BAB 1: PENDAHULUAN
BAB 5: PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG PENELITIAN
1. Penggunaan Pasangan (Lining) Untuk Meningkatkan Ketersediaan Air Irigasi
❑ Salah satu upaya untuk meningkatkan ketersediaan air irigasi adalah dengan memberi pasangan
(lining) di saluran irigasi, dimana hal ini akan memberi dampak pada pengurangan laju kehilangan
air (water losses) di saluran irigasi (Direktorat Irigasi dan Rawa, 2011).
❑ Hanya ada empat tipe material yang dianjurkan pemakaiannya sebagai pasangan di saluran
irigasi di Indonesia, yaitu (Direktorat Irigasi dan Rawa, 2013b):
a) Pasangan Batu; a b c d
b) Pasangan Beton;
c) Pasangan Tanah;
d) Pasangan Ferosemen.
❑ Selain mengandung unsur
Tabel 1. Jenis pasangan dan unsur material dalam senyawa campuran pasangan
pasta (air dan semen), keempat No. Jenis Pasangan Air Semen Pasir Kerikil Batu Tanah Besi tulangan
jenis pasangan material lining Belah dan wire mesh
tersebut dapat terdiri dari 1 Pasangan Batu √ √ √ - √ - -
unsur pasir, kerikil, batu belah, 2 Pasangan Beton √ √ √ √ - - -√
tanah, dan/atau besi dan 3 Pasangan Tanah √ √ - - - √ -
kawat ayam (Tabel 1). 4 Pasangan Ferosemen √ √ √ - - - √
❑ Jika diperhatikan dengan seksama maka hampir sebagian besar senyawa penyusun material
pasangan merupakan material yang diambil dari alam (material galian Golongan C)
A. LATAR BELAKANG
2. Dampak & Kendala Penggunaan Material Galian C Sebagai Material Pasangan di Saluran
a. Dampak Penggunaan Material Galian C Sebagai Material Pasangan di Saluran Irigasi
Berdasarkan uraian (a) dan (b) tersebut, timbul gagasan awal untuk
mencari dan mengkaji material alternatif yang tidak menggunakan
unsur semen dan unsur material galian Golongan C.
A. LATAR BELAKANG
5. Kriteria Perencanaan untuk Saluran Irigasi di Indonesia
❑ Untuk perencanaan hidrolis pada suatu ruas saluran, aliran di saluran diatur tetap (steady state), dan
untuk itu kecepatan aliran dihitung dengan Rumus Strickler (Direktorat Irigasi dan Rawa, 2013b):
Nilai koefisien kekasaran saluran untuk material GFRP yang diperoleh dari hasil
studi eksperimental tersebut selanjutnya diharapkan dapat digunakan sebagai
nilai referensi untuk nilai koefisien kekasaran saluran sebagai alternatif
penggunaan pasangan (lining) di saluran irigasi di Indonesia dengan
menggunakan material GFRP, sehingga perhitungan hidraulis untuk disain
saluran irigasi selanjutnya dapat dianalisis dan direncanakan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
C. KAJIAN PENGGUNAAN MATERIAL GFRP SEBAGAI PASANGAN DI SALURAN IRIGASI
1. Uji Penggunaan Material GFRP pada Pembuatan Saluran Irigasi Tersier di Malaysia.
2. Uji Penggunaan Material GFRP untuk Perbaikan Saluran Irigasi Pasangan yang Rusak di Jepang.
❑ Dari penelusuran jurnal dan artikel terkait lainnya untuk mengetahui besarnya nilai koefisien kekasaran
saluran untuk material berbahan GFRP ditemukan bahwa banyak perusahaan perpipaan di dunia yang
telah mencantumkan nilai koefisien kekasaran Manning n dalam spesifikasi produk perpipaan mereka.
a. Grandpipe® (https://grandpipe.com/en/product-information, diakses: 23 Juni 2021).
Grandpipe® adalah sebuah perusahaan industri perpipaan berbahan GFRP dari Turki.
Dalam informasi produk yang dimuat dalam situs perusahaan tersebut Nilai koefisien
kekasaran Manning untuk material pipa GFRP → n = 0,009
❑ Okazawa, H. et. al. (2008) melakukan kajian tentang penggunaan material berbahan GFRP yang diberi nama FRP (Fiber-
Reinforced Plastic) yang lentur (flexible) sebagai material pasangan (lining) untuk memperbaiki saluran pasangan beton
yang rusak di Jepang.
❑ Selanjutnya dilakukan studi eksperimental di laboratorium untuk mendapatkan nilai koefisien kekasaran Manning dari
produk material GFRP tersebut, dan hasil penelitiannya mendapatkan nilai koefisien kekasaran Manning n = 0,0094.
