A. PERSYARATAN ADMINISTRASI
1. PERSYARATAN PESERTA
a. Memiliki izin usaha sesuai dengan peraturan perundang-undangan, antara lain ;
1. Memiliki Akte Pendirian Perusahaan dan perubahannya.
2. Memiliki SITU, SIUP, TDP, dan Ijin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) yang diterbitkan oleh Pemerintah
Kabupaten/Kota tempat domisili penyedia jasa yang masih berlaku. Memiliki kompetensi dan
kemampuan yang ditunjukkan dengan Sertifikat Badan Usaha (SBU) yang diterbitkan atau
diregistrasi oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) yang masih berlaku dengan
ketentuan :
➢ Jasa Pelaksana Konstruksi Gedung Lainnya (BG009).
3. Memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban pelaporan perpajakan (SPT Tahunan 2022).
4. Memiliki pengalaman pekerjaan konstruksi sesuai dengan subklasifikasi SBU yang diisyaratkan
paling kurang 1 (satu) pekerjaan dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan
pemerintah maupun swasta termasuk pengalaman subkontrak, kecuali bagi pelaku usaha yang
baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun sampai batas akhir pemasukan penawaran.
2. DAFTAR PERSONIL INTI / TENAGA AHLI / TEKNIS / TRAMPIL MINIMAL YANG DIPERLUKAN UNTUK
PELAKSANAAN PEKERJAAN
Syarat Berkontrak
Pengalama
Jabatan Dalam Tingkat Ket.
Kerja Sertifikat Kompetensi Kerja
No. Pekerjaan Ini Pendidikan
Profesional
1. Pelaksana SMK/ 2 Tahun (TA 023) Pelaksana Bangunan
Sederajat Gedung/Pekerjaan Gedung
Catatan :
➢ Melampirkan Ringkasan Pengadaan (Curriculum Vitae)
➢ Melampirkan ijazah dan sertifikasi sesuai bidang pekerjaan
➢ Melampirkan Bagan Organisasi Personil yang diusulkan dilengkapi dengan
uraian tugas dalam menyelesaikan pekerjaan
SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
B. SYARAT-SYARAT UMUM
Pasal 1
PERATURAN-PERATURAN TEKNIS UNTUK PELAKSANAAN
1. Untuk pelaksanaan pekerjaan ini digunakan ketentuan dan peraturan yang sesuai dengan bidang
pekerjaan seperti tercantum di bawah ini termasuk segala perubahannya hingga kini ialah :
1. Peraturan-peraturan umum (Syarat Umum) disingkat S.U.
2. Peraturan Beton Indonesia disingkat SNI 02.
3. Peraturan DEPNAKER ttg. Penggunaan Tenaga, Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
4. Persyaratan Umum dari Dewan Teknik Pembangunan Indonesia disingkat DPPI 1980.
5. Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara oleh Dept. Pekerjaan Umum.
6. Standard Industri Indonesia (SII).
7. Peraturan umum Bahan Bangunan Indonesia disingkat PUBI-1982.
SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pasal 2
ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Kontraktor harus menetapkan Organisasi Pelaksana Lapangan yang terdiri dari personalia yang
memiliki kemampuan dan pengalaman bidang pelaksanaan konstruksi sesuai keahlian yang
dibutuhkan.
2. Personalia Organisasi Lapangan Kontraktor, minimal terdiri dari :
a. Seorang Penanggungjawab proyek, dalam hal ini adalah Direktur Perusahaan atau Kuasanya
yang menandatangani Kontrak dengan Pemilik;
b. Seorang Penanggung jawab Lapangan (Pelaksana), pengalaman minimal 2 (dua) tahun
sebagai Pelaksana.
3. Penanggungjawab Lapangan, Pelaksana lapangan harus mendapat kuasa penuh dari Pemborong
untuk bertindak atas namanya, dan senantiasa harus di tempat pekerjaan.
