Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS HASIL PEMBUATAN SHIBORI DENGAN

PEWARNAAN NAPTHOL PADA KAIN KATUN DAN LINEN


DI LKP MEI GOOM
ANALYSIS OF THE RESULTS OF MAKING SHIBORI WITH NAPTHOL DYEING
ON COTTON AND LINEN FABRICS IN MEI GOOM LKP
Nurridha Syawalyah, Ulfa Khairiyah1

Universitas Negeri Medan


Jl. Willem Iskandar / Pasar V, Medan, Sumatera Utara, Indonesia 20221
1
Ulfakhairiyah2018@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil pembuatan shibori menggunakan pewarnaan sintetis
napthol pada kain katun dan linen yang dilakukan oleh siswa PKL di LKP Mei Goom. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa angka atau nilai untuk mengetahui
hasil pembuatan shibori dengan pewarnaan sintetis napthol pada kain katun dan linen. Populasi dalam
penelitian ini berupa 10 siswa PKL di LKP Mei Goom. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah
pengamatan yang dilakukan oleh 5 observer yang kisi-kisinya terdiri dari 7 indikator yaitu dari bahan kain
katun mori dan bahan linen, efek warna pada motif, warna, kecerahan warna, kebersihan warna dan kain,
ukuran scarf, hasil akhir, dengan rentangan skor 4 – 1. Berdasarkan hasil penelitian pembuatan shibori
dengan pewarnaan sintetis napthol pada kain katun dan linen diperoleh hasil pada kain katun rrata-rata
(Mean) 23,56 dan Standar Deviasi (SD) 2,99. Nilai tertinggi pembuatan shibori pada kain katun dengan
kategori sangat baik adalah 87. Nilai terendah pembuatan shibori pada kain katun dengan kategori baik
adalah 79. Tingkat kecenderungan pada kain katun diperoleh sebanyak 5 sampel dengan kategori sangat
baik (50%) dan sebanyak 2 sampel dengan kategori kurang (20%). Pada kain linen rrata-rata (Mean) 20,32
dan Standar Deviasi (SD) 3,48. Nilai tertinggi pembuatan shibori pada kain linen dengan kategori baik
adalah 76. Nilai terendah pembuatan shibori pada kain linen dengan kategori cukup baik adalah 70. Tingkat
kecenderungan pada kain linen diperoleh sebanyak 4 sampel dengan kategori cukup baik (40%) dan 1
sampel dengan kategori kurang (10%).

Kata kunci: Shibori, Zat Sintetis Napthol, Kain Katun, Kain Linen.

ABSTRACT

This study aims to determine the results of making shibori using synthetic napthol dyes on cotton and
linen fabrics carried out by street vendors at LKP Mei Goom. This research is a descriptive study in the
form of data collection techniques in the form of numbers or values to determine the results of making
shibori with synthetic napthol coloring on cotton and linen fabrics. The population in this study were 10
street vendors at Lkp Mei Goom. The data collection tool used is observations made by 5 observers whose
grid consists of 7 indicators consisting of cotton mori fabric and linen material, color effects on motifs,
color, color brightness, color and fabric cleanliness, scarf size, results final, with a score range of 4 – 1.
Based on the results of research on making shibori with synthetic dyeing of napthol on cotton and linen
fabrics, the results on cotton fabrics have an average (Mean) 23.56 and Standard Deviation (SD) 2.99. The
highest value of making shibori on cotton fabrics with a very good category is 87. The lowest value of
making shibori on cotton fabrics with good categories is 79. The level of tendency on cotton fabrics is
obtained by 5 samples in the very good category (50%) and as many as 2 samples with the category less
(20%). For linen, the average (Mean) is 20.32 and the Standard Deviation (SD) is 3.48. The highest score
for making shibori on linen with a good category is 76. The lowest value for making shibori on linen with a
good enough category is 70. The level of tendency for linen fabrics is obtained as many as 4 samples with a
fairly good category (40%) and 1 sample with a poor category. (10%)

