Tugas 1 Lab PPH 2

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ario Putra Milyawan

NIM : 047861927
Tugas 1
PAJA3353.14/ Lab. PPh II 14

1. Subjek Pajak Penghasilan

NO PENERIMA PENGHASILAN SUBJEK PAJAK BUKAN SUBJEK


PENGHASILAN PAJAK PENGHASILAN
1. Universitas Terbuka X
2. Kedubes Korea Selatan X
3. PT. Waskita Karya X
4. KAP Budi & Rekan X
5. Bank DKI X
6. CV Maju Bersama Kami X
7. Partai Gerindra X
8. WHO X

2. Objek Pajak Penghasilan Badan

NO PENGHASILAN OBJEK BUKAN OBJEK OBJEK PAJAK


PENGHASILAN PENGHASILAN PENGHASILAN
FINAL
1. Deviden dari PT. Aneka X X (terdapat
Kertas (40%) persyaratan
tertentu*)
2. Sewa gedung X
perkantoran
3. Royaty X
4. Hadiah Lomba Musik X
5. Omset dibawah 4,8 M X (terdapat X (terdapat X
persyaratan persyaratan
tertentu**) tertentu***)
6. Undian Mobil Dari BNI X
7. Uang Pendaftaran Lomba X
8. Konstruksi Pembuatan X (****) X (****)
Gudang

NB : penjelasan atas yang terdapat tanda bintang (*/**/***/****) terdapat di halaman


terakhir tugas
Penjelasan:

*Apablia dividen tersebut diterima oleh OP dalam negeri sepanjang diinvestasikan di Indonesia dalam
jangka waktu tertentu, atau dividen tersebut diterima oleh WP badan dalam negeri, penghasilan
berupa dividen tersebut menjadi bukan objek pajak (dikecualikan dari objek Pajak Penghasilan). Hal
ini disebutkan dalam Pasal 9 ayat (2) PP nomor 55 Tahun 2022 tentang Penyesuaian Pengaturan di
Bidang Penghasilan.

**Terdapat beberapa kriteria WP dengan omzet di bawah 4,8 M yang tidak termasuk penghasilan dari
usaha yang dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final berdasarkan ketentuan dalam Bab X PP
nomor 55 Tahun 2022 tentang Penyesuaian Pengaturan di Bidang Penghasilan, yaitu sebagai berikut:
1. Penghasilan yang diterima WP OP dari jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas;
2. Penghasilan yang diterima atau diperoleh di luar negeri yang pajaknya terutang atau telah dibayar
di luar negeri;
3. Penghasilan yang telah dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan tersendiri. Misalkan WP yang menjalankan usaha jasa
konstruksi, pemajakan atas penghasilannya tetap mengacu pada ketentuan Pasal 4 ayat (2) UU
PPh stdtd PP Nomor 9 Tahun 2022 tentang Perubahan Kedua atas PP No. 51/2008 tentang PPh
atas Penghasilan dari Usaha Jasa Konstruksi, Jasa Konstruksi adalah layanan jasa konsultansi
perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan
jasa konsultasi pengawasan pekerjaan konstruksi;
4. Penghasilan yang dikecualikan sebagai objek pajak;
5. WP yang memilih untuk dikenaik PPh tarif berdasarkan Pasal 17 UU PPh (WP wajib
menyampaikan pemberitahuan ke Dirjen Pajak;
6. WP Badan yang mendapat fasilitas perpajakan berdasarkan Pasal 31 A UU PPh, PP Nomor 94
Tahun 2010 tentang Penghitungan Penghasilan Kena Pajak dan Pelunasan Pajak Penghasilan
dalam Tahun Berjalan beserta perubahan atau penggantinya; atau Pasal 75 dan Pasal 78 PP
Nomor 40 Tahun 2O2l tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus beserta perubahan
atau penggantinya;
7. Bentuk Usata Tetap.

*** WP OP yang memiliki peredaran bruto dari usaha sampai dengan Rp.500.000.000,- (lima ratus
juta rupiah) dalam 1 (satu) Tahun Pajak tidak dikenai Pajak Penghasilan. Hal ini disebutkan dalam
Pasal 60 ayat (2) PP nomor 55 Tahun 2022 tentang Penyesuaian Pengaturan di Bidang Penghasilan.

****Apabila yang dimaksud dalam soal nomor 2 angka 8 adalah Jasa Konstruksi, maka atas
penghasilan WP tersebut dikenakan ketentuan perpajakan berdasarkan PPh Pasal 23 UU PPh (non
final). Namun, jika yang dimaksud dalam soal adalah Usaha Jasa Konstruksi, maka atas penghasilan
WP tersebut dikenakan ketentuan perpajakan berdasarkan PPh Pasal 4 ayat (2) UU PPh yang bersifat
final.

Anda mungkin juga menyukai