Anda di halaman 1dari 51

Analisa Perbandingan Metode Konvensional,

Desklab Dan Bondek


Pada Pekerjaan Bekisting Jembatan Girder
Tipe I Pada Proyek Jalan Tol Bogor – Ciawi –
Sukabumi
Nama : Fahmi Alam Abdillah
NIM : 2265490002
Latar belakang
 Semakin meningkatnya pembangunan infrastruktur di Indonesia,
seiring dengan perkembangan teknologi konstruksi yang bervariasi
menjadikan alternatif yang cukup baik dalam pembangunan akhir-
akhir ini. Keterbatasan sumber daya yang ada menjadi tolak ukur yang
dipertimbangkan dalam pemilihan metode maupun material yang akan
digunakan dalam pelaksanaan konstruksi. Bila dilihat dari sudut
pandang kontraktor, biaya yang dikeluarkan menjadi salah satu faktor
yang sangat berpengaruh dalam pelaksanaan konstruksi, oleh karena itu
pemilihan metode yang digunakan perlu diteliti secara matang
Latar belakang
 Dalam penelitian ini, peneliti ingin membahas
tentang beberapa alternatif pemasangan
bekisting yang akan dipasang pada struktur
plat lantai antara girder di dalam jembatan
beton
Tujuan Penelitian
Pada penelitian ini dilakukan analisis
biaya untuk beberapa metode pembuatan
bekisting lantai jembatan yaitu metode
konvensional, metode bondek, dan
metode Deckslab Precast
Aspek Utama Bekisting
 Dalam merancang dan membangun bekisting ada 3 (tiga) aspek utama,
yaitu:
1. Kualitas : Bekisting yang dibuat harus kuat dalam menahan beban
pada saat pengecoran, serta bentuk, ukuran, posisi harus dibuat
menyesuaikan bangunan, sehingga tidak ada kesalahan pada saat
pelaksanaan yang mengakibatkan rusaknya mutu beton.
2. Keselamatan : Selain bekisting dibuat untuk menahan beban saat
pengecoran, bekisting juga harus dibuat dengan faktor keamanan yang
cukup, sehingga dapat menghindari keruntuhan yang berbahaya bagi
para kerja dan konstruksi beton itu sendiri.
Jenis Metode Pekerjaan Bekisting
Jembatan Girder Tipe I
 1. Metode Pemasangan Bekisting Bondek →
Metode Utama
 2. Metode Pemasangan Bekisting Konvensional
 3. Metode Pemasangan Bekisting Deckslab
 Precast
Metode
 1. Metode Pemasangan Bondek
 Metode bondek merupakan pengganti
bekisting kayu yang dipasang secara
permanen pada pelat, dengan mengganti
tulangan bawah menjadi pelat bondek
dengan harapan mampu menghemat besi
tulangan dan bekisting bawahnya.
Tulangan atas bisa dibuat dalam bentuk
batangan atau bisa juga diganti dengan
besi wiremesh atau besi tulangan ulir agar
lebih cepat dalam pemasangannya. Serta
metode pemasangannya dianggap lebih
mudah daripada menggunakan bekisting
kayu. Penggunaan bondek ini diharapkan
dapat mempercepat waktu pembuatan
pelat lantai bila dibandingkansecara kayu.
Tahapan Metode Bondek
 1. Persiapkan Alat dan Material Bangunan  3. Memasukkan Kawat Penopang
 Pastikan dahulu bahwa semua peralatan dan  Berikutnya, pasang kawat penyangga
material konstruksi yang diperlukan sudah di bagian tepi balok penopang yang
tersedia di lokasi konstruksi. Material yang telah selesai dibuat. Kawat penyangga
wajib ada dalam proses penyusunan bondek ini berfungsi sebagai
adalah lembaran bondek, kawat pengikat wiremesh yang dipasang
