PEMBUMIAN
NIZAR PUTRA PRATAMA
1524042009
PTE S1
POLA / SISTEM PEMBUMIAN
Pola Pembumian adalah suatu rangkaian yang mempunyai titik awal dari
kutub pembumian/elektroda, hantaran penghubung/conductor hingga terminal
pembumian yang terdapat pada PHB/Peralatan. Sistem pembumian berfungsi
untuk menyalurkan arus lebih ke bumi, sehingga dapat memberikan proteksi
terhadap manusia dari sengatan listrik akibat terjadi kebocoran isolasi, dan
mengamankan komponen-komponen instalasi agar dapat terhindar dari bahaya
arus dan tegangan asing.
KONSEP DASAR PEMBUMIAN
Tujuan pembumian pada suatu sistem tenaga listrik secara umum adalah :
1. Memberikan perlindungan terhadap bahaya listrikbagi pemanfaat listrik dan
lingkungannya
2. Mendapatkan keandalan penyaluran pada sistembaik dari segi kualitas,
keandalan ataupunkontinuitas penyaluran tenaga listrik3.
3. Membatasi kenaikan tegangan pada fasa yangtidak terhubung tanah dan nilai
tegangan kerjaminimal.
Pada jaringan distribusi tenaga listrik terdapat sejumlah
titik pembumian baik pada sisi tegangan menengah dan
pada sisi Tegangan Rendah yaitu :
Pada sistem ini nilai pembumian sisi 20 kV transformator Gardu Induk dihubungkan
langsung ke bumi. Sistem ini memberikan keuntungan pada jaringandistribusi yaitu :
1. Arus gangguan sangat besar, sehingga memudahkan koordinasi relay.Fuse cut‐
out (FCO) digunakan sebagai pengamanjaringan fasa‐tanah dapatbekerja efektif.
2. Jangkauan jaringan distribusi luas.
3. Dengan sistem multigrounded common netral padajaringan TM, biaya investasi
murah.
Arus gangguan tanah yang terjadi sangat besar, sesuai
dengan kecilnya impedansi gangguan.
Semua tiang dan bagian konduktif terbuka pada jaringan dihubungkan dengan
penghantar netral bersama yang pada tiap‐tiap tiang dihubung tanahkan.Besarnya nilai
pembumian sebesar‐besarnya 5 Ohm. Penyebab gangguan pada sistem distribusi dapat
berasal dari gangguan dalam sistem sendirinya dan gangguan dari luar. Penyebab gangguan
dari dalam antara lain:
1. Tegangan lebih dan arus tak normal
2. Pemasangan tidak baik
3. Penuaan
4. Beban lebih
5. Kegagalan kerja peralatan pengaman