❑ Reviu terhadap hasil penelitian yang dilakukan oleh Okazawa, H. et. al. (2008):
a. Aspek Publikasi Ilmiah
▪ Naskah penelitian Okazawa, H. et. al. (2008) tersebut diterbitkan dalam Journal of Agriculture Science, Tokyo
University of Agriculture, Vol. 53, No. 3, dan hanya memuat naskah tulisan dalam bentuk Abstrak (English).
▪ Upaya lebih lanjut untuk mencari naskah dalam bentuk tulisan penuh (full paper) hanya mendapatkan laporan full
paper dalam edisi Bahasa Jepang. Selain itu juga, dari total lima halaman (halaman 194 hingga halaman 199)
naskah full paper tersebut terdapat dua halaman yang tidak dimuat (tidak lengkap), yaitu halaman 196 dan 198.
b. Aspek Teknis dan Penggunaan
▪ Material GFRP yang diuji oleh Okazawa, H. et. al. (2008) adalah bersifat lentur (flexible) dan digunakan untuk
memperbaiki saluran lama yang mengalami kerusakan, sedangkan material GFRP yang akan diuji dalam rencana
penelitian adalah bersifat kaku (rigid) dan digunakan untuk pembuatan saluran baru.
D. KAJIAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK NILAI KOEFISIEN KEKASARAN
(ROUGHNESS COEFFICIENT) UNTUK MATERIAL GFRP
3. Keterbaruan (Novelty) pada Rencana Penelitian
❑ Perbandingan antara hasil penelitian ilmiah dari beberapa peneliti dengan rencana penelitian yang akan
dilakukan selanjutnya disandingkan pada tabel di bawah ini
1. FRP (Pang, L. Malaysia Open Polyester Woven Hand Lay-up x Lengkap Pembuatan
H., 1978) (LN) Channel; Mat saluran
Rigid pasangan baru
3. GFRP Indonesia Open Akan Akan Akan dicatat Akan dicari Akan Pembuatan
(Rencana (DN) Channel; dicatat dicatat dipubli- saluran
Penelitian) Rigid kasikan pasangan baru
F. HIPOTESIS
❑ Berdasarkan Nilai Spesifikasi Produk Perpipaan berbahan GFRP (baik dari Grandpipe dan Jiubo
Composite) dan juga hasil uji eksperimental yang telah dilakukan oleh Okazawa, H. et. al. (2008), nilai
koefisien kekasaran Manning n untuk material pasangan berbahan GFRP dengan tipe kaku (rigid) hasil
olahan pabrik di Indonesia yang diperoleh dari hasil pengujian nantinya diperkirakan berada pada kisaran
n = 0,0084 – 0,0094.
❑ Apabila nilai koefisien kekasaran Manning n tersebut akan diganti dengan nilai koefisien kekasaran
Strickler (k = 1/n) maka nilai koefisien kekasaran Strickler untuk material pasangan berbahan GFRP
tersebut berada pada kisaran k = 119 – 106.
Tabel 6: Hipotesis perbandingan nilai koefisien kekasaran Manning n dan
❑ Perbandingan nilai koefisien kekasaran nilai koefisien kekasaran Strickler k untuk tiga tipe material
Manning n dan nilai koefsien kekasaran pasangan di saluran irigasi di Indonesia
Strickler k untuk tiga tipe material yang
dapat digunakan sebagai pasangan pada
saluran irigasi di Indonesia selanjutnya
disajikan dalam Tabel 6.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. RANCANGAN PENELITIAN
Secara garis besar rancangan
penelitian terdiri dari dua
bagian, yaitu: Segmen
Material GFRP
1) uji eksperimental untuk
mendapatkan nilai koefisien
kekasaran Manning untuk
material GFRP berikut
karakteristik pengalirannya, dan
2) kajian proses manufaktur
material GFRP dan juga
pengujian karakteristik material
GFRP yang dihasilkan dari
proses manufaktur tersebut.
Gambar 28. Pengukuran, pembuatan, pengiriman, dan instalasi material GFRP ke dalam flum
C. BAHAN DAN ALAT
2. Alat
a
a. Perangkat model saluran terbuka (flum);
b. Pompa Air (submersible) yang dilengkapi
jaringan pipa dan katup pengatur;
c. Current meter
d. Timbangan Air;
e. Point Gauge
f. Flum’s Slope Adjuster
g. Mikroskop Laser
b c d Gambar 31. Skema perangkat alat uji aliran yang terdapat di Laboratorium Hidrolika
e f g
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
1. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan, data awal yang dikumpulkan adalah a) data dimensi flum setelah dilapisi dengan material GFRP, b)
data variasi debit, c) data variasi kemiringan dasar flum, dan d) data penentuan titik pias pengambilan data aliran.
Setelah diinstalasi ke
a. Data dimensi flum GFRP
Panjang flum total dalam badan flum,
adalah (Lsf) = 960 maka lebar bagian
cm, sedangkan dalam flum GFRP (bg)
panjang flum yang = 28,9 cm; dan tinggi
dilapisi material bagian dalam flum
GFRP (Lf) = 900 cm GFRP (Tg) = 31,0 cm
11,60 liter/detik atau 11.600 cm3/detik. Debit aliran tinggi 450 1,50 44,04 42,54 42,45 5,50 7,72
membandingkan hasil pengukuran berat air yang ditampung + 1,46 37,16 35,70 35,63 2,42 14,72
Katup-2
dalam wadah ember dalam interval waktu tertentu. 45o
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
c. Data kemiringan dasar flum Tabel 9. Perhitungan nilai variasi kemiringan dasar flum
▪ Panjang total flum (Lf) adalah 960 cm,
Nomor S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9
sehingga apabila dilakukan kenaikan flum
dibagian hulu dengan interval 2,0 cm untuk 9 Beda tinggi 2 4 6 8 10 12 14 16 18
kali kenaikan maka akan didapat 9 nilai variasi
kemiringan dasar flum dari kemiringan ke-1 Kemiringan
dasar flum 0,00208 0,00417 0,00625 0,00833 0,01042 0,0125 0,01458 0,01667 0,01875
(S1) sampai dengan ke-9 (S9) → (Tabel 9).
Secara garis besar pengumpulan data terbagi atas dua bagian yaitu a) pengumpulan data karakteristik
material GFRP, dan b) pengumpulan data parameter aliran (kecepatan dan kedalaman aliran)
Tabel 14. Data kedalaman aliran (Hg) untuk debit Q3 Tabel 15. Data kecepatan aliran (vg) untuk debit Q1
Tabel 16. Data kecepatan aliran (vg) untuk debit Q2 Tabel 17. Data kecepatan aliran (vg) untuk debit Q3
E. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
1. Pengolahan dan analisis data karakteristik material GFRP
Dari tabel 11 tersebut terlihat bahwa nilai koefisien Dari grafik pada Gambar 45 tersebut, nilai
kekasaran permukaan rata-rata untuk potongan koefisien kekasaran permukaan untuk ketiga
elemen sampel material GFRP di sisi kiri Ra (kiri) adalah elemen sampel material GFRP tersebut terlihat
5,47 µm, di sisi dasar Ra (dasar) adalah 5,19 µm, dan di seolah-olah fluktuasinya besar, padahal fluktuasi
sisi kanan Ra (kanan) adalah 5,97 µm. nilainya adalah kecil karena satuan yang
digunakan adalah µm (1 µm = 1 x 10-6 m).
E. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
2. Pengolahan data kedalaman & kecepatan aliran untuk menganalisis kondisi steady uniform flow
Untuk menganalisis pada ruas mana saja terbentuk kondisi steady uniform flow maka data kedalaman dan kecepatan
aliran yang telah diperoleh sebelumnya, selanjutnya diolah dalam dalam bentuk grafik (Gambar 46 s.d. Gambar 51)
Gambar 46. Grafik kedalaman aliran untuk kondisi debit Q1 Gambar 48. Grafik kedalaman aliran untuk kondisi debit Q2 Gambar 50. Grafik kedalaman aliran untuk kondisi debit Q3
Gambar 47. Grafik kecepatan aliran untuk kondisi debit Q1 Gambar 49. Grafik kecepatan aliran untuk kondisi debit Q2 Gambar 50. Grafik kecepatan aliran untuk kondisi debit Q3
E. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
3. Pengolahan data untuk menentukan nilai koefisien kekasaran Manning dan karakteristik
kecepatan aliran untuk tiga kondisi debit pompa yang berbeda
Untuk tiga kondisi debit pompa (Q1, Q2, dan Q3) dan dengan kondisi 9 kemiringan dasar saluran (S1 sampai S9) dengan
menggunakan data lebar flum yang tetap (Bg= 28,9 cm). Hasil perhitungan nilai koefisien kekasaran Manning (ng) dan
analisis karakteristik kecepatan aliran secara secara berturut-turut disajikan dalam Tabel 18 (untuk debit Q1= 7.830
cm3/detik), Tabel 19 (untuk debit Q2= 11.600 cm3/detik), dan Tabel 20 (untuk debit Q3= 14.880 cm3/detik).
