Anda di halaman 1dari 6

LATAR BELAKANG Sejalan dengan otonomi pengelolaan

Krisis ekonomi dan kepercayaan yang keuangan tersebut pemerintah telah


melanda Indonesia memberikan dampak mengeluarkan kebijakan berupa regulasi
positip dan dampak negatip bagi upaya dibidang keuangan yaitu dengan
peningkatan kesejahteraan seluruh rakyat ditetapkannya Undang-Undang Nomor 17
indonesia.disatu sisi krisis tersebut telah Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,
membawa dampak yang luar biasa pada Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004
tingkat kemiskinan,namun disisi lain krisis tentang Perbendaharaan Negara, Undang-
tersebut dapat juga memberi “berkah Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
tersembunyi “(blessing in disguised) bagi Pemeriksaan Pengelolaan dan
upaya peningkatan taraf hidup seluruh Pertanggungjawaban Keungan Negara, dan
rakyat Indonesia dimasa yang akan datang. untuk daerah telah pula ditetapkan Peraturan
mengapa? karena krisis ekonomi dan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
kepercayaan yng dialami telah membuka Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan
jalan bagi munculnya reformasi total Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang
diseluruh aspek kehidupan bangsa.salah satu Pengelolaan Uang Negara/Daerah serta
unsur reformasi total itu adalah tuntutan Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 13
pemberian otonomi yang luas kepada daerah Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
kabupaten dan kota.1 Keuangan Daerah sebagai petunjuk
Dalam pelaksanaan otonomi daerah pelaksanaannya dan sejak diberlakukannya
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang peraturan tersebut telah membawa
Nomor 32 Tahun 2004 yang telah dirubah perubahan yang fundamental dalam
menjadi UU no 23 tahun 2014 tentang hubungan tata pemerintahan sekaligus
Pemerintahan Daerah yang telah dirubah membawa perubahan penting dalam
1
dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun pengelolaan keuangan daerah.4
2005 yang sebelumnya diatur dalam
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 LITERATURE REVIEW
menyatakan pemberian otonomi daerah Penelitian tentang kebijakan pengelolaan
kepada daerah didasarkan atas azas keuangan daerah bukanlah suatu yang baru.
desentralisasi dalam wujud otonomi yang Meskipun demikian, nampaknya belum
luas, nyata dan bertanggungjawab.2 ditemukan penelitian yang secara spesifik
Berbicara otonomi daerah tidak berimplikasi pidana administrasi. Berikut
dapat dilepaskan dari isu kapasitas keuangan beberapa karya yang terdokumentasikan
dari tiap-tiap daerah. Bahkan pada tahun terkait permasalahan yang dikaji, yaitu
sebelumnya otonomi senantiasa dikaitkan pertama, Sultan M. dalam “Kebijakan
dengan automoney, artinya kemandirian Pengelolaan Keuangan Daerah dan
daerah dalam menyelenggarakan Akuntabilitas Penggunaan Anggaran”.
kewenangannya diukur dari kemampuannya Jurnal ini menjelaskan bahwa perubahan
menggali sumber-sumber pendapatan dalam masalah budgeting reform atau
sendiri. Implikasi dari penerrapan prinsip reformasi anggaran, yaitu perubahan dari
automoney inilah yang kemudian traditional budget yang didominasi dari
mendorong daerah-daerah untuk giat penyusunan anggaran yang bersifat line item
meningkatkan PAD (Pendapatan Asli
Daerah).3 3
Adrian Sutedi, Implikasi Hukum atas
Sumber Pembiayaan Daerah dalam Kerangka
Otonomi Daerah (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), 70.
1
Mardiasmo, Otonomi dan Manajemen 4
Trilaksono Nugroho, Paradigma Baru
Keuangan Daerah (Yogyakarta: Andi, 2011), 3. Pengelolaan Keuangan Daerah dalam Penyusunan
2
Nurlan Darise, Pengelolaan Keuangan APBD di Era Otonomi (Malang: Bayumedia, 2007),
Daerah (Jakarta: Indeks, 2007), 1. 14.

235
dan incrementalism, proses penyusunan ada beberapa kendala atau kekurangan,
anggaran yang mendasarkan pada besarnya antara lain, yaitu masih terjadinya
realisasi anggaran tahun sebelumnya, dan keterlambatan pengesahan Anggaran
bertentangan dengan kebutuhan riil serta Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes),
kepentingan masyarakat. Kebijakan serta keterlambatan penyampaian laporan
pengelolaan keuangan daerah berdasarkan pertanggungjawaban realisasi APBDes.
tingkat komprehensif dan disiplin keuangan, Pemerintah Desa juga masih kurang
fleksibilitas, kejujuran, transparansi dan menyosialisasikan kepada masyarakat
akuntabilitas untuk pembuatan MC mengenai pertanggungjawaban penggunaan
(monthly certificate), SPP-LS (surat keuangan desa yang baik dan benar. Praktik
permintaan pembayaran langsung), SPP-GU pengelolaan keuangan desa juga mengalami
(surat permintaan pembayaran belanja hambatan karena masih adanya pihak- pihak
operasional), dan penerbitan SPMU (surat tertentu yang justru “diduga kuat” meminta
perintah membayar uang) sudah terlaksana “jatah upeti”.7
dengan baik.5 Dari ketiga topik penelitian yang
Kedua, Siska Yulia Defitri dalam telah dipaparkan di atas, ternyata belum ada
jurnal “Pengaruh Pengelolaan Keuangan tinjauan secara khusus dan komprehensif
Daerah dan Sistem Akuntansi Keuangan yang memaparkan kebijakan pengelolaan
Daerah terhadap Kualitas”. Hasil penelitian keuangan daerah bukanlah suatu yang baru.
menunjukan bahwa pengelolaan keuangan Oleh karena itu, diharapkan penelitian ini
daerah memiliki hubungan yang positif mampu mengungkapkan mendeskripsikan
tetapi tidak berpengaruh signifikan terhadap dan mengalisis lebih jauh tentang implikasi
kualitas laporan keuangan daerah, pidana administrasi. Di sinilah letak
sedangkan sistem akuntansi keuangan perbedaan studi ini dengan studi-studi yang
daerah berpengaruh secara signifikan telah dilakukan sebelumnya.
terhadap kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah. Hal ini menunjukan METODOLOGI PENELITIAN
bahwa semakin baik sistem akuntansi Melalui jurnal ini, peneliti
keuangan daerah maka laporan keuangan bermaksud untuk memahami problema
yang dihasilkan juga akan semakin kebijakan pengelolaan keuangan daerah
meningkat Laporan Keuangan Pemerintah yang berimplikasi pidana administrasi yang
Daerah.6 berdampak pada UU No. 20 Tahun 2001
Dan ketiga, Endra Wijaya dalam tentang Tindak Pidana Korupsi. Oleh karena
“Praktik Pengelolaan Keuangan Desa dan itu, penelitian ini menggunakan pendekatan
Faktor-faktor yang Memengaruhinya kualitatif dengan metode deskriptif. Dengan
(Practice of Village Fund Management and kata lain penelitian deskriptif kualitatif ini
its Affecting Factors)”. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi-
menyimpulkan bahwa, pada dasarnya, informasi mengenai keadaan yang ada.8
pengelolaan dan pertanggungjawaban Adapun jenis penelitian ini
keuangan desa pada Desa Cilebut Timur menggunakan penelitian kepustakaan
suah dilakukan dengan baik, namun masih (library research) yakni penelitian

5
Sultan M., “Kebijakan Pengelolaan 7
Endra Wijaya, “Praktik Pengelolaan
Keuangan Daerah dan Akuntabilitas Penggunaan Keuangan Desa dan Faktor-faktor yang
Anggaran”, Jurnal Academica, Vol. 06, No. 01 Memengaruhinya (Practice of Village Fund
(Februari, 2014): 1141. Management and its Affecting Factors)”, JIKH, Vol.
6
Siska Yulia Defitri, “Pengaruh Pengelolaan 13, No. 2 (Juli, 2019): 165.
Keuangan Daerah dan Sistem Akuntansi Keuangan 8
Mardalis, Metode Penelitian Suatu
Daerah terhadap Kualitas”, Jurnal Benefita, Vol. 3, Pendekatan Proposal (Jakarta: Bumi Aksara, 1999),
No. 1 (Februari, 2018): 64. 26.