4. Dengan adanya Penanggungjawab lapangan, tidak berarti bahwa Kontraktor lepas dari
Ptanggung jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
5. Kontraktor wajib memberi tahu secara tertulis kepada Pemilik dan Direksi, tentang Susunan
Organisasi Pelaksana Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
6. Bila di kemudian hari, menurut pendapat Tim Pengelola Teknis dan Pengawas, pelaksana kurang
mampu atau tidak cakap memimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada Kontraktor
secara tertulis untuk mengganti pelaksana. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan surat
pemberitahuan, Kontraktor harus sudah menunjuk pelaksana bagi atau Kontraktor sendiri
(penanggung jawab/Direktur Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan.
7. Tempat tinggal (domisili) Kontrak dan Pelaksanaan.
Untuk menjaga kemungkinan diperlukan kerja di luar jam kerja apabila terjadi hal-hal mendesak,
Kontraktor dan pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis, alamat dan nomor telepon di
lokasi kepada Tim Pengelola Teknis dan Pengawas.
Pasal 3
RENCANA KERJA
Pemborong harus membuat rencana pelaksanaan pekerjaan berupa Time Schedule Kurva “S”
selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah Penunjukan, disahkan oleh pengawas dan diketahui
oleh pemberi tugas. Pemborong berkewajiban melaksanakan pekerjaan menurut rencana ini, hanya
dengan persetujuan Direksi maka pelaksanaan dapat menyimpang dari rencana semula, maka
kerugian yang dideritanya adalah tanggung jawab Kontraktor.
Pasal 4
PEMBAGIAN HALAMAN
SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Sebelum Pemborong memulai pelaksanaan pekerjaan maka Pemborong harus terlebih dahulu
merundingkan dengan Direksi mengenai pembagian halaman pekerjaan, tempat penimbunan barang-
barang atau los kerja dan lain sebagainya agar pekerjaan dapat berjalan lancar.
Pasal 5
TANGGUNG JAWAB PEMBORONG
Pasal 6
SYARAT-SYARAT DAN PEMERIKSAAN MATERIAL
Pasal 7
LAPORAN-LAPORAN
Pelaksana diharuskan membuat laporan harian, mingguan dan laporan bulanan dari pelaksanaan
pekerjaan dan penyerahan laporan tersebut kepada Direksi untuk dapat dipergunakan sebagai dasar
pengamatan / pemeriksaan pelaksanaan pekerjaan yang sedang berjalan, secara berkesinambungan.
Pasal 8
DOKUMENTASI
Pemborong harus membuat dokumentasi pekerjaan berupa photo-photo berukuran post card pada
bagian-bagian pekerjaan yang penting sedapat mungkin diusahakan dengan photo berwarna.
SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pasal 9
SPESIFIKASI TEKNIS SERTA GAMBAR KERJA
1. Peraturan dan syarat-syarat/spesifikasi teknis ini bersama dengan gambar kerjanya digunakan
sebagai pedoman dasar ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan ini.
2. Gambar-gambar detail merupakan bagian-bagian yang tidak terpisahkan pada peraturan dan
syarat-syarat/spesifikasi teknis.
3. Jika terdapat perbedaan antara gambar dengan hal diatas, maka Pemborong menanyakan secara
tertulis kepada Pimpinan Proyek. Pemborong diwajibkan mentaati keputusan Pimpinan Proyek
dalam hal yang menyangkut masalah tersebut di atas.
4. Ukuran yang berlaku adalah ukuran yang dinyatakan dengan angka, yang terdapat didalam
gambar terbaru dengan skala terbesar, serta tidak diperkenankan mengukur gambar berdasar
skala gambar.
5. Jika terdapat kekurangan penjelasan dalam gambar kerja atau diperlukan gambar tambahan/
gambar detail maka Pemborong harus dapat membuat gambar tersebut dan dibuat 3 (tiga)
rangkap atas biaya Pemborong, sebelum dilaksanakan harus mendapat ijin dari Direksi.
Pasal 10
PENJELASAN PERBEDAAN GAMBAR
Pasal 11
PEKERJAAN DIWAKTU MALAM
SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pemborong harus meminta ijin kepada Pengawas/Direksi Pelaksana dalam hal untuk melaksanakan
pekerjaan atau bagian pekerjaan dimalam hari. Ijin akan diberikan kalau penerangan cukup atau
memakai penerangan PLN/Generator.
Pasal 12
IJIN-IJIN
Kontraktor harus memiliki ijin-ijin sesuai dengan bidangnya, sehubungan dengan dilaksanakannya
kontrak pekerjaan yang dilaksanakan.
Pasal 13
GAMBAR KONTRAK
1. Gambar-gambar dimaksud sebagai gambar yang akan dilaksanakan dan termasuk di dalam
kontrak.
2. Untuk dimensi atau detail yang lain, kontraktor harus mengecek dan menyesuaikan dengan
gambar-gambar yang lain, baik sipil maupun arsitektur.
Pasal 14
GAMBAR PELAKSANAAN
Pasal 15
PEMELIHARAAN DAN MASA PEMELIHARAAN
1. Kontraktor diharuskan menyediakan tenaga yang cakap guna keperluan pemeliharaan terhadap
instalasi yang telah selesai dipasang dan termasuk di dalam kontrak, selama jangka waktu
pemeliharaan, dihitung dari masa penyerahan instalasi kepada pemberi tugas.
2. Kontraktor harus mengadakan pengecekan berkala terhadap instalasi yang telah berjalan dan
membuat catatan-catatan yang perlu guna pemeliharaan dari sistim instalasi tersebut.
SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
3. Selama jangka waktu pemeliharaan, Kontraktor harus bersedia datang sewaktu-waktu jika
terjadi permasalahan atau kerusakan terhadap bagian bangunan, serta memperbaiki kerusakan
tersebut dengan segera. Semua pekerjaan perbaikan tersebut harus menjadi tanggung jawab
Kontraktor kalau disebabkan kualitas pekerjaan maupun kualitas material yang kurang baik.
Pasal 16
PEMERIKSAAN
1. Kontraktor harus melaksanakan testing terhadap sistim yang telah selesai dipasang, baik secara
sebagian maupun secara keseluruhan, sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku atau
yang ditentukan oleh spesifikasi.
2. Kontraktor harus mengadakan pengecekan dimana pihak Direksi Lapangan hadir dan pihak
Direksi akan menentukan apakah testing yang dilakukan cukup baik atau harus diulang kembali
Kontraktor harus menanggung segala perongkosan yang timbul.
3. Jika sesuatu sistim instalasi yang termasuk dalam kontrak yang lain diadakan pengetesan dan hal
ini menyangkut pula pekerjaan dari salah satu kontraktor, maka wakil-wakil dari kontraktor yang
bersangkutan harus hadir dan menyaksikan jalannya pengetesan tersebut dan kalau perlu
memberikan saran-saran.
4. Kontraktor harus memberikan hasil-hasil testing kepada Direksi Lapangan. Hasil-hasil test akan
dipakai untuk menentukan apakah sistim instalasi yang telah dipasang berfungsi sebagaimana
mestinya.
5. Kontraktor harus mengecat sistim instalasi yang dikerjakan, dimana pengecatan tersebut
diharuskan menurut peraturan dan standart yang berlaku atau ditentukan oleh spesifikasi.
Pasal 17
PEMBERSIHAN
Kontraktor harus berusaha bahwa tempat bekerja selalu bersih dari sampah-sampah. Pada waktu-
waktu tertentu dan pada waktu pekerjaan telah selesai kontraktor harus membuang sampah-sampah
sebagai hasil pekerjaan, ketempat diluar proyek atau tempat yang telah ditunjuk oleh Direksi
Lapangan.
Pasal 18
PERLINDUNGAN TERHADAP BARANG-BARANG DAN INSTALASI
1. Kontraktor harus melindungi semua barang-barang dan instalasi yang ada terhadap kerusakan-
kerusakan maupun terhadap pencurian yang mungkin timbul.
2. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap barang-barang maupun instalasi sampai diserah
terimakan kepada pemberi tugas.
Pasal 19
BAHAN (MATERIAL) DAN MUTU PEKERJAAN
1. Semua barang-barang dan peralatan yang digunakan harus baru dan memenuhi persyaratan
yang telah ditentukan
2. Jika barang-barang dan peralatan tidak ditentukan oleh spesifikasi, maka barang-barang dan
peralatan yang normal yang harus dipergunakan.
SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
3. Guna menjaga mutu pekerjaan, kontraktor harus menyediakan pelaksana lapangan yang cakap
dan berada di lapangan setiap waktu dan bertanggung jawab terhadap mutu dari pekerjaan
tersebut.
4. Pengawasan terus menerus terhadap pelaksanaan penyelesaian/perapihan, harus dilakukan oleh
tenaga-tenaga pemborong yang benar-benar ahli.
Pasal 20
LUBANG-LUBANG, LANDASAN PONDASI DSB.
Pekerjaan-pekerjaan pada pasal ini untuk sistim instalasi dan yang merupakan bagian dari pada
pekerjaan sipil secara keseluruhan termasuk dalam lingkup pekerjaan pemborong.
Pasal 21
PENJELASAN UMUM TENTANG TATA TERTIB PELAKSANAAN
Pasal 22
PENGUKURAN
1. Pemborong wajib memberitahukan kepada Pengawas setiap kali suatu bagian pekerjaan akan
dimulai untuk dicek terlebih dahulu ketetapan ukuran-ukurannya.
2. Pemborong diwajibkan senantiasa mencocokkan ukuran-ukuran satu sama lain dalam tiap
pekerjaan, dan segera melaporkan secara tertulis kepada Pengawas/setiap terdapat
selisih/perbedaan ukuran, untuk diberikan keputusan pembetulannya.
Tidak dibenarkan pemborong membetulkan sendiri kekeliruan tersebut, tanpa persetujuan
Pengawas.
SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
3. Pemborong bertanggung jawab penuh atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut ukuran-
ukuran yang ditetapkan dalam Gambar Kerja dan Syarat ini.
4. Mengingat setiap kesalahan selalu akan mempengaruhi bagian-bagian pekerjaan selanjutnya,
maka ketetapan peil dan ukuran tersebut mutlak perlu diperhatikan sungguh-sungguh.
1. Kelalaian pemborong dalam hal ini tidak akan ditolerir Direksi Lapangan dan berhak untuk
membongkar pekerjaan yang telah dilakukan tanpa pemeriksaan dari Direksi Lapangan.
Pasal 23
PEMAKAIAN UKURAN
1. Pemborong tetap bertanggung jawab dalam menepati semua ketentuan yang tercantum dalam
rencana kerja dan syarat dan gambar kerja berikut tambahan dan perubahannya.
2. Pemborong wajib memeriksa kebenaran dari ukuran-ukuran keseluruhan maupun bagian-
bagiannya dan memberitahukan Direksi Lapangan tentang setiap perbedaan yang ditemukannya
didalam rencana kerja dan syarat dan gambar kerja maupun dalam pelaksanaan, pemborong
baru diijinkan membetulkan kesalahan gambar dan melaksanakannya setelah ada persetujuan
tertulis dari Direksi Lapangan.
3. Pengambilan ukuran-ukuran yang keliru dalam pelaksanaan, didalam hal apapun menjadi
tanggung jawab pemborong. Oleh karena itu sebelumnya kepadanya diwajibkan mengadakan
pemeriksaan menyeluruh terhadap semua gambar kerja yang ada.
Pasal 24
ALAT-ALAT KERJA DAN ALAT-ALAT PEMBANTU
1. Pemborong harus menyediakan alat-alat yang diperlukan untuk melaksanakan dan
menyelesaikan pekerjaan secara sempurna dan efisien, misalnya : katrol, steger, mesin bor,
genset dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
2. Pemborong harus menjaga ketertiban dan kelancaran perjalanan alat-alat yang menggunakan
jalanan umum agar tidak mengganggu lalu lintas.
3. Bila pekerjaan telah selesai, pemborong diwajiban untuk segera menyingkirkan alat-alat
tersebut, serta memperbaiki kerusakan yang diakibatkannya dan membersihkan bekas-
bekasnya.
4. Disamping harus menyediakan alat-alat yang diperlukan, pemborong harus menyediakan alat-
alat bantu sehingga dapat bekerja pada kondisi apapun, seperti tenda-tenda untuk bekerja pada
waktu hari hujan dan lain-lain.
Pasal 25
PEMBANGKIT TENAGA DAN SUMBER AIR
1. Setiap pembangkit tenaga sementara untuk penerangan pekerjaan, harus diadakan oleh
pemborong, termasuk pemasangan sementara kabel-kabel, upah dan tagihan serta
pembersihannya kembali pada waktu pekerjaan selesai, adalah beban pemborong.
2. Air untuk keperluan pekerjaan harus diadakan dan bila memungkinkan didapat dari sumber air
yang sudah ada di lokasi pekerjaan. Pemborong harus memasang pipa-pipa untuk mengalirkan
air dan membongkar kembali bila pekerjaan sudah selesai. Biaya untuk mengadakan air kerja
tersebut adalah beban pemborong.
3. Pemborong tidak diperbolehkan menyambung dan mengisap air dari saluran induk, lubang
penyedot, reservoir dan sebagainya tanpa terlebih dahulu mendapat ijin tertulis dari Pemilik
Proyek/Direksi Lapangan.
SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pasal 26
IKLAN
Pemborong tidak diijinkan memasang iklan dalam bentuk apapun dilapangan kerja atau ditanah yang
berdekatan tanpa ijin dari Pemilik Proyek/Direksi Lapangan.
Pasal 27
PERLINDUNGAN TERHADAP BANGUNAN LAMA DAN MILIK UMUM
1. Selama masa pelaksanaan pekerjaan, pemborong bertanggung jawab penuh atas segala
kerusakan akibat operasi pelaksanaan pekerjaan terhadap bangunan yang ada, utilitas, jalan,
saluran & lain-lain yang ada di lingkungan pekerjaan.
2. Pemborong juga bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan yang terjadi atas
perlengkapan umum seperti saluran air dan listrik dan sebagainya yang disebabkan oleh operasi
pemborong. Segala biaya untuk pemasangan kembali beserta perbaikan-perbaikannya adalah
menjadi beban pemborong.
SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pasal 28
KECELAKAAN DAN KESEHATAN
Pasal 29
PENGAMANAN LOKASI PEKERJAAN
Setelah Pemborong mengetahui batas-batas daerah kerja dan lain-lainya, sebagaimana diuraikan
dalam pasal-pasal dimuka, maka pemborong bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang ada
di daerahnya ialah mengenai :
1. Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/kecerobohan yang sengaja ataupun tidak.
2. Penggunaan sesuatu yang keliru/salah
3. Kehilangan-kehilangan bagian alat-alat/bahan-bahan yang ada didaerahya.
4. Terhadap semua kejadian sebagaimana disebut diatas Pemborong harus melaporkan kepada
Pemilik Proyek/Direksi Lapangan dalam waktu paling lambat 24 jam untuk diusut dan
diselesaikan persoalannya lebih lanjut.
5. Untuk mencegah kejadian-kejadian tersebut diatas, Pemborong di haruskan mengadakan
pengamanan seperti penjagaan.
Pasal 30
PEMERIKSAAN DAN PENYEDIAAN BAHAN
Bila dalam Rencana Kerja & Syarat-Syarat disebutkan nama dan pabrik pembuatan dari suatu bahan
dan barang, untuk menunjukkan Standard mutu/kualitas bahan maka :
1. Setiap bahan dan barang yang akan digunakan harus disampaikan kepada Direksi Lapangan,
untuk mendapat persetujuan Pemilik Proyek.
2. Setiap usulan penggunaan nama dan pabrik dan pembuatan dari suatu bahan dan barang harus
mendapat rekomendasi dari Direksi Lapangan berdasarkan petunjuk dalam Rencana kerja dan
Syarat serta gambar kerja dan risalah penjelasan untuk selanjutnya usulan tersebut diteruskan
untuk mendapatkan persetujuan dari pemilik proyek.
3. Contoh bahan dan barang yang akan digunakan dalam pekerjaan harus segera disediakan atas
biaya Pemborong, setelah disetujui oleh Pemilik Proyek/Direksi Lapangan, maka bahan dan
barang tersebut seperti diatas yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti.
SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
4. Contoh bahan dan barang tersebut, disimpan oleh pemilik proyek/direksi lapangan untuk
dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan dan barang yang dipakai tidak sesuai dengan
contoh, baik kwalitas maupun sifatnya.
5. Dalam pengajuan harga penawaran, Pemborong harus sudah memasukkan sejauh keperluan
biaya untuk pengujian berbagai bahan dan barang tanpa mengingat jumlah tersebut Pemborong
tetap bertanggung jawab pula atas biaya pengujian bahan dan barang yang tidak memenuhi
syarat atas perintah Pemilik Proyek/Direksi Lapangan.
Pasal 31
GAMBAR-GAMBAR YANG BERUBAH DARI RENCANA
1. Gambar kerja hanya dapat berubah dengan perintah tertulis Pemilik Proyek berdasar
pertimbangan dari Pengawas.
2. Perubahan rencana ini harus dibuat gambarnya yang sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh
Pemilik Proyek, yang jelas memperlihatkan perbedaan antara Gambar Kerja dan Gambar
perubahan.
3. Gambar perubahan yang disetujui oleh Pemilik Proyek/Direksi Lapangan kemudian dilampirkan
dalam Berita Acara Pekerjaan Tambah Kurang.
Pasal 32
PEMBONGKARAN OLEH PEMBORONG
1. Setiap kerusakan oleh pemborong tidak dibenarkan merusak bagian-bagian bangunan yang
sudah selesai dilaksanakan oleh pemborong bidang lain (merusak bidang pekerjaan lainnya).
2. Bila kerusakan bagian bangunan tidak bisa dihindari maka pemborong yang bersangkutan
diwajibkan memperbaiki bagian yang rusak tersebut seperti keadaan semula dinilai dan disetujui
pemilik Proyek/Direksi Lapangan secara tertulis
Pasal 33
PEMERIKSAAN PEKERJAAN
C. SYARAT-SYARAT KHUSUS/TEKNIS
Pasal 1
PENJELASAN PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud dalam rencana kerja dan syarat-syarat ini terdiri dari Pekerjaan :
Pembangunan Pusat Kreasi Destinasi Pariwisata Di Wasior, Kabupaten Teluk Wondama - Provinsi
Papua Barat
Pasal 2
WAKTU PELAKSANAAN
Untuk pelaksanaan kegiatan Pembangunan Pusat Kreasi Destinasi Pariwisata dilakukan selama 150
hari kalender.