Tabel 18. kondisi debit pompa Q1= 7.830 cm3/detik Tabel 19. kondisi debit pompa Q2= 11.600 cm3/detik Tabel 20. kondisi debit pompa Q3= 14.880 cm3/detik
E. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
3. Pengolahan data untuk menentukan nilai koefisien kekasaran Manning dan karakteristik
kecepatan aliran untuk tiga kondisi debit pompa yang berbeda
Hasil perhitungan kedalam aliran (Hg) untuk 3 Hasil perhitungan nilai koefisien kekasaran Manning
kondisi debit dan dengan 9 kondisi kemiringan untuk 3 kondisi debit dan dengan 9 kondisi
dasar saluran yang berbeda tersebut selanjutnya kemiringan dasar saluran yang berbeda tersebut
disajikan dalam bentuk grafik (Gambar 52). disajikan dalam bentuk grafik (Gambar 53).
Gambar 52. Grafik hubungan antara kemiringan dasar saluran dan Gambar 53. Grafik hubungan antara kemiringan dasar saluran dan
kedalaman aliran dari saluran GFRP koefisien kekasaran Manning dari saluran GFRP
BAB IV
❑ Apabila ketiga nilai Ra tersebut dibagi maka diperoleh nilai koefisien kekasaran permukaan
rata-rata (Ra rerata) untuk produk material GFRP tersebut yaitu sebesar 5,54 µm. Nilai Ra
yang kecil tersebut mengindikasikan bahwa permukaan material GFRP tersebut tergolong
halus. Hal ini dapat terjadi karena material GFRP tersebut dilumuri dengan resin polyester
yang memberi efek kehalusan pada permukaan material GFRP tersebut. Selain itu juga saat
proses finishing, permukaan material GFRP diperhalus lagi dengan menggunakan amplas.
❑ Dari hasil pengujian dengan mikroskop laser juga diperoleh hasil berupa tidak dijumpai
adanya retakan (crack) dan selubung pori (pore) di dalam struktur material GFRP tersebut.
Selain itu juga selama pengujian aliran air di dalam flum GFRP yang berlangsung selama
dua bulan, kondisi material GFRP cukup andal karena tidak dijumpai adanya kebocoran dan
juga keretakan.
❑ Dari uraian tersebut di atas maka dapat dinyatakan bahwa mutu produk material GFRP
yang dihasilkan dari salah satu pabrik di Indonesia sudah baik dan perusahaan tersebut
mampu membuat produk segmen material GFRP yang didasarkan pada permintaan khusus
dari pelanggan (based on the order).
B. KARAKTERISTIK ALIRAN
❑ Dengan menggunakan tiga variasi debit pompa (Q1, Q2, dan Q3) dan dengan 9 variasi
kemiringan dasar saluran (S1 sampai S9) maka terjadi dua kondisi karakteristik
kecepatan aliran yaitu kecepatan subkritis dan kecepatan super kritis.
❑ Kondisi kecepatan aliran subkritis terjadi pada 3 kondisi debit namun hanya terjadi
pada 1 kondisi kemiringan saja, yaitu kemiringan pertama (S1= 0,0021).
❑ Hal ini mengindikasikan bahwa pada kondisi aliran tersebut pengaruh gaya inersia
masih lebih tinggi daripada gaya gravitasi.
❑ Di luar kondisi tersebut maka seluruh karakteristik kecepatan aliran adalah kecepatan
super kritis, dimana hal ini mengindikasikan bahwa pada semua kondisi aliran tersebut
pengaruh gaya gravitasi sudah lebih tinggi daripada gaya inersia.
C. KOEFISIEN KEKASARAN HIDROLIS
❑ Dengan menggunakan tiga variasi debit pompa (Q1, Q2, dan Q3) dan denagn 9 variasi kemiringan dasar
saluran (S1 sampai S9) maka nilai koefisien kekasaran Manning berada pada kisaran 0,0102 hingga 0,0076.
Nilai koefisien kekasaran Manning rata-rata untuk 3 kondisi debit tersebut secara berturut-turut adalah ng1=
0,0083, ng2= 0,0082, dan ng3= 0,0079. Untuk penggunaan secara praktis dapat digunakan nilai koefisien
kekasaran Manning rata-rata dari ketiga kondisi debit tersebut yaitu dengan nilai nr= 0,0081.
