Anda di halaman 1dari 10

Bab 4.

SEDIMEN FLUVIAL 2019

Chapter 4
SEDIMEN FLUVIAL

4.1. Pendahuluan
Sebagaimana diketahui bahwa sistem fluvial adalah sistem tempat berkumpulnya
dan perpindahan material sedimen ke dalam cekungan-cekungan besar seperti di danau
(lacustrine) atau lautan (marine). Sistem pengendapan fluvial barangkali sebagai faktor
yang paling mendominasi atau komponen utama yang mengisi cekungan-cekungan
sedimen yang ada serta sistem ini diketahui sebagai tempat terakumulasinya sedimen-
sedimen yang ada di dataran pantai (coastal plain), cekungan intra mountain (intra
mountain basin) dan cekungan busur muka (fore-arc basin).

4.1.1. Proses pengendapan (Depositional process)


Walaupun secara umum tidak diperhitungkan, sistem pengendapan sungai
merupakan penyortir/pemilah yang paling efisien dari material sedimen yang heterogen
yang masuk kedalam sistem fluviatil. Beberapa kombinasi proses pemisahan pasir dan
kerikil (bed load) serta lempung dan lanau (suspension load) kedalam lingkungan
pengendapan yang spesifik dan terutama dalam menjebak dan mengikis fraksi berukuran
pasir dan kerakal.

4.1.2. Aliran saluran (Channel flow)

Dalam pengaliran suatu aliran saluran (channel flow), efek dari erosi,
pengangkutan, dan pengendapan sedimen sangat dipengaruhi oleh distribusi dari
kecepatan dan turbulensi aliran. Tempat-tempat dimana kecepatan dan turbulensi
maksimum akan berada di tempat-tempat dimana erosi dan pengikisan sedimen terjadi
sedangkan sebaliknya daerah dimana kecepatan dan turbulensi aliran relatif rendah
berada pada tempat-tempat dimana lapisan-lapisan menjadi stabil atau tempat-tempat
terjadinya pengendapan.

4.1.3. Karakteristik material pada aliran fluida

Sifat dari meterial yang mengalir di dalam fluida sangat dipengaruhi oleh kecepatan
arus dan mekanisme arus fluida yang mengalir pada suatu saluran. Material “bed load”
yang terdiri dari butiran butiran yang berukuran kerakal dan pasir yang berada di dasar
saluran akan bergerak dengan cara megelinding (rolling), meluncur (sliding), saltasi
(saltation). Adapun butiran-butiran yang ukurannya halus (lanau-lempung) akan
mengambang sebagai “suspended load”. Material yang berukuran lanau - lempung akan
mengambang pada aliran arus yang bersifat turbulen dan dapat juga sebagai “dissolved-

51 Copyright@2019 By Djauhari Noor


Bab 4. SEDIMEN FLUVIAL 2019

load” (gambar 4-1). Arus Eddy (Eddy current) dapat menyebabkan butiran-butiran yang
berada didasar saluran terangkat kearah atas (gambar 4-2).

Gambar 4-1 Sifat pergerakan butir pada media air pada material
lempung dan lanau (suspended load) serta material
pasir dan kerikil (bed load).

Gambar 4-2 Pengikisan fragmen batuan pada dasar saluran dan


pengangkatan butiran oleh arus Eddy.

4.1.4. Pengikisan, pengangkutan, dan pengendapan

Pengikisan, pengangkutan, dan pengendapan material sedimen pada dasarnya


sangat dipengaruhi oleh kecepatan arus dan ukuran butir dari material sedimen. Pada
gambar 4-3 diperlihatkan hubungan antara pengikisan, pengangkutan, dan pengendapan
pada suatu aliran fluida yang dikenal sebagai diagram Hjulstrom.
Pada diagram terlihat bahwa ukuran butir lempung-lanau akan terangkut oleh
fluida pada kecepatan aliran hingga 100 cm/detik dan dengan semakin meningkatnya
kecepatan aliran atau kecepatan diatas 100 cm/detik, maka butiran yang berukuran
lempung-lanau akan terkikis (tererosi). Dengan berkurangnya kecepatan arus maka
butiran material sedimen yang dapat mengendap semakin halus atau proses
pengendapan/sedimentasi berbanding lurus dengan kecepatan arus (Garis Batas
Pengendapan/Sedimentasi). Butiran pasir akan mulai terkikis pada kecepatan diatas 12
cm/detik, sedangkan lempung dan lanau serta kerikil akan mulai terkikis pada kecepatan
arus diatas 100 cm/detik (Garis Batas Pengikisan/Erosi).

