Anda di halaman 1dari 6

A.

Gardu Distribusi Portal


Dalam sistem distribusi terdapat beberapa jenis gardu distribusi adalah
jenis gardu distribusi, salah satu jens gardu distribusi adalah jenis tipe portal. Pada
tipe portal memiliki posisi penempatan dua tiang, transformator yang digunakan
adalah transformator 3 fasa, yang memiliki belitan segitiga pada sisi primer dan
sekunder, hubungan segitiga, dan belitan bintang pada sisi sekunder. Penempatan
transformator 3 fasa berada diatas tiang yang di dudukkan pada cross arm,
sehingga untuk kekuatan cross arm untuk menopang transformator terbatas. Untuk
kapasitas daya yang bisa ditampung juga beragam jenisnya, salah satu kapasitas
daya yang diproduksi dari perusahaan transformator adalah 200 KVA. Gambar
2.1 memperlihatkan sebuah gardu distribusi lengkap mulai dari sambungan
Tegangan Menengah (TM) masuk kebagian proteksi (pengaman) sampai ke PHB
TR.

Jaringan distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga lsitrik yang paling
dekat dengan pelanggan/konsumen. Ditinjau dari volume fisiknya jaringan
distribusi pada umumnya lebih panjang dibandingkan dengan jaringan transmisi
dan jumlah gangguannya (sekian kali per 100 km pertahun) juga paling tinggi
dibandingkan jumlah gangguan pada saluran saluran transmisi.

Jaringan distribusi seperti diketahui terdiri dari jaringan distribusi


tegangan menengah (JTM) dan jaringan distribusi tegangan rendah (JTR).
Jaringan distribusi tegangan menengah mempunyai tegangan antara 3 KV sampai
20 KV. Pada saat ini PLN hanya mengembangkan jaringan distribusi tegangan
menengah 20 KV.

B. Konstruksi Gardu Distribusi Portal


Dalam konstruksi fisik pada gardu distribusi portal memiliki syarat yang
harus diperhatikan, antara lain:

a. Kontruksi yang dimulai dari posisi penempatan tiang yang disesuaikan


dengan kondisi tanah untuk kedalaman tiang yang akan ditanam agar

5
6

tidak terjadi kemiringan pada tiang setelah seluruh konponen gardu


distribusi didudukan pada cross arm.
b. Harus terhindar dari jangkauan makhluk hidup baik pohon, hewan,
maupun manusiaTahanan kontak pada sambungan antara dua
peralatan instalasi harus serendah mungkin 40 – 80 µΩ agar tidak
terjadi panas diantar dua sambungan.
c. Meminimalkan nilai tahanan kontak pada :
1. Sambungan antara terminal kabel dan pemutus beban
2. sambungan antara pemutus beban dan rel
3. sambungan antara kabel dan trafo distribusi

Gambar 2. 1 One Line Diagram Gardu Distribusi Portal

Keterangan:

1. SUTM (Saluran Udara Tegangan Menengah)


SUTM adalah saluran atau jaringan kabel distribusi dimana sumber
tegangan menengah 20KV disalurkan dari gardu induk menuju pusat-pusat
beban atau pelanggan tegangan menengah.
7

2. FCO (Fuse Cut Out)


FCO adalah komponen proteksi yang bekerja apabila arus yang
melewatinya lebih besar dari arus maksimum yang diijinkan.
3. LA (Lightning Arrester)
Lightning arrester adalah komponen proteksi yang akan melindungi
sistem dari gangguan kenaikan tegangan karena sambaran petir ke saluran
distribusi
4. Transformator Distribusi
Transformator distribusi adalah perangkat listrik yang bertugas
untuk mengkonversikan tegangan menengah menjadi tegagan rendah dan
menyalurkan arus yang lebih besar ke pusat-pusat beban atau pelanggan.
5. PHB TR (Papan Hubung Bagi Tegangan Rendah)
PHB TR adalah suatu kombinasi dari satu atau lebih pelengkap
hubugan bagi tegangan.Rendah dan peralatan control, peralatan ukur,
pengaman dan kendali yang saling berhubungan. Keseluruhannya
dirangkit lengkap dengan sistem pengawatan dan mekanis pada bagian-
bagian penyanggaya. PHB TR digunakan untuk membagi dan
menyalurkan daya ke pusat-pusat beban dengan kapasitas yang lebih kecil.

