DOSEN PEMBIMBING :
Agus Aan Jiwa Permana, S.Kom., M.Cs.
DISUSUN OLEH :
Kelompok : IV (Empat)
Nama Anggota Kelompok :
Christoper Bintang Sangjaya (13101120)
Ester Melinda (13101129)
I Gusti Ngurah Wira Partha (13101158)
I Gusti Putu Adithya Pratama (13101224)
Yohanes Fiser Phima (13101274)
Kelas : N
(Ester Melinda)
iii
DAFTAR ISI
2
Sebuah perangkat lunak yang baik, idealnya adalah
yang telah memenuhi semua kebutuhan penggunanya.
Cara yang paling lazim digunakan untuk mengetahui
apakah perangkat lunak yang dibuat telah sesuai dengan
use case-nya, adalah cara test case. Berdasarkan skenario
basic dan alternate path pada use case, dikembangkan
seperangkat skenario testing. Selain itu, setiap skenario
testing akan diberikan serangkaian data dummy yang
akan dilakukan sebagai perangkat testing. Hasil dari
testing ini akan menunjukkan sejauh mana kesesuaian
antara use case dengan perangkat lunak.
3
1.4 Manfaat
Manfaat yang didapatkan dari makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Mampu menerapkan srategi – strategi yang
digunakan dalam pengujian perangkat lunak.
2. Mampu menerapkan test case dalam pengujian
perangkat lunak.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
2. Module Testing
Pengujian terhadap koleksi unit-unit komponen yang
saling berhubungan.
3. Sub-system Testing
Pengujian terhadap koleksi module-module yang
membentuk suatu sub-system (aplikasi).
4. System Testing
Pengujian terhadap integrasi sub-system, yaitu
keterhubungan antar sub-system.
5. Acceptance Testing
1. Pengujian terakhir sebelum sistem dipakai oleh
user.
2. Melibatkan pengujian dengan data dari pengguna
sistem.
3. Biasa dikenal sebagai “alpha test” (“beta test”
untuk software komersial, dimana pengujian
dilakukan oleh potensial customer).
8
2.1.5 Pendekatan Strategis Pengujian Perangkat
Lunak
Berikut ini adalah pendekatan strategis pengujian
perangkat lunak :
1. Pengujian Unit
Berfokus pada inti terkecil dari desain perangkat
lunak yaitu modul.
Uji coba unit selalu berorientasi pada white box
testing.
Dapat dikerjakan paralel atau beruntun dengan
modul lainnya.
9
Apakah jumlah parameter input sama dengan
jumlah argumen?
Apakah antara atribut dan parameter argumen
sudah cocok?
Apakah antara sistem satuan parameter dan
argumen sudah cocok?
Apakah jumlah argumen yang ditransmisikan ke
modul yang dipanggil sama dengan atribut
parameter?
Apakah atribut dari argumen yang
ditransmisikan ke modul yang dipanggil sama
dengan atribut parameter?
Apakah sistem unit dari argumen yang
ditransmisikan ke modul yang dipanggil sama
dengan sistem satuan parameter?
Apakah jumlah atribut dan urutan argumen ke
fungsi-fungsi built-in sudah benar?
Adakah referensi ke parameter yang tidak sesuai
dengan poin entri yang ada?
Apakah argumen input only diubah?
Apakah definisi variabel global konsisten
dengan modul ?
10
Apakah batasan yang dilalui merupakan
argumen?
Test case harus didesain untuk mengungkap
kesalahan dalam kategori :
1. Pengetikkan yang tidak teratur dan tidak
konsisten, inisialisasi yang salah atau nilai-
nilai default.
2. Nama variabel yang tidak benar.
3. Tipe data yang tidak konsisten.
4. Underflow, overflow dan pengecualian
pengalamatan.
11
Pengujian dimana sistem ketika
diimplementasikan sesuai dengan yang
diharapkan.
Verifikasi
Apakah sistem dikembangkan dengan cara
yang benar ?
Pengujian apakah sistem sudah sesuai
dengan spesifikasi ?
