Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kebutuhan masyarakat akan semakin meningkat, khususnya energi Listrik. Disisi


lain, masyarakat yang berperan sebagai konsumen juga meningkat seiring berjalannya
waktu dan menuntut mutu serta kualitas pelayanan yang lebih baik secara kontinyu.
Sistem tenaga lsitrik meliputi sistem pembangkit,sistem transmisi dan sistem distribusi
tenaga listrik.Dimana sistem distribusi meliputi distribusi primer dan distribusi
sekunder sampai kebeban. Untuk jaringan distribusi termasuk Papan Hubung Bagi bisa
terdapat di tiang saluran maupun yang terdapat pada bangunan. Jaringan Distribusi
tegangan rendah PT.PLN (PERSERO) UP3 Tobelo sebagai bahan laporan.
1.2 Batasan Masalah

Dalam laporan KP ini membahas tentang​ :

a. Pengertian Papan Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB – TR)


b. Pengenalan macam – macam bagian yang terdapat pada Papan Hubung Bagi
Tegangan Rendah (PHB – TR)
c. Pemeliharaan PHB-TR pada area Distribusi di PT. PLN UP3 TOBELO.
d. Langkah – langkah pemeliharaan Panel Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB ​–
TR) pada PT. PLN UP3 TOBELO.

1.2 Tujuan dan Manfaat Praktek Kerja lapangan


a. Mengetahui dan memahami cara pemeliharaan pada peralatan listrik
terutama PHB-TR.
b. Meningkatkan pengetahuan serta mempelajari cara kerja PHB-TR.
c. Mempelajari peralatan-peralatan yang digunakan, pada Papan Hubung Bagi
Tegangan Rendah baik cara kerjanya dan proteksi
1.4 Waktu dan Pelaksanaan kerja praktek
Kegiatan kerja praktek dilaksanakan pada tanggal 12 Juli 2019 sampai dengan 12
Agustus 2019 di PT PLN (Persero) UP3 Tobelo

1.5 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan laporan KP ini sebagai
berikut​ :
BAB I PENDAHULUAN
​Dalam bab ini berisi tentang latar belakang, batasan masalah, tujuan dan kegunaan
kerja praktek, Waktu dan pelaksanaan kerja praktek, metode penyusunan dan sistematika
penulisan.

​BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN


​Dalam bab ini membahas mengenai sejarah PT PLN (Persero) Rayon tobelo
struktural organisasi serta tugas dan wewenang sesuai dengan struktural organisasi.
​BAB III Dasar Teori

​Dalam bab ini membahas tentang Pemeliharaan Jaringan Distribusi pada​ ​PT
PLN (Persero) Rayon Tobelo dan pengertian dari Panel Hubungan Bagi Tegangan Rendah
(PHB – TR).PT PLN (Persero) Rayon Tobelo.

BAB IV PEMBAHASAN
Dalam bab ini membahas tentang pemeliharan Panel hubung bagi tegangan
Rendah (PHB – TR)

BAB V PENUTUP
Dalam bab ini mebahas tentang Kesimpulan, Saran Dan Daftar Pustaka.
BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAN

2.1 Sejarah Singkat PT. PLN (PERSERO) UP3 TOBELO


(persero) UP3 Sofifi yang di mana sebelumnya hanya sebagai PT PLN (Rayon
Berdirinya PT PLN (persero) UP3 tobelo sejak tahun 1984 sebagai PT PLN (Rayon) ULP
BTobelo, kemudian pada tanggal 1 juli 2019 . PT PLN (Persero) UP3 Tobelo dimekarkan
dari PT PLN) ULP Tobelo kemudin menajdi PT PLN (Persero) UP3 Tobelo. PT PLN
(Persero) UP3 Tobelo memiliki 2 Unit layanan yang terdiri dari PLN ULP Tobelo yang
berada di kabupaten Halmahera Utara dengan 4 kantor pelayanan yang berada di Malifut,
Galela, Dama dan Dagasuli. Kemudian PLN ULP Daruba yang berada di kepulauan
pulau morotai juga memiliki 4 kantor pelayanan yang berada di Bere-Bere, Sopi,
Posi-Posi Rao, dan Kolorai. PT PLN (Persero) UP3 Tobelo juga didirikan dengan tujuan
untuk melayani pelanggan dalam hal ketenagalistrikan dan juga untuk memperoleh laba
sehingga kegiatan perusahaan dapat terus berjalan. Kegiatan utama PT PLN (Persero)
UP3 Tobelo meliputi pendistribusian tenaga listrk dengan berbagai kebutuhan yang
berbeda mulai dari pemakaian untuk rumah tangga, sosial, dan industri hal ini
dikarenakan Perkembangan teknologi yang semakin pesat, sehingga memicu
berkembangnya permintaan kebutuhan manusia akan tenaga listrik yang semakin besar
sehingga dalam hal PT PLN (Persero) UP3 Tobelo juga berusaha memberikan pelayanan
yang memuaskan kepada semua pelanggannya. Berdasarkan data yang didapatkan jumlah
pelanggan per juli 2019 di kabupaten Halmahera Utara adalah 73.028 pelanggan,
sedangkan yang berada di Pulau Morotai adalah sebanyak 32.528 pelanggan.
2.2 Visi, Misi

1) Visi
● Diakui sebagai perusahan kelas dunia yang bertumbuh kembang,
unggul dan terpercaya dengan dengan bertumbuh pada potensi insani.

2) Misi
1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi
pada kepuasan pelangan, anggota perusahan dan pemegang saham.
2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat.

Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan


ekonomi.Menjalakan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan

2.3 Penerapan Nilai – Nilai PT PLN (Pesero)

a. Saling Percaya.
b. Integritas.
c. Peduli.
d. Pembelajar.
2.4 Struktur Organisasi ULP Tobelo
BAB III
DASAR TEORI

3.1 Definisi Distribusi PHB-TR

❖ Merupakan salah satu Komponen dari suatu sistem distribusi PLN yang

berfungsi untuk menghubungkan jaringan ke Konsumen atau untuk


mendistribusikan tenaga listrik pada konsumen atau pelanggan pelanggan
tegangan rendah.
❖ Pengertian PHB-TR, untuk membagi tegangan dari Trafo gardu listrik ke

jaringan rumah tangga, yang berisi atau terdiri dari instalasi Perlengkapan
Hubung Bagi ,Transformator Distribusi, dan Perlengkapan Hubung Bagi
Tegangan Rendah ( PHB TR ) Untuk memasok kebutuhan tenaga listrik bagi
para pelanggan
Tegangan rendah ( TR 220/380 Volt )

❖ Saluran udarah tegangan menengah ( SUTM) 20 kv


Karena tegangan masi tinggi belum dapat mencatu untuk beban secara
langsung,Kecuali pada beban yang di desain khusus.
Distribusi primer merupakan saluran yang akan mensuplay di salurkan ke gardu
distribusi,Yang termasuk sisi primer:

❖ Saluran sambungan ( Jamper) dari SUTM ke unt Trafo (Primer Trafo)

❖ Cut Out (CO)

❖ Ligthing Arreseter (LA)

Saluran sambungan SUTM menju ke unit Trafo Besar arus sambungan SUTM
menuju ke saluran Trafo distribusi sisi primer dihitung berdasarkan daya trafo yang
terpasang.
1.koponen atas gardu Distribusi

1.Trafo Distribusi
❖ Yaitu Komponen Utama dari gardu distribusi untuk menurunkan tegangan dari Sisi

Tegangan Menengah ( SUTM ) menjadi Sisi tegangan Rendah( (SUTR)


yang siap di pakai oleh pelanggan.

2. Lightning Arrester ( LA )

❖ Berfungsi sebagai alat Proteksi atau pengaman Trafo distribusi dari teganganlebih

akibat Surja Petir, khususnya pada gardu pasangan luar.