penyangga, wiremesh, dan bahan bangunan nantinya. Berikan jarak selebar 1,5
untuk coran. Siapkan juga pita pengukur meter antar kawat penyangganya dan
supaya penyusunan bondeknya lebih presisi. pastikan posisinya sudah rata supaya
bondeknya tidak miring saat dipasang.
 2. Membuat Balok Penyangga
 4. Memulai Memasang Bondek
 Mulailah membangun balok penyangga
terlebih dahulu sebagai menopang  Setelah seluruh bagian penyangganya
bondeknya. Balok penyangga yang tepat terpasang, mulailah memasang bondek
biasanya tergantung pada jenis atau standar dengan cara menggelarnya. Posisi
bondek yang akan digunakan. Rekatkan bondek harus berada sejauh 2,5 cm
balok penyangga ke lantai rumah dengan dari sisi balok penopang. Pastikan sisi
cara dicor agar tidak mudah goyah bondek yang terpasang tidak terbalik
antara bagian atas dan bawahnya.
Tahapan Metode Bondek
 5. Menutup Bagian Berlubang pada  7. Merapikan Area Bawah Bondek
Bondek
 bagian bawah bondek sebelum
 beberapa bagian yang berlubang di memasang wiremesh atau tulangan besi.
bagian tengah dan sampingnya. Lubang Rapikan bagian semen atau material
tersebut berperan sebagai penopang bangunan yang tercecer dari sisa
kolom lantai atas pada sebuah bangunan. pengecoran sebelumnya agar hasilnya makin
Tutupi bagian yang berlubang tersebut mulus.
dengan semen sebelum lanjut ke langkah
berikutnya.  8. Pasang Wiremesh dan Stek
 6. Mengunci Bondek dengan Paku  waktunya untuk memasang wiremesh untuk
menyangga lantai di tingkat atas bangunan.
 Bondek yang sudah dipasang harus
Pasanglah serapi mungkin dan berikan jarak
dikunci erat dengan menggunakan paku.
1,5 cm antara bondek dan wiremesh.
Langkah ini diperlukan supaya bondek
Setelahnya, kaitkan wiremesh dengan stek
tidak bergeser atau goyang ketika dicor.
Cara menguncinya, tutup lubang-lubang atau kawat besi supaya ikatan antara lantai
kecil yang terdapat di beberapa bagian dan balok lebih kuat dan tidak mudah
bondek dengan paku. bergeser.
Tahapan Metode Bondek
 9. Memasang Bekisting  11. Melakukan Finishing pada Lantai
 Bekisting merupakan cetakan untuk
pengecoran yang tersedia dalam bentuk  Setelah selesai dicor, bisa dipasang lantai
kolom, dinding, balok, atau pelat. Cara di bagian atas sebuah bangunan. Jangan
memasang bekisting sangat mudah, Anda sampai melupakan satu langkah sedikit
hanya perlu menempelkan papan di tepi
balok penyangga dengan paku. Kaitkan paku pun dalam cara pasang bondek di atas.
yang ditancap di bagian luar papan Proses ini pun harus dilakukan dengan
dengan wiremesh supaya bekistingnya lebih memperhatikan detail berupa kerapian
kuat.
susunan bondek dan wiremesh agar tetap
rapi. Penting pula untuk memastikan
 10. Memulai Lakukan Pengecoran bahwa susunan bondek yang dipasang
 Apabila bondek sudah selesai disusun, maka sudah kokoh dan tidak akan bergeser
bisa melakukan pengecoran di atasnya. sebelum mulai melakukan pengecoran.
Tuangkan coran di bagian atas bondek
secara rapi dan perlahan. Anda tidak perlu
melepaskan bondek dari coran apabila
sudah selesai. Hasil coran pun tetap kuat
dan strukturnya terlihat mulus saat dilihat.
Metode

2. Metode Pemasangan Deckslab

 Deckslab merupakan elemen non-


struktural yang berfungsi sebagai
lantai kerja dan bekisting bagi plat
lantai jembatan. Struktur lantai
metode deckslab adalah pekerjaan
plat lantai beton bertulang dengan
cara separuh precast dan
separuhnya lagi dibuat ditempat.
Alasan hanya dibuat separuh precast
karena menyesuaikan beban
maksimal yang masih aman diangkat
olehcrane.
Tahapan Metode Deck Slab
 1. Fabrikasi  - Bekisting untuk slab Kantilever.
 → Fabrikasi bekisting  a. Siapkan lahan fabrikasi, bersihkan
 permukaan.
Slab deck pada jalur layang ini terdiri dari 4
tumpuan pada bentang pendeknya, yaitu  b. Potong plywood sesuai dengan ukuran
menumpu pada 4 girder. Terdapat bentang
slab yang menopang pada girder di kedua kantilever typikal dan area lengkung.
ujungnya (bentang tengah) dan 2 slab  c. Beri tanda pada bekisting sesuai
jenis kantilever. Untuk slab tengah dengan lokasi pemasangan bekisting.
menggunakan dek baja bergelombang,
sedangkan untuk slab kantilever dengan  d. Angkut dengan menggunakan truk
metode konvensional dengan menuju lokasi dan diangkat ke dekat
menggunakan bekisting plywood yang lokasi menggunakan crane
menumpu pada perancah kantilever.
Perancah kantilever menggunakan
bracket kentilever yang digantung pada
girder tepi.
Tahapan Metode Deck Slab
 → Steel deck / dek baja untuk slab tengah  → Pemasangan Bekisting Slab Kantilever

 - Steel deck diprefab di pabrik sesuai  - Pasang scaffolding sebagai akses kerja ke atas deck
dengan ukuran pada cutting list.  - Pasang perancah kantilever pada slab bentang tepi
 - Angkut dengan menggunakan truk menuju  → Pemasangan Dek Baja Bergelombang
lokasi dan diangkat ke dekat lokasi  - Pasang scaffolding sebagai akses kerja ke atas
menggunakan crane. deck
 → Fabrikasi Tulangan  - Pasang dek baja bergelombang sebagai bekisting
pada bentang slab bagian antar girder. Angkat
 Tulangan slab yang arah melintang dan stek dengan crane lalu disusun dengan manual oleh
dinding parapet difabrikasi di lokasi fabrikasi pekerja
besi. Ukuran dan diameter besi rangkaian  - Ujung-ujung panel harus dimatikan/dipaku
sesuai dengan shop drawing. dengan paku beton hingga masuk pada
bekisting kira-kira 2,5 cm
 - Ambil baja tulangan dari stockyard
 - Pada saat dek baja dipasang sebagai bentang
 - Potong besi sesuai bestat dengan alat bar menerus dan balok tumpuan dicor
cutter  - pada waktu yang berbeda maka stek/angkur
 - Bengkok besi sesuai dengan ukuran pada harus ditanam pada balok tumpuan. Buatlah
lubang pada panel tepat pada stek/angkur
shop drawing dengan alat bar bender tersebut. Stek/angkur dimasukkan melalui
lubang ini, kemudian dibengkokkan dan
dimatikan / paku dengan menggunakan paku
beton
Tahapan Metode Deck Slab
 - Tutup ujung rusuk - Pasang lapisan bawah tulangan 2
 - Pasang self tapping dan drilling screw arah, jarak dan jumlah sesuai shop
pada sambungan antar panel drawing
 - Pasang penahan geser - - Pasang cakar ayam, jarak dan
jumlah sesuai shop drawing
 - Perhatikan agar dek baja tidak tertiup
angin kencang - - Pasang lapisan atas tulangan 2
arah, jarak dan jumlah sesuai shop
 - Pasang coduit/sparing (plumbing,
drawing
instalasi listrik, instalasi elektronika.
fasop) jika ada - - Penulangan dihubungkan dengan
shear connector jika ada
 → Penulangan
- - Pasang stek/embedded dinding
 - Proses penulangan dapat dilakukan prefab precast parapet
maupun dirangkai dilokasi pekerjaan.
- - Agar dilihat metode pelaksanaan
 - Pasang beton deking pada bagian selimut parapet. Jika ada stop cor untuk
beton bawah sambungan dengan precast parapet
agar dipasang kawat ayam atap stop
cor
Tahapan Metode Deck Slab
 → Pengecoran b. Pelaksanaan Pengecoran
 a. Persiapan - Pengecoran dilakukan menggunakan concrete mixer dan
concrete pump atau crane + bucket cor. Concrete pump
 - Tutup gap antar sisi-sisi panel dek baja dengan atau crane disetel di badan jalar raya dan dilakukan
menggunakan pita perekat pengalihan/rekayasa lalu lintas.
 - Untuk memperoleh sambungan panel yang baik dan - Mutu beton yang digunakan adalah K-350
dasar panel yang rata, maka sisi-sisi rusuk panel harus - Pasang papan untuk digunakan sebagai jalur laul lintas
disambung secara sempurna dengan maksimum jarak pekerja Pastikan tidak ada penumpukan beton pada saat
1,2 m. Alternatif yang dapat digunakan: pengecoran
 - Las cantum - Penggunaan concrete vibrator harus dilakukan secara
merata dengan waktu dan jarak sedemikian agar tidak
 - Rivet 5 mm dia.
terdapat rongga kosong pada saat beton telah mengeras.
 - Sekrup self drilling / tapping - Agar diperhatikan jika disyaratkan ada slopping ke arah
drain agar dikondisikan kemiringannya sedemikian rupa
 - Setelah pembesian dan bekisting telah selesai
dilaksanakan dan disetujui oleh MK maka kegiatan - Ratakan permukaan beton dengan roskam
pengecoran dapat mulai dipersiapkan.
 - Cegah pengunaan bahan zat tambahan yang
mengandung calcium chloride karena dapat merusak
lapisan galvanis
 - Tambah riang penyangga sementara jika bentang
terlalu panjang, dapat dilepas setelah umur beton 7 – 14
hari
Tahapan Metode Deck Slab
 Expoansion Joint
 - Setiap antar span slab deck dibuat segmental. penghubung antara segmen slab
deck adalah expansion joint. Expension joint dipasang diantara segmen slab yang
sudah dicor yang mana sebelumnya pengecoran slab dibuat stop cor sekitar
masing-masing 25 cm diujung segmen
kompetiter metode tsb (metode sejenis)

3. Metode Pemasangan Bekisting


Konvensional (Kayu)
 Bekisting konvensional adalah bekisting
yang mudah dipasang maupun dibongkar
menjadi bentuk asli maupun bentuk
lainnya, hal ini dikarenakan materialnya
terdiri dari kayu papan/ plywood
sedangkan tumpuan penopang konstruksi
menggunakan kayu balok ataupun
penopang scaffolding dari besi. Bekisting
ini sangat mudah diaplikasikan pada
bentuk bangunan sederhana. Sistem kayu
adalah sistem pengecoran yang dilakukan
di tempat proyek/lapangan.
Tahapan Metode Konvensional
 1. Menentukan bentuk dari konstruksi beton yang dibuat
 2. Memikul dengan aman beban yang ditimbulkan oleh spesi beton serta
beban luar lainya yang menyebabkan perubahan bentuk pada beton.
Namun perubahan ini tidak melampui batas toleransi yang ditetapkan
 3. Bekisting harus dapat dengan mudah dipasang, dilepas dan dipindahkan.
Mempermudah proses produksi beton masal dalam ukuran yang sama
Peralatan yang Digunakan

 Peralatan mempunyai peran penting guna


kelancaran proses pelaksanaan pekerjaan.
Berdasarkan kapasitasnya, peralatan dibagi
menjadi peralatan berat dan peralatan ringan.
Contoh peralatan berat antara lain : Hydraulic
Crane, Crawler Crane, dll. Contoh peralatan
ringan antara lain : Scaffolding, Gerinda, dll.
Begitu juga dengan sistem beton precast.
Meskipun precast dibuat di pabrik, namun
untuk proses pengiriman dan pemasangan
menggunakan alat bantu berupa peralatan
konstruksi. Kejelian dalam pemilihan dan
perencanaan penggunaan peralatan dapat
mengakibatkan efisiensi yang tenntunya akan
berpengaruh besar terhadap biaya pelaksanaan.
Perbandingan metode Pemasangan Bekisting Konvensional (Kayu)
dibandingkan dengan metode Pemasangan Deckslab dan Metode
Pemasangan Bondek

