Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS PERANCANGAN PERUSAHAAN


MODUL KEUANGAN

Arum Dwi Cahyani


(17522141)
Fikri Kalbarqi Tanggal
Nama / NIM : : 22 Juni 2020
(17522210) Praktikum
Cut Rizki Artsitella
(17522236)
Hari Praktikum : Senin
Batas
Kelompok : D-03 : 28 Juni 2020
Pengumpulan
Yogyakarta, Juni 2020
Kode Asisten : IPO-68
Kriteria Penelitian Asisten
Format :
Isi :
Analisa : Ainayyah Fatihah
TOTAL : IPO-68

LABORATORIUM INOVASI DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI


JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2020
BAB IV
KEUANGAN
4.1 Tujuan Tutorial
Adapun tujuan dari tutorial modul keuangan ialah sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat memahami kebutuhan dana dan sumber dana suatu rencana
investasi
2. Mahasiswa dapat menyusun aliran kas suatu rencana investasi
3. Mahasiswa dapat menentukan nilai Break Event Point pada investasi
4. Mahasiswa dapat memahami pengaruh perubahan parameter terhadap keputusan
investasi

4.2 Kebutuhan Dana


Pada kajian aspek ekonomi dan finansial, suatu rencana investasi ditujukan untuk
menentukan kebutuhan dana pembiayaan proyek dan struktur permodelan. Kebutuhan
dana adalah semua dana yang dibutuhkan untuk memproduksi barang, memasarkan
barang, dan kebutuhan lainnya seperti transportasi, dan lain-lain. Dana pembiayaan
proyek terdiri dari Dana modal tetap dan Dana modal kerja. Modal adalah kekAyaan
perusahaan yang terdiri atas kekayaan yang disetor atau yang berasal dari luar
perusahaan dan kekayaan itu hasil aktivitas usaha itu sendiri (Munawir, 2006). Maka
dana modal kerja sendiri adalah modal yang diperlukan perusahaan untuk membiayai
semua kegiatan bisnis, sehingga bisnis dapat berjalan sesuai rencana sebelumnya.
Sedangkan dana modal tetap adalah dana yang dibutuhkan untuk memutar roda operasi
proyek.
Dana modal tetap diantaranya adalah biaya pengadaan tanah, biaya gedung dan
perlengkapannya, biaya mesin dan peralatan, biaya transportasi, biaya teknologi serta
biaya tal terduga. Sedangkan dana modal kerja meliputi biaya persediaan (bahan baku,
bahan pembantu, barang jadi dll), piutang dagang dan kas (cadangan uang tunai). Dana
yang diperlukan tersebut dikenal sebagai dana modal kerja bruto yang sebagian dari
kebutuhan dana tersebut dapat didanai dari hutang jangka pendek/hutang lancar. Hutang
lancar ada kalanya tidak menanggung bunga misalnya hutang dagang kepada produsen
bahan baku dan ada yang harus menanggung bunga misalnya hutang pada bank. Selisih
modal kerja bruto dengan hutang lancar tak berbunga disebut modal kerja netto. Berikut
merupakan rincian kebutuhan dana pada Perusahaan Roti :

a. Biaya Modal Tetap


Tabel 4. 1 Biaya Modal Tetap
Kelompok Biaya Dana Tahun
No
Modal Tetap Rupiah Valas
1 Gedung dan perlengkapan    
  Bangunan Rp 30.000.000,00  
2 Mesin dan Peralatan    
  Pembelian Rp 21.000.000,00  
  Pemasangan Rp 200.000,00  
3 Pengadaan transportasi Rp 2.000.000,00  
4 Biaya tak terduga Rp 5.000.000,00  
Jumlah Dana Modal Tetap Rp 55.200.000,00  

b. Biaya Modal Kerja


Tabel 4. 2 Biaya Variabel
Biaya Variabel (Tahun)
Bahan Baku
No. Jenis Satuan Jumlah Harga Satuan Jumlah Total
1 Tepung Terigu Kg 135 Rp 8.500,00 Rp 1.147.500,00
2 Mentega Kg 108 Rp 10.000,00 Rp 1.080.000,00
3 Box unit 540 Rp 1.500,00 Rp 810.000,00
4 Sayuran Kg 48 Rp 25.000,00 Rp 1.200.000,00
5 Telur butir 2.160 Rp 1.000,00 Rp 2.160.000,00
6 Susu liter 54 Rp 15.000,00 Rp 810.000,00
7 Vanili Bubuk unit 48 Rp 5.000,00 Rp 240.000,00
8 Pengembang Kue unit 1.080 Rp 4.000,00 Rp 4.320.000,00
9 Gula Kg 108 Rp 10.000,00 Rp 1.080.000,00
Total Rp 12.847.500,00
Biaya Variabel (Tahun)
Bahan Baku
No. Jenis Satuan Jumlah Harga Satuan Jumlah Total

Dalam biaya variable yang digunakan ini berdasarkan pembuatan roti sebanyak 45 box
dalam sebulan sehingga untuk total produk selama setahun yaitu sebanyak 540 box produk roti
yang akan dibuat.
Tabel 4. 3 Biaya Tetap
Biaya Tetap (Tahun)
No. Jenis Satuan Jumlah Harga Satuan Jumlah Total
Biaya perawatan
1 Buah 2 Rp 50.000,00 Rp 150.000,00
mesin
2 Tenaga Kerja Orang 3 Rp 1.000.000,00 Rp 3.000.000,00
Total Rp 37.200.000,00

Tabel 4. 4 Dana Modal Kerja


Tahun
Kelompok Biaya Dana
No Dasar
Modal Kerja Jumlah (Rp)
Perhitungan
1 a.     Biaya-biaya    
   Variabel 540 box 12.847.500
   ·Tetap 540 box 37.200.000
Jumlah Dana Modal Kerja 50.047.500

4.3 Sumber Dana


Setelah mengetahui jumlah dana yang dibutuhkan dalam pembangunan sebuah proyek,
maka langkah selanjutnya adalah menentukan sumber dana yang akan digunakan.
Sumber dana harus diperhatikan dengan baik sesuai dengan kebutuhan dana. Sumber
dana harus dapat mencukupi keseluruhan kebutuhan dana di dalam suatu perusahaan
agar dapat beroperasi dengan maksimal. Sumber dana dapat berasal dari pembiayaan
atas modal sendiri maupun kredit pada bank atau lembaga keuangan (kreditur).
Penentuan sumber dana menjadi sangat vital perannya karena merupakan realisasi dari
perhitungan akan kebutuhan dana.
Sumber dana merupakan pemenuhan dana yang dibutuhkan perusahaan untuk
memenuhi kebutuhan modal bisnis. Sumber dana yang digunakan perusahaan roti ini
berasal dari modal pemilik usaha serta pinjaman dari bank. Berikut adalah sumber dana
yang digunakan perusahaan :
Tabel 4. 5 Sumber Dana
Tahun
No Kelompok Biaya
Rupiah Valas
1 A.    Jumlah Biaya Proyek    
  Dana Modal Tetap Rp 55.200.000,00  
  Dana Modal Kerja Rp 50.047.500,00  
  Total Rp 105.247.500,00  
B.    Sumber Dana
2    
Pembiayaan
  Modal Sendiri Rp 85.247.500,00  
  Kredit Bank Rp 20.000.000,00  
Jumlah Pembiayaan Rp 105.247.500,00  

4.4 Harga Jual


Kotler dan Keller (2009) menyatakan harga jual adalah sejumlah uang yang dibebankan
atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaa-
manfaat, karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut (Kottler, 2009).
Swastha (2010) menyatakan bahwa metode penentuan harga jual yang berdasarkan biaya
dalam bentuk yang paling sederhana, yaitu: Cost plus pricing method, Mark up pricing
method, dan Penentuan harga oleh produsen (Basu, 2010). Harga jual produk atau jasa
pada umumnya ditentukan dari jumlah semua biaya ditambah jumlah tertentu yang
disebut dengan mark-up. Berikut merupakan hasil perhitungan dari harga jual produk:
Total Biaya Produksi + Margin
Harga Jual Produk =
Total produksi
Rp .152 .247 .500,00 x 40 %
=
540
= Rp. 77.961,11 Per unit
Sehingga untuk mendapatkan margin sebesar 40%, perusahaan harus menjual cake
tersebut dengan harga Rp. 77.961,11 per box atau sebesar Rp. 78.000 untuk setiap box
rotinya.

4.5 Net Present value (NPV)


Net Present Value yaitu metode yang menghitung selisih antara nilai sekarang investasi
dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. Apabila didapat
nilai NPV sebagai berikut (Husnan, 1999):
a. NPV > 0, proyek menguntungkan
b. NPV < 0, proyek tidak layak diusahakan
c. NPV = 0, berarti netral atau berada pada break even point (BEP)
Sebelum menghitungan net present value, maka terlebih dahulu melakukan
perhitungan arus kas dari penjualan perusahaan. Menurut Hery (2013) mendefinisikan
laporan arus kas melaporkan arus kas masuk maupun arus kas keluar perusahaan selama
periode. Laporan arus kas ini akan memberikan informasi mengenai kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan kas dari aktivitas operasi, melakukan investasi, melunasi
kewajiban dan membayar dividen. Laporan arus kas digunakan oleh manajemen untuk
mengevaluasi kegiatan operasional yang telah berlangsung, dan merencanakan aktivitas
investasi dan pembiayaan di masa yang akan datang. (Hery, 2013).
Pada perusahaan yang akan dibuat, memiliki investasi awal sebesar Rp.
152.807.500,00 dan harapan ketercapaian volume penjualan sebesar 100% dari prediksi
penjualan. Berikut merupakan data prediksi penjualan dari perusahaan:
Tabel 4. 6 Prediksi Penjualan, Harga per unit, Biaya tetap, Biaya Variable

Prediksi Volume Harga Per Biaya Tetap Biaya Variabel


Tahun
Penjualan (unit) Unit (Rp/unit) (Rp/unit) (Rp/unit)
2021 540 78.000 68.888,89 23.791,67
2022 540 78.000 68.888,89 23.791,67
2023 540 78.000 68.888,89 23.791,67
2024 540 78.000 68.888,89 23.791,67
2025 540 78.000 68.888,89 23.791,67
Berikut merupakan hasil perhitungan dari net present value setelah dilakukan
perhitungan laporan arus kas:

Tabel 4. 7 Aliran Kas

TAHUN 0 1 2 3 4 5
A. Arus Kas Masuk
Prediksi Volume
540 540 540 540 540
Penjualan (Unit)
%Ketercapaian
100% 100% 100% 100% 100%
Penjualan
Ketercapaian
540 540 540 540 540
Penjualan
Prediksi Harga (Rp.) 78000 78000 78000 78000 78000
%Terhadap Harga 100% 100% 100% 100% 100%
Harga (Rp.) 78000 78000 78000 78000 78000
Nilai Sisa (Rp.)
Total Cash Inflow
0 42120000 42120000 42120000 42120000 42120000
(Rp.)
B. Arus Kas Keluar
Investasi Awal (Rp.) 105247500
Biaya Operasional
Dan Perawatan
Biaya Tetap (Rp.) 68888,88889 68888,88889 68888,88889 68888,88889 68888,88889
Biaya Variabel 23791,66667 23791,66667 23791,66667 23791,66667 23791,66667
Total Biaya Variabel 12847500 12847500 12847500 12847500 12847500
Total Cash Outflow 105247500 12916388,89 12916388,89 12916388,89 12916388,89 12916388,89
(Rp.)
 
Arus Kas Netto (Rp.) -105247500 29203611,11 29203611,11 29203611,11 29203611,11 29203611,11

Berdasarkan tabel arus kas diatas dapat dilihat bahwa hasil arus kas bersih pada 5
tahun kedepan hasilnya positif atau mengalami keuntungan hal ini terjadi dikarenakan
jumlah kas yang masuk lebih besar jumlahnya dibandingkan dengan jumlah kas yang
keluar dimana bisa dilihat jumlah kas masuk pada tahun pertama sampai ke lima itu
sebesar Rp. 42.120.000 per tahunnya sedangkan unutk kas keluarnya sebesar
Rp.12.961.388 sehingga terdapat keuntungan sebesar Rp. 29.203.611 tiap tahunnya.
Setelah melakukan perhitungan arus kas, kemudian menentukan nilai net present
value dari penjualan dengan menggunakan suku bunga majemuk sebesar 10% dimana
bisa dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4. 8 NPV, AW, FW, IRR

NPV Rp. 5.457.162,62


AW Rp. 1.439.583,13
FW Rp. 8.778.814,97
IRR 12%

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa untuk hasil nilai NPV, AW, FW, dan
IRR berturut-turut sebesar Rp. 5.457.162,62; Rp. 1.439.583,13; Rp. 8.778.814,97. Selisih
antara nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih di masa yang
akan datang atau pada 5 tahun kedepan yaitu sebesar Rp. 5.457.162,62 atau nilai dari
NPV positif yang artinya bahwa proyek tersebut layak diusahakan karena mendapatkan
keuntungan dari penjualan yang dilakukan. Nilai AW pada 5 tahun kedepan dengan
tingkat suku bunga majemuk sebesar 10% menghasilkan biaya sebesar Rp. 1. 439.583,13
dan untuk FW nya sebesar Rp. 8.778.814,97 yang dimana artinya untuk annual dan
future worth dari perusahaan lebih dari 0 (nol) artinya rencana tersebut layak untuk
direalisasikan.Sedangkan hasil untuk nilai IRR dimana tingkat pengembalian investasi
pada jangka waktu yang ditetapkan hasilnya positif atau sebesar 12% yang artinya usaha
tersebut memberikan keuntungan.
4.6 Break Event Point (BEP)
Perhitungan Break Event Point bertujuan untuk mengetahui titik impas dari jumlah
produk yang terjual dengan jumlah hasil yang didapatkan dari penjualan. Analisis Break
Event Point harus membedakan antara pola prilaku biaya, mana yang bersifat variabel,
semi variabel dan bersifat tetap(Malombeke, 2013). Dengan menggunakan ms Excel
dapat diketahui titik impas dari penjualan roti, berikut merupakan grafik hasil
perhitungan Break Event Point :

Tabel 4. 9 Break Event Point

Break Even Poin

X Break Even Poin Y Label

BEP=700,
Rp.53,854,166
700.00 Rp 53,854,166.67 .67
Rp100,000,000.00

Rp90,000,000.00

Rp80,000,000.00

Rp70,000,000.00

Rp60,000,000.00

Sales
Rp50,000,000.00 Fixed Cost
Total Cost
Rp40,000,000.00

Rp30,000,000.00

Rp20,000,000.00

Rp10,000,000.00

Rp-

Gambar 4. 1 Grafik BEP

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa titik impas berada pada jumlah produk
yang terjual sebebanyak 700 kotak dan jumlah biaya sebesar Rp. 53,854,166.67. pada
titik ini perusahaan tidak akan mengalami keuntungan maupun kerugian.

4.7 Analisis Sensitivitas


Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh sebuah keputusan
terhadap perubahan parameter yang memengaruhinya, dengan masih mempertahankan
kondisi optimal semula ditunjukkan dalam selang tertentu antara nilai minimum dan
nilai maksimum(Paillin, Lawalata and Indah, 2020). Pada perhitungan kali ini akan
melihat pada jumlah produk dan harga jual ketika nilai NPV sama dengan 0. Berikut
merupakan hasil dari perhitungan menggunakan Excel:

Gambar 4. 2 Analisis Sensitivitas pada jumlah produk


TAHUN 0 1 2 3 4 5
A. Arus Kas Masuk
Prediksi Volume
540 540 540 540 540
Penjualan (Unit)  
%Ketercapaian
95% 95% 95% 95% 95%
Penjualan  
Ketercapaian
513.4434604 513.4434604 513.4434604 513.4434604 513.4434604
Penjualan  
Prediksi Harga (Rp.)   78000 78000 78000 78000 78000
%Terhadap Harga   100% 100% 100% 100% 100%
Harga (Rp.)   78000 78000 78000 78000 78000
Nilai Sisa (Rp.)  
Total Cash Inflow
0 40048589.91 40048589.91 40048589.91 40048589.91 40048589.91
(Rp.)
B. Arus Kas Keluar
Investasi Awal (Rp.) 105247500
Biaya Operasional
Dan Perawatan
Biaya Tetap (Rp.) 68888.88889 68888.88889 68888.88889 68888.88889 68888.88889
Biaya Variabel 23791.66667 23791.66667 23791.66667 23791.66667 23791.66667
Total Biaya Variabel 12215675.66 12215675.66 12215675.66 12215675.66 12215675.66
Total Cash Outflow
105247500 12284564.55 12284564.55 12284564.55 12284564.55 12284564.55
(Rp.)
 
Arus Kas Netto (Rp.) -105247500 27764025.36 27764025.36 27764025.36 27764025.36 27764025.36

Gambar 4. 3 Analisis Sensitivitas pada jumlah produk (2)


NPV Rp -
AW Rp -
FW Rp -
IRR 10%
Pada hasil perhitungan jika nilai NPV diubah menjadi 0 maka jumlah produk yang
harus dijual turun menjadi 95% atau menjadi 514 kotak penjualan, berarti terdapat
pengurangan sebesar 26 kotak

Gambar 4. 4 Analisis Sensitivitas pada harga jual

TAHUN 0 1 2 3 4 5
A. Arus Kas Masuk
Prediksi Volume
540 540 540 540 540
Penjualan (Unit)
%Ketercapaian
100% 100% 100% 100% 100%
Penjualan
Ketercapaian
540 540 540 540 540
Penjualan
Prediksi Harga (Rp.) 78000 78000 78000 78000 78000
%Terhadap Harga 97% 97% 97% 97% 97%
Harga (Rp.) 75334.10046 75334.10046 75334.10046 75334.10046 75334.10046
Nilai Sisa (Rp.)
Total Cash Inflow
0 40680414.25 40680414.25 40680414.25 40680414.25 40680414.25
(Rp.)
B. Arus Kas Keluar
Investasi Awal (Rp.) 105247500
Biaya Operasional
Dan Perawatan
Biaya Tetap (Rp.) 68888.88889 68888.88889 68888.88889 68888.88889 68888.88889
Biaya Variabel 23791.66667 23791.66667 23791.66667 23791.66667 23791.66667
Total Biaya Variabel 12847500 12847500 12847500 12847500 12847500
Total Cash Outflow
105247500 12916388.89 12916388.89 12916388.89 12916388.89 12916388.89
(Rp.)
 
TAHUN 0 1 2 3 4 5
Arus Kas Netto (Rp.) -105247500 27764025.36 27764025.36 27764025.36 27764025.36 27764025.36

Gambar 4. 5 Analisis Sensitivitas pada harga jual (2)


NPV Rp -
AW Rp -
FW Rp -
IRR 10%

Pada perhitungan ini harga jual yang didapatkan ketika NPV=0 adalah sebesar
Rp. 76.000,00 yaitu turun sebesar 3% dari harga semula yag telah ditentukan.

4.8 Kesimpulan
1. Kebutuhan dana pada perusahaan roti yang akan dijalankan adalah sebesar
Rp.55.200.000 yaitu dari jumlah dana modal tetap, dan sebesar Rp. 50.047.500 dari
jumlah dana modal kerja. Untuk sumber dana terdiri dari modal sendiri dan kredit
bank yang totalnya sebesar Rp. 105.247.500
2. Aliran kas pada perusahaan ini adalah dengan mengetuahui nilai NPV lebih besar
atau sama dengan 0 sehingga rencana kegiatan investasi ini dikatakan layak. Nilai
NPV yang dihasilkan adalah sebesar Rp. 5.457.162,62. Untuk nilai AW, FW dan
IRR masing masing adalah Rp. 1.439.583,13, Rp. 8.778.814,97 dan 12%.
3. Break Event Point yang didapatkan adalah sebesar 700 produk yang terjual atau
dengan jumlah pemasukan sebesar Rp. 53,854,166.67. agar perusahaan tidak
mengalami kerugian maupun keuntungan.
4. Pada analisis sensitivitas jika nilai NPV sama dengan 0 maka pada produk yang
dijaul sebanyak 514 kotak, turun sebanyak 26 kotak dari sebelumnya, dan pada
harga jual menjadi sebesar Rp. 76.000,00 atau turun sebesar 3% dari harga semula
yang ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Basu, S. (2010). Manajemen Penjualan Edisi 3. Yogyakarta: BPFE.

Hery. (2013). Akuntansi Dasar 1dan 2. Edisi Pertama. Jakarta: Grasindo.

Husnan, S. d. (1999). Studi Kelayakan Proyek. Yogyakarta.

Kottler, P. d. (2009). Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Malombeke, M. B. (2013) ‘Analisa Break-even-point Perencanaan Sebagai Dasar Perencanaan


Laba Holland Bakery Manado’, 1(3), pp. 806–817.

Munawir. (2006). Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.

Paillin, D. B., Lawalata, V. . and Indah, A. (2020) ‘Analisis Hasil Kombinasi Produk Dan
Tingkat Penjualan Dalam Upaya Memaksimalkan Keuntungan’, 14(1).
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai