Oleh
Abstrak
Penggunaan masker adalah salah satu cara yang paling efektif dalam mencegah
penyakit virus COVID-19.Tingkat filtrasi masker kain bisa mencapai 60%, tergantung
pemilihan jenis bahan dan banyak lapisan. Jumlah lapisan minimum untuk masker
kain adalah 3 lapis dengan bahan yang memiliki kerapatan benang yang bagus.
Pemilihan bentuk dan motif masker kain menjadi salah satu pertimbangan lainnya
saat membeli masker, dikarenakan masker sekarang menjadi salah satu item dalam
berpenampilan agar tetap terlihat trendy salah satunya dengan menggunakan maske
rmotif tie-dye yang memiliki keunikan tersendiri untuk pecinta fashion. Tujuan
kegiatan adalah dapat dijadikan referensi dalam mengenal, memahami dan
mengkeplorasi salah satu hasil kerajinan tekstil yaitu tie-dye, dan untuk
mengidentifikasi secara terperinci bagaimana proses pembuatan masker kain 3D
dengan motif tie-dye. Manfaat kegiatan adalah dapat memperkenalkan kepada
masyarakat umum, bahwa tie-dye merupakan sebuah bentuk karya seni kriya dengan
media tekstil yang unik, menarik dan memiliki prospek yang cukup potensial untuk
dikembangkan lebih lanjut dan dapat dijadikan sebagai pedoman dasar dalam
berkarya membuat masker atau produk lainnya dengan motif tie-dye. Metode
pelaksanaan yang digunakan ialah dengan metode kualitatif dengan teori bagaimana
proses pembuatan masker kain 3D dengan motif tie-dye.
A. PENDAHULUAN
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2
(SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena
infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan
ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian. Severe
acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARSCoV-2) yang lebih dikenal dengan
nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia.
Virus ini bisa menyerang siapa saja tanpa memandang umur, pekerjaan, jenis kelamin
dan lain sebagainya.
Penggunaan masker adalah salah satu cara yang paling efektif dalam mencegah
penyakit virus COVID-19. Ada 3 jenis masker, yaitu masker kain, masker medis dan
masker N95. Tingkat filtrasi masker kain bisa mencapai 60%, tergantung pemilihan
jenis bahan dan banyak lapisan. Jumlah lapisan minimum untuk masker kain adalah 3
lapis dengan bahan yang memiliki kerapatan benang yang bagus. Tidak disaranakan
menggunakan bahan masker yang elastis, dikarenakan dapat meningkatkan ukuran
pori dan menurukan efisiensi filtrasinya.
Pemilihan bentuk dan motif masker kain menjadi salah satu pertimbangan lainnya
saat membeli masker, dikarenakan masker sekarang menjadi salah satu item dalam
berpenampilan agar tetap terlihat trendy salah satunya dengan menggunakan masker
motif tie-dye yang memiliki keunikan tersendiri untuk pecinta fashion. Motifnya yang
selalu memiliki keunikan tersendiri atau setiap motif berbeda karena tidak bisa sama
persis dikarenakan handmade, tentu menjadi ketertarikan sendiri.
Tie dye merupakan salah satu bentuk seni kerajinan dengan media tekstil. Tie-dye
apabila diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia menurut Kamus Inggris-Indonesia,
yaitu tie berarti pertalian, tali, sedangkan dye berarti celup (an), mencelup, sehingga
apabila diterjemahkan berarti ‘celupan pertalian’, atau kemudian lebih dikenal dengan
istilah ‘Ikat Celup’. Disebut dengan istilah ikat celup dikarenakan dalam proses
pembuatannya dengan cara pengikatan dan pencelupan pada kain, agar menghasilkan
motif yang sesuai dengan area dari pengikatan dan pencelupan tersebut. Lebih
jelasnya, bahwa dalam proses pewarnaan motif di atas kain digunakan istilah ikat
untuk merintangi warna, sedangkan istilah celup diartikan sebagai pewarnaan.
Keunikan tie-dye dibanding dengan kerajinan tekstil lainnya terletak pada teknik
pembuatannya yang cukup sederhana guna menghasilkan sebuah motif di atas kain
secara cepat dan mudah. Keunikan lainnya ialah terletak pada motif yang
dihasilkannya, seringkali memunculkan berbagai efek secara tidak terduga dan
kadang-kadang tidak bisa diulangi lagi walaupun menggukan teknik cara yang sama.
B. METODE PELAKSANAAN
Metode pelaksanaan yang digunakan ialah dengan metode kualitatif. Menurut
Rahmat (2012), penelitian kualitatif adalah pengumpulan data secara deskriptif yang
bukan berupa angka melainkan berupa kata-kata atau gambar. Metode ini
menguraikan data secara luas dan mendalam. Sesuai dengan penjelasan Suryana
(2010:40) bahwa metode kualitatif digunakan untuk memperoleh data yang mendalam
dan memiliki makna serta merupakan data pasti yang berisikan fakta-fakta dan
diinterpretasikan menjadi hipotesis atau teori. Teori yang dimaksud disini adalah teori
bagaimana proses pembuatan masker kain 3D dengan motif tie-dye.
Bahan yang digunakan dalam membuat tie-dye terdiri dari tiga bahan yaitu bahan
baku kain, bahan perintang dan bahan pewarna. Bahan baku kain yang biasanya
digunakan dalam pembuatan tie-dye antara lain kain dari dari serat kapas (seperti kain
mori primisima, mori biru, blacu), kain campuran serat kapas (seperti kain satin, kain
katun, kain santung), kain dari serat protein atau binatang (seperti kain sutra dan wol),
dan kain yang berasalah serat sintesis (seperti kain poliamida).
Bahan baku kain yang saya gunakan adalaah kain katun dengan campurat serat
kapas dan sedikit campuran polyester. Kain katun memiliki tekstur halus dan lembut,
nyaman digunakan, memiliki seifat kuat dan tahan lama dan cocok di segala cuaca.
Selain itu, kain katun juga memiliki kerapatan benang yang cukup baik, sehingga
jenis kain ini cocok digunakan dalam pembuatan masker kain.
Bahan perintang ialah bahan yang digunakan untuk merintang pewarna agar
pewarna tidak mengenai bagian tersebut. Bahan perintang yang biasanya digunakan
untuk perintangan warna dalam pembuatan motif tie-dye ialah benang kapas, benang
nilon, rafia, karet gelang, serat agel atau serat nanas dan karet ban. Dalam proses
pembuatannya terkadang menggunakan bahan pengisi atau alat pembantu untuk
memperoleh corak yang khas, seperti biji-bijian, manik-manik, selongsong benang,
tabung platik dan lain-lain.
Bahan pewarna yang digunakan dalam pembuatan motif tie-dye adalah zat
pewarna tekstil seperti remasol, indogosol maupun napthol. Zat pewarna tekstil yang
saya gunakan disini adalah napthol, dikarenakan cara penggunaannya cepat, mudah
dan warna yang dihasilkan kuat. Zat pewarna napthol terdiridari dua yaitu napthol AS
sebagai dasar warna dan garam diazonium sebagai pembangkit warna. Zat pewarna
napthol pada dasarnya tidak larut dalam air. Agar mudah larut dalam air, maka harus
ditambahkan sedikit kostik soda dan air mendidih.
Kain yang sudah diikat tadi direndam pada air dingin terlebih dahulu selama
kurang lebih 2 menit agar kain yang akan diwarnai hasilnya tidak belang. Tiriskan
kain yang sudah direndam tadi hingga tidak menetes kembali. Setelah tidak menetes,
kain bisa dicelupkan pada wadah pertama dan biarkan direndam sampai 5 menit.
Kemudian celupkan kain pada wadah kedua dan biarkan direndam sampai 5 menit.
Ulangi proses pencelupan tersebut sampai warna yang dihasilkan pekat.
Gambar 5. Merendam Kain Sebelum Proses Pewarnaan
Ketiga, lepas karet pada kain yang telah selesai dilakukan pewarnaan, kemudian
cuci kain menggunakan air dingin hingga tidak ada pewarna yang menempel. Jika
masih ada pewarna yang menempel bisa diulangi terus proses pencuciannya hingga
bener-benar bersih. Keempat, jemur kain yang sudah dicuci akan tetapi jangan terkena
sinar matahari secara langsung. Setelah kain kering,kain bisa disetrika terlebih dahulu
agar rapi dan memudahkan proses pemotongan kain menjadi sebuah masker.
Gamar 7. Penjemuran Kain Setelah Pewarnaan
Kedua, balik kain yang sudah dijahit tadi kemudian jahit sekeliling kain pada
bagian baik dengan jarak sekitar 0,3 cm dari tepi kain. Lipat bagian atas dan bagian
bawah ke dalam sepanjang kurang lebih 5cm, kemudian sematkan pentul dan jahit
dari bagian luar atau bagian yang motif tie-dye dengan jarak 0,5 cm.
Gambar 10. Menjahit Sekeliling Kain Bagian Baik
D. PENUTUP
KESIMPULAN
Menggunakan masker pada masa pandemi COVID-19 adalah hal wajib jika
hendak keluar rumah. Jumlah lapisan minimum untuk masker kain adalah 3 lapis
dengan bahan yang memiliki kerapatan benang yang bagus. Bentuk dan motif masker
kain semakin lama semakin bervariasi, agar menarik konsumen untuk memakainya
seperti contohnya masker kain 3D dengan motif tie-dye. Masker kain 3D dengan
motif tie-dye memiliki bentuk dan motif yang unik karena bentuknya yang tiga
dimensi dan sangat nyaman digunakan karena masih memliki ruang didalamnya, juga
motifnya yang tidak sama persis antara motif satu dengan yang yang lainnya. Tahap
dan takaran dalam pewarnaan tidak boleh salah, karena akan mempengaruhi dengan
hasilnya yang menjadi mudah luntur saat dicuci atau tidak membentuk motifnya.
Masker kain yang berkualitas ialah masker yang memiliki pola yang nyaman saat
digunakan oleh si pemakai, jahitan pada masker rapi dan juga warna yang dihasilkan
tahan lama dan tidak mudah luntur.
SARAN
Dalam membuat sebuah produk, perlu ketelatenan dan kesabaran karena harus
dilakukan percobaan berulang kali hingga menghasilkan produk yang berkualitas.
Mencari sumber referensi yang banyak juga perlu dilakukan, agar kita memiliki
banyak pengalaman dan pengetahuan yang menjadi pembelajaran untuk kita.
DAFTAR PUSTAKA
2020. Anjuran Mengenai Penggunaan Masker Dalam Konteks COVID-19. Indonesia:
World Health Organization.
Wardoyo, Sugeng dan Widodo, Suryo Tri. 2016. Inovasi Perancangan Motif Tie-Dye.
Yogyakarta: IKKJ Publisher
Zulaikhah, Siti. 2010. Perancangan Motif Tekstil dengan Teknik Tie-Dye Untuk Scarf.
Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Wardoyo, Sugeng dan Widodo, Suryo Tri.2018. Kreasi Motif Pada Produk Tie-Dye
(Ikat Celup) di Kota Yogyakarta. Yogyakarta: Institut Seni Indonesia
Yogyakarta