Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN KERJA

LAPORAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI


TAHUN ANGGARAN 2022

I. PENDAHULUAN

Indonesia emas (2045) merupakan gambaran futuristik yang menjadi visi pergerakan
pembangunan saat ini, dimana Indonesia diharapkan mampu menjadi negara maju dan bersaing
dengan bangsa-bangsa maju lainnya. Dinamika lingkungan strategis bergerak sedemikian cepat hingga
menempatkan birokrasi pada era disrupsi dimana terjadi perubahan sistem dan tatanan kehidupan
masyarakat secara luas. Di era ini, perubahan terjadi sangat drastis, tidak dapat diprediksi dan bahkan
dapat bersifat merombak eksistensi sebelumnya. Perubahan ini disebabkan trend penggunaan sistem
informasi dan teknologi digital yang sangat pesat. Dalam sistuasi seperti ini, jelas karakteristik yang
bersifat kaku dan sulit “bergerak” perlu direformasi. Salah satu titik reformasi yang sangat mendasar
adalah reformasi SDM Aparatur. Dalam perspektif yang lebih luas, reformasi SDM Aparatur menjadi
bagian dari strategi untuk melakukan transformasi SDM secara nasional .

Pelaksanaan Reformasi Birokrasi yang dilakukan secara konsisten akan menghasilkan ASN yang
mampu memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat, seperti yang disampaikan oleh Presiden
Jokowi dalam kegiatan Pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) IX KORPRI Tahun 2022. Perubahan
yang paling penting adalah perubahan nilai, perubahan budaya, bukan sesuatu yang mengawang-
awang dan di atas kertas tapi mampu ditransformasikan dalam etos kerja Aparatur Sipil Negara dalam
melaksanakan fungsinya sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik serta perekat dan
pemersatu bangsa.

Dalam era disrupsi, ASN harus mau dan mampu beradaptasi dengan perubahan. Setiap ASN harus
meningkatkan kompetensi diri sehingga menjadi trendsetter bukan sebatas follower. Kunci
menghadapi tantangan masa depan adalah koloborasi lintas organisasi, lintas daerah, lintas ilmu dan
lintas profesi, Dengan kemajuan teknologi, e-government dapat diterapkan sehingga tidak ada lagi
toleransi bagi layanan yang rumit dan lama.

Namun demikian, kondisi Aparatur Sipil Negara (ASN) masih jauh dari harapan idealnya. Hal
tersebut dapat dilihat dari berbagai indikator yang telah dikeluarkan oleh berbagai Lembaga Nasional
maupun Lembaga Internasional yang masih menunjukkan angka merah. Pada level nasional
pengukuran Indeks Profesionalitas ASN Nasional yang dilakukan oleh Badan Kepegawaian Negara
pada tahun 2018 memperlihatkan jumlah ASN yang level profesionalitasnya sangat rendah, berkisar
56,5 % dari seluruh sampel yang diambil. Selain itu hasil penilaian kompetensi yang dilakukan oleh BKN
pada tahun 2019 terhadap 1007 PNS (JPTP dan Administrator) juga menunjukkan bahwa 81,71 % JPTP
dan Administrator memiliki kompetensi sangat rendah.

Kondisi tersebut menunjukkan betapa pentingnya akselerasi pengembangan kompetensi ASN


guna meningkatkan kinerja birokrasi pemerintah secara merata. Akselerasi pengembangan
kompetensi ASN ditandai dengan disyahkannya Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN dan
berbagai peraturan turunannya. Untuk PNS peraturan pendukungnya adalah Peraturan Pemerintah
Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS yang kemudian dilakuakn perubahan dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020 yang lalu diturunkan dalam Peraturan Lembaga
Administrasi Negara Nomor 10 Tahun 2018 tentang Pengembangan Kompetensi PNS, yang
mengamanatkan bahwa PNS mendapatkan hak untuk menerima pengembangan kompetensi minimal
20 Jam Pelajaran per tahun dalam bentuk Pendidikan dan Pelatihan. Pengembangan Kompetensi
melalui bentuk Pendidikan dilakukan dengan pemberian tugas belajar pada jenjang Pendidikan tinggi

1
sebagaimana yang telah diatur dalam Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2021.

Untuk Pegawai Pemerintah Perjanjian Kerja, peraturan pendukungnya adalah Peraturan


Pemerintah Nomor 49 Tahun 2018 yang dijabarkan ke dalam Peraturan Lembaga Adminitrasi Negara
Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pengembangan Kompetensi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian
Kerja yang mengamanatkan bahwa PPPK berhak mendapatkan pengembangan kompetensi maksimal
24 Jam Pelajaran per tahun dalam bentuk Pelatihan.

Berbagai kebijakan terkait pengembangan kompetensi juga telah memperluas pendekatan


pengembangan kompetensi dari yang sebelumnya hanya bersifat tatap muka di ruang kelas atau
berbentuk klasikal, kini dapat dilakukan melalui bentuk dan jalur non klasikal .Bentuk pengembangan
kompetensi non klasikal juga diharapkan dapat menjadi jalan keluar dari berbagai gambaran
permasalahan kinerja PNS melalui peningkatan kapasitas PNS secara akseleratif guna mengantisipasi
dinamika lingkungan strategis yang bergerak cepat, terutama di saat era Industri 4.0 yang bercirikan
kecepatan arus informasi, otomatisasi dan digitalisasi kerja.

a. PENGEMBANGAN KOMPETENSI PNS

Berdasarkan Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 10 tahun 2018 bahwa


Pengembangan Kompetensi adalah upaya pemenuhan kebutuhan kompetensi PNS dengan standar
kompetensi Jabatan dan rencana pengembangan karir yang terdiri atas dua bentuk yaitu :

a. Pendidikan, dan/atau
b. Pelatihan yang terdiri atas pelatihan klasikal dan pelatihan non klasikal

Pendidikan :
Berdasarkan Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 28 Tahun 2021 untuk mendukung transformasi sumber daya manusia aparatur melalui
percepatan peningkatan kapasitas PNS berbasis kompetensi, perlu dilakukan Pengembangan
kompetensi PNS melalui jalur Pendidikan dalam bentuk pemberian tugas belajar. Pemberian tugas
belajar diharapkan mampu mengurangi kesenjangan antara standar kompetensi dan atau
persyaratan jabatan dengan kompetensi PNS yamg akan mengisi suatu jabatan. Apabila PNS
memiliki keahlian atau kompetensi dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya maka akan berdampak
pada peningkatan pengetahuan, kemampuan, keterampilan, sikap dan profesionalitas PNS.

Pelatihan

Pelatihan Klasikal adalah bentuk pengembangan kompetensi melalui kegiatan yang menekankan
pada proses pembelajaran tatap muka di dalam kelas. Pelatihan klasikal dapat dilakukan dalam
jalur :

1. Pelatihan struktural kepemimpinan


2. Pelatihan manajerial
3. Pelatihan teknis
4. Pelatihan Fungsional
5. Pelatihan Sosial Kultural
6. Seminar/konferensi/ sarasehan
7. Workshop atau lokakarya
8. Kursus
9. Penataran
10. Bimbingan Teknis
11. Sosialisasi

2
12. Jalur Pengembangan Kompetensi dalam bentuk pelatihan klasikal lainnya

Bentuk Pelatihan Non Klasikal melalui kegiatan yang menekankan pada proses pembelajaran
praktik kerja dan /atau pembelajaran di luar kelas. Pelatihan non klasikal dapat dilakukan dalam
jalur :

1. Coaching
2. Mentoring
3. e-learning
4. Pelatihan jarak jauh (distance learning)
5. Detasering (secondment)
6. Pembelajaran alam terbuka (outbond)
7. Patok banding (bencmarking)
8. Pertukaran antara PNS dengan pegawai swasta/badan usaha milik negara/badan usaha milik
daerah
9. Belajar mandiri (self development)
10. Komunitas belajar (community of practices)
11. Bimbingan di tempat kerja
12. Magang/praktik kerja dan
13. Jalur Pengembangan Kompetensi dalam bentuk pelatihan non klasikal lainnya

b. PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

Berdasarkan Peraturan Lembaga Adminitrasi Negara Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pengembangan
Kompetensi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja, Pengembangan Kompetensi terdiri atas :

a. Pelatihan klasikal dan


b. Pelatihan non klasikal

Pelatihan Klasikal adalah bentuk pengembangan kompetensi melalui kegiatan yang menekankan
pada proses pembelajaran tatap muka di dalam kelas. Pelatihan klasikal dapat dilakukan dalam jalur
:

1. Pelatihan/Seminar/konferensi/ sarasehan
2. Workshop atau lokakarya
3. Kursus
4. Penataran
5. Bimbingan Teknis dan/atau
6. Sosialisasi

Bentuk Pelatihan Non Klasikal melalui kegiatan yang menekankan pada proses pembelajaran praktik
kerja dan /atau pembelajaran di luar kelas. Pelatihan non klasikal dapat dilakukan dalam jalur :

1. Coaching
2. Mentoring
3. e-learning
4. Pelatihan jarak jauh (distance learning)
5. Belajar mandiri (self development)
6. Komunitas belajar (community of practices)
7. Bimbingan di tempat kerja

3
1. DASAR PELAKSANAAN
a. Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara ;
b. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah;
d. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil;
e. Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 10 tahun 2018 tentang Pengembangan
Kompetensi Pegawai Negeri Sipil;
f. Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pengembangan
Kompetensi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja;
g. Peraturan Wali Kota Medan Nomor 49 Tahun 2021 tentang Pengembangan Kompetensi
di lingkungan Pemerintah kota Medan
h. Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 15 Tahun 2016 tentang Pembentukan Perangkat
Daerah Kota Medan;
i. Peraturan Walikota Medan Nomor 1 Tahun 2017 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas dan Fungsi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan;
j. Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 4 Tahun 2022 tentang Perubahan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Medan Tahun Anggaran 2022.

2. TUJUAN
Tujuan dari kegiatan Laporan Pengembangan Kompetensi adalah menghimpun semua
kegiatan pengembangan kompetensi yang telah dilakukan oleh Badan Kepegawaian Daerah
dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kota Medan Tahun Anggaran 2022 sehingga
diperoleh dokumen Laporan Pengembangan Kompetensi Tahun Anggaran 2022.

3. SASARAN
Sasaran dari kegiatan Laporan Pengembangan Kompetensi adalah seluruh kegiatan
pengembangan kompetensi yang dilaksanakan oleh Bidang Pengembangan Sumber Daya
Manusia Badan Kepegawaian Daerah dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kota
Medan Tahun Anggaran 2022.

4. JADWAL PELAKSANAAN DAN TEMPAT KEGIATAN


Kegiatan Laporan Pengembangan Kompetensi dilaksanakan pada bulan Desember 2022
bertempat di Badan Kepegawaian Daerah dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kota
Medan.

5. SARANA DAN PRASARANA YANG DIBUTUHKAN


• Perangkat Komputer yang kompatibel

4
• Jaringan internet yang memadai

6. PEMBIAYAAN
Pembiayaan dalam pelaksanaan kegiatan Laporan Pengembangan Kompetensi Tahun
Anggaran 2022 dibebankan pada Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kota Medan Tahun Anggaran 2022 DPA Badan Kepegawaian Daerah dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Kota Medan.

7. PENUTUP
Demikian Kerangka Acuan Kerja Kegiatan Laporan Pengembangan Kompetensi Tahun
Anggaran 2022 ini disusun, agar pelaksanaan kegiatan dapat terselenggara dengan baik dan
terencana sehingga diperoleh dokumen Laporan Pengembangan Kompetensi Tahun
Anggaran 2022 .

Medan,

Anda mungkin juga menyukai