236
dilaksanakan dengan cara pencarian literatur dengan cara proses pengumpulan data.
(kepustakaan) baik berupa buku, catatan, Adapun tahapan analisis data, yaitu:
maupun laporan hasil penelitian dari 1. Reduksi data tentang problema kebijakan
penelitian sebelumnya. pengelolaan keuangan daerah yang
Untuk teknik pengumpulkan data berimplikasi pidana administrasi yang
yang diperlukan, peneliti melakukannya dijabarkan satu persatu secara utuh guna
dengan mengidentifikasi tema atau wacana dapat menyimpulkan lebih komprehensif.
dari buku-buku, makalah atau artikel, 2. Penyajian data dengan memberikan
majalah, jurnal dari hasil penelitian kesimpulan tentang problema kebijakan
terdahulu, web (internet), atau juga data pengelolaan keuangan daerah yang
yang diambil dari informasi lainnya yang berimplikasi pidana administrasi yang
berhubungan dengan tema penelitian ini berdampak pada UU No. 20 Tahun 2001
untuk mencari hal-hal atau variable yang tentang Tindak Pidana Korupsi.
berupa catatan, transkip, buku, surat kabar 3. Pengambilan keputusan atau verifikasi
dan sebagainya yang berkaitan dengan yang dilakukan setelah data disajikan,
kajian tentang kebijakan pengelolaan sehingga memudahkan untuk penarikan
keuangan daerah yang berimplikasi pidana kesimpulan. Untuk itu diusahakan
administrasi. mencari pola, model, tema, hubungan,
Untuk mempermudah dalam persamaan, hal-hal yang sering muncul
penyusunan naskah, peneliti menetapkan dan sebagainya. Jadi dari data tersebut
langkah-langkah yaitu mengumpulkan data- berusaha diambil kesimpulan. Teknik ini
data yang ada baik dan menganalisa data- dapat disimpulkan kelebihan dan
data melalui buku-buku teks, dokumen lain, kekurangan tentang problema kebijakan
majalah dari web (internet) dan sebagainya. pengelolaan keuangan daerah yang
Setelah peneliti mendapatkan berimplikasi pidana administrasi yang
beberapa data, maka data tersebut dianalisis berdampak pada UU No. 20 Tahun 2001
untuk mendapatkan kesimpulan, beberapa tentang Tindak Pidana Korupsi.
cara yang terdapat dalam analisa data
sebagai berikut: Analisis Deskriptif KONSEP DASAR
(Descriptif Analysis), data ini penulis sudah Dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun
melakukan pemetaan tempat terhadap data- 1999 (yang telah direvisi menjadi Undang-
data yang akan dicari diberbagai tempat. undang Nomor 33 Tahun 2004) tentang
Analisis isi (Content Analysis), peneliti perimbangan keuangan Pemerintah Pusat
mencoba menganalisa lebih dalam berkaitan dan daerah secara khusus telah menetapkan
buku, majalah, jurnal, penelitian bukan landasan yang sangat jelas dalam penataan,
hanya isi pada data tersebut melainkan pengelolaan dan pertanggung jawaban
peneliti akan mengungkapkan latar keuangan daerah antara lain memberikan
belakang, waktu dan beberapa aspek penilaian dalam menetapkan produk
didalamnya, penulis tersebut penguatan,9 sebagai berikut:
mengungkapkan pendapatnya diberbagai 1. Ketentuan tentang produk-produk
data yang terkumpul tersebut. pengelolaan keuangan daerah diatur
Analisis data dilakukan secara dengan peraturan Daerah (Perda).
induktif, yaitu dimulai dari lapangan atau 2. Sistem dan prosedur pengelolaan
fakta empiris dengan cara terjun ke keuangan daerah diatur dengan surat
lapangan, mempelajari fenomena atau fakta keputusan Kepala Daerah sesuai dengan
empiris dengan cara terjun ke lapangan, peraturan daerah tersebut.
mempelajari fenomena yang ada di 9
Rahardjo Adisasmita, Pembiayaan
lapangan. Analisis data dalam penelitian Pembangunan Daerah (Yogyakarta: Graha Ilmu,
kualitatif dilakukan secara bersamaan 2010), 30.

237
3. Kepala Daerah menyampaikan laporan (legislatif) kedua kekuasaan
pertanggungjawaban kepada DPR melaksanakan undang-undang (eksekutif)
mengenai keuangan daerah dari segi ketiga kekuasaan federatif. Kekuasaan
efisien dan efektivitas keuangan. eksekutif menurut John Lock meliputi
4. Laporan pertanggungjawaban keuangan kekuasaan meleksanakan atau
daerah tersebut merupakan dokumen mempertahankan undang-undang
daerah, sehingga dapat diketahui oleh termasuk mengadili. Kekuasaan federatif
masyarakat. adalah kekuasaan yang meiputi sema
Pengertian yang dimaksud dalam kekuasaan yang tidak termasuk dalam
point pokok (d) Undang-undang Nomor 25 kekuasaan eksekutif, dan legislatif, yang
Tahun 1999 tersebut sangat jelas kaitannya meliputi hubungan luar negeri.
dengan apa yang dijelaskan dalam Undang- Hal itu dipertegas oleh pula oleh
undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang C.F.Strong (Monterquieu pertama kali
Pemeriksaan Pengelolaan dan mengemukakan dalam bukunya “Esprit
Tanggungjawab Keuangan Negara Pasal 19; des lois“, dia berkesmipulan bahwa
“Laporan hasil pemeriksaan yang apabila kekuasaan legislatif dan eksekutif
telah disampaikan kepada lembaga disatukan pada orang atau lembaga yang
perwakilan, di nyatakan terbuka untuk sama, tidak akan ada kemerdekaan dan
umum”.10 berbahaya karena sama halnya dengan
Dalam membedah masalah penelitian monarki atau tirani.
seiring dengan beberapa pengertian tentang Menurut Bagir Manan, teori
pengelolaan keuangan daerah di atas, ada pemisahan kekuasaan ini dalam
beberapa pengertian teori sebagai sudut perkembangannya ternyata beberapa
pandang agar lebih jelas, antara lain; (1) negara modern jarang menerapkannya
Teori Pemisahan dan Pembagian secara murni (materiel) karena selain
Kekuasaan; (2) Teori Residu; (3) Teori tidak praktis juga meniadakan sistem
Syari’at Islam. pengawasan atau keseimbangan antara
1. Teori Pemisahan dan Pembagian cabang kekuasaan yang satu dan yang
Kekuasaan lain juga dapat menimbulkan
Teori ini pada mulanya lahir kesewenang-wenangan menurut atau
akibat dari kekuasaan raja yang absolut didalam lingkungan masing-masing
di eropa barat.disatu aspek hal itu betujun cabang kekuasaan tersebut.
mencegah tumbuhnya kekuasaan Di Indonesia UUD 1945
ditangan satu orang, sedankan diaspek menganut dan mempraktekan teori
lain agar ada jaminan terhadap hak-hak pemisahan kekuasaan secara formil. Hal
azasi manusia. Ajaran ini oleh Immanuel ini terbukti adanya keterkaitan antara
Kant disebut sebagai doktrin “Trias semua lembaga negara tinggi dan saling
Politika“ Montsquieu. Dasar pemikiran bekerja sama dalam bidang
doktrin Trias Politika sebelumnya pernah tertentu,seperti halnya hubungan antara
ditulis oleh Aristoteles dan kemudian DPR dengan Presiden keduanya memiliki
dikembangkan oleh John Locke. kekuasaan membentuk Undang-Undang,
John Lock dalam bukunya Two menetapkan anggaran pendapatan dan
Treatises on Civil Goverment yang terbit belanja negara dan bidang lainnya.
tahun 1690,membagi kekuasaan negara Keterkaitan dan kerja sama antara kedua
itu atas tiga cabang kekuasaan, pertama lembaga negara tersebut tentu dalam
kekuasaan membentuk undang-undang hubungan kesetaraan dan kemitraan.
Kesetaraan dan kemitraan
10
Lihat Pasal 19 Undang-undang Nomor 15
Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan sebenarnya sebenarnya telah mendapat
Pertanggungjawaban Keuangan Negara. landasan yang kuat di dalam Pembukaan

238
Undang-Undang Dasar 1945 alinea dengan sistem penyerahan sisa
keempat, terutama melalui prinsip yang kewenangan atau kekuasaan (reserve of
terkandung dalam sila-sila pancasil, yaitu power) di negara federal.11 Dengan
keseimbangan, keserasian dan dianutnya sistem penyerahan
keselarasan.konsep atau prinsip tersebut kewenangan sisa (reserve of power)
dipopulerkan hubungan“ equilibrium“ sebagaimana dhegaskan dalam Pasal 7
oleh Sri Sumantri. Hubungan yang ayat (2), Pasal 9 UU Nomor 32 Tahun
demikian disebut hubungan seimbang, 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
selaras dan serasi, sehingga tidak terjadi bahwa daerah cenderung menafsirkannya
saling dominasi yang sering terjadi dalam secara baku dan menganggap bahwa
sistem presidentil ataupun sisten semua kewenangan diluar kewenangan
parlementer. Sistem presidenil identik pusat adalah menjadi kewenangan
dengan betapa kuatnya presiden sehingga daerah.
tidak dapat dijatuhkan seblun masa
jabatan berahir. 3. Teori Syari’at Islam.
Sementara sistem parlementer Al-Qur’an dan Sunnah adalah
perdana menteri dapat dipecat dari merupakan dua dari empat sumber
jabatannya melalui dua cara, yaitu Syariat dimana al-Qur’an merupakan
pertama, melalui mosi tidak percaya sumber pertama dan utama dalam Islam
yang biasanya diajukan oleh oposisi atau diturunkan secara bertahap dalam bahasa
koaisi oposisi. Dan kedua, Perdana arab, ia mengandung wahyu-wahyu yang
Menteri dapat dipecat oleh partai Allah beritahukan kepada manusia
politiknya diluar setting badan legslatif. melalui nabi Muhamad SAW. Sedangkan
Artinya dalam sistem parlementer sunnah merupakan seluruh perbuatan dan
legislatif sangat kuat karena dapat ucapan Nabi Muhamad.sebagaimana hal
menjatuhkan eksekutif kapan saja dengan itu dikisahkan oleh para sahabatnya.
alasan dan prosedur tertentu. Berkaitan dengan bagaimana
Bentuk pembagian kekuasaan hubungan antara rakyat dengan
sebagaimana diuraikan diatas identik pemerintah,al-Qur’an telah menetapkan
dengan istilah pemencaran kekuasaan suatu prinsip yang dapat dinamakan
secara horizontal dalam pada itu sebagai prinsip ketaatan rakyat.prinsip itu
pemencaran kekuasaan secara vertikakal ditegaskan didalam surah an -Nisa/4;59
adalah melahirkan pemerintah pusat dan yan artinya:
pemerintah daerah otonom yang memikul Hai orang-orang yang
hak desentraisasi. beriman,taatilah Allah dan
Pengelolaan merupakan istilah taatlah kepada Rasul-Nya serta
yang dipakai dalam ilmu manajemen orang-orang yang berwenang
secara etimologi pengelolaan berasala diantara kamu.Apabila kamu
dari kata “kelola” (to manage) dan berbeda pendapat tentang
biasanya merujuk pada proses mengurus sesuatu hal,maka kembalikanlah
atau menangani sesuatu untuk mencapai ia kepada Allah (al-Qur’an) dan
tujuan. Rasul-Nya (Sunnah) jika kamu
benar-benar beriman kepada
2. Teori Residu (Penyerahan Sisa atau Allah dan hari kemudian.Yang
Kewenangan)
Pembagian urusan pemerintahan 11
Strong. C.F., Modern Political konstitions:
yang diamanatkan dalam UU Nomor 32
An Introduction to the Comparat'tv-Study of Their
Tahun 2004 tentang Pemerintahan History and Excisting form (London: Sidgwick &
Daerah telah mencenninkan kesamaan Jackson Limited, 1952), 100.

239
demikian itu lebih utama bagimu rakyat boleh menaatinya untuk
dan lebih akibatnya. selanjutnya. Sebaliknya apabila penguasa
Hazairin menafsirkan “menaati yang keliru itu tidak mau menyadari
Allah ialah tunduk kepada ketapan- kekeliruannya maka rakyat tidak wajib
ketetapan Allah“, “menaati rasul“ yaitu menaatinya lagi dan penguasa seperti itu
tunduk kepada ketetapan-ketetapan rasul harus segera mengundurkan diri atau
yaitu Nabi Muhamad.saw.dan menaati dihentikan dari jabatannya.
“ulil amri“ ialah tunduk kepada Dari segi prinsip ketaatan dapat
ketetapan-ketetapan petugas-ptugas pula diartikan bahwa penguasa, kecuali
kekuasaan masing-masing dalam memiliki hak ketaatan rakyat
lingkungan tugas kekuasaannya.adapun terhadapnya, ia atau mereka berkwajiban
ketetapan-ketetapan ulil amri dalam arti pula kepentingan-kepentingan rakyat
sebagai petugas-petugas kekuasaan ada banyak, penguasa dalam menjalankan
dua macam, yaitu pertama, ketetapan kekuasaannya tidak boleh mengabaikan
yang merupakan pemilihan atau kepentingan-kepentingan umum. Dalam
penunjukan garis huku yang setepat- nomokrasi Islam, penguasa wajib
tepatnya ntuk dipakaikan kepada suatu mendahulukan kepentingan rakyat
perkara atau kasus yang dihadapi baik ketimbang kepentingan pribadi. Dengan
yang bersuber dari al Qur’an maupun demikian ketaatan rakyat terhadap
dari Sunnah Rasul. Dan kedua, ketetapan penguasa mengandung suatu azas timbal
yang merupakan pembentukan garis balik,dari suatu segi rakyat wajib taat dan
hukum yang baru, bagi keadaan baru tunduk kepada penguasa, tetapi dari segi
menurut menurut tempat dan waktu lain penguasa wajib memperhatikan
dengan berpedoman pada al-Qur’an dan kemaslahatan umum dan melaksanakan
Sunnah. prinsip-prinsip demokrasi Islam.
Prinsip ketaatan mengandung
makna bahwa seluruh rakyat tanpa
kecuali berkewajiban menaati
pemerintah,para sarjana hukum islam
sependapat bahwa kewajiban rakyat
untuk menaati penguasa atau perintah itu
menerapkan prinsip-prinsip nomokrasi
islam,dengan perkataan lain,selama
penguasa atau pemerintah tidak bersikap
zalim (otoliter, diktator) selama itu pula
rakyat wajib taat dan tunduk kepada
penguasa.
Dengan demikian prinsip ketaatan
rakyat mengikat rakyat secara alternatif
dan melalui prinsip ini pula rakyat berhak
untuk mengoreksi setiap kekeliruan yang
dilakukan oleh penguasa. Inti dari
koreksi rakyat terhadap penyimpangan
yang dilakukan penguasa adalah berupa
teguran dan nasehat agar penguasa
menyadari kekeliruannya dan kembali
kepada ketetapan-ketetapan Allah dan
Rasul-Nya. Apabila penguasa yang keliru
itu telah menyadari kekeliruannya,maka

240

Anda mungkin juga menyukai