Anda di halaman 1dari 2

Cara yang Benar dalam Menggunakan Canting

a. Cara menggunakan canting


Cara menggunakan canting yaitu meletakkan telapak tangan kiri di bawah kain putih dan
persis pada motif yang akan dibatik dengan jari-jari mengembang membentuk cekungan
seperti mangkuk. Tangan kanan memegang tangkai canting dengan kedua ujung ibu jari dan
jari telunjuk. Posisi tangkai canting di bawah dan di dalam telapak tangan kanan, dengan jari
kelingking bertumpu menyingggung kain putih di atas telapak tangan kiri.
Cara mengambil malam cair dari wajan supaya diusahakan agar badan canting dengan
tangkainya dalam keadaan miring dan mulut canting pada posisi masuk ke dalam malam
cair. Hal ini sama dengan gerakan menggayung (nyidhuk). Usahakan paruh canting tidak
menyinggung wajan. Jika malam sudah lama dipanaskan, maka pada dasar wajan akan ada
endapan intip atau kotoran malam. Bila canting mengenai dasar wajan maka intip atau
kotoran akan menempel pada canting, dan akan mengotorinya.
Setelah canting terisi malam cair, angkatlah canting dengan mengoleskan bagian bawah
canting pada wajan bibir atas atau pada tepi kolong yang ada dalam wajan, supaya kelebihan
malam cair yang menempel di canting tidak menetes.
Setelah diangkat sebelum dibatikkan, tiuplah paruh canting sampai berbunyi. Meniup ini
pertama untuk menghindari kelebihan malam yang berada di ujung paruh, atau kalau tidak
berbunyi berarti lubang paruh canting tersumbat oleh kotoran malam. Untuk membuka
lubang paruh, masukkan seutas ijuk dan gerak-gerakkan sehingga malam cair akan mengalir
keluar. Memegang canting supaya ditegakkan sedikit untuk mengerem malam cair tidak
mengalir keluar. Untuk membuka paruh canting yang tersumbat ada juga yang
menggunakan kawat tembaga dari kabel listrik yang kecil, dengan pertimbangan jika
menggunakan ijuk kadang dapat terputus di paruh canting.
Membatik adalah menggoreskan paruh canting pada kain putih. Pada waktu membatik,
ujung paruh canting dalam keadaan Iebbih rendah, dari posisi sebelumnya, supaya malam
cair dapat mengalir keluar dengan lancar. Di sini yang perlu diperhatikan adalah
mengendalikan keluarnya malam dari paruh canting. Dengan cara menundukkan dan
menegakkan posisi canting maka akan dapat mengatur keluarnya malam cair. Fungsi utama
malam adalah menutup bagian kain putih supaya tidak kemasukan zat warna dalam proses
pewarnaan berikutnya. Penutupan malam ini diharapkan malam dapat menutup rapat dan
tidak patah.
b. Cara membatik klowong
 Membatik klowong baik batik ngrengreng atau nerusi, malam tidak boleh tipis. Misalnya
bila membatik dengan malam terlalu panas, maka akan mendapatkan bekas malam tipis
dan melebar dan malam tersebut meresap jauh dalam pada serat kain putih. Keadaan
seperti ini berpengaruh pada proses pemberian zat warna, yaitu zat warna akan dapat
menembus dan mewarnai kain putih, sebab tipisnya malam tidak dapat menutup
sempurna kain putih.
 Bila saat dipakai membatik malam cukup panasnya, tetapi menggoreskannya canting
terlalu cepat, maka akan mendapat bekas malam tipis juga. Kejadiannya akan sama
seperti apabila malam terlalu panas yaitu zat warna masih akan menembus dan
mewarnai kain putih. Dan kemungkinan malam canting akan menetes jatuh pada kain
putih.
 Bila saat dipakai membatik malam kurang panas, maka hasil goresan malam akan
kurang melekat pada kain putih, mudah patah dan mudah gugur. Kejadian seperti ini
juga akan menyebabkan zat warna akan menembus kain yang disebaliknya.
 Bila malam cair panas dan goresannya dapat dikendalikan, tetapi hasil goresan malam-
nya tipis dan melebar, maka perlu dipertanyakan kualitas malam-nya. Untuk
mengatasinya, tambahkan atau masukkan potongan malam tawon pada malam cair.
Masukkan sebentar, biarkan malam tawon mencair sedikit, angkatlah malam tawon.
Aduk-aduk malam cair di wajan dan malam dapat digunakan untuk membatik
seterusnya.

Anda mungkin juga menyukai