Anda di halaman 1dari 4

BAB 4

LATEKS

Lateks adalah suatu koloid dari partikel karet dalam air. Lateks Hevea
brasiliensis merupakan sitoplasma dari sel-sel pembuluh lateks yang mengandung
partikel karet dan non karet yang tersuspensi dalam medium cair yang
mengandung banyak bahan-bahan terlarut yang disebut serum. Serum lateks
mengandung bahan-bahan terlarut ion-ion anorganik dan ion-ion logam yang
masuk ke dalam lateks saat lateks disadap.
Komposisi kimia lateks sangat kompleks (Archer, et.al., 1963). Secara
umum komponen kimiawi lateks adalah sebagai berikut:
 Karet (30 - 35%)
 Resin (0,5 - 1,5%)
 Protein (1,5 - 2,0%)
 Abu (0,3 - 0,7%)
 Gula (0,3 - 0,7%)
 Air (55 - 60%)

Apabila lateks disentrifugasi pada kecepatan 54.000 g (gravitasi) selama


60 menit, maka lateks akan terpisah menjadi empat fraksi utama sebagai berikut:
1. Fraksi karet (37%)
Fraksi ini berwarna putih, terdiri dari partikel karet, protein, lipid, dan ion-ion
logam.
2. Fraksi Frey Wyessling (3%)
Fraksi ini berwarna kuning jingga, terdiri dari karotenoid dan lipid.
3. Fraksi serum (50%)
Fraksi ini berupa larutan jernih yang terdiri dari air, karbohidrat dan inositol,
protein dan senyawa turunan, senyawa nitrogen, asam nukleat dan
nukleosida, ion anorganik, serta ion-ion logam.
4. Fraksi dasar (10%)
Fraksi ini berwarna kuning pucat, terdiri dari protein dan senyawa nitrogen,
karet dan karotenoid, lipid dan ion logam atau yang lebih dikenal sebagai

15 |Husnah, MT
lutoid (vakuolisosom), yang dapat menghentikan aliran lateks karena
tersumbatnya pembuluh lateks (Tangpakdee, 1998).

Lateks sebagai bahan baku berbagai hasil karet, harus memiliki kualitas
yang baik. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas lateks (bina UKM,
2010), sebagai berikut :

1. Faktor dari kebun (jenis klon, sistem sadap, kebersihan pohon, dan lain-
lain).
2. Iklim (musim hujan mendorong terjadinya prakoagulasi, musim kemarau
keadaan lateks tidak stabil).
3. Alat-alat yang digunakan dalam pengumpulan dan pengangkutan (yang
baik terbuat dari aluminium atau baja tahan karat).
4. Pengangkutan (goncangan, keadaan tangki, jarak, jangka waktu).
5. Kualitas air dalam pengolahan.
6. Bahan-bahan kimia yang digunakan.
7. Komposisi lateks.

Pada saat mulai keluar dari pohon hingga beberapa jam lateks masih
berupa cairan, tetapi setelah kira kira 8 jam lateks mulai mengental dan
selanjutnya membentuk gumpalan karet atau yang lebih dikenal dengan istilah
prakoagulasi. Penyebab terjadinya prakoagulasi antara lain sebagai berikut :

1. Penambahan asam

Penambahan asam organik ataupun anorganik mengakibatkan turunya pH lateks


sehingga lateks kebun membeku.

2. Mikroorganisme

Lateks segar merupakan media yang baik bagi pertumbuhan


mikroorganisme,mikroorganisme banyak terdapat d ilingkungan perkebunan
karet, mikroorganisme ini menghasilkan asam asam yang menurunkan pH, serta
menimbulkan bau karena terbentuknya asam asam yang mudah menguap. Bila
banyak organisme maka senyawa asam yang dihasilkan akan banyak pula. Suhu
udara yang tinggi akan lebih mengaktifkan kegiatan bakteri sehingga dalam
pemyadapan ataupun pengangkutan diusahakan pada suhu rendah atau pagi.

16 |Husnah, MT
3. Iklim

Air hujan akan membawa zat kotoran dan garam yang larut dari kulit batang .Zat
zat ini akan mengkatalisis terjadinya prakoagulasi. Lateks yang baru disadap juga
mudah menggumpal jika terkena sinar matahari yang terik karena kestbilan
koloidnya rusak oleh panas yang terjadi.

4. Pengangkutan

Pengangkutan yang terlambat ataupun jarak yang jauh menyebabkan lateks baru
tiba ditempat pengolahan pada siang hari dan sempat terkena matahari
sehinggamengganggu kestabilan lateks. Jalan yang buruk atau angkutan yang
terguncangguncang mengakibatkan lateks yang terangkut terkocok kocok secara
kuat sehingga merusak kestabilan koloid.

5. Kotoran atau bahan bahan lain yang ikut tercampur

Lateks akan mengalami prakoagulasi bila dicampur dengan air kotor, terutama air
yang mengandung logam atau elektrolit. Prakoagulasi juga sering terjadi karena
tercampurnya kotoran atau bahan lain yang mengandung kapur atau asam
(Anwar, 2001).

Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya


prakoagulasi antara lain sebagai berikut:

a)      Menjaga kebersihan alat alat yang digunakan dalam penyadapan,


penampungan, maupun pengangkutan. Selama pengangkutan dari kebun ke pabrik
pengolahan, lateks dijaga agar tidak mengalami banyak guncangan.

b)      Mencegah pengenceran lateks dari kebun dengan air kotor, misalnya air
sungai, air saluran atau got.

c)      Memulai penyadapan pada pagi hari sebelum matahari terbit untuk
membantu agar lateks dapat sampai ke pabrik atau tempat pengolahan sebelum
udara menjadi panas.

Apabila langkah langkah pencegahan diatas sudah dilakukan tetapi


hasilnya belum seperti yang diinginkan, maka zat antikoagulan dapat digunakan.

17 |Husnah, MT
Zat antikoagulan ada beberapa macam,tetapi harus dipilih yang paling tepat.
Pilihan disesuaikan dengan kondisi lokasi, harga, kadar bahaya zat tersebut dan
yang terpenting adalah kemampuan zat tersebut dalam mencegah prakoagulasi
(binaukm, 2010).

Dalam pemakaiannya zat antikoagulan biasa digabung untuk menambah


daya antikoagulasinya, bisa 2 macam menjadi satu atau tiga macam campuran
sekaligus. Berikut ini contoh beberapa antikoagulan yang banyak dipakai di
perusahaan atau tempat tempat pengolahan karet menurut Syamsulbahri (1996),
diantaranya :

 Soda atau natrium karbonat (Na2CO3)


 Amonia (NH3)
 Formaldehid
 Natrium sulfit (Na2SO3)

18 |Husnah, MT

Anda mungkin juga menyukai