3. Fused Cut Out ( FCO atau CO )

❖ Berfungsi sebagai proteksi atau pegaman lebur, Pada gardu distribusi khususnya,

FCO ini berfungsi sebagai alat pelindung Trafo dari Arus hubungan Singkat dan
sebagai alat untuk membebeskan sumber tegangan jika dilakukan pemeliharaan.
Proteksi pada FCO ini dipasang dalam bentuk Fuse Link yang dapat disesuaikan
dengan Arus Nominal Trafo distribusi yang terpasang.

4. Wiring Gardu atau Pengawatan Gardu.

❖ Yaitu Berupa Pengawatan atau kawat Penghubung untuk menghubungkan tegangan

dari
❖ Jaringan SUTM, Lightning Arrester ( LA ), dan Fused Cut Out ( FCO ) ke Trafo

Distribusi.
5. Tiang
❖ Tiang yang dipergunakan untuk Gardu distribusi jenis ini bisa berupa Tiang Beton

maupun Tiang Besi, yang memiliki kekuatan kerja dengan panjang 11 atau 12
meter
2. Kompon bawa gardu distribusi

1.Panel hubung bagi tegangan rendah (PHB-TR)


Yang berfungsi untuk membagi daya yang suda di konversikan dari Trafo distribusi
ke berbagai jurusan.

2. komponen dan fungsi dalam PHB-TR

1. Kabel in comming dan out going

❖ Fungsi kabel incoming dan out going : sebagai penghantar aliran listrik atau

daya listrik
2. Busbar incoming fasa.

❖ Busbar incoming (rel jurusan) : menerima dan menyalurkan tenaga listrik atau daya

listrik

3. busbar out going fasa.

❖ Busbar out going (rel jurusan) : menerima dan menyalurkan tenagalistrik atau daya

listrik

4. Busbar netral
❖ Busbar netral (rel jurusan) : menerima dan menyalurkan tenagalistrik atau daya listrik
4. Load break switch (Saklar beban) 630 A

❖ Yang berfungsi sebagai saklar beban yang dapat memutuskan dan juga

meyambungkan
arus listrik yang ada di dalam rangkaian ini apa bila apa bila di lakukan pemeliharaan.

5 . NH-Fuse jurusan 100 A

❖ Yang berfungsi sebagai pemutus daya jika terjadi gangguan

3.2 Pelaksanan Pemeliharaan


1. Berdasarkan waktu pelaksanaannya :
a. Pemeliharaan terencana ( planed maintenance) : preventif
b. Pemeliharaan tidak direncanakan (unplaned maintenance) : korektif

2 Berdasarkan metodenya:
a. Pemeliharaan berdasarkan waktu ( time base maintenance )
b. Pemeliharaan berdasarkan kondisi ( on condition base maintenance)
c. Pemeliharaan darurat / khusus ( break down maintenace ).
❖ Bila dari macam-macam pemeliharaan tersebut digabungkan, maka pemeliharaan

dibedakan menjadi :
a. Pemeliharaan rutin ​:​ merupakan pemeliharaan yang terencana berdasarkam
waktu yang terjadwal.
b. Pemeliharaan korektif ​: ​merupakan pemeliharaan yang terencana
dikarenakan faktor waktu dimana peralatan memerlukan perbaikan atau
pemeliharaan yang tidak terencana tetapi berdasarkan kondisi peralatan
yang menunjukkan gejala kerusakan ataupun sudah terjadi kerusakan.
c. Pemeliharaan darurat ​:​ merupakan pemeliharaan karena keadaan yang
darurat tanpa diketahui gejala kerusakan sebelumnya.
3. Pemeliharaan rutin
Disebut juga dengan pemeliharaan preventif, yaitu pemeliharaan untuk
mencegah terjadinya kerusakan peralatan yang lebih parah dan untuk
mempertahankan unjuk kerja jaringan agar tetap beroperasi dengan keandalan dan
efisiensi yang tinggi.
❖ Kegiatan pemeliharaan rutin meliputi kegiatan :