Keywords: Shibori, Napthol Synthetic Dye, Cotton Fabric, Linen Fabric


PENDAHULUAN sebagai pembangkit warna. Masing-masing larutan
tidak dapat memberikan warna, warna akan timbul
Pada era globalisasi seperti ini, keinginan setelah napthol dan garam diazo bereaksi.
manusia untuk memahami berbagai budaya di Berdasarkan hasil wawancara di LKP Mei Goom
dunia semakin menjadi suatu kebutuhan. dengan pemilik usaha ibu Mei Indah Jayanti
Pemenuhan kebutuhan ini ditunjang oleh diperoleh hasil bahwa tingkat kesulitan siswa PKL
kemajuan pusat teknologi dan komunikasi pada dalam pembuatan shibori terletak pada aspek zat
Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam warna napthol dan pembuatan shibori. Hal yang
perkembangan era globalisasi SDM dituntut mempengaruhi siswa PKL antara lain adalah zat
memiliki kreativitas yang tinggi dengan warna napthol terdiri dari dua bagian yaitu larutan
mengangkat keberagaman budaya, di dunia napthol dan garam diazo, untuk itu siswa PKL
fashion kreativitas itu ditunjukan dengan belum mengetahui komposisi zat warna napthol,
menghasilkan produk menggunakan tekstil yang siswa PKL juga mengalami kesulitan dalam
memiliki ciri khas tertentu. membedakan larutan napthol dan garam diazo,
apabila garam diazo dan TRO tercampur, maka
Industri tekstil dan produk tekstil adalah
warna yang diinginkan tidak akan timbul dan zat
salah satu industri yang paling utama untuk
warna napthol tidak larut dalam air, untuk
dikembangkan. Karena, industri tekstil
melarutkannya membutuhkan tambahan zat
menempati posisi yang penting dalam
caustic soda. Banyak siswa PKL mengalami
perekonomian nasional dan merupakan
kesulitan dikarenakan belum mengenal
penyumbang devisa negara yang menyerap
pengetahuan dan keterampilan tentang teknik
banyak tenaga kerja dalam jumlah yang besar.
pewarnaan menggunakan zat sintetis napthol
Oleh karena itu, para pelaku usaha khususnya
sesuai dengan resep standar pada pencelupan kain.
produsen menciptakan produk standar agar
Siswa PKL juga belum mengenal dan mengetahui
produk lokal tetap berkualitas. Industri tekstil
pembuatan macam-macam teknik shibori dengan
yang sedang berkembang pesat saat ini adalah
kain katun dan kain linen. Dengan adanya
fashion, perkembangan dunia fashion saat ini
penelitian ini siswa PKL diharapkan mampu
mulai canggih, baik dari segi bahan yang
mengetahui dan memiliki keterampilan dalam
digunakan dalam pembuatan busana. Proses
menerapkan teknik shibori pada kain katun dan
pembuatan bahan tekstil yang sedang diminati
kain linen dengan menggunakan zat warna sintetis
saat ini adalah proses pewarnaan tekstil atau
napthol.
pemberian motif pada tekstil yang dapat
dilakukan dengan cara teknik printing, teknik Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti
sablon atau pengecapan, batik dan shibori. tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Analisis Hasil Pembuatan Shibori Dengan
Menurut Kusumayanti, dkk (2020), teknik Pewarnaan Sintetis Napthol Pada Kain Katun Dan
pewarnaan kain yang meliputi menjahit, Kain Linen Di Lkp Mei Goom”.
melintir, membuat simpul, menjepit dan
membalut adalah teknik pewarnaan yang KAJIAN TEORI
dikenal dengan teknik shibori. Teknik dasar
yang diperlukan untuk membuat shibori adalah Menurut Kautsar (2017), shibori adalah teknik
menggambar kain di atas kain, lalu mengikat ikat celup yang berasal dari Jepang, yang ada
simpul dengan kuat ke kain dengan benang, sejak abad ke-8 yang digunakan sebagai kain
karet atau tali lainnya. Kemudian celupkan kain tradisional Jepang berupa kimono, yang
ke dalam satu atau dua lebih warna. Proses menggunakan pewarna alam indigofera. Teknik
pewarnaan dapat dilakukan dengan dua cara pembuatan shibori berupa mengikat, menjahit,
yaitu dengan proses pencelupan dan proses melipat yang dicelupkan ke dalam proses pewarna
pencapan. Pencelupan adalah suatu proses dan akan menghasilkan motif baik dengan pola
pemasukan zat warna ke dalam serat-serat tekstil yang telah dibuat. Menurut Wahyuni dan Supardi
sehingga diperoleh suatu warna yang sifatnya (2017), dalam pembuatan shibori ada beberapa
dapat dikatakan stabil. Menurut Adiningtyas teknik yang digunakan, Kumo Shibori, Arashi
(2018), pencelupan menggunakan zat warna Shibori, Nui Shibori, Itajime Shibori. Arashi
napthol merupakan zat warna yang tersusun dari shibori merupakan sebuah metode dengan
dua komponen, yaitu bahan utama disebut melilitkan kain yang sudah dilipat terlebih dahulu
dengan napthol AS dan bahan pembangkit yang ke bagian luar pipa secara diagonal, kemudian
disebut diazonium. Menurut Susanto (2019), dililitkan tali, setelah itu mendorong kain ke
proses pencelupan dengan menggunakan zat salah satu sisi pipa hingga berkerut dan rapat.
warna napthol harus dilakukan dengan resep Kemudian celupkan kain ke dalam zat warna,
standar, proses pewarnaan napthol terdiri atas motif arashi yang dihasilkan dari teknik ini serupa
dua bagian yaitu napthol dan garam diazo dengan bentuk garis-garis badai.
Menurut Mahapatra (2016), pewarnaan METODOLOGI PENELITIAN
merupakan zat warna yang digunakan dalam
dunia industri, zat warna dapat berupa warna 1. Populasi Dan Sampel Penelitian
atau pigmen Zat warna larut dalam senyawa Menurut Arikunto (2017), populasi adalah
organik yang biasanya diterapkan pada tekstil, keseluruhan subjek penelitian. Menurut Sukardi
yang dirancang untuk mengikat suatu molekul (2017), populasi merupakan semua elemen yang
pada serat tekstil. zat warna napthol merupakan menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu
zat warna yang termasuk dalam golongan penelitian. Maka yang menjadi populasi dalam
pigmen dan banyak digunakan dalam proses penelitian ini adalah 10 siswa PKL di LKP Mei
pencelupan kain seperti batik, shibori, jumputan Goom, semua populasi dijadikan subjek
dan lainnya. Menurut Ristiani (2016), zat warna penelitian. . Menurut Arikunto (2017), sampel
napthol terdiri dari dua komponen, yaitu adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
komponen napthol dan garam napthol, yang dimiliki suatu populasi. Pada penelitian ini subjek
masing- masing tidak dapat memberikan warna, yang akan diteliti yaitu 10 siswa PKL membuat
kecuali sudah terjadi penggabungan antara motif arashi shibori dengan teknik arashi dengan
kedua komponen tersebut. Menurut Sinclair pewarnaan sintetis napthol pada kain katun dan
(2015), deskripsi hasil pewarnaan yang baik kain linen.
adalah atribut dalam penyerapan warna,
ketajaman hasil pewarnaan dari jumlah 2. Desain Penelitia
keseluruhan yang diwarnai, kecerahan dan Desain penelitian adalah rencana dan struktur
kekusaman dari warna yang dihasilkan dalam penelitian yang dirancang untuk memperoleh
proses pencelupan. Atribut dalam penyerapan jawaban atas pertanyaan penelitian. Dilihat dari
warna adalah zat warna yang terserap pada tujuannya penelitian ini menggunakan metode
bagian baik dan buruk bahan baik warna yang penelitian deskriptif.
digunakan. Ketajaman hasil pewarnaan bisa
dilihat dari ada tidaknya warna yang belang 3. Instrumen Penelitian
pada hasil pencelupan. Kecerahan warna adalah Menurut Sugiyono (2017), instrumen penelitian
kuat tidaknya warna yang dihasilkan yang bisa adalah alat yang digunakan untuk mengukur
dilihat dengan menggunakan tingkatan warna. fenomena alam dan sosial yang diamati, secara
spesifik, khususnya fenomena yang dimaksud
Menurut Markova (2019), kain katun adalah variabel penelitian. Penelitian ini
merupakan kain yang berasal dari serat kapas dilakukan oleh 5 orang pengamat, di mana 3
yang dihasilkan pada bunga tanaman kapas, pengamat adalah dosen jurusan PKK Prodi Tata
kapas adalah serat kuno yang telah digunakan Busana dan 2 orang Praktisi bidang tekstil dari
selama ribuan tahun lalu. Kapas telah digunakan dunia industri yang dianggap memiliki kualifikasi
di Pakistan lebih dari 5000 tahun yang lalu dan dalam bidangnya.
di Meksiko 3000 tahun yang lalu, yang tumbuh
di iklim yang hangat. Saat ini kapas banyak 4. Uji Kesepakatan Pengamat
digunakan dalam produk tekstil yang Uji kesepakatan pengamat ini dilakukan untuk
diinginkan seperti kenyamanan, daya serap, dan menyatukan penilaian dari ke 5 pengamat
penghantar listrik yang baik. Menurut (observer). Uji coba lembar pengamatan hasil
Suliyanthini (2016), kain linen merupakan kain pewarnaan sintetis napthol pada pembuatan
yang berasal dari serat alam yaitu tumbuhan shibori dengan kain katun dan kain linen
rami. Rami merupakan serat tumbuhan jenis digunakan uji kesepakatan dengan menggunakan
Boehmeria Nivea, serat rami telah digunakan di analisis varians satu jalur yang dikemukakan oleh
Cina beberapa ribu tahun lalu. Serat rami mudah Sudjana (2015).
tumbuh di udara yang lembab dan panas, pohon
rami dipanen 3 kali dalam setahun. Serat rami 5. Teknik Analisa Data
memiliki panjang yang bervariasi dari 2,5 cm Setelah semua memperoleh data dan
sampai 50 cm, dengan panjang rrata- rata 12,5 dikumpulkan, maka data tersebut akan ditabulasi
cm sampai dengan 15 cm. dan diolah baik dengan tujuan penelitian dan
Menurut Riska (2020), scarf adalah sehelai selanjutnya dianalisis secara statistik. Dalam hal
kain yang berbentuk persegi, persegi panjnag ini digunakan teknik analisa data sebagai berikut :
dan berbentuk segitiga. Selendang juga bisa a. Deskripsi Data
digunakan untuk hiasan kepala dan leher, pada
kenyataannya scarf merupakan fashion item
yang serba guna sebagai aksesoris fashion yang
menambah gaya pada tampilan.

