Cara menggunakan canting yaitu meletakkan telapak tangan kiri di bawah kain putih dan persis pada motif yang akan dibatik dengan jari-jari mengembang membentuk cekungan seperti mangkuk. Tangan kanan memegang tangkai canting dengan kedua ujung ibu jari dan jari telunjuk. Posisi tangkai canting di bawah dan di dalam telapak tangan kanan, dengan jari kelingking bertumpu menyingggung kain putih di atas telapak tangan kiri. Cara mengambil malam cair dari wajan supaya diusahakan agar badan canting dengan tangkainya dalam keadaan miring dan mulut canting pada posisi masuk ke dalam malam cair. Hal ini sama dengan gerakan menggayung (nyidhuk). Usahakan paruh canting tidak menyinggung wajan. Jika malam sudah lama dipanaskan, maka pada dasar wajan akan ada endapan intip atau kotoran malam. Bila canting mengenai dasar wajan maka intip atau kotoran akan menempel pada canting, dan akan mengotorinya. Setelah canting terisi malam cair, angkatlah canting dengan mengoleskan bagian bawah canting pada wajan bibir atas atau pada tepi kolong yang ada dalam wajan, supaya kelebihan malam cair yang menempel di canting tidak menetes. Setelah diangkat sebelum dibatikkan, tiuplah paruh canting sampai berbunyi. Meniup ini pertama untuk menghindari kelebihan malam yang berada di ujung paruh, atau kalau tidak berbunyi berarti lubang paruh canting tersumbat oleh kotoran malam. Untuk membuka lubang paruh, masukkan seutas ijuk dan gerak-gerakkan sehingga malam cair akan mengalir keluar. Memegang canting supaya ditegakkan sedikit untuk mengerem malam cair tidak mengalir keluar. Untuk membuka paruh canting yang tersumbat ada juga yang menggunakan kawat tembaga dari kabel listrik yang kecil, dengan pertimbangan jika menggunakan ijuk kadang dapat terputus di paruh canting. Membatik adalah menggoreskan paruh canting pada kain putih. Pada waktu membatik, ujung paruh canting dalam keadaan Iebbih rendah, dari posisi sebelumnya, supaya malam cair dapat mengalir keluar dengan lancar. Di sini yang perlu diperhatikan adalah mengendalikan keluarnya malam dari paruh canting. Dengan cara menundukkan dan menegakkan posisi canting maka akan dapat mengatur keluarnya malam cair. Fungsi utama malam adalah menutup bagian kain putih supaya tidak kemasukan zat warna dalam proses pewarnaan berikutnya. Penutupan malam ini diharapkan malam dapat menutup rapat dan tidak patah. b. Cara membatik klowong Membatik klowong baik batik ngrengreng atau nerusi, malam tidak boleh tipis. Misalnya bila membatik dengan malam terlalu panas, maka akan mendapatkan bekas malam tipis dan melebar dan malam tersebut meresap jauh dalam pada serat kain putih. Keadaan seperti ini berpengaruh pada proses pemberian zat warna, yaitu zat warna akan dapat menembus dan mewarnai kain putih, sebab tipisnya malam tidak dapat menutup sempurna kain putih. Bila saat dipakai membatik malam cukup panasnya, tetapi menggoreskannya canting terlalu cepat, maka akan mendapat bekas malam tipis juga. Kejadiannya akan sama seperti apabila malam terlalu panas yaitu zat warna masih akan menembus dan mewarnai kain putih. Dan kemungkinan malam canting akan menetes jatuh pada kain putih. Bila saat dipakai membatik malam kurang panas, maka hasil goresan malam akan kurang melekat pada kain putih, mudah patah dan mudah gugur. Kejadian seperti ini juga akan menyebabkan zat warna akan menembus kain yang disebaliknya. Bila malam cair panas dan goresannya dapat dikendalikan, tetapi hasil goresan malam- nya tipis dan melebar, maka perlu dipertanyakan kualitas malam-nya. Untuk mengatasinya, tambahkan atau masukkan potongan malam tawon pada malam cair. Masukkan sebentar, biarkan malam tawon mencair sedikit, angkatlah malam tawon. Aduk-aduk malam cair di wajan dan malam dapat digunakan untuk membatik seterusnya.