1. Pemeriksaan / inspeksi rutin

2. Pemeliharaan rutin

3. Pemeriksaan prediktif

4. Perbaikan / penggantian peralatan

5. Perubahan / penyempurnaan jaringan

Contoh pemeriksaan rutin pada PHB – TR antara lain :


a. Memeriksa dan melaporkan keadaan Instalasi dan kondisi PHB – TR
b. Memeriksa kondisi peralatan listrik yang terpasang pada PHB – TR
c. Pengukuran beban dan tegangan saluran jurusan pada PHB - TR.
d. Pengujian tahanan sistem pembumian
e. Membersihkan busbar yang kotor karena ada debu dan sarang laba-laba.
f. Pengecatan busbar dengan warna standar
g. Pengencangan kembali baut-baut pengikat antara dan kabel keluar

4. Pemeliharaan korektif

Pemeliharaan korektif adalah pekerjaan pemeliharaan dengan maksud untuk


memperbaiki kerusakan yaitu suatu usaha untuk memperbaiki kerusakan hingga
kembali kepada kondisi / kapasitas semula dan perbaikan untuk penyempurnaan
yaitu , suatu usaha untuk meningkatkan / penyempurnaan jaringan dengan cara
mengganti / mengubah jaringan agar dicapai daya guna atau keandalan yang lebih
baik dengan tidak mengubah kapasitas semula.
Contoh perbaikan kerusakan :
a. Penggantian saklar utama karena sudah rusak
b. Penggantian NH-Fuse yang sudah putus

c. Penggantian NH-Fuse yang nilainya melebihi kapasitas kabel yang diamankan,


Penggantian Ground plate yang sudah rusak / hangusPenggantian sepatu kabel yang
terbakar
d. Penggantian Saklar utama untuk penyesuaian kapasitasnya terhadap beban yang dipikul
e. Penambahan Saluran jurusan JTR
1. Pemeliharaan darurat
Pemeliharaan ini sifatnya mendadak, tidak terencana ini akibat gangguan atau
kerusakan atau hal-hal lain di luar kemampuan kita sehingga perlu dilakukan
pemeriksaan / pengecekan perbaikan maupun penggantian peralatan, tetapi masih
dalam kurun waktu pemeliharaan

Contoh pemeliharaan darurat :


a. Perbaikan / penggantian PHB – TR yang rusak akibat kebakaran.
b. Perbaikan / penggantian PHB – TR yang rusak akibat banjir.
c. Perbaikan / penggantian PHB - TR yang rusak akibat huru-hara.

3.4 Jadwal pemeliharaan

Pemeliharaan rutin / terencana adalah cara yang baik utnuk mencapai suatu tujuan
karena mencegah dan menghindari kerusakan peralatan . Dalam pelaksanaan
pemeliharaan rutin perlu direncanakan dengan baik berdasarkan hasil pengamatan
dan catatan serta pengalaman pemeliharaan terdahulu sehingga akan mendapatkan
hasil yang lebih baik untuk itu perlu dibuat jadwal pemeliharaan

Jadwal pemeliharaan dalam kurun waktu yang berbeda sesuai dengan kebutuhan
dan umur dari peralatan yang di pelihara, waktu tersebut adalah sebagai berikut :
a. Pemeliharaan mingguan
b. Pemeliharaan bulanan
c. Pemeliharaan triwulan
d. Pemeliharaan semesteran
e. Pemeliharaan tahunan

Karena volume fisik dari jaringan distribusi ini cukup banyak maka dalam
pelaksanaannya perlu diatur waktunya disesuaikan dengan kemampuan yang ada.
3.5 Pemeliharan dalam bebas tegangan

Pemeliharaan peralatan / perlengkapan jaring distribusi TR yang dilaksanakan


dimana obyeknya dalam keadaan tanpa tegangan atau pemadaman. Hal ini bukan
berartii disekitar obyek pemeliharaan benar-benar sama sekali tidak bertegangan.

