Anda di halaman 1dari 8

I.

Pembahasan

1. Kompas

A. Definisi

Kompas merupakan alat navigasi yang memanfaatkan medan magnetis bumi


dalam penentuan sebuah arah. Sebelum pedoman arah ditemukan, dalam
menentukan sebuah arah manusia menggunakan posisi benda-benda langit sebagai
patokan, misalnya matahari dan bintang. Prinsip kerja kompas adalah adanya gaya
tarik menarik antara magnet pada jarum kompas dengan kutub magnet bumi. Jarum
kompas yang terbuat dari magnet memiliki kutub utara dan selatan serta akan selalu
menunjuk kearah tersebut.

B. Bagian Bagian

• Dial : Bagian permukaan yang tertera angka atau huruf


seperti jam
• Visir : Pembidik Sasaran
• Kaca Pembesar : Untuk melihat sasaran dan angka pada Dial agar lebih
jelas
• Jam Penunjuk : Menunjukkan lokasi magnet bumi
• Tutup Dial : Mempunyai 2 garis bersudut 450 dan dapat diputar
• Alat penggantung :Tempat mengaitkan tali dan dapat juga untuk
menyangkutkan ibu jari ketika melakukan pembidikan

C. Fungsi Umum

Fungsi utama kompas adalah untuk menentukan atau mengetahui arah dan
besaran derajat suatu arah. Juga untuk mengetahui lokasi suatu medan berdasarkan
peta.

D. Fungsi di Kehutanan
Dalam kehutanan kompas berfungsi untuk menentukan arah jalur
penanaman tegakan.

E. Cara Menggunakan

1. Letakkan kompas diatas permukaan datar


2. Tunggu jarum jarum kompas tidak bergerak dan menunjukkan arah utara
dan selatan
3. Bidik sasaran dengan menggunakan visir, melalui celah pada kaca
pembesar, setelah itu miringkan kaca pembesar sekitar 50° dengan kaca dial
4. Apabila penglihatan visir diragukan karena kurang jelas terlihat dari kaca
pembesar, luruskan garis pada tutup dial ke arah visir, searah dengan sasaran bidik
agar mudah terlihat melalui kaca pembesar
5. Apabila sasaran bidik 30°, maka bidiklah ke arah 30°. Sebelum menuju
sasaran, tetapkan dahulu titik sasaran sepanjang jalur 30°. Cari benda yang
menonjol atau tinggi diantara benda lain disekitarnya sebagai patokan untuk
mencegah kehilangan jalur
6. Sebelum bergerak menuju sasaran bidik, tetapkan pula Sasaran Balik
(Back Azimuth atau Back Reading) agar kita dapat kembali ke tempat semula
apabila tersesat. Rumus menentukan sasaran balik adalah:
o Apabila sasaran < 180° = ditambah 180°. Contoh: 30° sasaran baliknya
adalah 30° + 180° = 210°
o Apabila sasaran > 180° = dikurang 180°. Contoh: 240° sasaran baliknya
adalah 240° – 180° = 60°

2. Klinometer

A. Definisi

Klinometer merupakan alat sederhana yang digunakan untuk mengukur


sudut elevasi yang dibentuk antara garis datar dengan sebuah garis yang
menghubungkan sebuah titik pada garis datar tersebut dengan titik puncak (ujung)
suatu obyek. Pada terapannya, alat ini dapat digunakan pada pekerjaan pengukuran
tinggi (atau panjang) suatu obyek dengan memanfaatkan sudut elevasi.

B. Bagian Bagian
• Lensa pengamat :untuk melihat skala pada klinometer
• Tali penggantung :untuk menggantung klinometer pada jari
• Piringan berskala :berisi skala yg berupa satuan pengukuran sudut
vertical dalam % pada sebelah kanan dan sebelah kiri mencantumkan
satuan sudut dalam derajat

C. Fungsi Umum
Fungsi atau kegunaannya adalah untuk menentukan besar sudut elevasi
dalam mengukur tinggi obyek secara tidak langsung.

D. Fungsi di Kehutanan
Di kehutanan klinometer berfungsi untuk mengukur beda tinggi antar patok
batas areal hutan atau mengukur lereng.

E. Cara Menggunakan
• Cara menggunakan klinometer adalah dengan dua mata terbuka.
• Satu mata melihat ke lensa dan mata yang lain melihat ke obyek yang
dibidik.
• Otak kita akan menggabungkan skala pada lensa dengan obyek yang
dibidik. Kemiringan sebagaimana pengukuran jarak harus diukur pada
tinggi yang sama.
• Pengukuran sudut lereng dilakukan dengan klinometer pada ketinggian
tertentu di permukaan tanah, biasanya 140-150 cm. Lereng pada
umumnya bergelombang sehingga sudut lereng adalah rata-rata
kemiringan lereng pada panjang lereng tertentu. Agar pengukuran
kemiringan lereng diperoleh hasil yang benar, maka tinggi alat ukur dari
muka tanah tempat mengukur harus sama dengan ketinggian garis bidik
pada patok di atas target yang diukur. Lereng yang diukur jangan terlalu
panjang jika kemiringan lereng berubah drastis, maka ukurlah masing
masing bagian agar didapat hasil yg diharapkan.

3. Theodolit

A. Definisi

Theodolite atau theodolit adalah instrument/ alat yang dirancang untuk


menentukan tinggi tanah pengukuran sudut yaitu sudut mendatar yang dinamakan
dengan sudut horizontal dan sudut tegak yang dinamakan dengan sudut vertical.
Sudut – sudut tersebut berperan dalam penentuan jarak mendatar dan jarak tegak
diantara dua buah titik lapangan.

B. Bagian Bagian

C. Fungsi Umum
Theodolit merupakan salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk
menentukan sudut mendatar dan sudut tegak. Sudut yang dibaca bisa sampai
pada satuan detik. Di dalam pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan
pengukuran tanah, theodolite sering digunakan sebagai alat pengukuran
polygon, pemetaan situasi, maupun pengamatan matahari. Selain itu, apabila
sudut vertikalnya dibuat 90º maka theodolit ini bisa berubah fungsinya menjadi
seperti Pesawat Penyipat Datar, yaitu untuk menentukan beda tinggi antara titik-
titik dii permukaan Bumi. Sementara itu untuk pekerjaan bangunan, theodolite
sering digunakan untuk menentukan sudut siku-siku pada saat pekerjaan
bowplank sehingga sudut ruangan nantinya tampak lebih indah dan berkualitas.

D. Fungsi di Kehutanan
Di kehutanan theodolite berfungsi untuk pembuatan plot areal hutan yang
membutuhkan akurasi tinggi.

E. Cara menggunakan
1. Putar sekrup pengunci perpanjangan berlawanan arah jarum jam untuk
mengendurkannya. Lalu tarik ke atas perpanjangan tersebut dengan ketinggian
setara dada posisi dada agar mudah dioperasikan. Jangan lupa kencangkan
kembali sekrup pengunci perpanjangan tersebut setelah ditemukan posisi yang
pas.

2. Sebagai penahan posisi theodolit agar tidak mudah goyah, buatlah kaki statif
berbentuk segitiga sama sisi. Kemudian injak pedal kaki statif tersebut agar
lebih kuat. Cobalah atur kembali ketinggian statif supaya posisi tribar plat
mendatar sesuai.

3. Taruh theodolit di atas tribar plat. Setelah itu, kencangkan sekrup pengunci
centering ke theodolit.

4. Setel level nivo kotak agar posisi sumbu kesatu benar-benar tegak dengan
menggerakkan sekrup kiap di ketiga sisi alat ukur tersebut secara beraturan.

5. Setel nivo tabung supaya posisi sumbu kedua benar-benar mendatar dengan
menggerakkan sekrup kiap di ketiga sisi alat ukur tersebut secara beraturan.

6. Atur posisi theodolit dengan mengendurkan kekuatan sekrup pengunci


centering, lalu ubah posisinya berpindah ke kanan atau kiri hingga berada tepat
di tengah-tengah titik ikat (BM) jika dilihat dari centering optic.

7. Periksa kembali kedudukan garis bidik menggunakan bantuan tanda T yang


dibuat di dinding.
8. Cek sekali lagi kebenaran nilai indeks pada sistem skala lingkaran dengan
membaca sudut biasa dan sudut luar biasa untuk mengetahui nilai kesalahan dari
indeks tersebut.

9. Untuk tata cara pembacaannya, perhatikan pada rambut ukur akan tampak
huruf E serta beberapa kotak kecil berwarna hitam dan merah. Setiap jarak
antara huruf E mewakili jarak sejauh 5 cm. Sedangkan setiap jarak antara kotak
kecil mewakili jarak sepanjang 1 cm.

4. GPS

A. Definisi
GPS sendiri memiliki definisi sebagai sistem satelit navigasi dan
penentuan posisi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Sistem ini
didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga dimensi serta informasi
mengenai waktu, secara berkelanjutan di seluruh dunia tanpa bergantung
waktu dan cuaca, kepada banyak orang secara simultan. Sedangkan Alat GPS
merupakan alat yang mampu menerima dan memanfaatkan sinyal GPS
tersebut,
B. Bagian Bagian

• Layar, berfungsi menampilkan fitur dan informasi dari Receiver GPS


tersebut.
• Antena, berfungsi untuk memancarkan sinyal GPS.
• Tombol, terdiri dari tombol power untuk menyalakan dan mematikan
alat, tombol navigasi untuk mengarahkan pilihan, tombol zoom in dan
zoom out yang digunakan untuk membesarkan dan mengecilkan
tampilan peta, tombol menu yang digunakan untuk masuk dalam menu
pilihan, tombol page untuk menampilkan fitur-fitur yang terdapat pada
alat tersebut, tombol find untuk mendeteksi, tombol enter dan quit
untuk masuk dan keluar.

C. Fungsi Umum
Receiver GPS berfungsi untuk menentukan koordinat titik-titik pada
permukaan bumi baik di darat maupun di laut. Dapat juga berguna dalam
kegiatan survei dalam penandaan titik tertentu untuk keperluan pemetaan,
seperti batas suatu kawasan, sungai, jalan, dan sebagainya.

D. Fungsi di Kehutanan
Di kehutanan GPS berfungsi penataan batas kawasan dengan
menentukan koordinat koordinat yang sudah dipetakan yang nantinya akan
berguna dalam inventaris hutan.
E. Cara Menggunakan
• Nyalakan alat dengan cara menekan tombol power.
• Lakukan pengaturan awal seperti pengaturan bahasa, unit atau satuan
position format, dan datum yang digunakan.
• Kalibrasi kompas dilakukan dengan cara meneken tombol page hingga
muncul pada halaman kompas, lalu pilih menu, dan pilih Calibrate
Compass. Dalam prosesnya penggunaka akan diminta memutarkan
alat receiver secara horizontal sebanyak 2 kali secara perlahan.
Sedangkan untuk mengkalibrasi altimeter dilakukan dengan cara
meneken tombol page hingga muncul pada halaman altimeter, lalu
pilih menu, dan pilih Calibrate Altimeter. Dalam prosesnya akan
diminta untuk memasukkan altimeter ditempat pengguna berada.
• Selanjutnya Receiver GPS dapat digunakan, untuk melihat posisi
pengguna dapat membuka bagian peta. Untuk mengetahui kekuatan
sinyal GPS dapat diamati pada halaman satelit dengan cara menekan
tombol page.
• Untuk membuat titik dapat menggunakan fitur Marking Waypoints, hal
ini dilakukan dengan cara menekan tombol find dalam beberapa saat
hingga tampilan Waypoints terlihat lalu pilih avg untuk meng-
averaging data yang diterima receiver untuk mendapatkan data lokasi
yang lebih akurat. Simbol dan nama titik dapat diatur sesuai kebutuhan
pengguna dan dapat ditampilkan pada peta. Setelah semuanya telah
sesuai pengguna dapat menekan tombol oke. Dalam pengambilan titik,
pengguna tidak boleh berpindah tempat hingga pengembilan titik
selesai.

II. Daftar Pustaka

Abidin, H.Z. (1995). Penentuan Posisi Dengan GPS dan Aplikasinya. P.T. Pradnya
Paramita, Jakarta. ISBN 979-408-377-1.
Abidin, H.Z., A. Jones, J. Kahar (1995). Survai Dengan GPS. P.T. Pradnya Paramita,
Jakarta. ISBN 979-408-380-1.
Anonim. (2015). Buku Teks Bahan Ajar Siswa Pengukuran dan Pemetaan Hutan Kelas XI
Semester 3. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Anonim. (2015). Buku Teks Bahan Ajar Siswa Pengukuran dan Pemetaan Digital Kelas XII
Semester 5. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai