Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN TUGAS BESAR

PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PENJUALAN OBAT


DI SEBUAH APOTEK BESERTA PROGRAM DALAM MS.
ACCESS

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pengantar Literasi Digital
Program Studi S-1 Teknik Industri Fakultas Teknik
Universitas Singaperbangsa Karawang

Dosen Pengampu :
Fakhri Ikhwanul Alifin, S.T., M.T.

Disusun oleh :
Kelompok
1. Dian Fitria Ramdani NPM. 2210631140064
2. Ervina Sri Susanti NPM. 2210631140069

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT dan segala puji syukur hanya bagi-
Nya Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
sehingga laporan tugas besar tentang “Perancangan Sistem Basis Data
Penjualan Obat di Sebuah Apotek beserta Program dalam Ms. Access” dapat
terselesaikan.

Maksud penyusunan laporan tugas besar ini adalah sebagai syarat untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar Literasi Digital. Laporan
tugas besar ini juga untuk mempermudah pemahaman kepada kita semua,
khususnya mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang.

Tentunya ada hal-hal yang ingin penulis berikan kepada para


mahasiswa dari hasil laporan tugas besar ini. Karena itu penulis berharap
semoga laporan ini dapat menjadi suatu yang berguna bagi kita bersama,
bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi para pembaca pada umumnya.

Karawang, Juni 2023

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada era ini, teknologi basis data telah menghasilkan berbagai inovasi
yang memberikan dampak signifikan bagi perkembangan peradaban global.
Perkembangan teknologi ini fokus pada aspek pengumpulan data, penyediaan
data, pengintegrasian data, dan pengolahan informasi yang berkualitas dan
relevan. Sistem basis data telah digunakan secara luas dalam berbagai bidang,
termasuk bidang kesehatan. Kesehatan memiliki peran yang sangat penting
dalam kehidupan manusia, karena dapat berdampak pada segala aktivitas
sehari-hari yang dilakukan oleh individu. Sebagai contoh, jika seseorang
merasa sakit atau kondisi kesehatannya kurang baik, hal tersebut dapat
mengganggu aktivitas sehari-hari dan juga mempengaruhi kinerja seseorang
dalam pekerjaannya.
Salah satu sektor usaha yang telah mengadopsi sistem basis data untuk
mendukung operasionalnya adalah apotek. Apotek adalah suatu tempat usaha
yang berfokus pada penjualan obat kepada masyarakat, baik dengan atau
tanpa resep dokter. Akan tetapi, penelitian di masyarakat, masih banyak
apotek yang mengelola manajemennya secara manual dalam hal persediaan
obat, transaksi penjualan dan pembelian obat, serta pembuatan laporan
bulanan. Mengingat tingkat aktivitas harian yang tinggi dan volume data yang
perlu diolah, penggunaan metode manual dalam pengolahan data dapat
meningkatkan risiko kesalahan dan memerlukan waktu yang lama dalam
pelaksanaannya. Tentu saja, hal ini dapat menghambat pengaturan
manajemen secara optimal.
Dengan adanya perancangan sistem basis data, diharapkan akan terjadi
kemudahan dalam pengelolaan data yang optimal dan terkomputerisasi. Data-
data tersebut diolah dengan akurat dan cepat. Hal ini memungkinkan
meningkatkan efisiensi manajemen apotek dalam mengambil keputusan
dengan efektif dan efisien. Oleh karena itu, sangat diperlukan perancangan
sistem basis data guna mencegah kesalahan yang mungkin terjadi. Sehingga
penulis tertarik mengambil judul “Perancangan Sistem Basis Data Penjualan
Obat di Sebuah Apotek beserta Program dalam Ms. Access”.

1.2 Tujuan Penelitian


Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas, tujuan dibuatkan
perancangan sistem basis data beserta program dalam Ms. Access dari
penjualan obat di sebuah apotek adalah sebagai berikut:
1. Untuk merancang dan menganalisis sistem basis data dari penjualan obat
di sebuah apotek.
2. Untuk membuat dan menganalisis program sistem basis data dari
penjualan obat di sebuah apotek menggunakan Ms. Access.
3. Agar dapat meningkatkan efisiensi manajemen sebuah apotek dalam
pengelolaan data obat.

1.3 Manfaat Penelitian


Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas, tujuan dibuatkan
perancangan sistem basis data beserta program dalam Ms. Access dari
penjualan obat di sebuah apotek adalah sebagai berikut:
1. Agar penulis maupun pembaca dapat memahami cara merancang sistem
basis data dari penjualan obat di sebuah apotek.
2. Agar penulis maupun pembaca dapat memahami cara membuat program
sistem basis data dari penjualan obat di sebuah apotek menggunakan Ms.
Access.
3. Agar dapat membantu dan memudahkan karyawan apotek dalam
melakukan pengelolaan data obat secara akurat dan cepat.
BAB II
RANCANGAN BASIS DATA

2.1 Diagram Alir & Uraian Algoritma


2.1.1 Diagram Alir Penjualan Obat di Sebuah Apotek
Diagram Alir dari perancangan sistem basis data penjualan obat di
sebuah apotek dapat ditunjukkan pada gambar 2.1 di bawah ini.

Mulai

Konsumen melakukan
transaksi pembelian

Input data
konsumen, yaitu:
NIK, nama
konsumen, dan
alamat konsumen

Traksasi konsumen
diproses

Input data
pembelian, yaitu:
ID pembelian,
tanggal pembelian,
kode obat, NIK,
jumlah pembelian

A
A

Apakah Tidak Supplier menyuplai


stok obat obat-obatan kepada
tersedia? apotek

Iya Input data supplier,


yaitu: Kode
supplier, nama
supplier, dan
alamat supplier
Iya Apakah
obat siap
konsumsi?
?

Tidak

Apoteker meramu
obat

Apoteker menyerahkan
obat siap konsumsi
kepada karyawan
apotek

Karyawan memberikan
obat siap konsumsi kepada
konsumen

A
A

Output:
Data konsumen,
jumlah obat yang
terjual, total harga,
dan omzet yang
didapatkan.

Selesai

Gambar 2. 1 Diagram Alir Penjualan Obat di Sebuah Apotek


Sumber: (Hasil Pengolahan Penulis, 2023)

2.1.2 Uraian Algoritma


Proses Penjualan Obat di Sebuah Apotek dimulai dari konsumen
melakukan transaksi pembelian apotek. Kemudian, data konsumen
yang akan membeli obat dicatat oleh karyawan apotek, seperti NIK,
nama konsumen, dan alamat konsumen. Setelah itu, traksaksi akan di
proses oleh karyawan dengan menginput data pembelian berupa ID
pembelian, tanggal pembelian, kode obat, NIK, dan jumlah
pembelian. Selanjutnya, memeriksa apakah stok obat tersedia atau
tidak. Jika stok obat tidak tersedia, dapat menghubungi supplier untuk
menyuplai obat-obatan yang tidak tersedia, lalu supplier akan mulai
menyuplai obat-obatan tersebut kepada apotek dan akan dilakukan
input data supplier, berupa kode supplier, nama supplier, dan alamat
supplier oleh karyawan apotek. Jika stok obat tersedia, ketahui bahwa
apakah obat siap untuk dikonsumsi atau tidak. Jika belum siap
dikonsumsi, maka obat akan diramu terlebih dahulu oleh apoteker.
Obat yang telah diramu atau obat yang siap dikonsumsi kemudian
akan diserahkan kepada karyawan apotek untuk diberikan kepada
konsumen. Jika obat siap untuk dikonsumsi, maka karyawan apotek
akan memberikannya langsung kepada konsumen. Dengan demikian,
output dari database ini adalah data konsumen, jumlah obat yang
terjual, total harga, serta omzet yang didapatkan dari penjualan obat
di sebuah apotek.

2.2 Entity Relationship Diagram


Perancangan sistem basis data penjualan obat di sebuah apotek, dapat
diilustrasikan menggunakan Entity Relationship Diagram (ERD) yang
ditunjukkan pada gambar 2.2 di bawah ini.

Gambar 2. 2 Ilustrasi ERD Perancangan Sistem Basis Data Penjualan Obat di


Sebuah Apotek
Sumber: (Hasil Pengolahan Penulis, 2023)

