Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI POHON

ACARA 7
LIPID

Nama : Devina Aulia Marselli


NIM : 20/464042/SV/18361
Co.Ass : Luqman Hadi Prasetyo

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN PENGELOLAAN HUTAN


DEPARTEMEN TEKNOLOGI HAYATI DAN VETERINER
SEKOLAH VOKASI UGM
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
ACARA VII
LIPID

I. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Lipid pada pohon dikelompokkan menjadi lipid sederhana; cutin, suberin, dan wax;
lipid majemuk, dan terpene atau isoprenoid. Lipid berperan sebagai penyusun
membran protoplasma, cadangan makanan dalam biji, pelindung organ bagian luar,
dan sebagainya. Secara umum, lipid memiliki ciri-ciri berupa kelarutan dalam air yang
rendah. Lipid akan mudah larut pada pelarut organik seperti acethon, benzene, dan
ether. Melihat bentuk dan fungsi lipid pada pohon yang beragam maka identifikasi
lipid perlu dilakukan sebagai upaya praktis untuk meningkatkan pemahaman terkait
pembentukan lipid pada pohon.

b. Tujuan
Mengidentifikasi ragam lipid yang terdapat pada pohon
c. Manfaat
Mahasiswa dapat mengetahui berbagai jenis lipid yang dihasilkan oleh pohon

II. METODE
a. Waktu : 19 April 2021
b. Tempat : Laboratorium Budidaya Hutan, Program Studi Pengelolaan Hutan,
Departemen Teknologi Hayati dan Veteriner dan rumah masing-masing
c. Alat : pisau, kamera
d. Bahan : pohon tanaman hutan
e. Cara Kerja :
1. Mengobservasi tanaman kehutanan di sekitar Anda
2. Mengidentifikasi jenis lemak yang terdapat pada pohon
3. Mendokumentasikan jenis lipid yang Anda temukan
4. Mendeskripsikan kondisi jenis lipid tersebut, antara lain meliputi:
 Organ tempat lemak ditemukan
 Warna/ aroma
 Kegunaan
 Informasi lainnya
III. TINJAUAN PUSTAKA
Lemak atau lipid terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Fungsi
utama cadangan lemak dan minyak dalam biji-bijian adalah sebagai sumber energi.
Cadangan ini merupakan salah satu bentuk penyimpanan energi yang penting bagi
pertumbuhan. Penguraian lemak secara kimiawi menghasilkan energi dalam jumlah
yang lebih besar sekitar dua kali lipat dibandingkan dengan energi yang dihasilkan
dari penguraian karbohidrat. Pada sel tanaman, cadangan lipid adalah asam lemak.
Cadangan ini oleh lipase dihidrolisir menjadi gliserol dan asam lemak. Asam lemak
ini dipakai dalam sintesis fosfolipid dan glikolipid yang diperlukan untuk
pembentukan organel (Estiti, 1995).
Lipid adalah sekelompok senyawa non-heterogen yang meliputi asam lemak
dan turunannya, lemak netral (trigliserida), fosfolipid serta sterol. Lipid memiliki arti
lain sebagai kelompok besar biomolekul dengan gugus fungsional karboksil (-
COOH) atau gugus ester (-COOR) yang tidak dapat larut dalam air, tetapi dapat larut
dalam larutan non-polar, seperti ether, aseton, bensin, karbon tetraklorida, dan lain
sebagainya. Lipid akan larut dalam pelarut organik seperti aseton, alkohol,
chloroform, ether, dan benzena (Bintang, 2010).
Meskipun lipid secara umum didefinisikan sebagai komponen yang mudah
larut pada pelarut organik yang cenderung non-polar seperti etanol, ether, dan
chloroform, namun juga terdapat beberapa golongan lipid yang dapat larut pada
pelarut polar. Lemak disebut juga lipid, adalah suatu zat yang kaya akan energi,
berfungsi sebagai sumber energi yang utama untuk proses metabolisme tubuh. Lemak
yang beredar di dalam tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu dari makanan dan hasil
produksi organ hari yang bisa disimpan di dalam sel-sel lemak sebagai cadangan
energi (Christine, 2017).
Resin merupakan senyawa organik atau campuran berbagai senyawa polimer
alam yang disebut terpentin, berbentuk padat atau semi padat. Resin mudah larut
dalam pelarut organik tetapi tidak larut dalam air (Boer & Ella, 2000). Resin alam
merupakan resin yang tereksudasi secara alamiah dan keluar secara alami maupun
buatan. Resin yang tereksudasi secara alamiah mengandung campuran antara gum
dan minyak atsiri. Resin alam memiliki bentuk berupa padatan, berwarna mengkilap
dan bening kusam, rapuh, meleleh apabila terkena panas, dan mudah terbakar (Sedtler
et al., 1975 dalam Namiroh, 1998).
Cutin merupakan polimer dari hidroksi asam lemak. Seperti halnya wax, cutin
disintesa di dekat tempat cutin dideposisikan karena sifatnya yang sulit ditranslokasi.
Sedangkan suberin mengandung asam, alkohol, dan senyawa fenolik dengan rantai
yang panjang dan biasanya terdapat pada batang tanaman (khususnya tanaman yang
telah menua). Suberin juga dijumpai sebagai penyusun Casparian strips pada sel
endodermis.
Suberin adalah lapisan pelindung bagian tumbuhan di bawah tanah. Suberin
juga melindungi sel gabus yang terbentuk pada kulit pohon oleh kegiatan
penghancuran dari pertumbuhan sekunder, dan ini terbentuk dari banyak sel sebagai
jaringan luka setelah pelukaan (misalnya setelah gugur daun dan pada luka umbi
kentang yang akan ditanam). Suberin juga terdapat pada dinding sel akar yang tak
terluka sebagai pita Caspari di endodermis dan eksodermis serta di seludang berkas
pembuluh pada rerumputan. Tanaman membentuk suberin apabila terjadi perubahan
secara fisiologis atau perubahan perkembangan atau faktor cekaman yang
menyebabkan difusi pada tanaman menjadi terhambat.
Cutin dan suberin (zat gabus) kedua zat ini juga merupakan derivat dari lemak
yang mempunyai peran dalam melindungi permukaan bagian-bagian tanaman.
Suberin adalah sekresi dari sel-sel gabus dan cutin yang terdapat pada kutikula. Lilin,
cutin, dan suberin tidak larut dalam air. Ketiga zat-zat tersebut berfungsi melindungi
permukaan bagian tanaman terhadap air dan menahan penguapan. Semua bagian
tanaman yang terekspos ke atmosfer diselaputi lapisan lipid untuk mengurangi
hilangnya air dan menghalangi masuknya patogen fungi dan bakteri. Tiga tipe umum
lapisan pelindung tersebut adalah cutin, wax, dan suberin yang memiliki kesamaan
ciri secara umum, yaitu disusun oleh senyawa hidrofobik yang bersifat menolak atau
kedap air, bersifat non-polar, asam-asam lemak adalah salah satu senyawa hidrofobik.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Pengamatan
Tabel 4.1. Hasil Identifikasi Lipid pada Tanaman Kehutanan
Nama Spesies Jenis Foto Deskripsi
Lipid

Plumeria acuminata Getah Pohon Getah pada batang pohon


kamboja (Plumeria
Kamboja acuminata) berwarna putih
mengandung damar dan
kautcuk, senyawa sejenis
karet serta senyawa
triterpenoid, amyrin, dan
lupeol. Getahnya tidak
beraroma. Bahan alami yang
bisa menghambat
pertumbuhan bakteri
penyebab karies yaitu getah
pada batang pohon kamboja
yang diyakini oleh
masyarakat awam sebagai
obat alternatif pereda nyeri
pada sakit gigi. Selain itu,
getah ini juga dapat
digunakan untuk
menghilangkan jamur pada
kulit seperti panu, kadas,
kurap, dll.

Artocarpus altilis Getah Pohon Sebagai salah satu sumber


Sukun bahan pangan alternatif,
buah sukun terbukti memiliki
kandungan gizi cukup tinggi.
Pada pohon sukun terdapat
getah yang berwarna putih
(lateks), bersifat lengket, dan
tidak beraroma. Getah ini
dapat ditemukan pada bagian
batang pohon sukun. Getah
yang dihasilkan berfungsi
untuk melindungi diri. Selain
itu, juga berfungsi sebagai
antioksidan, membantu
mencegah kanker, melancarkan
BAB, obat diet, mencegah diare,
dan dapat meningkatkan sistem
kekebalan tubuh.
Ceroxylon andicola Wax pada Pada tangkai daun palem
Tangkai Daun terdapat lapisan wax yang
Palem berwarna hijau mengkilap
dan agak licin ketika
disentuh dengan tangan.
Wax pada palem tidak
memiliki aroma yang berciri
khas. Wax dapat diamati
dengan cara melihat warna
pada tangkai daun tersebut
dan dengan cara meremas
atau memotong sedikit pada
bagian tangkai daunnya.
Beberapa wax mempunyai
nilai ekonomi yang cukup
tinggi antara lain kandungan
wax pada daun bervariasi
mulai dari sangat sedikit
(trace) sampai sekitar 15%
(db), tergantung pada spesies
tanaman dan kondisi
lingkungan. Kegunaan wax
yang terdapat pada tangkai
daun palem berfungsi
sebagai pelindung organ
tubuh tanaman palem. Dapat
pula diolah menjadi palem
wax yang nantinya dapat
dijadikan bahan baku
pembuatan lilin.

Polyalthia longifolia Wax pada Daun glodogan tiang


Daun berwarna hijau mengkilap
Glodokan dan tidak berbau. Permukaan
Tiang daun ditutupi dengan lapisan
lilin yang relatif kedap uap
air dan karbon dioksida. Hal
ini memungkinkan tanaman
menghemat air pada saat
kondisi udara kering.
Kegunaan wax yang terdapat
pada daun glodokan tiang
berfungsi sebagai pelindung
organ tubuh tanaman
tersebut.

Mangifera indica Resin Pohon Resin yang terdapat pada


Mangga bagian batang pohon mangga
ini mengeluarkan cairan
berwarna kuning kecokelatan
dengan tekstur kental,
lengket, dan menjadi cokelat
setelah kering. Cairan
tersebut terdiri atas resin
yang bercampur dengan
getah (batang mangga
mengandung ±78% resin dan
15% getah di samping asam
tanin). Resin pada pohon
mangga sering ditemukan
pada bagian batangnya,
namun untuk bagian batang
pohon mangga yang sudah
tua kemungkinan sulit untuk
mengeluarkan resin. Resin
tersebut bermanfaat untuk
menyembuhkan diabetes,
antioksidan yang tinggi,
sebagai sumber vitamin, dan
mampu mengatasi mual.
2. Pembahasan
Pada praktikum acara ini membahas tentang lipid pada tanaman kehutanan.
Lipid sebagai penyusun protoplasma khususnya membran protoplasma. Lipid
mengandung sangat sedikit oksigen dibandingkan karbohidrat sehingga bila
dioksidasi lipid menghasilkan energi yang jauh lebih besar dibandingkan karbohidrat.
Lipid (dalam bentuk terpene) terdapat dalam getah pinus (resin dan terpentin) dan
getah karet (lateks). Karet hutan termasuk salah satu tanaman pengahsil lipid, lipid
pada karet hutan termasuk dalam jenis isoprenoid atau terpene, umumnya lebih
dikenal dengan jenis lateks. Karet terdiri dari polimer senyawa organik isoprena,
senyawa organik lainnya dan air. Lipid (dalam bentuk cutin, suberin, dan wax)
berperan sebagai lapisan pelindung bagian luar daun, buah/biji, dan batang. Lipid
terdapat di seluruh sel hidup baik sel tanaman maupun hewan. Akan tetapi,
kandungan lipid dalam sel vegetatif tanaman biasanya sangat rendah, kurang dari 1%
dari total berat kering tanaman.

Data yang diperoleh berdasarkan tabel 4.1 mengenai hasil identifikasi lipid
pada tanaman kehutanan. Dalam tabel tersebut, dijelaskan beberapa tanaman yang
kehutanan yang dapat saya temukan di lingkungan sekitar yaitu kamboja (Plumeria
acuminata), sukun (Artocarpus altilis), palem (Ceroxylon andicola), dan mangga
(Mangifera indica).

Lipid dalam bentuk wax, cutin, dan suberin biasanya terletak pada permukaan
luar dari batang, daun, dan buah biasanya dilapisi oleh lapisan yang kedap air (lapisan
impermeable) yang disebut dengan kutikel (cuticle) yang tersusun atas cutin dan wax.
Kutikel melekat pada sel epidermis dengan bantuan lapisan pektin. Permeabilitas
kutikel lebih ditentukan oleh kandungan wax daripada kandungan cutinnya. Lapisan
kutikel biasanya lebih tebal pada tanaman yang terkena sinar matahari lebih banyak
(intensitas cahaya tinggi) bila dibandingkan dengan yang di tempat teduh. Selain itu,
kandungan kutikel juga ditentukan oleh faktor genetis. Berdasarkan data hasil
pengamatan, ditemukan lipid berupa wax yang berada di tangkai daun Ceroxylon
andicola dan berada di daun Polyalthia longifolia. Pada tangkai daun palem terdapat
lapisan wax yang berwarna hijau mengkilap dan agak licin ketika disentuh dengan
tangan. Wax pada palem tidak memiliki aroma yang berciri khas. Wax dapat diamati
dengan cara melihat warna pada tangkai daun tersebut dan dengan cara meremas atau
memotong sedikit pada bagian tangkai daunnya.
Wax merupakan ester dari rantai alkohol monohidrat dan asam lemak dengan
rantai C yang lebih panjang dari asam lemak yang terdapat pada lipid sederhana
(atom C lebih dari 20). Pada wax mengandung alkana, alkohol primer, dan asam lemak
bebas dengan rantai atom C yang sangat panjang. Wax disintesis dalam sel epidermis
dan sel-sel dimana wax tersebut umumnya berada karena sifat wax yang sulit
ditranslokasi. Beberapa wax mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi antara lain
kandungan wax pada daun bervariasi mulai dari sangat sedikit (trace) sampai sekitar
15% (db), tergantung pada spesies tanaman dan kondisi lingkungan. Kegunaan wax
yang terdapat pada tangkai daun palem berfungsi sebagai pelindung organ tubuh
tanaman palem. Dapat pula diolah menjadi palem wax yang nantinya dapat dijadikan
bahan baku pembuatan lilin. Selain itu, juga terdapat daun glodogan tiang berwarna
hijau mengkilap dan tidak berbau. Permukaan daun ditutupi dengan lapisan lilin yang
relatif kedap uap air dan karbon dioksida. Hal ini memungkinkan tanaman
menghemat air pada saat kondisi udara kering. Kegunaan wax yang terdapat pada
daun glodokan tiang berfungsi sebagai pelindung organ tubuh tanaman tersebut.

Lemak merujuk pada sekelompok besar molekul-molekul alam yang terdiri


atas unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen meliputi asam lemak, malam, sterol,
vitamin-vitamin yang larut di dalam lemak (contohnya A, D, E, dan K),
monogliserida, digliserida, fosfolipid, glikolipid, terpenoid (termasuk di dalamnya
getah dan steroid), dll.

Senyawa terpenoid berasal dari molekul isoprene CH 2=C(CH3)-CH=CH2 dan


kerangka karbonnya dibangun oleh penyambungan dua atau lebih satuan C 5 ini.
Kedua senyawa itu dibagi menjadi beberapa golongan berdasarkan jumlah satuan
yang terdapat di dalam senyawa tersebut; dua (C10), tiga (C15), empat (C20), enam
(C30), atau delapan (C40) satuan. Terpenoid terdiri atas beberapa macam senyawa,
mulai dari komponen minyak atsiri, yaitu monoterpenoid dan seskuiterpenoid yang
mudah menguap (C10 dan C15), diterpena yang lebih sukar menguap (C20), sampai
senyawa yang tidak menguap, yaitu triterpenoida dan sterol (C30), serta pigmen
karotenoida (C40) (Harborne, 1987).

Terpenoid merupakan kelas metabolit sekunder yang tersusun oleh unit isopren
yang berkarbon 5 (-C5) yang disintesa dari asetat melalui jalur asam mevalonik
(Kabera dkk., 2014). Terpenoid juga merupakan kelas metabolit sekunder terbesar
yang memiliki jenis senyawa yang beragam. Metabolit sekunder merupakan produk
alami yang diturunkan dan disintesa dari metabolit primer tanaman seperti
karbohidrat, asam amino, dan lipid. Berdasarkan struktur kimianya, metabolit
sekunder dibedakan atas alkaloid, terpenoid, dan senyawa fenolik (Kabera dkk.,
2014). Struktrur terpenoid yang beragam dapat berupa molekul linier hingga
polisiklik dengan ukuran dari hemiterpen berunit lima karbon hingga karet yang
memiliki ribuan unit isoprene (Irrchaiya dkk., 2015).

Berdasarkan jumlah unit isoprene yang dimilikinya, terpenoid diklasifikasikan


menjadi hemiterpen, monoterpen, sesquiterpen, diterpen, triterpen, tetraterpene, dan
politerpen (Croteau dkk., 2000). Terpenoid dinyatakan memiliki berbagai aktivitas
farmakologi. Salah satu di antaranya adalah triterpenoid dari daun Terminalia arjuna
memiliki aktivitas sebagai antikanker (Moulisha dkk., 2009), triterpenoid dari
tanaman Vernonia auriculifera memiliki aktivitas antimikrobial (Kiplimo dkk., 2011)
serta terpenoid dari Rizhoma curcumae memiliki aktivitas antikanker (Lu dkk., 2012).
Sementara itu, Saxena dkk. (2013) menyatakan bahwa berbagai terpenoid dari
berbagai tanaman memiliki sifat-sifat seperti antikarsinogenik, antimalaria,
hepatisidal, dan antimikrobial.
Berdasarkan data hasil pengamatan, ditemukan lipid selain wax yaitu berupa
getah. Getah yang saya temukan ini ada pada batang pohon kamboja dan batang
pohon sukun. Getah pada batang pohon kamboja (Plumeria acuminata) tidak
beraroma, berwarna putih mengandung damar dan kautcuk, senyawa sejenis karet
serta senyawa triterpenoid, amyrin, dan lupeol. Bahan alami yang bisa menghambat
pertumbuhan bakteri penyebab karies yaitu getah pada batang pohon kamboja yang
diyakini oleh masyarakat awam sebagai obat alternatif pereda nyeri pada sakit gigi.
Sedangkan pada pohon sukun memiliki getah yang berwarna putih (lateks), bersifat
lengket, dan tidak beraroma. Getah yang dihasilkan berfungsi untuk melindungi diri.
Selain itu, juga berfungsi sebagai antioksidan, membantu mencegah kanker, melancarkan
BAB, obat diet, mencegah diare, dan dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Selain itu, saya juga menemukan lipid berupa resin pada bagian batang pohon mangga
yang memiliki cairan berwarna kuning kecokelatan dengan tekstur kental dan
lengket dan menjadi cokelat setelah kering. Cairan tersebut terdiri atas resin yang
bercampur dengan getah (batang mangga mengandung ±78% resin dan 15% getah di
samping asam tanin). Resin merupakan campuran dari asam resin (C20H30O2), asam
lemak, ester dari asam-asam tersebut, sterol, alcohol, dan wax. Dihasilkan dari sel-sel
parenkim dan dialirkan melalui saluran resin (resin ducts). Peran resin dalam
metabolisme tanaman tidak diketahui dan tidak berperan sebagai cadangan makanan
bagi tumbuhan tersebut. Resin diduga berperan dalam ketahanan terhadap serangan
jamur pembusuk. Untuk bagian batang pohon mangga yang sudah tua kemungkinan
sulit untuk mengeluarkan resin. Resin pohon mangga bermanfaat untuk
menyembuhkan diabetes, antioksidan yang tinggi, sebagai sumber vitamin, dan
mampu mengatasi mual.

V. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa lipid
pada tanaman kehutanan dapat ditemukan pada batang pohon kamboja berupa getah,
tangkai daun palem dan permukaan daun glodokan tiang berupa wax, batang pohon
sukun berupa getah (lateks), dan batang pohon mangga berupa resin.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Dalimartha, S. 2009. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 1. Jakarta: Trubus Agriwidya.
Estiti, B.H. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: Penerbit Insitut Teknologi
Bandung.

Lakitan, B. 1996. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT. Raja Grafindo


Persada.

Mamuaja, Christine F. 2017. Lipida. Manado: Unsrat Press.

Salisbury, Frank B dan Cleon W Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Bandung:
ITB.

Wrasiati, Luh Putu., Amina H., Dewa Ayu A.Y. 2011. Kandungan Senyawa Bioaktif dan
Karakteristik Sensoris Ekstrak Simplisia Bunga Kamboja (Plumeria sp.). Jurnal
Biologi Udayana. Vol. 15 (2): 39-43.
VII.

Anda mungkin juga menyukai