1
Dihitung dengan rumus mean (rrata-rata) GOOM. Adapun rumus untuk mencari persentase
menurut Sugiyono (2017) sebagai berikut:
∑x
M= P = 𝐹 x 100%
n �

Keterangan:
Keterangan :
M : Harga rrata-rata hitung
P:
∑ X : Jumlah skor yang dicapai
Persentase
n : Banyaknya sampel F=
Kemudian mencari simpangan baku atau standar Frekuensi
deviasi dapat dicari dengan rumus : N = Jumlah responden

∑𝑥2 (∑𝑥).2 HASIL PEMBAHASAN


SD = √ −
Penelitian ini merupakan penelitian
𝑛
Deskriptif dengan tujuan untuk mengetahui hasil
Keterangan : pembuatan shibori dengan pewarnaan sintetis
napthol pada kain katun dan kain linen dengan
Sd : Standar deviasi menggunakan instrumen
∑(x)² : Jumlah skor yang dicapai pengumpulan data berupa lembar pengamatan
n : Banyak sampel hasil pembuatan shibori dengan pewarnaan
sintetis napthol pada kain katun dan kain linen.
b. Uji Tingkat Kecenderungan
A. Uji kesepakatan pengamat
Untuk mengidentifikasi tingkat
kecenderungan hasil pembuatan shibori dengan Uji kesepakatan pengamat bertujuan untuk
pewarnaan sintetis napthol pada mengetahui hasil dari kelima pengamat apakah
terdapat perbedaan atau tidak. Hasil perhitungan
kain katun dan linen di LKP MEI GOOM uji kesepakatan pengamat dengan uji ANAVA
menggunakan rrata-rata ideal (Mi) dan Standar satu jalur. Berdasarkan data diperoleh 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔=
Ideal (SDi) dengan rumus sebagai berikut: 0,006178. Jika dibandingkan dengan 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada
taraf signifikan 5% (∝ = 0,05) dan dk
Rumus rata-rata ideal (Mi)
= 9:40. Diperoleh 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,12, sehingga diketahui
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙+𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada kain katun (0,006178 < 2,12).
Mi =
𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 Dan diketahui 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 <
𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada kain linen (0,012092 < 2,12). Dengan
2 demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
perbedaan yang berarti antara hasil pengamatan
Rumus rata-rata ideal (Mi)
dari analisis hasil pembuatan shibori dengan
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙− 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ pewarnaan sintetis napthol pada kain katun dan
SDi =
𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 kain linen yang dilakukan siswa PKL untuk
mengumpulkan data penelitian.
6 a. Hasil Pembuatan shibori Dengan
Keterangan : Pewarnaan sintetis napthol Pada Kain Katun

Mi : Rrata-rata ideal Berdasarkan data pengamatan hasil pembuatan


SDi : Simpangan baku ideal shibori dengan pewarnaan sintetis napthol pada
kain katun yang dilakukan siswa PKL diperoleh,
a. Menentukan Analisis Persentase Penelitian
Rata-rata (Mean) pada kain katun 23,56.
Untuk menganalisis data yang diperoleh dapat Standar deviasi (SD) pada kain katun 2,99
menggunakan analisis persentase terhadap hasil Berdasarkan data hasil penelitian diketahui nilai
pembuatan shibori dengan pewarnaan sintetis rata-rata ideal adalah 100, nilai tertinggi siswa
napthol pada kain katun dan linen di LKP MEI
1
PKL pada kain katun 87 dengan kategori baik 2 71 – 73 7 70%
dan nilai terendah 79 dengan kategori baik 3 68 – 70 1 10%
Tabel 1. Distribusi frekuensi pembuatan 4 65 – 67 0 0%
Jumlah 10 100%
shibori dengan pewarnaan sintetis napthol
Berdasarkan data diatas dapat
pada kain katun di LKP Mei Goom.
disimpulkan bahwa data distribusi frekuensi
Kelas Interval Freku Persenta hasil pembuatan shibori dengan pewarnaan
ensi se sintetis napthol pada kain linen oleh siswa PKL
(%) sebagian besar berada pada interval 74
1 85 – 87 6 60% - 76 sebanyak 2 siswa PKL dengan (20%).
2 82 – 84 2 20%
3 79 – 81 2 20% Sedangkan interval 71 – 73 sebanyak 7 siswa
PKL dengan (70%), pada interval 68
4 76 – 78 0 0%
Jumlah 10 100% - 70 sebanyak 1 siswa PKL dengan (10%)
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan
dan pada interval 65 - 67 sebanyak 0 siswa PKL
bahwa data distribusi frekuensi hasil pembuatan
dengan ( 0%). Dapat disimpulkan bahwa skor
shibori dengan pewarnaan sintetis napthol pada
tertinggi dari kelima pengamat berada pada
kain katun oleh siswa PKL sebagian besar berada
interval 71 - 73 dengan 7 siswa
pada interval 85– 87 sebanyak 6 siswa PKL
dengan PKL (70%).
(60%). Sedangkan interval 82 – 84 sebanyak 2 d. Tingkat Kecenderungan Hasil Pembuatan
siswa PKL dengan (20%), pada interval 79 - 81 Shibori Dengan Pewarnaan Sintetis Napthol
sebanyak 2 siswa PKL Pada Kain Katun Berdasarkan data diatas,
b. dengan (20%) dan pada interval 76 - 78 bahwa dari 10 pembuatan shibori dengan
sebanyak 0 siswa PKL dengan (0%). Dapat pewarnaan sintetis napthol pada kain katun yang
disimpulkan bahwa skor tertinggi dari kelima dilakukan siswa PKL, sebanyak 4 shibori pada
pengamat berada pada interval 85 - 87 dengan kain katun dengan kategori sangat baik (40%), 2
sebanyak 6 siswa PKL (60%). shibori dengan kategori baik (20%), 1 shibori
a. kategori cukup baik (10%) dan 2 shibori dengan
c.Hasil Pembuatan shibori Dengan kategori kurang (20%). Dengan demikian dapat
Pewarnaan sintetis napthol Pada Kain disimpulkan bahwa persentase hasil pembuatan
Linen shibori dengan pewarnaan
sintetis napthol pada kain katun yang dilakukan
Berdasarkan data pengamatan hasil pembuatan
siswa PKL cenderung sangat baik.
shibori dengan pewarnaan sintetis napthol pada
e. Tingkat Kecenderungan Hasil Pembuatan
kain linen yang dilakukan siswa PKL
Shibori Dengan Pewarnaan Sintetis Napthol
diperoleh, Rata-rata (Mean) pada kain linen
Pada Kain Linen
20,32. Standar Deviasi pada kain linen 3,48.
Berdasarkan data diatas, bahwa 10 pembuatan
Berdasarkan data hasil penelitian diketahui nilai
shibori dengan pewarnaan sintetis napthol pada kain
rata- rata ideal adalah 100, nilai tertinggi pada
linen yang dilakukan siswa PKL, sebanyak 1 shibori
kain linen siswa PKL 76 dengan kategori baik
pada kain linen dengan kategori sangat baik (10%),
dan nilai terendah 70 dengan kategori baik
sebanyak 4 shibori dengan
Tabel 2. Distribusi frekuensi pembuatan
kategori baik sebanyak (40%), 4 shibori dengan
shibori dengan pewarnaan sintetis
kategori cukup baik (30%) dan 1 shibori dengan
napthol pada kain linen di LKP Mei kategori kurang (10%). Dengan demikian dapat
Goom. disimpulkan bahwa persentase hasil pembuatan shibori
dengan pewarnaan sintetis napthol pada kain kain
Kelas Interval Freku Persentas
linen yang dilakukan siswa PKL cenderung baik
ensi e (%)
1 74 – 76 2 20% b. Hasil Nilai Pembuatan Shibori Pada Kain
1
Katun Dan Kain Linen Deviasi (SD) 2,99. Nilai rata-rata ideal pada
Berikut hasil nilai pembuatan shibori kain katun adalah 100, nilai pembuatan shibori
dengan pewarnaan sintetis napthol pada kain tertinggi siswa PKL pada kain katun dengan
katun dan kain linen di LKP Mei Goom, kategori baik adalah 87. Nilai kategori
berdasarkan penilaian kelima pengamat dari pembuatan shibori terendah siswa PKL pada
setiap indikator didapatkan hasil sebagai kain katun dengan kategori baik adalah 79.
berikut: Tingkat kecenderungan pada kain katun
diperoleh sebanyak 4 siswa PKL dengan
Tabel 3. Nilai Pembuatan Shibori Dengan
kategori sangat baik (40%) dan sebanyak 2
Pewarnaan Sintetis Napthol Pada Kain Katun
siswa PKL dengan kategori kurang (20%).
Dan Kain Linen
2. Hasil pembuatan shibori dengan pewarnaan
sintetis napthol pada kain linen di LKP Mei
Goom yang dilakukan siswa PKL dengan rata-
NO Kai Keteranga Kai Keteranga
rata (Mean) 20,32 dan Standar Deviasi
n n n n
katu line (SD) 3,48. Nilai rata-rata ideal pada kain linen
n n
adalah 100, nilai tertinggi pembuatan shibori
Siswa 1 79 Baik 71 Baik
Siswa 2 86 Baik 73 Baik siswa PKL pada kain linen dengan kategori baik
Siswa 3 79 Baik 72 Baik adalah 76. Nilai terendah siswa PKL dengan
Siswa 4 87 Baik 73 Baik kategori baik adalah 70. Tingkat kecenderungan
Siswa 5 82 Baik 70 Baik
pada kain linen diperoleh sebanyak 1 siswa PKL
Siswa 6 85 Baik 71 Baik
Siswa 7 84 Baik 73 Baik dengan kategori sangat baik (10%), 4 sampel
Siswa 8 86 Baik 75 Baik dengan kategori baik dan cukup baik(40%) dan 1
Siswa 9 85 Baik 71 Baik siswa PKL dengan kategori kurang (10%).
Siswa 10 87 Baik 76 Baik
JUMLAH 840 725 SARAN
Berdasarkan uraian kesimpulan diatas maka
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 10 saran-saran yang diajukan adalah sebagai berikut:
sampel penelitian pembuatan shibori yang
dilakukan siswa PKL, pada kain katun dengan 1. Diharapkan LKP mei Goom dapat
kategori baik. Sedangkan pada kain linen 10
sampel hasil pembuatan shibori yang dilakukan meningkatkan pembuatan shibori dan
siswa PKL, pada kain linen dengan kategori baik, pewarnaan dengan memberikan banyak
maka secara keseluruhan dapat disimpulkan
bahwa hasil pembuatan shibori dengan referensi tentang pembuatan shibori dan
pewarnaan sintetis napthol pada kain katun dan
proses pewarnaan lebih bervariasi bagi
kain linen di LKP Mei Goom yang dilakukan
siswa PKL memiliki hasil baik siswa PKL, untuk lebih banyak memahami
pada kedua kain. bagaimana pembuatan shibori yang baik
KESIMPULAN dengan hasil yang baik dan juga
Berdasarkan hasil penelitian dan berkualitas dan menghasilkan warna yang
pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut : pekat dan merataa.

