SMOKEBOOM SEBAGAI
TEKNIK
PEWARNAAN TIE DYE
Intan Jali Dimasiosz 1900476
Jasmine Rayhana Ayuningrum 1900549
Ramadhani Herawati Sahara 1904462
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan nikmat, taufik serta hidayah-Nya yang sangat besar sehingga pada akhirnya kami
dapat menyusun laporan diskusi mengenai studi eksperimen smokeboom sebagai teknik pewarnaan
tie dye ini.
Rasa terimakasih juga kami ucapkan kepada dosen yang selalu memberikan dukungan serta
bimbingannya sehingga laporan diskusi mengenai studi eksperimen smokeboom sebagai teknik
pewarnaan tie dye ini dapat selesai. Semoga laporan diskusi mengenai studi eksperimen smokeboom
sebagai teknik pewarnaan tie dye ini turut memperkaya khazanah ilmu serta dapat menambah
pengetahuan juga pengalaman bagi para pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Adapun macam teknik ikat yang umum diketahui antara lain yaitu
• Teknik ikat tunggal
• Teknik ikat mawar ganda
• Teknik pengerutan (marbling)
• Teknik mengikat benda
• Teknik ikat silang
• Teknik ikat ganda
• Teknik ikat garis
• Teknik jelujur
Tie dye sudah ada dan dikenal di China selama masa Dinasti T’ang
(618-906 M) dan di Jepang pada masa Periode Nara (552-794 M). Tie
dye juga menjadi sebuah tradisi dari penduduk asli yang sudah dikenal
selama berabad-abad di Asia Tenggara, Indonesia, India, di sebagian
negara Afrika, serta negara-negara lain, seperti Jepang dengan kain
Shibori. Tie dye disebarkan ke beberapa daerah di Indonesia oleh para
pedagang, kemungkinan oleh orang-orang India dan Arab muslim yang
memperkenalkan teknik tenun ikat, sehingga diprediksi tie-dye dan
tenun ikat merupakan dua keteknikan yang tergabung dalam periode
yang sama. Tie dye menjadi sebuah keteknikan yang seringkali
dipergunakan di India seperti halnya teknik dalam tenun ikat. Untuk di
Indonesia sendiri, terdapat beberapa daerah yang telah diketahui
mengadoptasi teknik ini untuk pembuatan dan pewarnaan kain
tradisionalnya, yaitu antara lain di Pulau Jawa (Gresik di Jawa Timur,
Yogyakarta,Solo, dan Jawa Tengah), kemudian di Sulawesi, Sumatera
Selatan khususnya di daerah Palembang, Kalimantan, Bali, serta
Lombok.
Di Indonesia, ragam teknik dalam tie dye bukan merupakan pokok
dari perbedaan yang berarti antardaerah penghasilnya, sehingga ada
berbagai kemiripan yang dapat dijumpai. Hal ini terlihat di Jawa yang
dikenal dengan istilah pelangi, jumputan, dan tritik. Pelangi menjadi
nama untuk menunjukkan spesifikasi dari berbagai teknik (mix
technics) dalam tie dye, di samping juga untuk menyebut kain tie dye
yang memiliki ciri dalam tata warna gradasi dan kaya warna
(multicoloured). Jumputan juga menjadi istilah untuk menyebut kain
tie dye di Jawa, karena di dalam perwujudannya dilakukan dengan
teknik menjumput atau mencubit kain. Tritik dari kata tarik (bahasa
Jawa), yaitu merupakan keteknikan jahit (stitch) dengan
mempergunakan teknik jahit jelujur yang dieratkan atau dikuatkan.
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah dapat mengembangkan
ilmu yang diteliti dari segi teoritis dalam penelitian ini berdasarkan
teori yang digunakan oleh peneliti pada penelitian ini.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah menjelaskan manfaat
yang berguna untuk memecahkan masalah pada penelitian ini
secara praktis.
BAB II
METODOLOGI
PENELITIAN
A. Metode Penelitian
1. Sumber Data
Sumber data yang digunakan pada studi ini adalah sumber data
primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari survei online pada
masyarakat. Data sekunder dapat diperoleh dari pustaka
B. Sistematika Penelitian
a. Reduksi Data
Tahap pertama dalam menganalisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah reduksi data
atau data reduction. Tahap reduksi data adalah tahap mereduksi atau menyederhanakan data agar
bisa sesuai dengan kebutuhan sehingga mudah untuk mendapatkan informasi.
Data yang didapatkan dari hasil studi literatur, survei dan observasi tentu memilik bentuk yang
kompleks. Semua data yang sudah didapatkan kemudian dikelompokan dari data yang sangat penting,
kurang penting, dan tidak penting.
Data yang masuk ke dalam kelompok data tidak penting kemudian aman untuk dibuang atau tidak
digunakan. Sehingga tersisa data yang sifatnya penting dan kurang penting. Data ini kemudian
menjadi lebih sederhana, sesuai dengan kebutuhan penelitian, dan dianggap mampu mewakili semua
data yang sudah didapatkan. Sehingga lebih mudah untuk diproses ke tahap selanjutnya agar menjadi
informasi yang bulat, jelas, dan menjawab suatu permasalahan
B. Sistematika Penelitian
3. Analisis Data
b. Penyajian Data
Dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman, setelah menyelesaikan tahap reduksi
maka masuk ke tahap penyajian data atau data display. Sesuai dengan namanya, pada tahap ini
peneliti bisa menyajikan data yang sudah direduksi atau disederhanakan di tahap sebelumnya.
Bentuk penyajian data dilakukan dalam bentuk chart dan paragraf dengan tujuan agar kumpulan data
tersebut bisa lebih mudah disampaikan kepada pembaca.
Proses penyajian data diperlukan dalam analisis data kualitatif untuk bisa menyajikan atau
menampilkan data dengan rapi, sistematis, tersusun dengan pola hubungan tertentu, terorganisir, dan
sebagainya. Sehingga data ini tidak lagi berupa data mentah akan tetapi sudah menyajikan suatu
informasi.
B. Sistematika Penelitian
3. Analisis Data
c. Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan ini menjadi informasi yang disajikan dalam laporan penelitian dan
ditempatkan di bagian penutup. Proses menarik kesimpulan dilakukan ketika semua data
yang variatif disederhanakan, disusun atau ditampilkan dengan memakai media tertentu,
baru kemudian bisa dipahami dengan mudah.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Penelitian ini ditujukan pada masyarakat baik itu pria maupun
wanita yang berusia 12 tahun keatas, atau lebih spesifiknya ialah
orang yang telah mampu menggunakan smartphone untuk
mengisi survei online.
2. Sampel
Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random
sampling. Survei penelitian ini dilakukan dengan cara
menyebarkan link survei online via sosial media, tujuannya ialah
untuk mendapatkan responden sebanyak mungkin.