Contoh :
Pada waktu pemeliharaan PHB – TR pada gardu distribusi, maka pada sisi TM
FCO atau kubikel dan Trafo harus dipadamkan, tetapi pada keadaan tertentu tetap
dioperasikan.
Dengan demikian segi keamanan terhadap tegangan sentuh harus tetap
diperhatikan.

❖ Alasan Dilaksanakan Pemeliharaan Dalam Keadaan Tanpa Tegangan :


a. Pemeliharaan dengan metoda pdkb memang belum dimungkinkan.

b. Instalasi dilengkapi dengan sistem cadangan sehingga tidak


mengganggu suplai tenaga listrik.
c. Jaringan yang akan dipelihara secara ekonomis tidak terlalu
mengguntungkan dan secara sosial tidak berdampak negatif.
d. SDM dan sarana yg diperlukan untuk pemeliharaan dengan PDKB
belum tersedia.
❖ Keuntungan Dan Kerugian Pemeliharaan Tanpa Tegangan
Keuntungannya :
Terjadinya kecelakaan terhadap sentuhan tegangan listrik dapat
dihindarkan.

Kerugiaannya:

Akibat pemadaman berarti energi tidak tersalurkan / terjual menjadi lebih


besar sebanding dengan lamanya pekerjaan.
❖ Ketentuan bekerja pada keadaan tidak bertegangan :

a. Pelaksanaan pekerjaan harus mempunyai kompetensi yang


dibutuhkan
b. Perlengkapan listrik yang dipekerjakan harus bebas dari tegangan

c. Sarana pemutusan sirkit dipasang rambu peringatan

d. Melaksanakan pemeriksaan tegangan untuk memastikan


keadaan bebas tegangan
e. Perlengkapan yang dikerjakan harus dibumikan secara baik

f. Petugas untuk pembebasan tegangan harus mempunyai surat


tugas dari atasan yang berwenang
g. Mengunci peralatan yang mungkin dapat dimasukkan / dikeluarkan

h. Bagian perlengkapan yang telah dibebaskan dari tegangan


dan akan dibuang sisa muatan listriknya, harus diperiksa
secara teliti

3.6 Pemeliharaan dalam keadan bertegangan ( PDKB )


❖ Pemeliharaan peralatan / perlengkapan jaringan distribusi (TR ) yang

dilaksanakan dimana obyeknya dalam keadaan aktif bekerja atau


bertegangan

Contoh :
a. Pemeriksaan rutin kondisi gardu yang sedang beroperasi
b. Pengukuran beban dan tegangan gardu

❖ Ketentuan bekerja pada keadaan bertegangan :

1. Petugas / pelaksana pekerjaan mempunyai kompetensi yang


dibutuhkan
2. Memiliki surat ijin kerja dari yang berwenang
3. Dalam keadaan sehat, sadar, tidak mengantuk atau tidak dalam
keadaan mabuk
4. Saat bekerja harus berdiri pada tempat atau mempergunakan
perkakas yang berisolasi dan andal
5. Menggunakan perlengkapan badan yang sesuai dan diperiksa
setiap dipakai sesuai petunjuk yang berlaku
6. Dilarang menyentuh perlengkapan listrik yang bertegangan
dengan tangan telanjang
7. Keadaan cuaca tidak mendung / hujan
8. Dilarang bekerja di ruang dengan bahaya kebakaran / ledakan,
lembab dan sangat panas.
BAB IV
PEMELIHARAAN PHB-TR
4.1 Pengertian pemeliharan PHB-TR

Adalah kegiatan yang meliputi rangkaian tahapan kerja mulai dari perencanaan,
pelaksanaan hingga pengendalian dan evaluasi pekerjaan pemeliharaan instalasi PHB – TR
yang dilakukan secara terjadwal (schedul) ataupun tanpa jadwal
4.2 Tujuan Pemeliharaan PHB-TR