52 Copyright@2019 By Djauhari Noor


Bab 4. SEDIMEN FLUVIAL 2019

Gambar 4-3 Diagram pengikisan/erosi, pengendapan / sedimentasi, dan


pengankutan /transportasi yang dipengaruhi oleh Ukuran
Butir dan Kecepatan Arus.

Gambar 4-4 memperlihatkan hubungan antara Bentuk Lekukan Saluran Sungai dan
Kesatabilan Saluran Sungai terhadap Rasio Partikel Sedimen Ukuran Pasir dan Kerikil (Bed
Load) dengan Jumlah Total Pertikel Sedimen. Tabel dibawah menunjukkan rasio antara
partikel partikel pasir dan kerikil (bed load) dengan jumlah total partikel sedimen (load)
sebagai berikut:

Rendah (>3%) Rasio Bed load/Total load Tinggi (>11%)

Sedikit Ukuran Partikel Sedimen Melimpah


Sedikit Material Sedimen Melimpah
Rendah Kecepatan Aliran Tinggi
Rendah Gradien Sungai Tinggi

Gambar 4-4. Pola saluran segmen saluran tunggal dengan berbagai variasi
yang menyertainya.

53 Copyright@2019 By Djauhari Noor


Bab 4. SEDIMEN FLUVIAL 2019

4.2. Aliran Pada Bagian Luar Saluran (Overbank Flow)


Agradasi cekungan dataran banjir terjadi ketika air yang membawa material
sedimen meluap keluar dari saluran ke arah bagian luar saluran dan memotong daerah
daerah antar saluran sungai. Luapan air ini umumnya terdiri membawa partikel-partikel
sedimen berukuran lempung dan lanau (suspended load sediment), sedangkan pertikel-
partikel sedimen yang berukuran pasir dan lanau akan terakumulasi dan diendapkan ditepi
saluran membentuk suatu bukit yang stabil yang dikenal dengan sebutan tanggul alam
(natural levee). Adapun material yang berukuran lebih halus seperti lanau halus dan
lempung akan diendapkan secara berlahan-lahan jauh diluar saluran sungai. Pengendapan
perlapisan ini terjadi secara ber-agradasi di dataran antar saluran diatas dataran banjir
(interchannel floodbasin surface). Crevasse terjadi ketika luapan air pada saluran mengalir
memotong tanggul-alam sehingga mengakibatkan air limpahan keluar dari saluran sungai
disepanjang saluran membentuk “breaches” atau “swales” (gambar 4-5).

Gambar 4-5 Proses dan pengendapan pada Crevassse plays yang


dihasilkan oleh aliran yang melewati tanggul alam (natural
levee) pada sungai utama.

4.3. Saluran yang ditinggalkan (Channel abandonment)


Agradasi dataran aluvial dicirikan oleh perulangan pergantian saluran yang aktif
(active channels). Pada skala kecil, meander loop dapat terpotong oleh aliran air sehingga
mengakibatkan saluran air menjadi lebih singkat dan membentuk segmen saluran air
memotong leher dari suatu meander loops. Pada skala yang lebih besar, keseluruhan
segmen saluran dapat secara berangsur atau tiba-tiba ditinggalkan selama terjadinya
perubahan saluran.

54 Copyright@2019 By Djauhari Noor


Bab 4. SEDIMEN FLUVIAL 2019

4.4. Facies Fluvial


Pada umumnya sistem pengendapan fluviatil yang kita jumpai di lapangan dapat
terdiri dari berbagai gabungan beberapa facies fluviatil, seperti misalnya kombinasi antara
pengisian saluran (channel fill), tepi saluran (channel margin), dan endapan cekungan
banjir. Fasies saluran merupakan komponen yang sangat diagnostik, dan fasies saluran
dikenal sebagai kunci dalam penafsiran dan pemetaan sedimen-sedimen yang diendapkan
pada sistem fluvial.

4.4.1. Facies Pengisian Saluran (Channel Fill Facies)

Endapan saluran kebanyakan terdiri dari partikel-partikel sedimen berukuran pasir


dan kerikil dan umumnya dijadikan dasar dalam sistem fluvial serta pembentuk kerangka
sistem jaringan sungai. Dalam hal ini termasuk satuan satuan dari pengendapan agradasi
dan akresi lateral. Struktur internal dari pengisian saluran ditentukan terutama oleh
geometri/bentuk saluran (channel). Akresi lateral dicirikan oleh saluran yang memiliki
lekukan yang besar (high sinuosity channels). Saluran dengan lekukan rendah (Low-
siunosity channels) terjadi pada sistem sungai yang kaya dengan partikel-partikel pasir dan
lumpur (sand-rich and mud-rich fluvial systems), masing-masing dicirikan oleh tipe yang
berbeda dari facies pengisian saluran.

Gambar 4.6. Endapan Pengisian Saluran (Channel fill deposits)

4.4.2. Model Pengendapan Gosong Pasir (Sand bars) dan Sungai Teranyam (Braided
Stream)

Model pengendapan gosong pasir (sand bar) dan sungai teranyam (braided
channel) dengan dominasi bed-load or sand-rich diilustrasikan secara umum pada gambar
4-6. Lekukan saluran yang rendah dengan variasi kenampakan endapan yang khas secara
lateral dan tranversal dari endapan gosong pasirnya. Endapan gosong pasir lateral akan
terbentuk disepanjang tepi segmen saluran dengan sinusiodal yang kecil. Gosongpasir
semacam ini akan tersingkap selama alirannya lambat dan tertutup saat banjir, ketika

55 Copyright@2019 By Djauhari Noor


Bab 4. SEDIMEN FLUVIAL 2019

material kasar dapat terbawa melalui permukaan gosongpasir dan diendapkan di tepi
bagian hilir saluran sungai.

Sand Bar dan Braided Channel

Sikuen Vertikal dari Longitudinal Sand-bar Sikuen Vertikal dari Transverse Sand-bar

Gambar 4-7. Generalisasi model endapan, sikuen vertikal dari ukuran butir dan struktur
sedimen hasil dari suatu sistem pengendapan meander, dengan saluran
teranyam (braided channel). Sekuen A didominasi oleh migrasi dari suatu
endapan gosong pasir longitudinal yang bersifat kerikilan. Sikuen B adalah
pengendapan yang berurut dari gosong pasir dengan sekumpulan lapisan
berstruktur “crossbedding plannar” dan “cross bedding mangkok” serta
pengisian saluran teranyam (braided channel fill).

Struktur sedimen primer yang berkembang adalah plannar dan low-angle


accrecionary foreset bedding (gambar 4-7 sikuen A). Gosongpasir transversal adalah
migrasi gosong pasir ke arah hilir aliran sungai dan merupakan tipe dari perlapisan pasir
pada saluran teranyam (sand-bed braided channel). Selama banjir, sedimen terdorong
keatas lereng, sayap gosongpasir bagian hulu dan kearah jeram menghasilkan avalanche
atau tabular cross bedding di dalam gosong pasir (Gambar 4-6 sikuen B). Pada gambar 4-7

56 Copyright@2019 By Djauhari Noor


Bab 4. SEDIMEN FLUVIAL 2019

diperlihatkan model endapan dari “Sikuen Vertikal pada Longitudinal Sand-Bar” dan
“Sikuen Vertikal pada Tranverse Sand-Bar”. Sekuen A didominasi oleh migrasi dari suatu
endapan gosong pasir longitudinal yang bersifat kerikilan. Sikuen B adalah pengendapan
yang berurut dari gosong pasir dengan sekumpulan lapisan berstruktur “crossbedding
plannar” dan “cross bedding mangkok” serta pengisian saluran teranyam (braided channel
fill).

4.4.3. Model Pengendapan Lekuk Sungai (Point Bars) dan Pengisian Saluran (Channel
Fill)

Lekuk Sungai / Point Bars (A) dan Pengisian Saluran / Channel Fill (B)

Sikuen Vertikal dari “Point Bar” Sikuen Vertikal dari “Channel Fill”

Gambar 4-8 Generalisasi model endapan, sikuen vertikal dari ukuran butir dan struktur sedimen hasil
dari suatu sistem pengendapan point bars dan pengisian saluran. Sekuen A didominasi
“point bar through cross stratification” dan “complex lamination”. Sikuen B adalah
pengendapan yang didominasi oleh “channel fill trough cross stratification” dan “ripple
dan paralel lamination”.

57 Copyright@2019 By Djauhari Noor


Bab 4. SEDIMEN FLUVIAL 2019

Pada gambar 4-8 diperlihatkan model endapan dari “Sikuen Vertikal pada Longitudinal
Lekuk Sungai” (Point Bar) dan “Sikuen Vertikal pada Pengisian Saluran”. Sekuen A
didominasi oleh Point bar through cross-stratification dan perlpisan yang komplek. Sikuen
B adalah pengendapan yang terdiri dari sekumpulan lapisan berstruktur “through cross-
stratification ” dan “ripple and paralel lamination”.

4.4.4. Model Pengendapan Tanggul Alam (Levee)

Gambar 4-9 adalah generalisasi model endapan, sikuen vertikal dari ukuran butir
dan struktur sedimen hasil dari suatu sistem pengendapan tanggul alam (levee). Sekuen A
didominasi “point bar through cross stratification” dan “chute fill”. Sikuen B adalah
pengendapan yang didominasi oleh “lower bar and channel floor” chute bar front,
plannar cross stratification channel fill trough cross stratification”.

Tanggul Alam (Levee)

Sikuen Vertikal dari Tanggul Alam (Levee) Sikuen Vertikal dari Tanggul Alam (Levee)

Gambar 4-9. Generalisasi model endapan, sikuen vertikal dari ukuran butir dan struktur
sedimen hasil dari suatu sistem pengendapan tanggul alam (levee). Sekuen A
didominasi “point bar through cross stratification”, lateral accretion bedding
dan “complex lamination”. Sikuen B adalah pengendapan yang didominasi
oleh “channel fill trough cross stratification” dan “ripple dan paralel
lamination”.

58 Copyright@2019 By Djauhari Noor


Bab 4. SEDIMEN FLUVIAL 2019

4.4.5. Ciri-ciri Lingkungan Pengendapan Fluvial

1. Lingkungan pengendapan sungai (fluvial):


a) Transportasi berlangsung pada energi yang tinggi atau energi maksimum, bila
dibandingkan dengan energi lain, maka sortasinya sangat buruk.
b) Materialnya mempunyai pengendapan yang relatif dekat dengan sumbernya, maka
abrasi relatif kecil.
c) Material yang terbentuk mempunyai sortasi buruk maka porositasnya tinggi.
Sebagian fragmennya masih mempunyai warna asli.
d) Biasanya ikatan antar butir tidak kuat sehingga sangat porous, maka biasanya kaya
kandungan air.
e) Ketebalannya tidak seragam yaitu menebal ke arah bukit, sebab endapan kipas
alluvial ini berada di kaki bukit.

2. Lingkungan pengendapan teranyam (braided river):


a) Tersusun dari banyak saluran (multi channel), sehingga banyak dijumpai endapan
yang arahnya memanjang sesuai alur sungainya (longitudinal bar).
b) Banyak dijumpai struktur perlapisan silang siur (cross bedded) dengan komposisi
pasir kasar dan sudut inklinasi kecil.
c) Alur-alur sungainya tidak begitu dalam sehingga endapan yang dihasilkan tidak
begitu tebal.
d) Kemiringan cukup besar pada waktu terjadinya.
e) Pengendapan lateral lebih luas.

3. Lingkungan pengendapan sungai bermeander:


a) Alur sungainya biasanya hanya satu.
b) Kemiringan lereng kecil
c) Erosi yang intensif ke arah lateral.
d) Bekas danau tapal kuda atau “Oxbow Lake”).
e) Struktur silang siur dapat dijumpai dalam skala kecil.

59 Copyright@2019 By Djauhari Noor


Bab 4. SEDIMEN FLUVIAL 2019

Gambar 4.9. Endapan Point bars

Gambar 4.10. Endapan Dataran Banjir (Floodplain deposits)

Gambar 4.11. Endapan Limpahan Sungai (Overbank / Crevasse deposits)

60 Copyright@2019 By Djauhari Noor

Anda mungkin juga menyukai