Pasal 3
PERATURAN TEKNIS KHUSUS UNTUK PELAKSANAAN
DISAMPING PERATURAN-PERATURAN TEKNIS
Pasal 4
URAIAN PEKERJAAN
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Papan nama Proyek
2. Pek. Mengukur kembali site
3. Pek. Direksi Keet
4. Administrasi dan dokumentasi
5. Pek. Listrik kerja dan air kerja
6. Biaya penyelenggaraan keamanan, kesehatan kerja dan keselamatan konstruksi (K3)
7. Mobilisasi dan demobilisasi
8. Pek. Pasang Bouwplank
6. Pasangan Aanstamping
7. Pasangan Batu Kali 1 : 4
C. PEKERJAAN STRUKTUR
1. Pondasi Poer ( 75 x 75 ) cm
• Besi beton polos
• Beton K250
• Bekisting Pondasi Poer
2. Sloof ( 25 x 35 ) cm
• Besi beton polos
• Beton K250
• Bekisting Pondasi Sloof
3. Sloof (15 x 20 )
• Besi beton polos
• Beton K250
• Bekisting Pondasi Sloof
4. Kolom K1 ( 30 x 30 ) cm
• Besi beton polos
• Beton K250
• Bekisting Kolom ( 2 kali Pakai )
5. Kolom Praktis ( 15 x 15 ) cm
• Besi beton polos
• Beton K250
• Bekisting Kolom ( 2 kali Pakai )
6. Kolom K3 ( 40 x 40 ) cm
• Besi beton polos
• Beton K250
• Bekisting Kolom ( 2 kali Pakai )
7. Ringbalk ( 20 x 30 ) cm
• Besi beton polos
• Beton K250
• Bekisting Ringbalk
8. Ringbalk ( 15 x 20 )
• Besi beton polos
• Beton K250
• Bekisting Ringbalk
9. Dak Beton
• Besi beton polos
• Beton K250
• Bekisting Dak Beton
SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
H. PEKERJAAN PENGECETAN
1. Pek. Pengecatan Dinding Tembok
2. Pek. Pengecatan Plafon
3. Pek. Pengecatan Lisplank
A PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Papan nama Proyek 1.00 unit -
2 Pengukuran dan Pembersihan Lahan 1.00 ls -
3 Pek. Direksi Keet 12.00 m2 -
4 Pek. Listrik kerja dan air kerja 1.00 ls -
5 Biaya penyelenggaraan keamanan, kesehatan kerja dan keselamatan konstruksi (K3) 1.00 ls -
6 Mobilisasi dan demobilisasi 1.00 ls -
Sub total A -
B PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI
1 Pek. Pasang Bouwplank 263.45 ls -
2 Pek. Galian Tanah 188.39 m3 -
3 Urugan Tanah Kembali 62.80 m3 -
4 Pek. Urugan tanah mendatangkan dari luar dan dipadatkan 151.20 m3 -
5 Pek. Urugan Pasir Bawah Pondasi 12.56 m3 -
6 Pasangan Aanstamping 31.40 m3 -
7 Pasangan Batu Kali 1 : 4 111.20 m3 -
Sub total B -
C PEKERJAAN STRUKTUR
1 Pondasi Poer ( 75 x 75 ) cm
Besi beton polos 1,169.10 kg -
Beton K250 10.38 m3 -
Bekisting Pondasi Poer 101.25 m2 -
2 Sloof ( 25 x 35 ) cm
Besi beton polos 3,605.19 kg -
Beton K250 33.78 m3 -
Bekisting Sloof ( 2 Kali Pakai ) 135.10 m2 -
3 Sloof ( 20 x 35 ) cm
Besi beton polos 781.14 kg -
Beton K250 6.10 m3 -
Bekisting Sloof ( 2 Kali Paka i) 17.32 m2 -
4 Sloof (15 x 20 )
Besi beton polos 603.73 kg -
Beton K250 2.60 m3 -
Bekisting Sloof ( 2 Kali Pakai ) 17.32 m2 -
5 Kolom K1 ( 25 x 25 ) cm
Besi beton polos 1,487.01 kg -
Beton K250 8.66 m3 -
Bekisting Kolom ( 2 kali Pakai ) 69.30 m2 -
7 Kolom K2 ( 20 x 20 ) cm
Besi beton polos 638.30 kg -
Beton K250 2.24 m3 -
Bekisting Kolom ( 2 kali Pakai ) 22.40 m2 -
8 Kolom K3 ( 40 x 40 ) cm
Besi beton polos 505.92 kg -
Beton K250 3.26 m3 -
Bekisting Kolom ( 2 kali Pakai ) 16.32 m2 -
9 Kolom Praktis ( 12 x 12 ) cm
Besi beton polos 1,256.56 kg -
Beton K250 3.77 m3 -
Bekisting Kolom ( 2 kali Pakai ) 62.83 m2 -
10 Ringbalk ( 20 x 35 ) cm
Besi beton polos 2,206.70 kg -
Beton K250 26.60 m3 -
Bekisting Ringbalk 342.00 m2 -
11 Ringbalk ( 15 x 20 )
Besi beton polos 454.67 kg -
Beton K250 2.60 m3 -
Bekisting Ringbalk 47.63 m2 -
12 Dak Beton
Besi beton polos 1,827.50 kg -
Beton K250 27.64 m3 -
Bekisting Dak Beton ( 2 Kali Pakai ) 138.20 m2 -
13 Lisplank Beton
Besi beton polos 365.29 kg -
Beton K250 5.07 m3 -
Bekisting Lisplank Beton ( 2 Kali Pakai ) 63.37 m2 -
Sub total C -
D PEKERJAAN LANTAI DAN DINDING
1 Pek. Urugan Pasir Bawah Lantai 40.32 m3 -
2 Pek. Rabat Lantai 80.64 m3 -
3 Pek. Pasangan Dinding Bata 1,172.55 m2 -
4 Pek. Plesteran 2,249.17 m2 -
5 Pek. Acian 2,249.17 m2 -
6 Pek. Pasangan Keramik( 60 x 60 ) cm 615.74 m2 -
7 Pek. Pasangan Keramik Anti Slip (40x40) cm 130.02 m2 -
8 Pek. Pasangan Keramik WC/KM ( 20 x 20 ) cm 137.70 m2 -
9 Pek. Pasangan Reling Besi Hollow 20.88 m2 -
10 Pek. Ornamen Profil Kolom dan Sign Name 1.00 Ls -
Sub total D -
E PEKERJAAN KUDEN, PINTU DAN JENDELA
1 Pek. Pas. 1 Set Pintu Kaca T empered P1 1.00 Unit -
2 Pek. Pas. Kusen Pintu T ype P2 10.00 Unit -
3 Pek. Pas. Kusen Pintu T ype P3 12.00 Unit -
4 Pek. Pas. Kusen Pintu T ype P4 8.00 Unit -
5 Pek. Pas. Kusen Jendela T ype J1 5.00 Unit -
6 Pek. Pas. Kusen Jendela T ype J2 7.00 Unit -
7 Pek. Kusen Bouvenligh Alumunium T ype BV 6.00 Unit -
8 Pek. Set Pintu PVC T oilet PV 8.00 Bh -
9 Pek. Set Pintu Besi (Pintu Lipat) 5.00 Bh -
Sub total E -
F PEKERJAAN PLAFON DAN PENUTUP ATAP
1 Pek. Rangka atap baja ringan CT 75 + Reng 1,178.56 m2 -
2 Pek. Atap Spandek Zyncalume 1,178.56 m2 -
3 Pek. Nok Atap Zincalume 150.24 m' -
4 Pek. Pas. Lisplang GRC t= 9mm 30 cm 153.20 m' -
5 Pek. Rangka Plafon 1,066.89 m2 -
6 Pek. Plafon Gipsum 1,066.89 m2 -
Sub total F -
SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Sub total G -
H PEKERJAAN PENGECATAN
1 Pek. Pengecatan Dinding Tembok 2,249.17 m2 -
2 Pek. Pengecatan Plafon 1,066.89 m2 -
3 Pek. Pengecatan Lisplank 45.96 m2 -
Sub total H -
J PEKERJAAN PERLENGKAPAN DAN LAIN-LAIN
1 Pekerjaan Rabat Beton Teras Depan ( Drop Off) 5.85 m3 -
2 Pekerjaan Pembersihan Akhir 1.00 Ls -
Sub total I -
SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pasal 5
PERATURAN PENUTUP
1. Hal-hal yang timbul pada pelaksanaan dan diperlukan penyelesaian di lapangan akan dibicarakan
dan diatur Direksi, Konsultan Pengawas dengan Kontraktor; dan bila diperlukan akan dibicarakan
bersama Konsultan Perencana.
2. Jika dalam Spesifikasi Teknis ini belum tercakup beberapa jenis pekerjaan atau persyaratan
lainnya, maka hal tersebut akan diatur dalam Addendum / Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
3. Demikianlah penjelasan Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan untuk pekerjaan ini
.
Konsultan Perencana
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
(PPK)