2. Pengujian Integrasi
Pengujian keseluruhan system atau sub-system
yang terdiri dari komponen yang terintegrasi.
Test integrasi menggunakan black-box dengan
test case, ditentukan dari spesifikasi.
Kesulitannya adalah menemukan/melokasikan.
Penggunaan Incremental integration testing
dapat mengurangi masalah tersebut.
12
Gambar 2.5 Pengujian Integrasi
14
Test Implementation
Seringkali lebih mudah dengan menggunakan
bottom-up integration testing.
3. Pengujian Validasi
Setelah semua kesalahan diperbaiki maka
langkah selanjutnya adalah validasi testing. Pengujian
validasi dikatakan berhasil bila fungsi yang ada pada
PL sesuai dengan yang diharapkan pemakai.
Validasi PL merupakan kumpulan seri uji coba
black box yang menunjukkan sesuai dengan yang
diperlukan.
Pengujian Alpha dan Beta
Pengujian Alpha
Dilakukan pada sisi pengembang oleh
seorang pelanggan. PL digunakan pada
setting yang natural dengan pengembang
“yang memandang” melalui bahu pemakai
dan merekam semua kesalahan dan masalah
pemakaian.
Pengujian Beta
Dilakukan pada satu atau lebih pelanggan
oleh pemakai akhir PL dalam lingkungan
15
yang sebenarnya, pengembang biasanya tidak
ada pada pengujian ini. Pelanggan merekam
semua masalah (real atau imajiner) yang
ditemui selama pengujian dan melaporkan
pada pengembang pada interval waktu
tertentu.
4. Pengujian Sistem
Sistem testing merupakan rentetan pengujian yg
berbeda-beda dengan tujuan utama mengerjakan
keseluruhan elemen sistem yg dikembangkan.
c) Performance Testing
Dilakukan secara paralel dengan Volume dan
Stress testing untuk mengetahui unjuk kerja
sistem (waktu respon, throughput rate) pada
beberapa kondisi proses dan konfigurasi.
17
Dilakukan pada semua konfigurasi sistem
perangkat keras dan lunak. Misal : pada
aplikasi Client-Server diujikan pada kondisi
corporate ataupun lingkungan sendiri (LAN
vs. WAN, Laptop vs. Desktop)
Menguji sistem dengan hubungannya ke
sistem yang lain pada server yang sama.
Load Balancing Monitor
Network Monitor
18
Kehilangan Data terjadi akibat kegagalan
sistem, harddisk rusak, peghapusan yang
tidak sengaja, kecelakaan, virus dan pencuri.
20
2.2 Test Case
Test case merupakan suatu tes yang dilakukan
berdasarkan pada suatu inisialisasi, masukan, kondisi
ataupun hasil yang telah ditentukan sebelumnya.
21
2. White Box Testing
Adalah meramalkan cara kerja perangkat lunak secara
rinci, karenanya logical path (jalur logika) perangkat
lunak akan di-test dengan menyediakan test case yang
akan mengerjakan kumpulan kondisi dan atau
pengulangan secara spesifik. Secara sekilas dapat
diambil kesimpulan white box testing merupakan
petunjuk untuk mendapatkan program yang benar
secara 100%.
23
1
6 4
7 8 5
9
10
11
node
24
Lingkaran/node :
Menggambarkan satu/lebih perintah prosedural.
Urutan proses dan keputusan dapat dipetakan dalam
satu node.
Tanda panah/edge :
Menggambarkan aliran kontrol. Setiap node harus
mempunyai tujuan node.
Region :
adalah daerah yang dibatasi oleh edge dan node.
Termasuk daerah diluar grafik alir.
25
Gambar 2.12 Menerjemahkan Pseudocode ke grafik Alir
26
Contoh :
if a or b then
procedure x
else
procedure y
endif
Gambar 2.13 Logika Gabungan
27
2) Cyclomatic Complexity
Cyclomatic complexity adalah metrik PL yang
menyediakan ukuran kuantitatif dari kekompleksan
logikal program. Apabila digunakan dalam konteks
metode uji coba basis path, nilai yang dihitung untuk
cyclomatic complexity menentukan jumlah jalur
independen dalam basis set suatu program dan memberi
batas atas untuk jumlah uji coba yang harus dikerjakan
untuk menjamin bahwa seluruh perintah sekurang-
kurangnya telah dikerjakan sekali.
Jalur independen adalah jalur yang melintasi atau
melalui program dimana sekurang-kurangnya terdapat
proses perintah yang baru atau kondisi yang baru.
28
Cyclomatic complexity digunakan untuk mencari
jumlah path dalam satu flowgraph. Dapat dipergunakan
rumusan sebagai berikut :
Jumlah region grafik alir sesuai dengan cyclomatic
complexity.
Cyclomatix complexity V(G) untuk grafik alir
dihitung dengan rumus :
V(G) = E - N + 2
Dimana :
E = jumlah edge pada grafik alir
N = jumlah node pada grafik alir
Cyclomatix complexity V(G) juga dapat dihitung
dengan rumus :
V(G) = P + 1
Dimana, P = jumlah predicate node pada grafik alir
29
3) Melakukan Test Case
Metode uji coba basis path juga dapat diterapkan
pada perancangan prosedural rinci atau program sumber.
Pada bagian ini akan dijelaskan langkah-langkah uji coba
basis path. Prosedur rata-rata pada bagian berikut akan
digunakan sebagai contoh dalam pembuatan test case.
PROCEDURE RATA-RATA
INTERFACE RESULT rata, total, input, total.valid
INTERFACE RESULT nilai, minim, max
TYPE NILAl (1:100) IS SCALAR ARRAY;
TYPE rata, total. input, total.valid, max.minim, jumlah
IS SCALAR;
TYPE I IS INTEGER;
I = 1;
total. input = total. valid = 0;
jumlah = 0;
DO WHILE nilai(i) <> -999 .and. total.input < 100
tambahkan total.input dengan 1;
IF nilai(i) >= minimum .and. nilai(i} <=max;
THEN tambahkan total.valid dengan I;
jumlah=jumlah + nilai(i);
ELSE skip;
END IF
tambahkan i dengan 1;
ENDDO
IF total. valid> 0
THEN rata =jumlah/total. valid;
ELSE rata = -999;
ENDIF
END
30
Langkah-Iangkah pembuatan test case :
i. Dengan mempergunakan perancangan prosedural
atau program sumber sebagai dasar, digambarkan
diagram alirnya.
31
iii. Tentukan independent path pada flowgraph
Dari hasil perhitungan cyclomatic complexity
terdapat 6 independent path yaitu :
path 1 : 1-2-10-11-13
path 2 : 1-2-10-12-13
path 3 : 1-2-3-10-11-13
path 4 : 1-2-3-4-5-8-9-2-..
path 5 : 1-2-3-4-5-6-8-9-2-..
path 6 : 1-2-3-4-5-6-7-8-9-2-...
iv. Buat test case yang akan mengerjakan masing-
masing path pada basis set. Data yang dipilih harus
tepat sehingga setiap kondisi dari predicate node
dikerjakan semua.
4) Graph Metrik
Graph metrik merupakan PL yang dikembangkan
untuk membantu uji coba basis path atau struktur data.
Graph metrik adalah matrik empat persegi yang
mempunyai ukuran (sejumlah baris dan kolom) yang
sama dengan jumlah node pada flowgraph. Masing-
masing baris dan kolom mempunyai hubungan dengan
node yang telah ditentukan dan pemasukan data matrik
berhubungan dengan hubungan (edge) antar node.
32
Contoh sederhana pemakaian graph matrik dapat
digambarkan sebagai berikut :
34
b) UJI COBA LOOP
Loop merupakan kendala yang sering muncul untuk
menerapkan algoritma dengan tepat. Uji coba loop
merupakan teknik pengujian white box yang fokusnya
pada validitas dari loop.
