) (Ampere) Khusus
(Ampere) (Ampere)
R 75,4
S 79,7
T 126,6
N 39,9
Tegangan R-S 411 Tegangan R-N 232
Phasa- R-T 413 Phasa-Nol S-N 233
Phasa S-T 415 (Volt) T-N 234
(Volt)

Tabel 4.2 hasil Pengukuran setelah PHB-TR diganti


BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

PHB-TR merupakan perangkat pendistribusian listrik yang berfungsi


sebagai penghubung dan pembagi tenaga listrik dari output trafo sisi
tegangan rendah ke rel pembagi dan diteruskan melalui kabel jurusan
yang diamankan oleh NH fuse masing-masing jurusan.
1) Pada dasarnya prinsip kerja dari konstruksi PHB baru dan PHB
lama sama, namun yang membedakan ialah konstruksi PHB baru
yang lebih simple.
2) PHB–TR berfungsi sebagai alat penghubung antara sumber tenaga
listrik (trafo distribusi) dengan alat pemanfaatan tenaga listrik
melalui jaringan tegangan rendah (JTR) serta sebagai alat pembagi
tenaga listrik ke instalasi pemanfaatan tenaga listrik.
3) PHB–TR berfungsi sebagai pengaman instalasi trafo 3 fase
4) Pemeliharan PHB-TR biasanya dilakukan secara berkala setiap 1
bulan sekali dan bisa dilakukan dalam kondisi bertegangan. Selain
itu, perlu adanya pengecekan tegangan pada masing masing phase
sebelum dan sesudah dilakukannya pemeliharaan.

3.2 Saran

Waktu pelaksanaan PKL yang singkat masih kurang maksimal untuk


mempelajari ilmu kelistrikan yang ada di PT PLN (Persero) Unit Layanan
Pelanggan Negara
1. Kaitannya dengan pelaksanaan pekerjaan, hendaknya selalu
mengacu pada SOP yang berlaku agar tidak terjadi kecelakaan
kerja.
2. Agar setiap pekerjaan berjalan dengan lancar, perlu adanya
koordinasi antar pelaksanan pekerjaan.
3. Pelaksana pekerjaan harus menjalankan peranannya sesuai dengan
pembagian job yang telah diberikan.
4. K3 berkaitan erat dengan setiap disiplin ilmu yang ada oleh karena
itu aspek K3 harus diperkhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan di
dalam maupun diluar ruangan.
5. Data yang dituliskan sebelum dan sesudah pelaksanaan pekerjaan
harus sesuai agar tidak mengulur waktu dan tidak ada kesalahan
komunikasi antar anggota
DAFTAR PUSTAKA

[1] Ir. Wahyudi Sarimun N., MT., Buku Saku Pelayanan Teknik Ed.2, Bekasi : 2011
[2] Daman Suswanto. (2009). Sistem Distribusi Tenaga Listrik. [Online].
Available:http://daman48.files.wordpress.com/2010/11/materi-5-isolator-jaringan-
distribusi.pdf
[3] Kelompok Pernbakuan Bidang Distribusi dan Kelompok Kerja Isolator Distribusi,
SPLN : 10 – 4 A Isolator Tonggak Pin untuk Saluran Udara Tegangan Menengah
20 kV, Departemen Pertambangan & Energi Perusahaan Umum Listrik Negara,
Jakarta : 1994
[4] Kelompok Pernbakuan Bidang Distribusi, SPLN : 10 – 4 C Isolator Pin untuk
Saluran Udara Tegangan Menengah 20 kV, Departemen Pertambangan & Energi
Perusahaan Umum Listrik Negara, Jakarta : 1994
[5] PT. PLN (Persero), Buku 1 Kriteria Disain Enjinering Konstruksi Jaringan Distribusi
Tenaga Listrik, Jakarta Selatan: PT. PLN (Persero) : 2010
[6] Widharma, IG Suputra, I N Sunaya, I M Sajayasa, IGP Arka, Effect of Using Ground
Wire to Lightning Surge Interference at 20 kV Medium Voltage Distribution System
Based on Genetics Algorithm, IRJEIS, IJCU Publication USA, 2017

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai