Anda di halaman 1dari 5

PANTOMIM ANAK SEKOLAH DASAR (SD)

“MALIN KUNDANG YANG LUPA DIRI”

Disusun guna memenuhi persyaratan mengikuti lomba


dalam kegiatan Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N)
Tingkat Kota Serang tahun 2015

Oleh :
Kontingen SD Negeri Cipocok Jaya 4

SD NEGERI CIPOCOK JAYA 4


KECAMATAN CIPOCOK JAYA KOTA
SERANG
2015
PANTOMIM ANAK SEKOLAH DASAR (SD)

TEMA :

SENI BUDAYA (CERITA, LEGENDA DAERAH, TRADISI)

JUDUL :

MALIN KUNDANG YANG LUPA DIRI


PEMERAN

1. AHMAD NUR PUTRA ROMADON (PUTRA) (L / Kelas IV)


2. DELA NURHAYATI (DELA) (P / Kelas IV)
SINOPSIS PANTOMIM

MALIN KUNDANG

Pada zaman dahulu ada sebuah desa di negeri minang hiduplah seorang

wanita tua dengan anaknya yang bernama malin kundang. Pada suatu hari ketika

ibunya sedang memasak malin mengkhayal dan memikirkan impiannya ingin

pergi merantau ke negeri orang. Dia meminta izin kepada ibunya untuk pergi

merantau. Pada awalnya ibu malin tidak menyetujui niat anaknya tersebut namun

berkat kegigihan malin memohon akhirnya dia menyetujui.

Dengan berat hati dia melepaskan malin kundang pergi berlayar megikuti

kapal saudagar meskipun dia tidak mengetahui dengan jelas kemana malin

merantau. Selama malin di negeri orang malin tidak pernah mengirimkan kabar

kepada ibunya dimana dan apa saja yang telah ia alami. Ibunya hanya hidup

sendiri dengan penuh harap anaknya bisa segera pulang.

Setelah sekian puluh tahun akhirnya malin pun datang dengan

sombongnya untuk menunjukan kesuksesannya yang kini telah menjadi seorang

saudagar kaya. Mendengar ada kapal yang telah tiba di tepi pantai ibu malin

datang menghampiri dengan penuh harapan anaknya pulang kampung.

Dia melihat anaknya itu lalu menghampiri dengan senang hati namun

malin tidak mengakui bahwa wanita tua itu adalah ibunya. Beberapa kali ibunya

meyakinkan bahwa dia adalah ibunnya yang telah mengandung dan

membesarkannya namun kembali lagi malin dengan sombong dan angkuhnya

karena lupa diri dia tetap tidak mengakui ibunya.


Akhirnya ibunya menjadi marah dan sedih di luar kendali. Maka kata-kata

kutukan dari mulutnya pun keluar. Dia mengutuk malin kundang menjadi batu.

Maka malin pun menjadi batu.

Anda mungkin juga menyukai