Anda di halaman 1dari 3

KESULITAN SAAT INI MERUPAKAN SAHABATMU DIMASA MENDATANG

Saya adalah seorang ayah yang diberi karunia 2 anak selayaknya sepasang malaikat
yang menghiasi keseharian saya sebagai seorang profesional safety. Saya mulai bekerja
menjadi safety dimulai tahun 2012 pada industri pertambangan batu bara. Kemudian 2015
hijrah ke industri konstruksi EPC (Engineering Procurement Construction), hijrah lagi ke
industri oil & gas pada tahun 2016 dan sejak tahun 2018 sampai sekarang saya melanjutkan
ikhtiar di perusahaan industri konstruksi namun merupakan bagian dari Holding company
yang cukup besar.

Awal tahun 2018 saya diberikan tanggung jawab menangani people development
yang secara keilmuan jauh dari latar belakang pendidikan maupun kompetensi saya.
Berbekal semangat belajar yang terus menyala selayaknya api olimpiade, semua kendala
seperti kooridinasi ke Human Capital Departement, General Manager Operation dan Board
of Director. Semua dapat saya lalui sampai akhirnya bertemu dengan masalah puncak yaitu
perusahaan menginisasi mengembangkan lini bisnis baru bidang sertifikasi kompetensi. Saya
ditunjuk sebagai leaader untuk mengawal berjalannya rencana tersebut sebagai pekerjaan
ekstra saya selain dibidang Security & Social Responsibility yang saya kelola saat itu. Sangat
banyak hambatan yang saya temui salah satunya adalah koneksi yang harus saya dapatkan ke
asosiasi dan juga membuat Feasibility Study untuk mengembangan bisnis perusahaan
tersebut, karena saya benar-benar awam ilmu financial.

Membagi waktu, pikiran dan tenaga menjadi masalah awal yang saya hadapi karena
ada satu program utama juga yang saya sedang kembangkan yaitu UMKM mandiri kampung
anggur, dengan segenap tenaga yang ada saya meminta bimbingan dari salah satu team
finance perusahaan mengenai Feasibility Study sungguh rumit ternyata karena banyak faktor
perhitungan yang harus dimasukan keadalamnya. Opex, Capex, Potential matket, Depresiasi
dan masih banyak lagi yang harus saya lengkapi dan menggunakan pendekatan sebaik
mungkin. 2 tahun lebih kurang saya butuhkan untuk mempersiapkan sarana dan prasarana
termasuk semua tugas fungsi dalam organisasi tersebut. Seletlah semua faktor tersebut saya
masukan dalam Feasibility Study, hasilnya saya paparkan ke BOD dan memperoleh sangat
banyak kritikan, dari sewa tempat yang terlalu mahal, jumlah tenaga kerja dan gajinya terlalu
tinggi, serta target market yang masih terlalu sempit, harus di leverage lagi sampai ke seluruh
market konstruksi dan menyiapkan strategy engagmentnya.
Astagfirullah haladzim, setelah semua upaya yang saya lakukan, saya harus menyusun
lagi strategi efektif untuk merealisasikan inisasi tersebut. Sejujurnya saat itu saya sangat
terpuruk dan merasa hanya “dikerjai” oleh mereka. Beberapa rekan senior memberikan
nasihat kepada saya bahwa secara prinsip mereka sebenarnya ingin mengembangkan potensi
karyawan dan organisasi agar terus berinovasi dan improvisasi, bukan mencari kesalahan
ataupun menambah pekerjaan karyawan saja. Dengan beberapa masukan energi positif dari
rekan tersebut saya melanjutkan lagi proses yang sebelumnya sempat saya hentikan, sampai
pada saat itu, Kami untuk bisa mendirikan lini bisnis baru tersebut harus mendapatkan
dukungan dari asosiasi yang ditunjuk oleh PUPR. Saat itu saya menjajaki labih dari 75
Asosiasi yang ternyata hanya ada 5 asosiasi yang ditunjuk oleh PUPR. Namun lagi-lagi
kelima asosiasi tersbut menolak memberikan dukungan karena takut akan ada konflik bisnis
kedepannya. Singkat cerita, semua saya paparkan kembali ke BOD untuk meminta mereka
mengambil keputusan dengan segala informasi dan pertimbangan yang sudah saya
persiapkan. Hasil akhir dari pertemuan hari itu adalah Inisiasi bisnis dihentiakan!

Antara kecewa dan lega itulah persahaan yang saya rasaakan, kecewa karena usaha
saya selama 2 tahun terakhir menjadi sia-sia, namun terasa lega karena sudah tidak lagi harus
berjibaku dengan pihak lain yang punya banyak kepentingan dan politis. Namun karena
gagalnya inisiasi tersebut dan terbengkalainya beberapa program lain yang saya kelola,
Manajemen memutuskan saya di Demosi menjadi Staff biasa dan dipindah ke bagian lain.
Sungguh cobaan yang bertubi-tubi saya rasakan, dan tidak tahu lagi harus bagaimana
menanggapinya.

Saya teteap menjalankan pekerjaan harian saya sebagai staff lebih kurang selama 2
bulan sampai pada akhir tahun pengumuman lomba inovasi mengumumkan program UMKM
kampung anggur yang saya kelola menjadi Juara dan juga diapresiasi oleh holding company
nasional. Alhamdulillah akhirnya salah satu upaya pantang menyerah saya ada yang
membuahkan hasil. Selain itu, dalam menjalankan pekerjaan harian saya sebagai staff saya
mendapatkan insight luar biasa karena menemukan beberapa proses yang seharusnya bisa
ditingkatkan efektifitasnya. Saat berkoordinasi dengan departement lain juga menjadi lebih
mudah, cepat dan nyaman karena hampir seluruh kepala departemen yang saya ajak
koordinasi saat ini sudah lama mengenal saya saat menjalankan inisasi lini bisnis baru yang
gagal sebelumnya.
9 Bulan berselang dari kejadian itu, baru saya merasakan manfaat luar biasa dari
segala hal yang terjadi sebelumnya dan telah menempa saya menjadi manusia yang lebih
kuat, lebih cerdas dan lebih bermanfaat. Saat ini saya diangakat kembali menjadi level
managerial dengan pencapaian nilai diatas rata-rata dan mendapatakan kenaikan gaji sesuai
dengan penilaian kinerja. Selain itu inisiasi bisnis yang sebelumnya tidak direalisasikan
diperusahaan saya, saya coba inisasi jalankan secara mandiri karena saya masih yakin akan
prospeknya, namun dengan skala yang lebih kecil. Dan alhamdulillah semuanya berjalan
lancar. Puji syukur saya dapat mencapai semua ini melalu perjalanan hidup sebelumnya.
Semoga rekan-rekan yang membaca tulisan ini juga terus terjaga semangatnya dan
mendapatkan kebaikan atas apa yang sudah dilakukan..amin

Sugeng Haribowo lahir di kota Mataram, Lombok Barat, 4 Januari 1986 lulusan UPN
Veteran Yogyakarta, Jurusan Teknik Lingkungan adalah profesional safety, pendiri QHSE
Specialist, HSE_Pedia, Anggur_Pedia, Trainer, Asessor dan Enterpreneur. Sampai saat ini
memiliki impian yang belum terwujud yaitu mengajak sebanyak-banyaknya orang untuk
berfikiran terbuka, berusaha dan menjalani proses bisnis bersama.

Anda mungkin juga menyukai