Dosen Pengampu:
Ns. I Made Dwie Pradnya Susila, S.Kep., M. Kes
Oleh:
Kelompok III / Kelas D.IIIB
1. I Gusti Agung Putu Agustini (C2120057)
2. Ni Made Sugestini (C2120058)
3. Komang Bagiarta (C2120059)
4. Kadek Ari Nesilawati (C2120060)
5. Ni Gusti Kd Ayu Putri Astiti Asih (C2120061)
6. Ni Komang Tri Hendrayanti (C2120062)
7. Ni Luh Putu Ekayani (C2120063)
8. Ni Putu Ariantini (C2120064)
9. I Putu Suantikayasa (C2120065)
10. A.A Istri Mirah Trisna Aprilia (C2120066)
11. Ni Wayan Resita Yuliarini (C2120067)
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Ns. I Made Dwie Pradnya
Susila, S.Kep., M.Kes sebagai dosen pengampu mata kuliah Keperawatan bencana
yang telah membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Kelompok III
2
DAFTAR ISI
Hlm
COVER…………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR……………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… iii
DAFTAR TABEL (Jika Ada)...................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR (Jika Ada)………………………………………… v
DAFTAR LAMPIRAN (Jika Ada)……………………………………… vi
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………
1.4 Tujuan Penulisan …………………………………………………..........
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 Materi Pertama…………………..............................................................
2.1.1 Sub-Materi Pertama…………………………………………………
2.1.2 Sub-Materi Kedua…………………………………………………...
2.2 Materi Kedua……………………………..………………………….......
2.3 Materi Ketiga……………………………………………………………
BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………...
3.2 Saran…………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………
LAMPIRAN (Jika Ada)……………………………………………………
3
DAFTAR TABEL (JIKA ADA)
Hlm
Tabel 1……….…….………………………………………………………
Tabel 2………….………………………………………………………….
Tabel 3……………..………………………………………………………
Dst.
4
DAFTAR GAMBAR (JIKA ADA)
Hlm
Gambar 1………….………………………………………………………
Gambar 2………………………………………………………………….
Gambar 3………….………………………………………………………
Dst.
5
DAFTAR LAMPIRAN (JIKA ADA)
Hlm
Gambar 1………….………………………………………………………
Gambar 2………………………………………………………………….
Gambar 3………….………………………………………………………
Dst.
6
BAB I
PENDAHULUAN
disebabkan baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia,
dalam pengelolaan bencana tersebut yaitu masyarakat tidak lagi pasrah dan berdiam
diri terhadap bencana, melainkan berperan aktif agar risiko dari terjadinya bencana
(Laksmi, 2019).
bahasa, budaya dan agama menjadi kerawanan apabila perbedaan sudut pandang dan
perbedaan pendapat tidak ditemukan jalan tengah. Bila tak dapat diredam dan
7
dikelola dengan semangat kebhinekaan, maka bencana sosial berwujud konflik pun
hingga perbedaan warna kulit dan ras yang mencolok pun akan dimanfaatkan oleh
perbedaan pandangan politik dan warna partai dalam pesta demokrasi pemilu pada 17
memenuhi syarat dapat ikut memilih dan menentukan siapa pemimpin yang dianggap
serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial
antar kelompok atau antar komunitas masyarakat, dan teror. Bencana sosial sendiri
dapat berupa kerusuhan sosial dan konflik sosial dalam masyarakat yang sering
terjadi (BPBD, 2019). Guna menghindari kerugian yang lebih besar dan mencegah
agar masalah yang sama tidak terjadi lagi, maka penanganan terhadap korban
bencana sosial perlu dilakukan secara profesional sistemik dan berkelanjutan dengan
berbagai kegiatan pada tataran hulu berupa pencegahan dan kesiapsiagaan untuk
kegiatan pada tataran hilir berupa rehabilitasi dan rekonstruksi sosial bagi dampak-
8
Berbagai konflik dan kerusuhan sosial beberapa tahun terakhir masih sering
terjadi , khususnya konflik sosial horizontal antar penduduk , kokflik antar kelompok
Gank. Hal ini merupakan ancaman serius bagi keutuhan daerah , disamping itu yang
termasuk dalam ruang lingkup bencana sosial adalah kebakaran rumah, orang
terlantar, orang terdampar akibat kecelakaan perahu. Dampak nyata dari persoalan ini
adalah terjadinya kerugian yang besar mulai dari harta benda, nyawa manusia, serta
9
BAB II
PEMBAHASAN
Bencana dapat berupa bencana alam, bencana non alam dan bencana
sosial. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi,
tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
Sedangkan bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa
atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal
modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit. Selain itu terdapat bencana sosial
yaitu bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang
diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau
antarkomunitas masyarakat, dan teror.
10
2.2 Jenis-Jenis Bencana dan Penangulanganya
1. Konflik Sosial
a. Pengertian
Adalah suatu kondisi dimana terjadi huru-hara/kerusuhan atau
perang atau keadaan yang tidak aman di suatu daerah tertentu yang
melibatkan lapisan masyarakat, golongan, suku, ataupun organisasi
tertentu.
Kondisi seperti ini dapat terlihat dengan meningkatnya konflik
yang bernuansa SARA, serta munculya gerakan-gerakan yang ingin
memisahkan diri dari NKRI akibat dari ketidakpuasan dan perbedaan
kepentingan. Apabila kondisi ini tidak dikelola dengan baik akhirnya
akan berdampak pada disintegrasi bangsa. Permasalahan ini sangat
kompleks sebagai akibat akumulasi permasalahan ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya dan keamanan yang saling tumpang tindih,
apabila tidak cepat dilakukan tindakan-tindakan bijaksana untuk
menanggulangi sampai pada akar permasalahannya maka akan
menjadi problem yang berkepanjangan.
Kekhawatiran tentang perpecahan (disintegrasi) bangsa di
tanah air dewasa ini yang dapat digambarkan sebagai penuh konflik
dan pertikaian, gelombang reformasi yang tengah berjalan
menimbulkan berbagai kecenderungan dan realitas baru. Segala hal
yang terkait dengan Orde Baru termasuk format politik dan
paradigmanya dihujat dan dibongkar. Bermunculan pula aliansi
ideologi dan politik yang ditandai dengan menjamurnya partai-partai
politik baru. Seiring dengan itu lahir sejumlah tuntutan daerah-daerah
diluar Jawa agar mendapatkan otonomi yang lebih luas atau merdeka
yang dengan sendirinya makin menambah problem, manakala
11
diwarnai terjadinya konflik dan benturan antar etnik dengan segala
permasalahannya. (BPBD, 2019)
b. Penyebab Konflik Sosial
Perlakuan yang tidak adil dari pemerintah pusat kepada pemerintah
daerah khususnya pada daerah-daerah yang memiliki potensi sumber
daya/kekayaan alamnya berlimpah/ berlebih, sehingga daerah tersebut
mampu menyelenggarakan pemerintahan sendiri dengan tingkat
kesejahteraan masyarakat yang tinggi (BPBD, 2019)
c. Penangulangan Konflik sosial
Adapun kebijakan yang diperlukan guna memperkukuh upaya
integrasi nasional menurut (BPBD, 2019) adalah sebagai berikut :
2. Aksi Terorisme
a. Pengertian
Teror berasal dari kata terrere yang memiliki arti membuat gemetar
atau menggetarkan. Secara sederhana teror adalah tindakan untuk
12
mencipatakan suasana ketakutan yang amat tinggi bagi seseorang, kelompok
atau masyarakat sehingga dapat dimanfaatkan untuk menguasai dan
memaksa seseorang, kelompok atau masyarakat melakukan tindakan sesuai
keinginan pelaku teror. (Andi Hidayat, 2021)
b. Penyebab Terorisme
13
1) Penyebab pertama terorisme adalah karena seseorang tersentuh. Bisa
saja mereka pernah ditinggal oleh adiknya yang meninggal atau
mendapat ajaran teror.
2) Penyebab terorisme berikutnya adalah adanya komunitas garis keras
pendukung gerakan radikal tersebut yang memberi doktrin kepada
pengikutnya baik secara langsung maupun lewat dunia maya.
14
7) Pemantapan deradikalisasi melalui upaya-upaya pembinaan
(soft approach) untuk mencegah rekrutmen kelompok teroris
serta merehabilitasi pelaku terror yang telah tertangkap.
(BPBD, 2019)
3. Aksi Sabotase
a. Pengertian
15
Tujuan sabotase erat kaitanya dengn permasalahan politik, ekonomi, sosial
dan budaya, berikut beberapa faktor yang turut melatarbelakangi
dilakukannya sabotase di antaranya,
1) Memperketat pengawasan
3) Meningkatkan kewaspadaan
4. Korupsi
a) Pengertian korupsi
Korupsi berasal dari bahasa Latin yaitu Corruptio-Corrumpere
yang berarti busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalikkan fakta
atau menyogok. Korupsi adalah tindakan pejabat publik, baik
politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam
tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legal menyalahgunakan
kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk
mendapatkan keuntungan sepihak
Berdasarkan sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara
garis besar memenuhi unsur-unsur antara lain tindakan/perbuatan
melawan hukum, penyalahgunaan kewenangan/kesempatan/sarana,
memperkaya diri sendiri/orang lain/korporasi, dan merugikan
keuangan negara atau perekonomian negara. (Andi Hidayat, 2021)
b) Penyebab korupsi
17
6) Struktur pemerintahan dan keadaan masyarakat yang
makin majemuk
c) Penanggulangan korupsi
Menurut Andi Hamzah (2005:249), strategi pemberantasan korupsi
bisa disusun dalam tugas tindakan terprogram, yaitu Prevention,
Public Education dan Punishment. Prevention ialah pencerahan untuk
pencegahan; Publik Education, yaitu pendidikan masyarakat untuk
menjauhi korupsi dan Punishment, adalah pemidanaan atas
pelanggaran tindak pidana korupsi.
1) Strategi Preventif:
Strategi Preventif diarahkan untuk mencegah terjadinya
korupsi dengan cara menghilangkan atau meminimalkan
faktor-faktor penyebab atau peluang terjadinya korupsi.
Konvensi PBB Anti Korupsi, Uneted Nations Convention
Against Corruption (UNCAC), menyepakati langkah-langkah
untuk mencegah terjadinya korupsi. Masing masing negara
setuju untuk: “...mengembangkan dan menjalankan
kebijaksanaan anti korupsi terkoordinasi dengan
mempromosikan partisipasi masyarakat dan menunjukkan
prinsip-prinsip supremasi hukum, manajemen urusan publik
dan properti publik dengan baik, integritas, transparan, dan
akuntable, saling bekerjasama untuk mengembangkan
langkah-langkah yang efektif untuk pemberantasan korupsi”.
18
2) Public Education
Public education atau pendidikan anti korupsi untuk rakyat
perlu digalakkan untuk membangun mental anti-korupsi.
Pendidikan anti-korupsi ini bisa dilakukan melalui
berbagai pendekatan, seperti pendekatan agama, budaya,
sosioal, ekonomi, etika, dsb.
3) Strategi Punishment:
a. Pengertian
b. Penyebab
19
2) Efisiensi dan efektifitas penggunaan kendaraan bermotor
yang rendah
c. Penanggulangan
1) Peningkatan kapasitas
20
c) Mengurangi konflik di persimpangan melalui pembatasan
arus tertentu, biasanya yang paling dominan membatasi
arus belok kanan.
21
3) Pembatasan kendaraan pribadi
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bagian ini berisi ringkasan dan simpulan dari seluruh pembahasan yang telah
dipaparkan di BAB II. Dalam kesimpulan tidak perlu memasukkan kutipan apapun.
Panjang kesimpulan dibatasi maksimal sebanyak 2 lembar. Kesimpulan dan seluruh
isi BAB III Penutup diketik dengan format margin 4 cm (kiri), 4 cm (atas), 3 cm
23
(kanan), dan 3 cm (bawah). font yang digunakan adalah Times New Roman ukuran 12
pt. dengan spasi ukuran 1.5. Judul BAB dan setiap sub-judul yang ada dalam BAB III
Penutup wajib diketik cetak tebal (bold).
3.2 Saran
Bagian ini berisi saran-saran yang dikemukakan oleh mahasiswa bagi Guru
BK dan Mahasiswa BK sebagai konsekuensi dari membaca isi pembahasan makalah
yang telah dipaparkan sebelumnya. Saran dibuat dalam bentuk poin-poin sebagai
berikut:
3.2.1 Bagi Guru BK
a. Saran pertama
b. Saran kedua
c. Dst.
3.2.2 Bagi Mahasiswa BK
a. Saran pertama
b. Saran kedua
c. Dst.
DAFTAR PUSTAKA
Semua rujukan-rujukan yang diacu di dalam isi makalah harus didaftarkan di bagian
Daftar Pustaka. Isi daftar pustaka minimal harus memuat pustaka-pustaka acuan yang
berasal dari sumber yang direkomendassikan oleh dosen pengampu mata kuliah.
Sangat dianjurkan untuk menggunakan sumber acuan atau literatur yang diterbitkan
selama 10 tahun terakhir.
24
Penulisan Daftar Pustaka sebaiknya menggunakan aplikasi manajemen referensi
seperti Mendeley atau References Ms. Word. Bentuk font yang digunakan adalah
Times New Roman ukuran 12 pt. Spasi untuk daftar referensi adalah 1 spasi. Daftar
pustaka ditulis dengan model paragraf Hanging. Format penulisan yang digunakan
adalah sesuai dengan format APA 6th Edition (American Psychological Association).
Berikut adalah contoh penggunaan beberapa referensi.
Catatan: Penjelasan ini tidak perlu dimasukkan dalam penulisan daftar pustaka yang
sebenarnya. Demikin juga dengan tulisan bertanda *) tidak perlu dimasukkan pada
daftar pustaka sebenarnya.
Buku 1 Penulis*)
Sunarto, K. (2004). Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
Buku 2 Penulis*)
Tubagus, A, & Wijonarko. (2009). Langkah-Langkah Memasak. Jakarta: PT
Gramedia.
Buku 3 Penulis*)
Leen, B., Bell, M., & McQuillan, P. (2014). Evidence-Based Practice: a Practice
Manual. USA: Health Service Executive.
25
Soeseno, S. (1993). Teknik Penulisan Ilmiah-Populer: Kiat Menulis Nonfiksi untuk
Majalah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Buku Terjemahan*)
Gladding, S. T. (2012). Konseling: Profesi yang Menyeluruh (6th ed.). (Terj. P.
Winarno, & L. Yuwono). Jakarta: PT. Indeks.
26
dependence, DRD2 Al allele, and depressive traits. Nicotine and Tobacco
Research, 6, 249—267
Majalah*)
Susanta, R. (Juni 2010). “Ambush Marketing”. Marketing, 140 (2), 15-17.
Majalah Online*)
Susanta, R. (Juni 2010). “Ambush Marketing”. Marketing, 140 (2), 15-17. Diakses
dari: http//majalahmarketing.com//
Surat Kabar*)
27
Irawan, A. (24 September 2010). “Impor Beras dan Manajemen Logistik Baru”.
Koran Tempo, A11.
Video*)
American Psychological Association. (Produser). (2000). Responding therapeutically
to patient expressions of sexual attraction [DVD]. Tersedia di
http://www.apa.org/videos/
Serial Televisi
Egan, D. (Penulis), & Alexander, J. (Pengarah). (2005). Failure to communicate
[Episode Seri Televisi]. In D. Shore (Produser Pelaksana), House. New York,
NY: Fox Broadcasting.
Musik Rekaman*)
Lang, K.D. (2008). Shadow and the frame. On Watershed [CD]. New York, NY:
Nonesuch Records.
28
29