1. Hasil pembuatan shibori dengan pewarnaan 2.Dalam meningkatkan hasil


sintetis napthol pada kain katun di LKP Mei
Goom yang dilakukan siswa PKL dengan pembuatan shibori dengan pewarnaan
nilai rata- rata (Mean) 23,56 dan Standar
1
sintetis napthol pada kain katun dan 1 No 2. Universitas Diponegoro. Diakses
pada 13 Juli 2021 dari
kain linen siswa PKL diharapkan lebih
https://core.ac.uk/download/pdf/
banyak membaca dan melakukan
327 118137.pdf
praktek langkah-langkah pembuatan
shibori dan pewarnaan yang baik dan
Markova, Ivana. (2019). Textile Fiber
benar dari teknik melipat, melintir, membalut
Microscopy. USA: John Wiily & Sons
dan pencelupan untuk menghasilkan shibori
ltd
dengan warna yang merataa dan pekat.
Mahapatra, N.N. (2016). Textile Dyes.India:
DAFTAR PUSTAKA
CEC Press
Adiningtyas, Ferina, S. Pengaruh konsentrasi
Garam Red B Terhadap
Kualitas hasil Pewarnaan Pada
Batik Kulit Kayu Jomok Menggunakan
Ristiani, Suryawati, dkk. (2016) Tritik
Zat Jumputan Inovatif Cantik, Unik
Warna Napthol. Hasil
Penelitian.

Yogyakarta: UNY. Diakses


pada 16 Juli 2021 dari

https://core.ac.uk/reader/
149131236 Arikunto, Suharsimi. (2016).
Prosedur Penelitian: Suatu
Pendekatan.

Jakarta: Rineka Cipta.

Kautsar, Dinda, Siti. (2017). Eksplorasi


Teknik Shibori Pada Pakaian
Ready To Wear. Vol 4 No 3.
Universitas Telkom. Diakses Pada
18 Juli 2021
darihttps://openlibrarypublication
s.t
elkomuniversity.ac.id/index.php/a
rtd esign/article/view/4789.

Kusumayanti, Heny, dkk. (2020). Pelatihan


Pembuatan Batik Shibori Bagi Pengurus
Daerah Wanita Islam Kota Semarang. Vol

1
1
shibori siswa PKL pada kain linen dengan
pewarnaan yang baik dan benar dari teknik
kategori baik adalah 76. Nilai terendah siswa
melipat, melintir, membalut dan pencelupan
PKL dengan kategori baik adalah 70. Tingkat
untuk menghasilkan shibori dengan warna yang
kecenderungan pada kain linen diperoleh
merataa dan pekat.
sebanyak 1 siswa PKL dengan kategori sangat
baik (10%), 4 sampel dengan kategori baik dan DAFTAR PUSTAKA
cukup baik(40%) dan 1 siswa PKL dengan Adiningtyas, Ferina, S. Pengaruh konsentrasi Garam
kategori kurang (10%). Red B Terhadap Kualitas hasil Pewarnaan
Pada Batik Kulit Kayu Jomok Menggunakan
SARAN Zat Warna
Napthol. Hasil Penelitian.
Berdasarkan uraian kesimpulan diatas maka
Yogyakarta: UNY. Diakses
saran-saran yang diajukan adalah sebagai berikut:
pada 16 Juli 2021 dari
1. Diharapkan LKP mei Goom dapat https://core.ac.uk/reader/
meningkatkan pembuatan shibori dan 149131236 Arikunto, Suharsimi.(2016).
pewarnaan dengan memberikan Prosedur Penelitian: Suatu
Pendekatan.
banyak referensi tentang pembuatan
Jakarta: Rineka Cipta.
shibori dan proses pewarnaan lebih
bervariasi bagi siswa PKL, untuk lebih
Kautsar, Dinda, Siti. (2017). Eksplorasi
banyak memahami bagaimana
Teknik Shibori Pada Pakaian Ready
pembuatan shibori yang baik dengan To Wear. Vol 4 No 3. Universitas
hasil yang baik dan juga berkualitas dan Telkom. Diakses Pada 18 Juli 2021
darihttps://openlibrarypublications.
menghasilkan warna yang pekat dan
t
merataa. elkomuniversity.ac.id/index.php/art
2. Dalam meningkatkan hasil pembuatan d esign/article/view/4789.

shibori dengan pewarnaan sintetis


napthol pada kain katun dan kain linen Kusumayanti, Heny, dkk. (2020). Pelatihan
Pembuatan Batik Shibori Bagi Pengurus
siswa PKL diharapkan lebih banyak
Daerah Wanita Islam Kota Semarang. Vol 1
membaca dan melakukan praktek No 2. Universitas Diponegoro. Diakses pada
13 Juli 2021 dari
langkah-langkah pembuatan shibori
https://core.ac.uk/download/pdf/
dan
327 118137.pdf

1
Markova, Ivana. (2019). Textile Fiber
Microscopy. USA: John Wiily &
Sons ltd

Mahapatra, N.N. (2016). Textile


Dyes.India: CEC Press

Ristiani, Suryawati, dkk. (2016)


Tritik Jumputan Inovatif
Cantik, Unik

1
Dan Kreatif. Malang: Andi Jakarta: PT.Grafindo Persada
Publisher. Sudjana, (2015). Metoda Statistika.

Bandung:Tarasito
Riska, Linda, dkk. (2020). Eksplorasi Efek warna Sukardi. (2017). Metodologi Penelitian
pada motif Sibori Pada Scarf. Vol 9 No 3.
Pendidikan Jakarta: PT.Bumi Aksara
Diakses pada

19 Juli 2021 dari Sugiyono. (2017). Metode Penelitian


https://ejournal.unesa.ac.id/index.p Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung:
h Alfabeta.
p/jurnaltatabusana/article/view/37
09
Susanto, S.K, Sewan. (2018). Seni Batik Indonesia.
Yogyakarta: CV.ANDI OFFSET. Universitas
Surabaya. Diakses pada 15 Oktober 2021 dari
Sinclair, Rose. (2015). Textile And Fashion
Materials, Design And Technology.
United Kigdom:
Woodhead Publishing
Limitedin association with The
Textiles Institute.

Southan, Mandy. (2018). Shibori Design


And Techniques.Wellwood: Press

Sudjono, Anas. (2015). Pengantar Statistik


Pendidikan. Jakarta: PT.Raja
Grafindo Persada.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian


Kuantitatif, Kualitatif, R&D.
Bandung: Alfabeta.

Sukardi. (2017). Metodologi Penelitian


Pendidikan. jakarta:PT.Bumi
Aksara

Suliyanthini, Dewi. (2016). Ilmu Tekstil.


.
yaitu napthol dan garam diazo sebagai pembangkit
dan keterampilan tentang teknik pewarnaan
warna. Masing-masing larutan tidak dapat
memberikan warna, warna akan timbul setelah menggunakan zat sintetis napthol sesuai dengan

napthol dan garam diazo bereaksi. resep standar pada pencelupan kain. Siswa PKL

Berdasarkan hasil wawancara di LKP Mei juga belum mengenal dan mengetahui

Goom dengan pemilik usaha ibu Mei Indah Jayanti pembuatan macam-macam teknik shibori dengan

diperoleh hasil bahwa tingkat kesulitan siswa PKL kain katun dan kain linen. Dengan adanya

dalam pembuatan shibori terletak pada aspek zat penelitian ini siswa PKL diharapkan mampu

warna napthol dan pembuatan shibori. Hal yang mengetahui dan memiliki keterampilan dalam

mempengaruhi siswa PKL antara lain adalah zat menerapkan teknik shibori pada kain katun dan

warna napthol terdiri dari dua bagian yaitu larutan kain linen dengan menggunakan zat warna

napthol dan garam diazo, untuk itu siswa PKL belum sintetis napthol.

mengetahui komposisi zat warna napthol, siswa PKL


Berdasarkan uraian diatas, maka
juga mengalami kesulitan dalam membedakan
peneliti tertarik untuk melakukan
larutan napthol dan garam diazo, apabila garam

diazo dan TRO tercampur, maka warna yang penelitian dengan judul “Analisis Hasil

diinginkan tidak akan timbul dan zat warna napthol Pembuatan Shibori Dengan
tidak larut dalam air, untuk melarutkannya
Pewarnaan Sintetis Napthol Pada Kain
membutuhkan tambahan zat caustic soda. Banyak
Katun Dan Kain Linen Di Lkp Mei
siswa PKL mengalami kesulitan dikarenakan belum
Goom”.
mengenal pengetahuan

METODE
Bahan
Panjang naskah minimal 2.000 kata dan
tidak lebih dari 12 halaman, termasuk gambar dan
tabel tanpa lampiran. Naskah diketik menggunakan
Microsoft Office (.doc/.docx). Naskah ditulis pada
format A4.
Judul, abstrak, dan kata kunci ditulis dalam
format satu kolom. Sedangkan bagian-bagian
naskah selanjutnya ditulis dalam dua kolom
dengan format; justified, first line indent 5 mm,
TNR 10.5, spasi 1, jarak antar kolom 1 cm.
Persamaan matematika/kimia ditampilkan
seperti pada Persamaan (1).