Analisa Harga Bekisting Bondek


 Analisa Biaya Metode
Konvensional
• Panjang bentang jembatan
20,6 meter
• Lebar bekisting antar girder 1,6
meter
Pada metode bekisting Bondek
sesuai Dengan perhitungan analisa
biaya yang ditunjukan pada tabel
disamping didapatkan Total biaya
pengerjaan bekisting Bondek
dalam satuan m2 yaitu sebesar Rp.
236.835.
Perbandingan metode Pemasangan
Bekisting Konvensional (Kayu)
dibandingkan dengan metode
Pemasangan Deckslab dan Metode
Pemasangan Bondek

 Analisa Harga Bekisting Deckslab Precast


• Panjang bentang jembatan 20,6 meter
• Lebar bekisting antar girder 1,6 meter
Pada metode bekisting Bondek sesuai
Dengan perhitungan analisa biaya yang
ditunjukan pada tabel disamping didapatkan
Total biaya pengerjaan bekisting Bondek
dalam satuan m2 yaitu sebesar Rp. 1069.303
Perbandingan metode Pemasangan Bekisting Konvensional (Kayu)
dibandingkan dengan metode Pemasangan Deckslab dan Metode
Pemasangan Bondek
 Analisa Biaya Metode Konvensional

• Bentang jembatan panjangnya = 20,6 meter


• Lebar bekisting antar girder = 1,6 meter
• Lebar antar frame scaffolding = 1,8 meter
Pada metode bekisting konvensional sesuai
Dengan perhitungan analisa biaya yang di-
Tunjukan pada tabel disamping didapatkan
Total biaya pengerjaan bekisting konvensio-
nal dalam satuan m2 yaitu sebesar Rp. 401.
228.
Analisis Waktu Pengerjaan Metode Bondek
Analisis Waktu Per 5 Meter
1. Pekerjaan Bondek
 Pada pekerjaan bondek pelat lantai
tenaga kerja yang digunakan adalah
sebanyak 15 orang. Adapun contoh
2. Pekerjaan Pembesian (Wiremesh)
perhitungan durasi pekerjaan bondek
 Pada pekerjaan pembesian pelat
lantai adalah sebagai berikut.
lantai tenaga kerja yang digunakan
 koefisien tenaga kerja : adalah sebanyak 15 orang. Adapun
 Pekerja = 0,080 OH contoh perhitungan durasi pekerjaan
pembesian per 10 kawat baja
 Tukang besi = 0,040 OH
(wiremesh) adalah sebagai berikut.
 Kepala Tukang = 0,004 OH
 koefisien tenaga kerja :
 Mandor = 0,008 OH  Pekerja = 0,025 OH
 Tukang besi = 0,025 OH
 Koefisien tukang besi = 0,040 OH
 Kepala Tukang = 0,025 OH
 Mandor = 0,001 OH
Analisis Waktu Pengerjaan Metode Bondek

Maka Per 5 meter dibutuhkan waktu 5 hari,


3. Pekerjaan Beton maka total waktu nya yaitu 1 hari / 1 meter,
 Pada pekerjaan beton pelat lantai tenaga kerja maka dengan panjang jembatan 20,6 meter
yang digunakan adalah sebanyak 20 orang. maka total waktu yang diperlukan adalah
Adapun contoh perhitungan durasi pekerjaan 20,6 hari atau 21 hari.
beton dengan ready mix pelat lantai adalah
sebagai berikut.
 koefisien tenaga kerja :
 Pekerja = 1,000 OH
 Tukang batu = 0,250 OH
 Kepala Tukang = 0,025 OH
 Mandor = 0,100 OH
 Koefisien tukang batu = 0,250 OH
Analisis Waktu Pengerjaan Metode Deckslab
Analisis Waktu Per 5 Meter
1. Pekerjaan Fabrikasi
 Pada pekerjaan bondek pelat lantai
tenaga kerja yang digunakan adalah
sebanyak 15 orang. Adapun contoh
2. Pekerjaan Pembesian (Wiremesh)
perhitungan durasi pekerjaan bondek
 Pada pekerjaan pembesian pelat
lantai adalah sebagai berikut.
lantai tenaga kerja yang digunakan
 koefisien tenaga kerja : adalah sebanyak 15 orang. Adapun
 Pekerja = 0,180 OH contoh perhitungan durasi pekerjaan
pembesian per 10 kawat baja
 Tukang Batu = 0,540 OH
(wiremesh) adalah sebagai berikut.
 Kepala Tukang = 0,104 OH
 koefisien tenaga kerja :
 Mandor = 0,208 OH  Pekerja = 0,125 OH
 Tukang besi = 0,035 OH
 Koefisien tukang besi = 0,140 OH
 Kepala Tukang = 0,085 OH
 Mandor = 0,001 OH
Analisis Waktu Pengerjaan Metode Deckslab