Perancangan sistem basis data ini berdasarkan penjualan obat di sebuah


apotek. Dengan mengilustrasikannya menggunakan Entity Relationship
Diagram (ERD) di atas, kami mengambil lima entitas, yaitu obat, supplier,
apoteker, karyawan dan konsumen dengan masing-masing atribut kunci dari
setiap entitas tersebut adalah kode obat, kode supplier, kode apoteker, kode
karyawan, dan NIK konsumen. Konsep yang digunakan pada perancangan
sistem basis data ini yaitu obat-obat (obat 1, obat 2, dan obat 3) dianggap
masing-masing sebanyak satu buah atau satu butir obat. Peran dari masing-
masing kelima entitas, dapat dideskripsikan diantaranya sebagai berikut:
1. Apoteker
Di sebuah apotek biasanya terdapat beberapa apoteker yang
bertugas untuk meramu obat-obatan yang telah dipasok oleh supplier.
2. Karyawan
Beberapa karyawan bertugas untuk menjual obat-obatan yang ada
di sebuah apotek yang telah diramu oleh apoteker.
3. Supplier
Beberapa supplier memasok obat-obatan yang akan diramu
kembali oleh apoteker untuk dijual oleh karyawan apotek.
4. Konsumen
Beberapa konsumen datang ke sebuah apotek untuk membeli obat-
obatan yang dijual oleh karyawan apotek dan sudah diramu oleh
apoteker.
5. Obat
Beberapa obat diramu oleh apoteker, lalu dijual oleh karyawan
apotek, kemudian pada akhirnya obat tersebut dibeli oleh konsumen.
Relasi antar entitas melalui diagram panah yang memperlihatkan
derajat kardinalitas dan participation constrains pada Entity Relationship
Diagram (ERD) pada penjualan obat di sebuah apotek dapat dijelaskan
sebagai berikut.
1. M : N Relationship
Pada gambar 2.3 diagram panah di bawah ini menunjukkan
hubungan antar entitas (supplier dan obat) yaitu M:N (Many to Many).
Hal ini dikarenakan satu supplier dapat memasok lebih dari satu obat
(many) dan satu obat dipasok oleh lebih dari satu supplier (many).

Gambar 2. 3 Relasi antara Supplier dan Obat


Sumber: (Hasil Pengolahan Penulis, 2023)
2. 1 : N Relationship
Pada gambar 2.4 diagram panah di bawah ini menunjukkan
hubungan antar entitas (apoteker dan obat) yaitu 1:N (One to
Many). Hal ini dikarenakan satu apoteker dapat meramu lebih dari
satu obat (many), sedangkan satu obat cukup diramu oleh satu
apoteker saja tidak perlu lebih (one).

Gambar 2. 4 Relasi antara Apoteker dan Obat


Sumber: (Hasil Pengolahan Penulis, 2023)

3. 1 : N Relationship
Pada gambar 2.5 diagram panah di bawah ini
menunjukkan hubungan antar entitas (karyawan dan obat) yaitu
1:N (One to Many). Hal ini dikarenakan satu karyawan dapat
menjual lebih dari satu obat (many), sedangkan satu obat tidak
dapat dijual oleh lebih dari satu karyawan (one).

Gambar 2. 5 Relasi antara Karyawan dan Obat


Sumber: (Hasil Pengolahan Penulis, 2023)
4. 1 : N Relationship
Pada gambar 2.6 diagram panah di bawah ini
menunjukkan hubungan antar entitas (konsumen dan obat) yaitu
1:N (One to Many). Hal ini dikarenakan satu konsumen dapat
membeli lebih dari satu obat (many), sedangkan satu obat tidak
dapat dibeli oleh lebih dari satu konsumen (one).

Gambar 2. 6 Relasi antara Konsumen dan Obat


Sumber: (Hasil Pengolahan Penulis, 2023)

2.3 Relational Model


Perancangan tabel basis data menggunakan Relational Model
berdasarkan Entity Relationship Diagram (ERD) penjualan obat di sebuah
apotek yang telah dirancang sebelumnya dapat ditunjukkan pada gambar 2.7
di bawah ini.

Gambar 2. 7 Relational Model Penjualan Obat di Sebuah Apotek


Sumber: (Hasil Pengolahan Penulis, 2023)
DAFTAR PUSTAKA

Hasil Pengolahan Penulis. (2023). Ilustrasi ERD Perancangan Sistem Basis Data
Penjualan Obat di Sebuah Apotek. Karawang: Kelompok Dian dan Ervina.
Mujiati, H. (2014). Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Stok Obat pada
Apotek Arjowinangun. Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi, 11.
Purnamayudhia, O. (2015). Aplikasi Sistem Informasi Penjualan Obat di Apotek
dengan Menggunakan Metode Visual Basic 6. JEMIS, 3.
Putri, A. R., Hafizhah, A., Rahmah, F. H., Muslikhah, R., & Nabila, S. (2021,
November). Perancangan Sistem Informasi Penjualan Obat Online pada
Apotek Dara Berbasis Website. Akrab Juara, 6.

Anda mungkin juga menyukai