25
terpisah. Daftar pustaka naskah original (hasil
(1) penelitian) minimal berjumlah 15 buah dan 80%
pustaka tersebut merupakan pustaka primer yang
diterbitkan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.
Peralatan
Bagian ‘Pendahuluan’ disarankan untuk
menghindari penjelasan detail mengenai landasan PUSTAKA
teori, pernyataan masalah, tujuan penelitian, dan 1. Saviano, M. & Lourenco, F. R. Uncertainty
sejenisnya seperti yang diterbitkan pada karya tulis evaluation for determining linezolid in
bentuk buku/skripsi. Penamaan dan jumlah bab injectable solution by UV spectrophotometry.
pada bagian ‘Isi Makalah’ dapat bervariasi Measurement. 46 (10), 3924–3928 (2013).
menyesuaikan dengan jenis penelitian (mis:
metodologi penelitian, analisis topografi, dsb). 2. Liu, S., Zhao, N., and Rudenja, S. Surface
Interpenetrating Networks of (Polyethylene
terephthalate) and polyamides for Effective
Biocidal Property. Macromol Chem Phys 21,
286-296 (2010).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Heading diharapkan tidak lebih dari tiga 3. Traple, M. A. L., Saviano, A. M., Francisco,
level. Heading level 4 tidak direkomendasikan F. L. and Lourenco, F. R. Measurement
namun masih dapat diterima.Instrumen pendukung uncertainty in pharmaceutical analysis and its
dapat berupa gambar (foto/grafik/bagan) atau application. Journal of Pharmaceutical
tabel. Gambar/tabel direkomendasikan dalam Analysis 4 (1), 1–5 (2014).
format hitam putih, dan jika dibuat dalam format
berwarna, harus dipastikan bahwa masih dapat 4. Hu, J., et al. Economic, environmental and
terbaca dengan jelas ketika naskah dicetak hitam social assessment of briquette fuel from
putih. agricultural residues in China : A study on flat
Gambar/tabel tersebut harus diberi nomor die briquetting using corn stalk, Energy 64,
urut dan keterangan ringkas dengan format; 557-566 (2014).
centered, TNR 10, spasi 1. Isi tabel ditulis dengan
5. Yaman, S., Sahan, M., Haykiriacma, H.,
format TNR 10, spasi 1. Keterangan gambar/tabel Sesen, K., & Kucukbayrak, S. Production of
tidak diperkenankan serupa antara satu sama lain. fuel briquettes from olive refuse and paper
Contoh penampilan tabel seperti pada Tabel 3. mill waste. Fuel Processing Technology 68,
23–31 (2000).

Tabel 3. Komposisi kombinasi mikropartikel TiO2 6. Birch, K. Measurement Good Practice Guide
dan ZnO dan nilai k’ No. 36: Estimating Uncertainties in Testing.
TiO2 ZnO k’ British Measurement and Testing Association,
Variasi
(g/L) (g/L) (menit-1) (2001).
TiO2 0,5 0 0,018
ZnO 0 0,5 0,022 7. Knittel, D. & Schollmeyer, E. Chitosan for
TiO2+ZnO#1 0,3 0,2 0,015 Permanent Antimicribial Finish on Textile.
TiO2+ZnO#2 0,2 0,3 0,015 Lenzinger Berichte 85, 124-130 (2006).
TiO2+ZnO#3 0,4 0,1 0,016
TiO2+ZnO#4 0,1 0,4 0,016 8. Ibrahim, N. A., Hashem, M., El-Sayed, W. A.,
El-Husseiny, S. & El-Enany, E. Enhanching
Antimicrobial Properties of Dyed and
Finished Cotton/Polyester Fabric. AATCC
KESIMPULAN
Review 10(1), 55 – 63 (2010).
Kesimpulan ditulis untuk mengarahkan
pembaca mendapatkan hal-hal penting yang tidak 9. Saviano, M., Madruga, R. O. G. & Lourenco,
dangkal dan sempit. Kesimpulan dapat F. R. Measurement uncertainty of aUPLC
ditambahkan dengan saran-saran dari penulis stability indicating method for determination
terkait dengan isi tulisan. Ucapan terima kasih of linezolid in dosage forms. Measurement 59,
ditulis hanya bila diperlukan dan pada sub judul 1–8 (2015).

26
Template Artikel Tinjauan (Review)

JUDUL ARTIKEL (BAHASA INDONESIA)


ARTICLE TITLE (ENGLISH)
Penulis1, Penulis2,...

1
Alamat lengkap
E-mail:
1
Alamat lengkap
E-mail:

ABSTRAK

Judul abstrak ditulis dengan huruf bold, Times New Roman 10, spasi 1. Isi abstrak harus singkat, jelas dan
tidak melebihi 250 kata dalam bahasa Indonesia dan tidak melebihi 250 kata dalam bahasa Inggris. Isi Abstrak
ditulis tanpa memuat gambar atau tabel; justified,first line indent 0,5 cm, Times New Roman 10, spasi 1.

Kata kunci: terdiri dari 2-5 kata yang dipisahkan dengan koma; justified, TNR 10, spasi 1.

ABSTRACT

Abstract in english.
Keywords: 2-5 english word; justified, TNR 10, spasi 1.

PENDAHULUAN Gambar 1. Struktur kitin dan kitosan6


Badan artikel ditulis dengan Times New SUB TOPIK 1
Roman 10.5, spasi 1. Dokumen ini adalah sebuah Panjang naskah tinjauan (review) minimal
template naskah tinjauan (review) yang 2.000 kata dan tidak lebih dari 25 halaman,
diperbolehkan untuk dimodifikasi oleh penulis dan termasuk gambar dan tabel tanpa lampiran. Naskah
dapat diunduh dari website AT di diketik menggunakan Microsoft Office (.doc/.docx).
http://ejournal.kemenperin.go.id/jiat. Naskah ditulis pada format A4.
Naskah tinjauan (review) disusun dalam Judul, abstrak, dan kata kunci ditulis dalam
empat bagian utama: Pendahuluan, Isi Makalah format satu kolom. Sedangkan bagian-bagian
Tinjauan, serta Kesimpulan. Selanjutnya diikuti naskah selanjutnya ditulis dalam dua kolom dengan
Ucapan Terima Kasih dan Daftar Pustaka. format; justified, first line indent 5 mm, TNR 10.5,
Penulisan sitasi pada badan artikel dengan spasi 1, jarak antar kolom 1 cm.
mencantumkan nomor sitasi dengan format Persamaan matematika/kimia ditampilkan
superscript pada akhir kalimat.1,2,3 seperti pada Persamaan (1).

(1)

Bagian ‘Pendahuluan’ disarankan untuk


Kitin menghindari penjelasan detail mengenai landasan
teori, pernyataan masalah, tujuan penelitian, dan
sejenisnya seperti yang diterbitkan pada karya tulis
bentuk buku/skripsi. Penamaan judul dan jumlah
bab pada bagian ‘Sub Topik’ dapat bervariasi
menyesuaikan dengan bahasan khusus yang hendak
diangkat dan didiskusikan dalam naskah tinjauan
Kitosan (review). Contoh sub topik misalnya: Definisi
Tekstil Antibakteri, Proses Pembuatan Tekstil
25
Template Artikel Tinjauan (Review)

Antibakteri, Aplikasi Tekstil Antibakteri, dan merupakan pustaka primer yang diterbitkan dalam
sebagainya. kurun waktu 10 tahun terakhir.

SUB TOPIK 2 PUSTAKA


Isi makalah tinjauan (review) sebaiknya juga 1. Saviano, M. & Lourenco, F. R. Uncertainty
mengangkat suatu ide/bahasan/topik khusus yang evaluation for determining linezolid in injectable
menarik dan relevan dengan judul naskah untuk solution by UV spectrophotometry. Measurement.
lebih dalam didiskusikan dan dikritisi oleh penulis. 46 (10), 3924–3928 (2013).
Heading diharapkan tidak lebih dari tiga
2. Liu, S., Zhao, N., and Rudenja, S. Surface
level. Heading level 4 tidak direkomendasikan
Interpenetrating Networks of (Polyethylene
namun masih dapat diterima.Instrumen pendukung
terephthalate) and polyamides for Effective
dapat berupa gambar (foto/grafik/bagan) atau tabel. Biocidal Property. Macromol Chem Phys 21,
Gambar/tabel direkomendasikan dalam format 286-296 (2010).
hitam putih, dan jika dibuat dalam format berwarna,
harus dipastikan bahwa masih dapat terbaca dengan 1. Traple, M. A. L., Saviano, A. M., Francisco, F. L.
jelas ketika naskah dicetak hitam putih. and Lourenco, F. R. Measurement uncertainty in
Gambar/tabel tersebut harus diberi nomor pharmaceutical analysis and its application.
urut dan keterangan ringkas dengan format; Journal of Pharmaceutical Analysis 4 (1), 1–5
centered, TNR 10, spasi 1. Isi tabel ditulis dengan (2014).
format TNR 10, spasi 1. Keterangan gambar/tabel
tidak diperkenankan serupa antara satu sama lain. 2. Hu, J., et al. Economic, environmental and social
Contoh penampilan tabel seperti pada Tabel 3. assessment of briquette fuel from agricultural
residues in China : A study on flat die briquetting
using corn stalk, Energy 64, 557-566 (2014).
Tabel 3. Komposisi kombinasi mikropartikel TiO2 3. Yaman, S., Sahan, M., Haykiriacma, H., Sesen,
dan ZnO dan nilai k’ K., & Kucukbayrak, S. Production of fuel
TiO2 ZnO k’ briquettes from olive refuse and paper mill waste.
Variasi
(g/L) (g/L) (menit-1) Fuel Processing Technology 68, 23–31 (2000).
TiO2 0,5 0 0,018
ZnO 0 0,5 0,022 4. Birch, K. Measurement Good Practice Guide No.
TiO2+ZnO#1 0,3 0,2 0,015 36: Estimating Uncertainties in Testing. British
TiO2+ZnO#2 0,2 0,3 0,015 Measurement and Testing Association, (2001).
TiO2+ZnO#3 0,4 0,1 0,016
TiO2+ZnO#4 0,1 0,4 0,016 5. Knittel, D. & Schollmeyer, E. Chitosan for
Permanent Antimicribial Finish on Textile.
Lenzinger Berichte 85, 124-130 (2006).
KESIMPULAN
Kesimpulan berupa ringkasan hasil tinjauan 6. Ibrahim, N. A., Hashem, M., El-Sayed, W. A., El-
(review) kritis dari penulis yang mengarahkan Husseiny, S. & El-Enany, E. Enhanching
pembaca mendapatkan hal-hal penting yang tidak Antimicrobial Properties of Dyed and Finished
Cotton/Polyester Fabric. AATCC Review 10(1),
dangkal dan sempit. Kesimpulan dapat
55 – 63 (2010).
ditambahkan dengan saran-saran dari penulis terkait
dengan isi tulisan. Ucapan terima kasih ditulis 7. Saviano, M., Madruga, R. O. G. & Lourenco, F.
hanya bila diperlukan dan pada sub judul terpisah. R. Measurement uncertainty of aUPLC stability
Daftar pustaka naskah tinjauan (review) minimal indicating method for determination of linezolid
berjumlah 25 buah dan 80% pustaka tersebut in dosage forms. Measurement 59, 1–8 (2015).

26

Anda mungkin juga menyukai