Kelas loop yaitu :
a. Loop Sederhana, pengujian loop sederhana dilakukan
dengan mudah, dimana n jumlah maksimum yang
diijinkan melewati loop tersebut.
1. Lewati loop secara keseluruhan.
2. Hanya satu yang dapat melewati loop.
3. m dapat melewati loop dimana m< n .
b. Loop Tersarang, pengujian loop ini menggunakan
pendekatan loop sederhana. Petunjuk pengujian loop
tersarang :
1. Dimulai dari loop paling dalam. Atur semua loop
ke nilai minimum.
2. Kerjakan dengan prinsip loop sederhana untuk
loop yg paling dalam sementara tahan loop yang
di luar pada parameter terkecil (nilai counter
terkecil).
3. Kemudian lanjutkan untuk loop yg diatasnya.
4. Teruskan sampai semua loop selesai di uji.
35
c. Loop Terangkai, pengujian loop ini menggunakan
pendekatan loop sederhana bila masing-masing loop
independen, tetapi bila dua loop dirangkai dan
pencacah loop 1 digunakan sebagai harga awal loop 2
maka loop tersebut jadi tidak independen, maka
pendekatan yang diaplikasikan ke loop tersarang
direkomendasikan.
d. Loop Tidak Terstruktur, Kapan saja memungkinkan,
loop ini didisain kembali agar mencerminkan
penggunaan komsepsi pemrograman terstruktur.
Loop
sederhana Loop
tersarang
Loop
terangkai
Loop tidak
terstruktur
36
UJI COBA BLACK-BOX
Pengujian black-box berfokus pada persyaratan
fungsional PL. Pengujian ini memungkinkan analis
sistem memperoleh kumpulan kondisi input yang akan
mengerjakan seluruh keperluan fungsional program.
Tujuan metode ini mencari kesalahan pada:
Fungsi yg salah atau hilang.
Kesalahan pada interface.
Kesalahan pada struktur data atau akses database.
Kesalahan performansi.
Kesalahan inisialisasi dan tujuan akhir.
37
Bagaimana jika kelas data yang terbatas
dipisahkan?
Bagaimana volume data yang dapat ditoleransi
oleh sistem?
Bagaimana pengaruh kombinasi data terhadap
pengoperasian sistem?
a) EQUIVALENCE PARTITIONING
Equivalence partitioning adalah metode pengujian
black-box yang memecah atau membagi domain input
dari program ke dalam kelas-kelas data sehingga test
case dapat diperoleh.
Perancangan test case equivalence partitioning
berdasarkan evaluasi kelas equivalence untuk kondisi
input yang menggambarkan kumpulan keadaan yang
valid atau tidak. Kondisi input dapat berupa nilai
numeric, range nilai, kumpulan nilai yg berhubungan
atau kondisi boolean.
Contoh 1 :
Pemeliharaan data untuk aplikasi bank yang sudah
diotomatisasikan. Pemakai dapat memutar nomor telepon
bank dengan menggunakan mikro komputer yang
38
terhubung dengan password yang telah ditentukan dan
diikuti dengan perintah-perintah. Data yg diterima
adalah:
Kode area : kosong atau 3 digit
Prefix : 3 digit atau tidak diawali 0 atau 1
Suffix : 4 digit
Password : 6 digit alfa numerik
Perintah : check, deposit, dan lain-lain
39
Perintah : kondisi input set berisi perintah-perintah
yang telah didefinisikan.
Contoh 2 :
41
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
42
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Strategi pengujian perangkat lunak dilakukan untuk
memudahkan para perancang dalam menentukan
keberhasilan system yang telah dikerjakan.
Test case merupakan suatu tes yang dilakukan
berdasarkan pada suatu inisialisasi, masukan, kondisi
ataupun hasil yang telah ditentukan sebelumnya. Segala
produk perekayasaan, termasuk perangkat lunak, dapat
diuji dengan dua cara, yaitu pengujian white box dan
black box.
43
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
44
DAFTAR PUSTAKA
45
files/2842/RPL09b.doc> diakses pada tanggal 20
Mei 2016.
46