Agar instalasi jaringan distribuasi beroperasi dengan ​:


a. Aman ( safe) bagi manusia dan lingkungannya.
b. Andal (reable).
c. Kesiapan (avaibility) tinggi.
d. Unjuk kerja (performance) baik.
e. Umur (live time) sesuai desain.
f. Waktu pemeliharaan (down time) efektif.
Selain itu ada faktor diluar teknis, tujuan pemeliharaan adalah mendapatkan simpati serta
kepuasan pelanggan dalam pelayanan tenaga listrik.
Untuk melaksanakan pemeliharaan yang baik perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut

1. Sistem harus direncanakan dengan baik dan benar memakai bahan /


peralatan yang berkualitas baik sesuai standar yang berlaku.
2. Sistem distribusi yang baru di bangun harus diperiksa secara teliti, apabila
terdapat kerusakan kecil segera diperbaiki pada saat itu juga.
3. Staf / petugas pemeliharaan harus terlatih dengan baik dan dengan jumlah
petugas cukup memadai.
4. Mempunyai peralatan kerja yang cukup memadai untuk melaksanakan
pemeliharaan dalam keadaan tidak bertegangan maupun
pemeliharaan dalam bertegangan.
5. Mempunyai buku / brosur peralatan pabrik pembuat peralatan tersebut dan
harus diberikan kepada petugas terutama pada saat pelaksanaan
pemeliharaan.
6. Gambar (peta) dan catatan pelaksanaan pemeliharaan dibuat dan di
pelihara untuk bahan pada pekerjaan pemeliharaan berikutnya.
7. Jadwal yang telah dibuat sebaiknya dibahas ulang untuk melihat
kemungkinan penyempurnaan dalam pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan.
8. Harus diamati tindakan pengamanan dalam pelaksanaan pemeliharaan,
gunakan peralatan keselamatan kerja yang baik dan benar.

4.3. persiapan pemeliharan


a.Pemeliharaan preventif dan korektif
1.Pemeliharaan terencana ( planed maintenance) : preventif

pemeliharaan preventif, yaitu pemeliharaan untuk mencegah terjadinya


kerusakan peralatan yang lebih parah dan untuk mempertahankan unjuk
kerja jaringan agar tetap beroperasi dengan keandalan dan efisiensi yang
tinggi.

2. Pemeliharaan tidak direncanakan (unplaned maintenance) : korektif


Pemeliharaan korektif ​: ​merupakan pemeliharaan yang terencana dikarenakan
faktor waktu dimana peralatan memerlukan perbaikan atau pemeliharaan yang
tidak terencana tetapi berdasarkan kondisi peralatan yang menunjukkan gejala
kerusakan ataupun sudah terjadi kerusakan

4.4 Jadwal pemeliharaan


Pemeliharaan rutin / terencana adalah cara yang baik utnuk mencapai suatu tujuan
karena mencegah dan menghindari kerusakan peralatan . Dalam pelaksanaan
pemeliharaan rutin perlu direncanakan dengan baik berdasarkan hasil pengamatan
dan catatan serta pengalaman pemeliharaan terdahulu sehingga akan mendapatkan
hasil yang lebih baik untuk itu perlu dibuat jadwal pemeliharaan

Jadwal pemeliharaan dalam kurun waktu yang berbeda sesuai dengan kebutuhan
dan umur dari peralatan yang di pelihara, waktu tersebut adalah sebagai berikut :
a. Pemeliharaan mingguan
b. Pemeliharaan bulanan
c. Pemeliharaan triwulan
d. Pemeliharaan semesteran
e. Pemeliharaan tahunan

Karena volume fisik dari jaringan distribusi ini cukup banyak maka dalam
pelaksanaannya perlu diatur waktunya disesuaikan dengan kemampuan yang ada.