Gambar 2. 2 Bagian – Bagian Gardu Distribusi Portal


8

Keterangan dan fungsi dari bagian – bagian gardu distribusi portal:

a. Keterangan gambar
1. Isolator Tumpu
2. Line Conector
3. Lighting Arrester (LA)
4. Fuse Cut Out (FCO)
5. Rak CO dan LA
6. Transformator 3 fasa 200 kVA belitan YnZ5
7. Papan peringatan
8. Pembumian (BC-50 MM2)
9. PHB TR (PHBC)
10. Tiang Beton 12 M 500 daN
11. Bushing Transformator 3 fasa
12. Rak Transformator
13. Ranjau Panjat
b. Fungsi dari masing – masing komponen
1. Isolator berfungsi untuk dudukan kawat JTM yang akan disambung
kebagian FCO dan Arrester.
2. Line Conector berfungsi untuk menyambung bagian kabel JTM
kebagian sambungan pada FCO maupun LA.
3. Lighting Arrester (LA) berfungsi sebagai pengaman tegangan
Surya/petir atau tegangan Swithing.
4. Fuse Cut Out berfungsi sebagai pengaman utama trafo dan merupakan
pengaman cadangan bila terjadi beban berlebihan atau gangguan
hubung singkat pada PHB dan JTR.
5. Rak CO dan LA berfungsi sebagai tempat dudukan bagian proteksi CO
dan LA.
6. Trafo Distribusi berfungsi untuk menurunkan tegangan 20 KV menjadi
tegangan rendah yaitu 380/220 Volt sesuai tegangan JTR.
7. Papan peringatan berfungsi sebagai penanda bahaya tegangan tinggi
agar tidak disentuh oleh manusia.
9

8. NH Fuse berfungsi sebagai pengaman utama bila terjadi beban


lebih atau terjadi hubung singkat antar fasa atau fasa kebumi
pada JTR.
9. Pembumian Arrester berfungsi untuk menyalurkan arus ke bumi
akibat tegangan surya atau swithing.
10. Pembumian titik netral trafo berfungsi membatasi kenaikan
tegangan fasa yang tidak terganggu saat terjadi gangguan satu
fasa ke bumi akibat beban tidak seimbang.
11. Pembumian badan trafo dan PHB Panel berfungsi :
a. Untuk membatasi tegangan antara bagian peralatan yang
dialiri arus dengan peralatan ke bumi pada suatu harga
yang aman (tidak membahayakan) pada kondisi operasi
normal dan gangguan.
b. Untuk memperoleh impedansi yang kecil dari jalan balik
arus hubung singkat ke bumi sehingga bila terjadi satu fasa
ke badan peralatan, arus yang terjadi mengikuti sifat pada
pembumian netral.
Namun sebaik apapun suatu sistem tenaga dirancang, gangguan pasti
akan terjadi pada sistem tenaga tersebut. Gangguan ini dapat merusak
peralatan sistem tenaga sehingga kerja sistem tenaga menjadi terganggu dan
dapat menyebabkan gagalnya penyaluran daya ke konsumen.

C. Pengertian Fuse Cut Out (FCO)


Menurut SOP (Standart Operational Prosedure) Fuse cut out
(sekring) adalah suatu alat pengaman yang melindungi jaringan terhadap
arus beban lebih (over load current) yang mengalir melebihi dari batas
maksimum, yang disebabkan karena hubung singkat (short circuit) atau
beban lebih (over load). Konstruksi dari fuse cut out ini jauh lebih sederhana
bila dibandingkan dengan pemutus beban (circuit breaker) yang terdapat di
Gardu Induk (sub-station).
1
0
Akan tetapi fuse cut out ini mempunyai kemampuan yang sama
dengan pemutus beban tadi. Fuse cut out ini hanya dapat memutuskan satu
saluran kawat jaringan di dalam satu alat. Apabila diperlukan pemutus
saluran tiga fasa maka dibutuhkan fuse cut out sebanyak tiga buah.
Penggunaan fuse cut out ini merupakan bagian yang terlemah di dalam
jaringan distribusi.

Anda mungkin juga menyukai