Anda di halaman 1dari 2

Application of reverse osmosis for reuse of secondary treated urban wastewater in

agricultural irrigation

Pendahuluan

Air olahan dari air limbah perkotaan lebih banyak menyumbang kebutuhan reklamasi air
dibanding agricultural return flows, storm water runoff dan industrial discharges. Reklamasi air
limbah menjadi alternative untuk pemanfaatan sebagai irigasi, water flushing, aktivitas industri
dan groundwater recharge. Effluent air limbah yang dimanfaatkan kembali untuk irigasi
berpotensi mengandung salinity, sodium dan nutrient. Kandungan tersebut dapat mempengaruhi
kualitas pertumbuhan tanaman dan memperburuk kualitas tanah.

Filtrasi membrane dikenal sebagai teknologi yang efektif untuk penggunaan kembali air
limbah karena kemampuannya dalam meremoval organic dan inorganic mikro polutan.
Membran fouling dapat menurunkan permeate flux dalam pengaplikasiannya untuk mengolah air
limbah perkotaan yang diolah secara konvensional, oleh karena itu diperlukan peningkatan
tekanan umpan untuk menjaga aliran permeat tetap konstan. Effluent dari pengolahan secara
konvensional seperti activated sludge mengandung partikel colloidal, suspended solid dan
dissolved organik yang tinggi. Sebelum filtrasi membrane perlu dilakukan pre-filtered untuk
menghilangkan colloidal, partikel padatan dan menghentikan aktivitas biologis. Hal tersebut
diperlukan untuk mengurangi membrane fouling selama proses filtrasi membrane.

Penelitian ini akan menyelidiki kualitas 2 macam membrane RO untuk merejeksi limbah
cair perkotaan yang telah melewati secondary proses. Air yang telah diolah secara secondary
proses akan dicampur dengan air produk RO dalam rasio yang berbeda. Kualitas air limbah yang
dihasilkan dari pencampuran tersebut akan dibandingkan dengan standar air irigasi untuk
memeriksa kelayakannya sebagai air irigasi.

Eksperimen

1. Peralatan
Figure 1.
2. Membran
Dalam studi ini menggunakan 2 macam membrane yaitu AK-BWRO membrane dan AD-
SWRO membrane (karakteristik Tabel 1).
3. Water Analysis
Secondary-treated perkotaan diperoleh dari Izmir, Turkey dengan kapasitas 603.000
m3/hari. Karakteristik air tabel 2.
4. Metode
Membrane AK-BWRO dan AD-SWRO diuji dengan memberi tekanan 10 bar selama 6
jam, namun untuk membrane AD-SWRO disetting 8 jam operasi karena memiliki fluks yang
lebih rendah pada 10 bar dibandingkan dengan AK-SWRO (tujuannya agar kuantitas yang
diperlukan untuk analisa bisa terpenuhi).
5. Kalkulasi
Rejection (R), permeate flux (Jv).
6. Kesimpulan dan diskusi

Hasil uji permeate flux, conductifity rejection dan salinity rejection pada figur 2-7.

7. Kualitas Air Produk

Anda mungkin juga menyukai