❑ Nilai koefisien kekasaran Manning untuk material GFRP yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah lebih
rendah dari nilai koefisien kekasaran Manning untuk material flexible FRP yang dilaporkan oleh Okazawa, H.
et. al. (2008) yaitu dengan nilai n = 0,0094.
❑ Jika disandingkan dengan nilai koefisien kekasaran Manning hipotesis (kisaran nilai n = 0,0084 hingga 0,0094)
maka nilai koefisien kekasaran Manning yang diperoleh dari hasil penelitian ini nilainya sedikit berada di luar
kisaran nilai koefisien kekasaran Manning hipotesis tersebut.
❑ Jika disandingkan dengan nilai koefisien kekasaran No. Jenis Pasangan Nilai koefisien kekasaran hidrolis
saluran untuk tipe pasangan batu dan pasangan beton (Lining) Strickler Manning
(k = 1/n) (n = 1/k)
yang terdapat di dalam buku Kriteria Perencanaan
1. Pasangan Batu 60 0,0167
Irigasi di Indonesia (Direktorat Irigasi dan Rawa,
2. Pasangan Beton 70 0,0143
2013b) maka perbandingan nilai koefisien kekasaran
3. Pasangan GFRP 123 0,0081
salurannya disajikan dalam Tabel 21 di bawah ini.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan kemampuan untuk membuat segmen material GFRP untuk ditempatkan di dalam
alat uji flum maka salah satu pabrik manufaktur material GFRP di mempunyai kemampuan dalam
membuat material GFRP yang didasarkan atas pemesanan.
2. Hasil pengujian karakteristek material GFRP menunjukkan bahwa produk material GFRP yang
dibuat sudah baik dimana dari hasil pengujian menggunakan mikroskop laser tidak dijumpai
adanya retakan (crack), tidak dijumpai adanya selubung pori (pore), dan nilai kekasaran
permukaan material GFRP relatif seragam (Ra kiri= 5,47 µm; Ra dasar= 5,19 µm, dan Ra kanan=
5,97 µm) dengan nilai rata-rata Ra= 5,54 µm)
3. Nilai koefisien kekasaran Manning untuk produk material GFRP dengan tipe yang kaku (rigid)
hasil produksi pabrik di Indonesia yang didapat dari hasil peneltian ini berada pada kisaran 0,0071
hingga 0,0102. Untuk aplikasi praktis dalam perencanaan disain saluran irigasi di Indonesia maka
direkomendasikan untuk menggunakan nilai koefisien kekasaran Manning rata-rata, yaitu sebesar
nr= 0,0081.
B. SARAN
Beberapa saran yang dapat disampaikan kepada para peneliti lainnya dalam rangka penyempurnaan laporan hasil penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui hubungan lebih lanjut antara koefisien kekasaran permukaan (Ra) material GFRP dengan koefisien
kekasaran hidrolis Manning (n) maka disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan dengan mengambil beberapa
produk material GFRP dengan permukaan kekasaran yang berbeda dan selanjutnya dilakukan pengujian ulang untuk
mengetahui nilai koefisien kekasaran permukaan (Ra) masing-masing material GFRP dan juga pengujian ulang untuk
mencari nilai koefisien kekasaran hidrolis Manning (n) untuk material pasangan GFRP tersebut. Apabila grafik hubungan
ini dapat dibuat maka untuk ke depan nilai koefisien kekasaran Manning sudah dapat langsung diestimasi hanya dengan
melihat nilai pada grafik atau persamaan regresi yang didapat hasil pengujian koefisien kekasaran permukaan (Ra)
material GFRP tersebut.
2. Untuk dapat secepatnya diterapkan penggunaannya di lapangan maka disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan
untuk mengetahui komposisi yang ideal untuk menyusun tipikal struktur dari material GFRP tersebut akibat adanya
beban luar yang bekerja (design load) dan juga adanya faktor gaya angkat (uplift force) akibat tekanan air tanah saat
penempatan segmen material GFRP tersebut di saluran irigasi.
3. Untuk mengetahui efisiensi penggunaan material GFRP ini dari sisi biaya maka disarankan untuk melakukan penelitian
lanjutan dengan cara membandingkan aplikasi penggunaannya dengan tipe pasangan lainnya (seperti pasangan beton,
pasangan batu, dan kampas beton) dengan melakukan kajian biaya pelaksanaan konstruksi yang meliputi biaya produksi,
biaya angkut, dan biaya pemasangan masing-masing tipe pasangan (lining) tersebut dengan mengambil suatu lokasi
tertentu dengan kriteria akses yang sulit, lokasi yang terpencil, atau lokasi yang sulit untuk mendapatkan sumber
material galian C.
SEKIAN
&
TERIMA KASIH