Anda di halaman 1dari 20

1.

3     Kompas (Compass)


1.3.1        Pengertian Kompas
Kompas adalah sebuah alat dengan komponen utamanya jarum dan lingkaran berskala. Salah
satu ujung jarumnya dibuat dari besi berani atau magnit yang ditengahnya terpasang pada
suatu sumbu, sehingga dalam keadaan mendatar jarum magnit dapat bergerak bebas ke arah
horizontal atau mendatar menuju arah utara atau selatan. Kompas yang lebih baik dilengkapi
dengan nivo, cairan untuk menstabilkan gerakan jarum dan alat pembidik atau visir. Kompas
ini beragam bentuknya.

Gambar 1.3.1. Kompas

1.3.2        Fungsi Kompas


Fungsi utama dari kompas adalah untuk menentukan arah mata angin terutama ke utara atau
ke selatan sesuai dengan magnit yang digunakan. Kegunaan lain yang juga didasarkan pada
penunjukan arah utara atau ke selatan adalah :
1)   Penentuan arah dari satu titik/tempat ke titik/tempat lain, yang ditunjukan oleh besarnya
sudut azimut, yaitu besarnya sudut yang dimulai dari arah utara atau selatan, bergerak searah
jarum jam sampai di arah yang dimaksud.
2)   Mengukur sudut horizontal.
3)   Membuat siku-siku.

1.3.3        Cara Menggunakan Kompas


Cara menggunakan kompas untuk menentukan arah ke tujuan :
      Pegang alat dengan kuat di atas titik pengamatan.
      Atur agar alat dalam keadaan mendatar agar jarum dapat bergerak dengan bebas. Kalau alat
ini dilengkapi dengan nivo atur gelembung nivo ada di tengah.
      Baca angka skala lingkaran yang menuju arah/titik yang dimaksud

1.4     Alidade
1.4.1        Pengertian dan Fungsi Alidade
Alidade adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur dan pemetaan topografi
sederhana, yang terdiri atas papan gambar yang dipasang pada kaki tiga, yang di lengkapi
pula dengan penyipat datar, unting-unting, kompas dan teropong atau pembidik. Alidade juga
digunakan sebagai indikator atau sebuah alat pengamat di atas meja pesawat, yang di
gunakan pada saat pengukuran sudut. Sebuah survei pemetaantopografi dan instrumen yang
digunakan untuk menentukan arah, yang terdiri dariteleskop dan bagian terpasang yang
berguna untuk melihat objek yang jauh. Garis padang berguna untuk menarik garis di sebuah
meja pesawat ke arah objek atau untuk mengukur sudut untuk objek dari beberapa titik acuan.
Sudut dapat pula di ukur dalamhorisontal, vertikal dan apapun sesuai dengan pilihan.Alidade
tediri dari beberapa bagian yaitu bar, batang atau serupa dengankomponen baling-baling di
kedua ujung. Baling-baling tersebut memiliki lubang, slotatau indikator lainnya yang
melaluinya agar orang dapat melihat objek yang jauh.Mungkin juga ada pointer atau pointer
pada alidade untuk menunjukkan posisi padaskala. Sejak dulu sampai sekarang alidade telah
dibuat dari beberapa jenis bahanyaitu: kayu, gading, kuningan dan bahan lainnya.

Gambar 1.4.1. Alidade

1.5     Hand Level (Teropong Pendatar Tangan)


1.5.1        Pengertian dan Fungsi Teropong Pendatar Tangan
Bagian utama dari alat ini adalah teropong sebagai alat pembidik dan nivo sebagai alat yang
menunjukkan kondisi mendatar. Teropong pendatar tangan digunakan untuk memperoleh
pandangan mendatar atau titik-titik yang sama tingginya dengan ketinggian teropong,
menentukan beda tinggi antara dua titik/tempat, dan menentukan kemiringan atau lereng
antara dua titik tempat. Pada pengoperasian-nya cukup dipegang dengan tangan.
Alat ini dapat dibedakan dari kelengkapan alatnya dan ketelitian bacaan sudut miringnya.
Ada beberapa jenis alat yang termasuk dalam alat teropong pendatar tangan yaitu :
1.     Teropong pendatar tangan biasa
Alat ini terdiri dari teropong yang didalamnya terdapat benang silang dan nivo sebagai
penunjuk keadaan mendatar.
Gambar 1.5.1. Teropong Pendatar Tangan Biasa
2.     Abney level
Abney level adalah sebuah alat yang di pakai untuk mengukur ketinggian yang terdiri dari
skala busur derajat. Beberapa kelebihan abney level adalah mudah untuk digunakan, relative
murah dan akurat. Abney level di gunakan untuk mengukur derajat dan elevasi topografi.
Alat ini berupa teropong yang dilengkapi dengan busur setengan lingkaran.

Gambar 1.5.1. Abney level


3.     Sunto level
Alat ini seperti abney level, tetapi lingkaran skalanya ada di dalam alat sehingga alat ini tidak
terlihat seperti bentuk teropongnya tetapi menyerupai kotak pipih seperti korek api.Abney
level dan Sunto level umumnya dikenal sebagai alat untuk mengukur lereng atau kemiringan
lahan.

Gambar 1.5.1. Sunto Level

1.5.2        Cara Menggunakan Teropong Pendatar Tangan


Cara menggunakan teropong pendatar tangan biasa dengan abney level dan sunto level agak
berbeda.
1. Teropong pendatar tangan biasa
Cara menggunakan teropong pendatar tangan biasa adalah sebagai berikut :
1)   Teropong dipegang, lubang pembidiknya diletakan di depan mata, berdiri di titik awal.
2)   Ukur tinggi mata kita, sebagai tinggi alat.
3)   Bidikan ke sasaran, atur agar gelembung nivo tepat di benang silang. mendatar, (Bila
dimaksudkan untuk menentukan beda tinggi, maka di titik yang dibidik atau titik sasaran
dipasang rambu ukur, sehingga ketinggian garis bidik di titik tersebut diketahui).
2. Abney level atau sunto level
Cara menggunakan abney level atau sunto level adalah sebagai berikut :
1)      Alat dipengang, lubang pembidiknya diletakan di depan mata, berdiri di titik awal.
2)      Ukur tinggi mata kita, sebagai tinggi alat.
3)      Bidikan ke rambu ukur yang dipasang di titik berikutnya/titik yang akan dibidik, atur
bacaan bidikan sama tingginga dengan ketinggian alat..
4)      Baca skala kemiringannya.

1.6     Klinometer(Clinometer)
1.6.1        Pengertian Klinometer
Klinometer adalah alat sederhana untuk mengukur sudut elevasi antara garis datar dan sebuah
garis yang menghubungkan sebuah titik pada garis datar tersebut dengan titik puncak (ujung)
sebuah objek. Aplikasinya digunakan untuk mengukur tinggi (panjang) suatu objek dengan
memanfaatkan sudut elevasi.

1.6.2        Fungsi Klinometer


Fungsi atau kegunaannya adalah untuk menentukan besar sudut elevasi dalam mengukur
tinggi obyek secara tidak langsung.

Gambar 1.6.2. Klinometer

1.6.3        Cara Menggunakan Klinometer


Dalam menggunakan klinometer sebaiknya dilakukan oleh dua orang, satu orang memegang
dan membidik sasaran yang akan diukur dan satu orang yang lain melakukan pengamatan
dengan membaca sudut dan mencatat hasilnya.

1.7     Odometer
1.7.1        Pengertian Odometer
Odometer adalah alat pengukuran di lapangan yang berupa roda dengan keliling tertentu yang
dipasang pada suatu tangkai sebagai pegangan. Pada tangkai tersebut dipasang alat hitungan
putaran roda berupa bunyi atau angka.

Gambar 1.8.1. Odometer

1.7.2        Fungsi Odometer


Alat ini sangat praktis untuk mengukur jarak suatu jalur dimana jalurnya berbelok-belok dan
naik turun, seperti halnya jalur jalan dalam rangka pengaspalan atau di pertanian sendiri pada
pengukuran luas lahan bergelombang dan bentuk petakannya tidak beraturan
1.7.3        Cara Menggunakan Odometer
Odometer merupakan metode sederhana hampir mirip dengan metode langkah, yaitu
mengukur jarak dengan menghitung jumlah putaran roda yang kelilingnya diketahui, bila
roda tersebut digelindingkan antara dua titik pengukuran.
Jarak dihitung dengan persamaan berikut :
Jarak = Jumlah putaran roda x keliling roda
Contoh :
Antara titik A dan B ditempuh dengan 120 putaran
Keliling lingkaran = 60 cm
Jarak antara titik A dan B = 120 putaran x 60cm/putaran = 7.200 cm = 72 m

2.      ALAT UKUR OPTIK


2.1     Waterpass
2.1.1        Pengertian dan Fungsi Waterpass
Alat ukur optis untuk mengukur beda tinggi antara dua titik atau lebih dan penggunaanya
sangat luas seperti pekerjaan sipil, pemetaan, pertanahan dan lain-lainnya.
Syarat-syarat pemakaian waterpass:
1)    Syarat dinamis : Sumbu 1 vertikal
2)    Syarat statis
       Garis mendatar diafragma sejajar sumbu 1
       Garis arah nivo tegak lurus sumbu 1
       Garis bidik teropong sejajar garis dengan garis arah nivo
Alat waterpass mempunyai beberapa bagian utama
Bagian-bagian alat :

Gambar 2.1.1. Bagian-bagian Waterpass


Fungsi bagian-bagian alat :
Cermin nivo : untuk memantulkan bayangan nivo
Nivo : untuk mengetahui kedataran alat
visir bidikan : untuk mengarahkan arah bidikan teropong
Sekrup fokus benang : untuk memfokuskan benang bidikan
Lensa bidik : untuk melihat bidikan
Sekrup penggerak horisontal : untuk menggerakan secara halus arah bidikan horisontal
teropong
Sekrup leveling : untuk me-level-kan (mendatarkan) alat
Plat dasar : untuk landasan alat ke tripot
Body teropong : badan teropong
Sekrup fokus obyek : untuk memfokuskan obyek bidikan
Rumah lensa depan : untuk tempat lensa depan
Skala gerakan sudut horisontal : untuk mengetahui besar gerakan sudut horisontal
No seri alat : nomor seri untuk identifikasi alat

2.1.2        Cara Menggunakan Waterpass


a.    Pasang kaki tiga penyangga/tripod/statip pada tempat yang dikehendaki, biasanya pada titik
ikat atau pada titik yang sudah diketahui koordinat dan elevasinya.
b.    Pastikan kaki tiga penyangga terpasang secara kuat dan stabil serta posisi pelat tempat
dudukan alat ukur (tribrach) pada posisi semendatar mungkin.
c.    Kencangkan sekrup-sekrup penguat yang ada pada masing-masing kaki secukupnya.
d.    Pasang waterpass pada dudukan atau tribrach dan kencangkan sekrupnya.
e.    Atur sumbu I vertikal dan sumbu II horisontal dengan menggunakan sekrup penyeimbang
nivo kotak, yang biasanya disebut sekrup A, B, C.
f.     Pengaturan dilakukan pertama-tama dengan posisi nivo sejajar dengan posisi kita berdiri,
tepatkan gelembung nivo tepat di dalam lingkaran yang ada.
g.    Putar waterpass terhadap sumbu I sebesar 900 terhadap posisi kita, cek apakah posisi nivo
masih tetap berada di tengah lingkaran, jika gunakan sekrup C untuk menempatkan nivo
kembali ke tengah lingkaran.
h.    Jika centering dan posisi gelembung pada masing-masing nivo sudah berada pada tengah-
tengah bidang nivo pada segala posisi maka alat sudah siap untuk dioperasikan.

2.2     Theodolit
2.2.1        Pengertian Theodolit
Theodolite atau theodolit adalah instrument / alat yang dirancang untuk menentukan tinggi
tanah pengukuran sudut yaitu sudut mendatar yang dinamakan dengan sudut horizontal dan
sudut tegak yang dinamakan dengan sudut vertical.
Syarat – syarat utama yang harus dipenuhi alat theodolite sehingga siap dipergunakan
untuk pengukuran yang benar adalah sebagai berikut :
1.    Sumbu ke I harus tegak lurus dengan sumbu II / vertical ( dengan menyetel nivo tabung dan
nivo kotaknya ).
2.    Sumbu II harus tegak lurus Sumbu I.
3.    Garis bidik harus tegak lurus dengan sumbu II (Sumbu II harus mendatar).
4.    Tidak adanya salah indeks pada lingkaran kesatu (kesalahan indek vertical sama dengan
nol).
5.    Apabila ada nivo teropong, garis bidik harus sejajar dengan nivo teropong
6.    Garis jurusan nivo skala tegak, harus sejajar dengan garis indeks skala tegak.
7.    Garis jurusan nivo skala mendatar, harus tegak lurus dengan sumbu II ( Garis bidik tegak
lurus sumbu kedua / mendatar).
Macam – Macam Theodolit
Dari konstruksi dan cara pengukuran, dikenal 3 macam theodolite :
1.    Theodolite Reiterasi
Pada theodolite reiterasi, plat lingkaran skala (horizontal) menjadi satu dengan plat lingkaran
nonius dan tabung sumbu pada kiap. Sehingga lingkaran mendatar bersifat tetap. Pada jenis
ini terdapat sekrup pengunci plat nonius.

Gambar 2.2.1. Konstruksi Theodolite Type Reiterasi


2.    Theodolite repetisi
Pada theodolite repetisi, plat lingkaran skala mendatar ditempatkan sedemikian rupa,
sehingga plat ini dapat berputar sendiri dengan tabung poros sebagai sumbu putar. Pada jenis
ini terdapat sekrup pengunci lingkaran mendatar dan sekrup nonius.

Gambar 2.2.1. Konstruksi Theodolite Type Repetisi


3.    Theodolite Elektro Optis
Dari konstruksi mekanis sistem susunan lingkaran sudutnya antara theodolite optis dengan
theodolite elektro optis sama. Akan tetapi mikroskop pada pembacaan skala lingkaran tidak
menggunakan system lensa dan prisma lagi, melainkan menggunkan system sensor. Sensor
ini bekerja sebagai elektro optis model (alat penerima gelombang elektromagnetis). Hasil
pertama system analog dan kemudian harus ditransfer ke system angka digital. Proses
penghitungan secara otomatis akan ditampilkan pada layer (LCD) dalam angka decimal.
Gambar 2.2.1. Theodolite Elektro Optis
Bagian-bagian dan Kerangka Dasar Theodolite

Gambar 2.2.1. Bagian-Bagian Theodolit

2.2.2        Fungsi Theodolit


Dalam pekerjaan – pekerjaan ukur tanah, teodolit sering digunakan dalam pengukuran
polygon, pemetaan situasi maupun pengamatan matahari. Teodolit juga bisa berubah
fungsinya menjadi seperti PPD bila sudut vertikalnya dibuat 90°. Dengan adanya teropong
yang terdapat pada teodolit, maka teodolit bisa dibidikkan ke segala arah. Untuk pekerjaan-
pekerjaan bangunan gedung, teodolit sering digunakan untuk menentukan sudut siku-siku
pada perencanaan / pekerjaan pondasi, juga dapat digunakan untuk mengukur ketinggian
suatu bangunan bertingkat.

2.2.3        Cara Menggunakan Theodolit


Cara kerja penyiapan alat theodolit antara lain :
1.    Kendurkan sekrup pengunci perpanjangan
2.    Tinggikan setinggi dada
3.    Kencangkan sekrup pengunci perpanjangan
4.    Buat kaki statif berbentuk segitiga sama sisi
5.    Kuatkan (injak) pedal kaki statif
6.    Atur kembali ketinggian statif sehingga tribar plat mendatar
7.    Letakkan theodolite di tribar plat
8.    Kencangkan sekrup pengunci centering ke theodolite.
9.    Atur (levelkan) nivo kotak sehingga sumbu kesatu benar-benar tegak / vertical dengan
menggerakkan secara beraturan sekrup pendatar / kiap di tiga sisi alat ukur tersebut.
10. Atur (levelkan) nivo tabung sehingga sumbu kedua benar-benar mendatar dengan
menggerakkan secara beraturan sekrup pendatar / kiap di tiga sisi alat ukur tersebut.
11. Posisikan theodolite dengan mengendurkan sekrup pengunci centering kemudian geser
kekiri atau kekanan sehingga tepat pada tengah-tengah titi ikat (BM), dilihat dari centering
optic.
12. Lakukan pengujian kedudukan garis bidik dengan bantuan tanda T pada dinding.
13. Periksa kembali ketepatan nilai index pada system skala lingkaran dengan melakukan
pembacaan sudut biasa dan sudut luar biasa untuk mengetahui nilai kesalaha index tersebut.

3.      ALAT PENUNJANG


3.1     Tripod/Statif/Kaki Tiga
3.1.1        Pengertian Tripod/Statif/Kaki Tiga
Merupakan piranti untuk mendirikan alat di lapangan yang terdiri dari kepala statip dan kaki
tiga yag dapat di stel ketinggiannya. Statip terbuat dari kayu atau dari metal alumunium
sehingga lebih ringan.

Gambar 3.1.1. Tripod/Statif/Kaki Tiga

3.1.2        Fungsi Tripod/Statif/Kaki Tiga


Kegunaan tripod adalah untuk menunjang theodolit.

3.1.3        Cara Menggunakan Tripod/Statif/Kaki Tiga


Ketinggian statif dapat diatur, disesuaikan dengan ketinggian si pengamat dan pemutaran
baut statif jangan terlalu keras agar tidak cepat rusak kepala statif ada yang datar,
melengkung (sferis), ada pula yang menyerupai bonggol (Kern) dengan sambungan alat
sentering tongkat teleskopis sekaligus untuk mengukur tinggi alat.

3.2     Leveling Road/Rambu Ukur


3.2.1        Pengertian Leveling Road/Rambu Ukur
Rambu ukur adalah alat yang terbuat dari kayu atau campuran alumunium yang diberi skala
pembacaan. Alat ini berbentuk mistar ukur yang besar, mistar ini mempunyai panjang 3, 4
bahkan ada yang 5 meter. Skala rambu ini dibuat dalam cm, tiap-tiap blok merah, putih, atau
hitam menyatakan 1 cm, setiap 5 blok tersebut berbentuk huruf E yang menyatakan 5 cm,
tiap 2 buah E menyatakan 1 dm. Tiap-tiap meter diberi warna yang berlainan, merah-putih,
dll. Kesemuanya ini dimaksudkan agar memudahkan dalam pembacaan rambu.
Gambar 3.2.1. Leveling Road/Rambu Ukur

3.2.2        Fungsi Leveling Road/Rambu Ukur


Fungsi utama dari rambu ukur ini adalah untuk mempermudah/membantu mengukur beda
tinggi antara garis bidik dengan permukaan tanah. Hal yang perlu diperhatikan dari rambu
adalah :
      Skala rambu dalam cm atau mm atau interval jarak pada garis-garis dalam rambu tersebut
setiap berapa cm atau berapa mm.
      Skala dari rambu, terutama pada daerah sambungan rambu harus benar.

3.2.3        Cara Menggunakan Leveling Road/Rambu Ukur


Cara menggunakan rambu ukur :
1.    Atur ketinggian rambu ukur dengan menarik batangnya sesuai dengan kebutuhan, kemudian
kunci.
2.    Letakkan dasar rambu ukur tepat diatas tengah-tengah patok (titik) yang akan dibidik.
3.    Usahakan rambu ukur tersebut tidak miring/condong (depan, belakang, kiri dan kanan),
karena bisa mempengaruhi hasil pembacaan.

3.3     Unting-Unting
3.3.1        Pengertian Unting-Unting
Unting-unting merupakan bandul yang terbuat dari besi atau kuningan yang berbentuk
kerucut dengan ujung bawah lancip dan digantungkan pada bagian tengah tripod/statif tegak
lurus titik.
Gambar 3.3.1. Unting-Unting
3.3.2        Fungsi Unting-Unting
Unting-unting berguna untuk memproyeksikan suatu titik pada pita ukur di permukaan tanah
atau sebaliknya.
3.3.3        Cara pemakaian
Unting-unting digantungkan dan unting-unting harus tegak lurus titik.

3.4     Jalon
3.4.1        Pengertian Jalon
Jalon merupakan tongkat dengan ujung runcing, berguna sebagai penanda titik yang akan di
tembak sudutnya, jalon merupakan pasangan alat theodolit.
3.4.2        Fungsi Jalon
Jalon berfungsi untuk membantu dalam pengukuran di lapangan sebagai pelurusan dalam
mengukur.

4.      ALAT UKUR ELEKTRONIK


4.1     Global Positioning System (GPS)
4.1.1        Pengertian Global Positioning System (GPS)
Global Positioning Sistem (GPS) merupakan sistem yang terdiri dari konstelasi satelit radio
navigasi, segmen kontrol tanah yang mengelola operasi satelit dan pengguna dengan receiver
khusus yang menggunakan data satelit untuk memenuhi berbagai persyaratan posisi. GPS
merupakan salah satu metode dalam geodesi satelit yang digunakan untuk penentuan posisi di
permukaan bumi secara 3D dimana penentuannya menggunakan teknik trilaterasi dengan
menggunakan jarak dari beberapa lokasi yang diketahui untuk menentukan koordinat lokasi
yang tidak diketahui. GPS terdiri atas tiga segmen, yaitu segmen satelit, segmen control dan
segmen pengguna, lihat gambar (3.1). Konstelasi dan konfigurasi orbit dari satelit GPS
dirancang sedemikian rupa sehingga sistem ini dapat dimanfaatkan kapan dan dimana saja,
lihat gambar (3.2).
Gambar 4.1.1. Tiga Segmen GPS

4.1.2        Fungsi Global Positioning System (GPS)


GPS mempunyai berbagai pemanfaatan, tidak hanya untuk keperluan militer, geodesi, survey
dan pemetaan, tetapi juga untuk penelitian dalam geofisika, seperti geodinamika, strudi
deformasi, studi atmosfer dan meteorologi, keperluan oseanografi dan sebagainya. GPS juga
dimanfaatkan untuk navigasi pesawat udara, perhubungan darat dan laut. Hal ini disebabkan
GPS tidak tergantung pada keadaan cuaca, dan dapat digunakan dalam keadaan statik atau
kinematik, serta dapat dipasang di mobil, kerata api, kapal laut, pesawat udara bahkan satelit.
Tetapi perlu diketahui bahwa GPS juga mempunyai kelemahan, karena tidak dapat
dimanfaatkan ditempat dimana sinyal satelit GPS tidak dapat diterima oleh antena alat
penerima yang berada dalam dalam ruang, di bawah terowongan atau di dalam air. Oleh
karena itu untuk meningkatkan akurasi dan ketelitian data, kombinasi pengukuran GPS
dengan pengukuran posisi geodetik cara konvensional, yaitu pengukuran sudut dan jarak
sering dilakukan.

Gambar 4.1.2. Receiver GPS 1

4.1.3        Cara Menggunakan Global Positioning System (GPS)


Menghidupkan Receiver Garmin GPS Navigation 60
Nyalakan GPS 76CSx Anda dan tunggu sampai sinyal satelit terhubung dengan GPS.

Gambar 4.1.3. Halaman Satelit dan Halaman Menu


Secara default fitur/halaman menghitung luas belum ada di GPS Anda, untuk itu halaman
harus di setting manual dengan cara :
a)    Tekan tombol MENU 2 kali, akan muncul halaman menu utama, setelah itu pilih SETUP
>ENTER> Page Sequence> ENTER.
b)    Muncul halaman tambah halaman, tekan tombol Rocker bawah sampai ke pilihan Add
Page lalu ENTER. Pilih Area Calculation dan akhiri dengan tombol ENTER.

Gambar 4.1.3. Halaman Menu Setup dan Halaman Sequence.


Setelah penambahan halaman sudah dilakukan, langkah selanjutnya yaitu tekan tombol
PAGE beberapa kali sampai muncul halaman Area Calculation> Start> ENTER.
Setelah itu tombol Start berubah menjadi tombol Stop, jika demikian berarti GPS sudah siap
digunakan untuk menghitung Luas Area.
Gambar 4.1.3. Halaman peta dari Area Calculation.
Silahkan anda berjalan di area yang akan dihitung luasnya, dari titik A (mulai) sampai
kembali ke titik A lagi (akhir).
Setelah mengelilingi area yang diukur, lalu Anda tekan tombol Stop. Dibawah tombol Stop
akan muncul hasil dari perhitungan area tersebut.
Dihalaman selanjutnya akan muncul keterangan dari hasil kalkulasi area, seperti :
a)    Name (anda bisa mengganti nama yang Anda inginkan dengan menekan tombol Rocker ke
atas sampai ke field Name,
b)   ENTER dan isi nama sesuai yang Anda inginkan), selain informasi Name ada juga informasi
Distance (jarak), Area, dan Color (warna). Setelah itu Anda tekan tombol OK untuk
menyimpan hasil pengukuran.

Gambar 4.1.3. Halaman peta dari Area Calculation dan Halaman Area Calculation.
Catatan : Pengukuran luas area menggunakan GPS Garmin sangat tidak disarankan karena
akurasi GPS Garmin sekitar 5 - 15 meter, untuk pengukuran yang lebih akurat Anda bisa
menggunakan GPS tipe Pemetaan atau GPS Geodetik yang akurasinya bisa mencapai 5mm -
10mm.
Langkah-langkah memasukkan titik ke dalam Google Earth :
1.      Membuka Aplikasi google Earth, setelah Aplikasi terbuka, pilih Add yang berada di
deretan Menu > pilih Placemark / Ctrl + Shift + P
Gambar 4.1.3. Penambahan titik pada google earth.
2.      Setelah muncul Google Earth – New Placemark > Masukkan koordinat yang tempat yang
akan di masukkan mulai dari Zone, Easting, Northing ( Jika Koordinatnya UTM) > ubahlah
nama yang pada tempat yang anda inginkan, misal Prodi P. Geografi > setelah semua selesai
pilih OK maka akan muncul seperti pada gambar di bawah ini

Gambar 4.1.3. Halaman Google Earth – New Placemark


Gambar 4.1.3. Titik Baru (New Placemark) di Google Earth

4.2     Theodolite Digital


4.2.1        Pengertian Theodolite Digital
Jenis theodolit yang dimana cara pembacaan sudut horizontal dan vertikalnya hanya dibaca
dengan otomatis pada layar yang ada dalam alat tersebut, dan cara penyentringan alatnya pun
berbeda dimana theodolit digital hanya dengan cara sentering laser.

Gambar 4.2.1. Theodolit Digital

4.2.2        Fungsi Theodolite Digital


Theodolit merupakan salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan sudut
mendatar dan sudut tegak. Sudut yang dibaca bisa sampai pada satuan detik.

4.2.3        Cara Menggunakan Theodolite Digital


Ada empat syarat yang harus diperhatikan dalam persiapan dan pengecekan kelayakan
standar pakai Theodolite digital antara lain :
1.    Sumbu tegak (sumbu I) harus benar-benar tegak.
2.    Sumbu kedua atau sumbu horizontal harus mendatar.
3.    Teropong atau garis bidik harus tegaklurus sumbu kedua
4.    Kesalahan indeks pada skala lingkaran tegak harus sama dengan nol .
Penggunaan Dan Tata Cara Pemakaian Alat Ukur Tanah Theodolite Digital
Cara penggunaan theodolit digital:
a)    Cara pengaturan optis alat diletakkan di atas patok, paku payung terlihat pada lensa
teropong untuk mengetengahkan optis.
b)   Pasang statip diatas titik yang tentu dipermukaan tanah sedemikian rupa sehingga kaki-
kakinya membentuk piramida sama sisi, kencangkan sekrup statip, tancapkan dengan cukup
kuat kedalam tanah, dan usahakan kepala statip sedatar mungkin, untuk memudahkan
pengaturan nivo tabung dan nivo kotak dan pastikan titik tengah kepala statip berimpit
dengan titik /patok.
c)    Ambil pesawat theodolit dengan hati – hati dan pasang pada kepala statip.
d)   Posisikan theodolit pada titik yang tentu (jika ada) dengan memasang unting-unting atau
melihat alat duga optik.
e)    Jika posisi tidak tepat, kendurkan kunci kepala statip dan geser pada posisi yang
dikehendaki, jika terlalu jauh, statip harus dicabut kembali dan dipindahkan.
f)    Ketengahkan gelembung nivo tabung dengan 3 sekrup penyama rata.
g)   Arahkan nivo tabung sejajar dengan garis penghubung sekrup A dan B.
h)   Ketengahkan gelembung nivo tabung dengan memutar sekrup A dan B secara bersamaan
keluar sama keluar kedalam sama kedalam.
i)     Setelah presisi, putar badan pesawat 90˚.
j)     Ketengahkan kembali gelembung nivo tabung hanya dengan sekrup C saja, (nivo kotak
akan mengikut seimbang).
k)   Pastikan gelembung nivo tabung dan nivo kotak tetap ditengah-tengah walaupun pesawat
diputar ke segala arah.
l)     Bila ternyata belum seimbang, ulangi penyetelan 5a s/d 5e.
m) Bila kedua nivo telah seimbang, tekan tombol power (switch) pada keadaan ON, dan pesawat
theodolit sudah siap digunakan (sumbu I sudah vertical dan sumbu II sudah horizontal).
Cara penggunaan alat
a)    Memasukkan baterai ke dalam tempatnya kemudian mengetengahkan optis ke atas.
b)   Menghidupkan display dan atur sesuai keperluan.
c)    Untuk membaca sudut mendatar, arahkan teropong pada titik yang dikehendaki kemudian
dibaca pada display.
d)   Untuk membaca sudut vertical, teropong diarahkan secara vertical dan kemudian dibaca
pada display.

4.3     Total Station


4.3.1        Pengertian Total Station
Total Station adalah pengembangan dari theodolite yang dilengkapi dengan pengukuran jarak
dan sudut secara elektronik dengan dibantu reflektor sebagai target dan pengganti rambu
ukur. Di samping itu untuk mempermudah proses data dilengkapi juga dengan komputer.
Konstruksi utama seperti rambu pertama, rambu kedua dan garis bidik sama dengan
theodolite.

Gambar 4.3.1. Total Station


Persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi adalah :
i.      Ketelitian bacaan sudut horizontal
j.      Ketelitian bacaan jarak horizontal dan vertikal
k.    Kemampuan software untuk menghasilkan hitungan beda tinggi
l.      Kemampuan software untuk menghasilkan hitungan kordinat
m.  Sumbu pertama vertikal
n.    Sumbu kedua mendatar
o.    Sumbu kedua tegak lurus sumbu pertama
Disamping persyaratan-persyaratan tersebut harus dipenuhi bagian-bagian total station harus
berfungsi dengan baik.
Bagian-bagian tersebut adalah :
a.    Sekrup-sekrup dan klem untuk penyetelan harus berfungsi dengan baik dan normal.
b.    Nivo-nivo harus berfungsi dengan baik.
c.    Kejernihan lensa atau kaca pada teropong harus benar-benar dalam kondisi baik dan normal.
d.    Tampilan bacaan (display) harus jelas.

4.3.2        Fungsi Total Station


Total station biasanya digunakan untuk melakukan pengukuran arah, jarak, beda tinggi serta
penentuan koordinat secara elektronis.

 
4.3.3        Cara Menggunakan Total Station
Penyetelan total station :
a.       Pasang kaki tiga penyangga/tripod/statip pada tempat yang dikehendaki, biasanya pada
titik ikat atau pada titik yang sudah diketahui koordinat dan elevasinya
b.      Pastikan kaki tiga penyangga terpasang secara kuat dan stabil serta posisi pelat tempat
dudukan alat ukur (tribrach) pada posisi semendatar mungkin.
c.       Kencangkan sekrup-sekrup penguat yang ada pada masing-masing kaki secukupnya.
d.      Secara simultan tepatkan penanda ketepatan posisi as vertikal total station pada tiik yang
dikehendaki (centering)
e.       Atur sumbu I sumbu vertikal dan sumbu II horizontal dengan menggunakan sekrup
penyeimbang nivo kotak, yang biasanya disebut sekrup A, B, C.
f.        Pengaturan dilakukan pertama-tama dengan posisi nivo sejajar dengan posisi kita berdiri,
tepatkan gelembung nivo tepat didalam lingkaran yang ada.
g.      Pengaturan dilakukan pertama-tama dengan posisi nivoo sejajar dengan posisi kita berdiri,
tepatkan gelembung nivo tepat di dalam lingkaran yang ada.
h.      Putar theodolite terhadap sumbu I sebesar 900 terhadap posisi kita, cek apakah posisi nivo
masih tetap berada di tengah lingkaran, jika tidak gunakan sekrup C untuk menempatkan nivo
kembali ke tengah lingkaran.
i.        Cek kembali posisi penanda ketepatan as sumbu vertikal apakah masih berada pada posisi
titik yang dimaksud.
j.        Jika bergeser maka kendorkan sekrup pengunci Theodolite pada tribrach dan geser
perlahan-lahan sehingga posisi penanda arah vertikal tepat berada dititik yang dikehendaki
lalu kuatkan sekrup pengikat
k.      Cek kembali posisi gelembung apakah masih berada di pusat lingkaran, jika tidak
digunakan sekrup A, B, C kembali secara lebih perlahan untuk menempatkan posisi
gelembung nivo pada lingkaran yang ada.
l.        Jika centering dan posisi gelembung pada masing-masing nivo sudah berada pada tengah-
tengah bidang nivo, maka alat sudah siap untuk dioperasikan.

Anda mungkin juga menyukai