Anda di halaman 1dari 16

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Sugiyono (2018)

penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat

positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat

kuantitatif atau statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah

ditetepkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Determinasi Faktor-Faktor

Kualitas Pelayanan Mempengaruhi Loyalitas Berdampak Terhadap Kepuasan

Konsumen (Studi Kasus Pada Umkm Kabuapten Lamongan Mengunakan Metode

Partial Least Square-Structural Equation). Jenis data dalam penelitaian ini adalah

data primer. Data primer adalah data yang pertamakali dicatat dan dikumpulkan

oleh peneliti.

3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Menurut Sugiyono (2018) Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala

sesuatu yang berbentuk apapun yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulannya.

Variabel–variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu

variabel bebas (independent), variabel terikat (dependent) dan variable mediasi

(intervening).

3.2.1 Variabel Bebas (Independent) (X)

35
36

Adalah variabel yang mempengaruhi tau yang menjadi sebab perubahannya

atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2018). Pada penelitian ini yang

sebagai variabel independen yakni Alih Fungsi Lahan, Nilai Tukar Petani (NTP),

Krisis Generasi dan Ketersediaan Pupuk Bersubsidi

a. Alih Fungsi Lahan

Alih fungsi lahan adalah berubahnya satu penggunaan lahan ke

penggunaan lainnya, sehingga permasalahan yang timbul banyak terkait

dengan kebijakan tata guna lahan (Ruswandi, 2005 dalam Prabowo R, dkk

2020). Indicator dari Alih Fungsi Lahan menurut Winoto dalam Prabowo R,

dkk (2020) meliputi :

1. Faktor Pendidikan

2. Faktor Ekonomi

3. Faktor Sosialbudaya

4. Perilaku myopic

b. Nilai Tukar Petani (NTP)

Menurut Rachmat dalam Aulia SS, dkk (2021) nilai tukar petani (NTP)

merupakan indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan petani yang telah

dikembangkan sejak tahun 1980-an. Tingkat kesejahteraan petani dapat terlihat

dari kemampuan daya beli dari pendapatan yang diterima petani untuk

mencukupi kebutuhan rumah tangga petani. Menurut Rachmat dalam Aulia SS,

dkk (2021) terdapat empat indicator dari nilai tukar petani meliputi:

1. Konsep Pertukaran

2. Konsep Factorial

3. Konsep Pendapatan
37

4. Nilai Tukar Subsisten (NTS)

a. Krisis Generasi

Menurut Wiyono dkk dalam arvianti dkk (2019), model pertanian di

Indonesia yaitu model pertanian keluarga yang diwariskan secara turun

menurun dan mampu menjaga produksi serta keberlangsungan kehidupan

petani. Selain berkurangnya jumlah petani, masalah lain yang dihadapi oleh

pertanian Indonesia yaitu terkait usia dan produktifitas petani. Indicator Krisi

generasi menurut Menurut Susilowati dalam Arvianti (2019) meliputi:

1. Sektor pertanian kurang memberikan prestise sosial, kotor, dan berisiko,

2. Ketidak cocokan antara kualitas pendidikan dan kesempatan kerja yang

tersedia di desa

3. Anggapan pertanian berisiko tinggi

4. Tingkat upah dan pendapatan di pertanian rendah

b. Ketersediaan Pupuk Bersubsidi

Menurut (Sudjono, 2011), sistem distribusi dapat diartikan sebagai rangkaian

mata rantai penghubung antara produsen dengan konsumen dalam rangka

menyalurkan produk atau jasa agar sampai ke tangan konsumen secara

efisien dan mudah dijangkau. Indicator Ketersediaan Pupuk Bersubsidi

pertanian.go.id meliputi :

1. Tepat Jenis

2. Tepat Jumlah

3. Tepat Harga

4. Tepat Tempat
38

5. Tepat Waktu

3.2.2 Variabel Intervening/Variabel Mediasi (Z)

Menurut Tuckman dalam Sugiyono (2018) variabel intervening adalah

variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variable independen

dengan depeneden menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati

dan diukur. WCED dalam Mucharam dkk (2022) menggambarkan keberlanjutan

sebagai "proses perubahan di mana eksploitasi sumber daya, arah investasi,

orientasi pengembangan teknologi, dan perubahan institusional semuanya selaras

dan meningkatkan potensi saat ini dan masa depan untuk memenuhi kebutuhan

dan aspirasi manusia...". Indicator ekonomi berkelanjutan menurut Menurut Rivai

dalam Sihombing dkk 2021 meliputi:

1. Peningkatan Ekonomi

2. Ketahanan Lingkungan

3. Ketahanan Sosial

3.2.3 Variabel Terikat/Dependen (Y)

Variable terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat

karena adanya variable bebas (Sugiyono, 2018). Menurut Andini dalam Fauzi dkk

(2019) bahwa di tingkat nasional ketahanan pangan mencakup penyediaan pangan

dalam jumlah dan kualitas yang dengan harga terjangkau oleh masyarakat

khususnya masyarakat pedesaan. Hal ini dikarenakan basis konsep ketahanan

pangan adalah rumah tangga khususnya di wilayah pedesaan. Indikator ketahanan

pangan Weingartner dalam prayitno, dkk (2019) meliputi:

1. Food Availability (ketersediaan),


39

2. Food Access (akses yang mudah),

3. Food Utilization (penyerapan).

3.3 Jenis dan Sumber Data

Menurut Sugiyono (2018) teknik pengumpulan data merupakan langkah

strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitia adalah mendapatkan

data.

Adapun jenis data yang digunakan peneliti adalah:

a. Data Primer

Menurut Sugiyono (2018) sumber data primer adalah sumber data yang

langsung memberikan data pada pengumpul data. Dalam penelitian ini, data

primer diperoleh dari menyebar kuisioner yang dibagikan langsung kepada

anggota lembaga desa Kranji Paciran. Yang termasuk dalam data primer adalah:

1. Hasil kuisioner

2. Identitas responden

b. Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2018) data yang tidak diberikan secara langsung kepada

pengumpul data disebut data sekunder, biasanya dalam bentuk file dokumen atau

melalui orang lain. Yang termasuk data sekunder adalah :

1. Jurnal online

2. Artikel

3. Buku

4. Penelitian terdahulu sebagai penunjang atau pelengkap data

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi
40

Menurut Sugiyono, (2018) populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda benda

alam yang lain. Populasi juga bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada obyek

atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang

dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Populasi dalam penelitian ini adalah 150

Petani yang ada di Kecamatan Sukodadi Kabupataen Lamongan.

3.4.2 Sampel

Sugiyono (2018) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut. Dengan demikian dapat dipahami bahwasanya

sampel murupakan sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki

dan bisa mewakili keseluruhan dari pupulasi sehingga jumlahnya lebih sedikit dari

populasi.

Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel pada penelitian ini

adalah dengan menggunakan teknik Total Sampling. Menurut Sugiyono (2018),

Total Sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama

dengan jumlah populasi, dimana data sampel yang digunakan sudah memenuhi

inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan. Jadi jumlah sampel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah 150 Petani yang ada di Kecamatan Sukodadi

Kabupataen Lamongan.

3.5 Metode Pengumpulan Data


41

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini dimaksud

untuk memeperoleh data yang akurat dan relevan dengan masalah yang diangkat

oleh peneliti, teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti terdiri dari:

a. Observasi

Sugiyono (2018) observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu

proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara

yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Peneliti

menggunakan metode ini untuk memperoleh data yang sesungguhnya di lapangan,

yaitu situasi dan kondisi di lapangan, tentang kepemimpinan kepala desa, motivasi

kerja, fasilitas kantor, kinerja perangkat desa dan loyalitas perangkat desa.

b. Dokumentasi

Arikunto (2014), dokumentasi dari asal katanya dokumen yang artinya

barang – barang tertulis. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

mengumpulkan dokumen–dokumen tertulis yang dimiliki oleh lembaga desa

Kranji Paciran yang mempunyai keterkaitan dengan materi pokok penelitian ini.

c. Kuisioner

Menurut Sugiyono (2018), kuisioner adalah metode pengumpulan data yeng

dilakukan dengan memeberi seperngkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawab. Yang digunakan oleh penulis dalam peneletian

dengan menyebar kuisioner secara offline sehingga dapat lebih mudah

menjangkau responden. Akdon, dkk (2013) Angket dibedakan menjadi dua jenis

yaitu angket tertutup dan angket terbuka.


42

1. Angket terbuka (angket yang tidak berstruktur) ialah angket yang disajikan

dalam bentuk sederhana sehingga responden dapat memberikan isian dengan

kehendakan dan keadaannya.

2. Angket Tertutup (angket berstruktur) ialah angket yang disajikan dalam

bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih salah satu

jawabannya yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara

memberikan tanda silang (X) atau tanda checklist (√), Responden akan

menjawab butir-butir pertannyaan dengan memilih salah satu pilihan jawaban

yang tersedia dalam kuesioner. Dalam penelitian, kuesioner dibuat dengan

menggunakan pertanyaan tertutup. Pengukuran variabel menggunakan skala

interval, yaitu alat pengukuran variabel yang bernilai klasifikasi dan order

(ada urutannya). Dalam penelitian ini, teknik yang dipakai dalam pengukuran

kuesioner menggunakan agree-disagree scale. Skala yang digunakan untuk

mengukur adalah skala dengan interval 1-4, dari sangat tidak setuju sampai

sangat setuju. Dalam pengukuran jawaban responden, pengisian kuesioner

diukur dengan menggunakan skala likert.. Pernyataan di berikan skor 1 untuk

jawaban sangat tidak setuju, skor 2 untuk jawaban sangat tidak setuju, skor 3

untuk jawaban tidak setuju, skor 4 untuk jawaban setuju, skor 5 untuk

jawaban sangat setuju.

Tabel 3.1
Skor Kuesioner
NO Keterangan Skor
1 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
2 Tidak Setuju (ST) 2
3 Netral (N) 3
4 Setuju (S) 4
5 Sangat Setuju (SS) 5
Sumber : Data Skunder
43

3.6 Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2018) analysis data merupakan kegiatan setelah data

dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam

analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variable dan jenis

responden, metabulais data berdasarkan varaibel darai sluruh responden,

menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk

menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji

hipotesis yang telah diajukan.

3.6.1 Partial Least Square (PLS)

Partial Least Square (PLS) merupakan salah satu alat pengujian

statistik yang mampu mengurus berbagai model yang rumit juga dapat

diterapkan dalam skala data. PLS juga dapat membangun suatu hubungan

untuk pengujianyang diusulkan (Ghozali, 2014). Alasan yang melatar

belakangi penulis menggunaan alat uji PLS dalam penelitian ini yaitu:

a. Model yang terbentuk pada kerangka konseptual penelitian ini,

menunjukkan hubungan antara persiapan impelemntasi kartu tani

mempengaruhi prinsip distribusi 6T, lalu efektivitas penyaluran pupuk

bersubsidi mempengaruhi prisip distribusi 6T dan juga variable

persiapan impelemntasi memepengaruhi efektivitas penyaluran pupuk

bersubsidi.

b. Penelitian ini menggunakan variable laten yang diukur melalui

indicator. PLS cocok digunakan untuk mengkonfirmasi indicator dari

sebuah kosep atau factor.


44

c. SEM berbasi variencce dengan metode PLS merupakan salah satu

teknik analisis multivariate yang memungkingkan dilakukan serangkian

analisis dari beebrapa variable laten secara simultan sehingga

meberikan efesiensi secara statistic.

d. PLS merupakan metode yang powerfull yang tidak didasarkan dengan

banyak asumsi.

Dari beberapa asumsi yang telah disebutkan diatas ada asumsi

yang harus terpenuhi. Asumsi pada PLS hanya berkaitan dengan

permodelan persamaan struktural dan pengujian hipotesis yakni antara lain :

a. Hubungan antar variabel laten (variabel yang tidak dapat dihitung)

dalam inner model adalah linier dan aditif

b. Model struktural

Langkah pengujian menggunakan PLS dengan Softwere SmartPLS (Hamid,

RS, dkk 2019) adalah sebagai berikut

3.6.1.1 Spesifikasi model

Membangun model sesuai dengan tujuan dan masalah penelitian

dengan landasan teori yang kuat (Hamid, RS, dkk 2019). Analisis jalur

hubungan antar variabel adalah:

a. outer model (outer relation/ meansurement model ) yaitu hubungan antara

variabel laten dengan indikatonya. outer mode pada penelitian ini

menggunakan indikator yang terikat, dimana indikator membentuk variabel

laten. Ghozali (2014).

b. Inner model (inner relation) adalah hubungan antar variabel laten dengan

menggambarkan hubungan antar variabel laten tanpa menghilangkan sifat


45

aslinya. Diperkirakan bahwa variabel laten dan variabel sama dengan satu

sehingga kriteria lokasi dapat dihilangkan atau tidak disertakan dari model

Ghozali (2014).

c. Weight relation adalah estimasi nilai dari variabel laten

3.6.1.2 Model pengukuran (outer model )

Terdapat dua model pengukuran dalam outer model yakni antara lain :

a. Uji validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Sebuah instrument atau kuesioner dikatakan valid jika

pertanyaan pada instrument atau kuesioner mampu mengungkapkan

sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2014).

Didalam uji Validitas terdapat 2 uji yang dapat digunakan dalam sistem

PLS antara lain:

1. Convergent Validity

Validitas konvergen adalah mengukur validitas indicator refleksif

sebagai pengukur variable yang dapat dilihat dari outer loding dari

masing-masing indicator variabel. Suatu indicator dikatakan mempunyai

rebilitas yang baik, jika niali outer loding diatas 0,70 (Ghazali dkk, 2015).

Sedangkan nilai outer loding masih bisa ditolelir hingga 0,60 dan dibawah

dari nilai 0,50 sampai 0,60 dapat didrop dari analisi (Ghozali 2015). Nilai

average variance inflation factor (AVE) harus lebih besar dari 0.5

(Ghozali, dkk dalam Hamid, 2019).

2. Diskriminnat Validity
46

Validitas diskriminan adalah membandingkan nilai square root of average

variance extracted (AVE) setiap konstruk dengan korelasi antar konstruk

lainya dalam model, jika square root of average variance extracted (AVE)

konstruk lebih besar dari korelais dengan seluruh konstruk lainya maka

dikatakan memiliki discriminant validity yang baik. Untuk menguji model

pengukuran discriminant validity adalah dengan cara melihat nilai cross

loading. Lebih baik nilai pengukuran AVE harus lebih besar dari 0,50

(Ghozali dkk, 2015).

b. Uji Reliabilitas

Dalam PLS-SEM selain pengujian validitas juga dilakukan pengujian

reliabilitas. Uji reliabilitas digunakan untuk membuktikan akurasi,

konsistensi, dan ketepatan instrumen dalam mengukur konstruk (Ghozali,

dkk dalam Hamid, 2019). Mengukur reliabilitas suatu konstruk dengan

indikator reflektif dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :

1. Composite Reliability

Rule of Thumb untuk menilai reliabilitas konstruk adalah nilai Composite

Reliability harus lebih besar dari 0.70 (Ghozali, dkk dalam Hamid, 2019).

2. Cronbach’s Alpha

Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai

Conbarch Alpha > 0,60 (Ghozali, 2014).

3.6.1.3 Model struktural (Inner mode)

Inner model merupakan model yang digunakan untuk menebak sebab

akibat hubungan antar variabel laten, Model ini juga sebagai syarat dalam uji

SEM (Ghozali, 2014). Model ini juga digunakan untuk melihat serta
47

menganalisis nilai yang ada. Terdapat 5 uji yang dapat digunakan dalam inner

model antara lain:

a. R-Square

R-Square merupakan uji yang digunakan untuk memperlihatkan seberapa jauh

pengaruh hubungan variabel X terhadap variabel Y, menurut Ghozali I (2014)

jika nilai R-Square 0,75 maka bisa dikatakan kuat, niilai 0,5 dikatakan moderat

dan nilai 0,25 dikatakan lemah. R-Square dapat dihitung dengan rumus :

Keterangan :

Yi = observasi nilai responden 1

Ӯ = rata-rata

Ŷ= ramalan responden 1

b. Koefisien jalur ( Path Coefisien )

Uji ini digunakan untuk menunjukkan arah hipotesis positif ataukah negatif,

jika nilai berada diatas angka 0 maka bisa dibilang mempengaruhi dan bersifat

positif begitu juga sebaliknya, jika nilai berada diabawah 0 maka nersifat

negatif dan tidak berpengaruh.

3.6.1.4 Uji Mediasi

Menurut Sekaran, dkk (2013), variabel mediasi atau intervening

merupakan variabel perantara, yang berfungsi untuk memediasi hubungan

antara variabel independen dengan variabel dependen. Uji mediasi digunakan

untuk membuktikan bagaimana peranan variabel efektivitas distribusi pupuk

bersubsidi sebagai variabel mediasi berfungsi memediasi hubungan antara


48

variabel independen yaitu persiapan implementasi kartu tani dan variabel

dependen yaitu efektivitas penerapan kartu tani.

Menurut Baron, dkk dalam Suganda R, dkk (2023), jika variabel

independen tidak memiliki pengaruh langsung pada variabel dependen setelah

mengontrol variabel mediator, maka dapat dinyatakan sebagai perfect atau

complete mediation. Sedangkan jika pengaruh variabel independen pada

variabel dependen setelah mengontrol variabel mediator berkurang namun

masih tetap signifikan, maka dinyatakan sebagai partial mediation. Terdapat

beberapa kriteria untuk menentukan ada tidaknya pengaruh mediasi dalam

suatu hubungan menurut Baron, dkk dalam Suganda R, dkk (2023) yaitu:

1. Dalam persamaan pertama, variabel independen harus berpengaruh secara

signifikan pada variabel mediator.

2. Dalam persamaan kedua, variabel mediator harus berpengaruh secara signifikan

pada variabel dependen, dan

3. Variabel independen harus berpengaruh secara signifikan pada variabel

dependen.

Berikut ini merupakan proses penentuan jenis variabel mediasi

menurut Baron, dkk dalam Suganda R, dkk (2023):

Gambar 3.1 Proses Penentuan Variabel Mediasi


Sumber : Baron, dkk dalam Bahri S, dkk (2018)
49

Jenis mediasi dari Baron, dkk dalam Suganda R, dkk (2023) dengan

mengidentifikasi tiga pola konsisten dengan mediasi dan dua pola konsisten

tanpa mediasi sebagai berikut:

a) Complementary mediation: pengaruh mediasi (a x b) dan pengaruh

langsung (c) keduanya ada dan menunjuk pada arah yang sama.

b) Competitive mediation: pengaruh mediasi (a x b) dan pengaruh langsung (c)

keduanya ada dan menunjuk pada arah yang berlawanan.

c) Indirect-only mediation: terdapat pengaruh mediasi (a x b), tetapi tidak ada

pengaruh langsung.

d) Direct-only nonmediation: terdapat pengaruh langsung (c), tetapi tidak ada

pengaruh tidak langsung.

e) No-effect nonmediation: tidak ada pengaruh baik secara langsung maupun tidak

langsung.

3.7 Kriteria Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis menggunakan analisis full model structural equation

modeling (SEM) dengan smartPLS. Dalam full model structural equation

modeling selain mengkonfirmasi teori, juga menjelaskan ada atau tidaknya

hubungan antara variabel laten (Ghozali, 2014). Pengujian hipotesis dengan

melihat nilai peritungan Path Coefisien pada pengujian inner model. Menguji

hipotesis dapat dilihat melalui nilai t-statistik dan nilai probabilitas. Untuk

pengujian hipotesis menggunakan nilai statistik maka untuk alpha 5% nilai t-

statistik yang digunakan adalah 1,96 (Muniarti, dkk 2013). Sehingga kriteria

penerimaan atau penolakan hipotesis adalah H1 diterima dan H0 ditolak jika t-


50

statistik > 1,96. Untuk menolak/menerima Hipotesis menggunakan probabilitas

maka Ha diterima jika nilai p < 0,05

3.8 Lokasi dan Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan dalam penelitian ini selama 6 bulan dimulai dari bulan

Mei 2023 sampai dengan bulan Oktober 2023. Lokasi penelitian di lakukan pada

Petani Kabupaten Lamongan.

Anda mungkin juga menyukai