Dalam persiapan pemeliharaan ini sesuai yang tertera pada Standing Operating
System ( SOP ).
4.2. Standar Operating Procedure
Perlengkapan kerja
a. perkakakas keja​:
kunci shok,kunci ring tang pres,tang kombinasi obeng,gergaji beesi, cutter.
b. Alat bantu​ :
Tangga, skakel – stok, radio HT, tongkat Tester 20 kV, kendaraaanroda empat.
c. Alat Pelindung diri :
Sarung tangan kulit, Helm pengaman, Sepatu Berisolasi,Jas hujan,
Pakaian Kerja,Sabuk pengaman.
d. Alat ukur :
Megger 1000V, earth – tester ( megger tanah ), multi – tester,
4.2 Pelaporan pada pekerjan pemeliharan

Fungsi pelaporan
Setiap kegiatan dan kejadian dalam pemeliharaan jaringan harus selalu dibuatkan
laporannya.

❖ Kejadian yang perlu dilaporkan

1. Pemadaman.
a. Karena gangguan atau direncanakan.
b. Jumlah pelanggan yang padam.
c. Sebab pemadaman.
d. Kwh yang tak tersalurkan.
e. Pemakaian material untuk mengatasi gangguan.
Prosedur pengamanan dalam pekerjaan pada instalasi
tegangan tinggi.
2. Pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan pemeliharaan.
3. Pengoperasian kembali.

4.3 Pemadaman sebelum pemeliharaan (PHB-TR)


1. Kurangi beban trafo, dengan cara melepas satu-persatu NH-fuse, bila beban tidak
terlalu besar
2. Buka FCO dengan menggunakan stick cut out 20 kv
3. Hubungkan kabel pentanahan yang sudah dihubungkan ke elektroda pentanahan
dimulai dari ke empat bushing trafo sisi tegangan rendah, lalu ketiga bushing trafo
sisi tegangan menengah
4. Buka kabel / kawat yang terhubung pada terminal kabel masuk dan kabel keluar
5. Kabel / kawat yang sudah terlepas hubungkan jadi satu dan tersambung pada kabel
pentanahan
6. Lakukan pemeriksaan kondisi PHB-TR

4.4 Pemeliharan PHB-TR dalam keadan bertegangan

1. ​Pemeliharaan peralatan / perlengkapan jaringan distribusi (TR) yang dilaksanakan


dimana obyeknya dalam keadaan aktif bekerja atau bertegangan
1. Pemeriksaan rutin kondisi gardu yang sedang beroperasi
1. Pemeriksaan Urutan : Fasa Sesuai/Tidak Sesuai

2. Pengukuran beban dan tegangan gardu.

Tegangan :

a.​.​Fasa R-N : 214.1 V Fasa R-S : 373.2 V

b. Fasa S-N : 216.8 V Fasa S-T : 375.2 V

c. Fasa T-N : 215. 3 V Fasa R-T : 375.7 V

Beban Total (Beban Induk)

R = 96.5 A S = 79.9 A T = 86.8 A N = 63.3 A

Beban Jurusan A

R = 65.3 A S = 53.30 A T = 70.2 A N = 43.95 A

Beban Jurusan B

R = 33.27A S = 19.78 T = 10.7 A N = 29.37 A


4.4 Pemeliharan PHB-TR dalam keadan tanpa tegangan

❖ Gunakan perkakas kerja dan perlengkapan k3 sesuai dengan kebutuhan

Yakinkan PHB-TR sudah bebas tegangan.


1. Buka saklar utama

2. Lepas seluruh nh fuse

3. Periksa kondisi dan kerja saklar utama

4. Adanya kotoran pada terminal-terminalnya, bersihkan dengan menggunakan


kain

5. dan cairan yang mudah menguap dan bila terlalu tebal gosok dengan sabut
plastik hijau

6. Adanya kotoran pada alat-alat kontak (saklar jenis terbuka) lakukan hal sama

seperti di atas

7. Adanya ketidak serempakan buka-tutup alat hubung saklar utama, perbaiki


mekanisnya dan bila perlu ganti dengan yang baru

4.5 Pengoperasian kembali PHB-TR sesudah pemeliharaan

1. Pasang kembali kabel / kawat pada terminal sisi masuk dan sisi keluar

2. Lepaskan kawat pentanahan

3. Periksa keadaan disekitar trafo dan yakinkan PHB-TR aman


dioperasikan

4. Laporkan kepada pihak yang berwenang untuk pengoperasian kembali,


sampai jawaban izin pengoperasian keluar

5. Masukkan FCO

6. Ukur tegangan dan urutan fasa sisi TR, pastikan bahwa besarnya tegangan dan
urutan fasa sudah benar

7. Masukkan saklar utama, amati adanya kelainan - kelainan

8. Ukur tegangan pada busbar TR, yakinkan besarnya tegangan fasa –


netral maupun fasa – fasa benar

9. Operasikan saluran jurusan dengan cara :


a) Untuk pelanggan umum : masukkan saklar utama, menyusul kemudian nh
fuse satu persatu sambil di test kemungkinan adanya hubung singkat pada
saluran jurusan

b) Untuk pelanggan 3 fasa : masukkan saluran NH fuse, sebelum saklar utama


dimasukkan.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Berdasarkan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang telah dilaksanakan di PT PLN


(Persero) Up3 TOBELO , maka dapat diambil kesimpulan diantaranya :

1. PHB-TR merupakan perangkat pendistribusian listrik yang berfungsi sebagai


penghubung dan pembagi tenaga listrik dari output trafo sisi tegangan rendah
ke rel pembagi dan diteruskan melalui kabel jurusan yang diamankan oleh
NH fuse masing masing jurusan.

2. Pada dasarnya prinsip kerja dari konstruksi PHB baru dan PHB lama sama,
namun yang membedakan ialah konstruksi PHB baru yang lebih simple dan
dilengkapi oleh UVR (Under Voltage Relay) dan PFR (Phase Failure Relay).

3. PHB–TR berfungsi sebagai alat penghubung antara sumber tenaga listrik


(trafo distribusi) dengan alat pemanfaatan tenaga listrik melalui jaringan
tegangan rendah (JTR) serta sebagai alat pembagi tenaga listrik ke
instalasi pemanfaatan tenaga listrik.

4. PHB–TR berfungsi sebagai pengaman instalasi trafo 3 fase


Pemeliharan PHB-TR biasanya dilakukan secara berkala setiap 1 bulan sekali
dan bisa dilakukan dalam kondisi bertegangan. Selain itu, perlu adanya pengecekan
tegangan pada masing masing phase sebelum dan sesudah dilakukannya pemeliharaan.

5.2 Saran
Dalam pelaksanan KP (kulia praktek) di PT PLN (Persero) UP3 TOBELO
terdapat beberapa saran diantaranya :

1. pembimbing Lapangan diharapkan dapat memonitoring mahasiswa selama kegiatan


KP (Kulia praktek) berlangsung, agar kegiatan KP tersebut bermanfaat dan memperoleh
hasil yang maksimal.

2. Waktu pelaksanaan KP yang singkat masih kurang maksimal untuk mempelajari


ilmu kelistrikan yang ada di PT PLN Persero UP3 TOBELO.

3. Kaitannya dengan pelaksanaan pekerjaan, hendaknya selalu mengacu pada SOP


Yang berlaku agar tidak terjadi kecelakaan kerja.

4. Agar setiap pekerjaan berjalan dengan lancar, perlu adanya koordinasi antar
Pelaksanan pekerjaan.

5. K3 berkaitan erat dengan setiap disiplin ilmu yang ada oleh karena itu aspek K3
harus diperkhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan di dalam maupun diluar ruangan.

6. Data yang dituliskan sebelum dan sesudah pelaksanaan pekerjaan harus sesuai agar
tidak mengulur waktu dan tidak ada kesalahan komunikasi antar anggota.

DAFTAR PUSTAKA

PT PLN.Standing Operarating Procedure Perangkat Hubung Bagi Tegangan Rendah


(PHB TR).PUSDIKLAT : PT PLN (Persero)

Anda mungkin juga menyukai