Maka Per 5 meter dibutuhkan waktu 7 hari,


3. Pekerjaan Beton maka total waktu nya yaitu maka dengan
 Pada pekerjaan beton pelat lantai tenaga kerja panjang jembatan 20,6 meter maka total
yang digunakan adalah sebanyak 20 orang. waktu yang diperlukan adalah 28,84 hari
Adapun contoh perhitungan durasi pekerjaan atau 29 hari.
beton dengan ready mix pelat lantai adalah
sebagai berikut.
 koefisien tenaga kerja :
 Pekerja = 1,000 OH
 Tukang batu = 0,250 OH
 Kepala Tukang = 0,025 OH
 Mandor = 0,100 OH
 Koefisien tukang batu = 0,250 OH
Analisis Waktu Pengerjaan Metode Konvensional
Analisis Waktu Per 5 Meter
1. Pekerjaan acuan dan perancah
 Pada pekerjaan bondek pelat lantai
tenaga kerja yang digunakan adalah
sebanyak 15 orang. Adapun contoh
2. Pekerjaan Pembesian (Wiremesh)
perhitungan durasi pekerjaan bondek
 Pada pekerjaan pembesian pelat
lantai adalah sebagai berikut.
lantai tenaga kerja yang digunakan
 koefisien tenaga kerja : adalah sebanyak 15 orang. Adapun
 Pekerja = 0,180 OH contoh perhitungan durasi pekerjaan
pembesian per 10 kawat baja
 Tukang kayu = 0,540 OH
(wiremesh) adalah sebagai berikut.
 Kepala Tukang = 0,104 OH
 koefisien tenaga kerja :
 Mandor = 0,208 OH  Pekerja = 0,125 OH
 Tukang besi = 0,035 OH
 Koefisien tukang kayu = 0,240 OH
 Kepala Tukang = 0,085 OH
 Mandor = 0,001 OH
Analisis Waktu Pengerjaan Metode Konvensional

Maka Per 5 meter dibutuhkan waktu 10


3. Pekerjaan Beton hari, maka total waktu nya yaitu maka
 Pada pekerjaan beton pelat lantai tenaga kerja dengan panjang jembatan 20,6 meter maka
yang digunakan adalah sebanyak 20 orang. total waktu yang diperlukan adalah 41,2
Adapun contoh perhitungan durasi pekerjaan hari atau 42 hari.
beton dengan ready mix pelat lantai adalah
sebagai berikut.
 koefisien tenaga kerja :
 Pekerja = 1,000 OH
 Tukang batu = 0,250 OH
 Kepala Tukang = 0,025 OH
 Mandor = 0,100 OH
 Koefisien tukang batu = 0,250 OH
Analisis Waktu Pengerjaan 3 Metode

• Bentang jembatan panjangnya = 20,6 meter


• Lebar bekisting antar girder = 1,6 meter
• Lebar antar frame scaffolding = 1,8 meter

Metode Bondek : 21 hari


Metode Deckslab : 29 hari
Metode Konvesional : 42 hari

Metode Bondek memiliki waktu yang lebih singkat dibanding metode yang lainnya.
Rekapitulasi Biaya Bekisting Pelat Lantai

 Berdasarkan hasil analisis biaya yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa biaya yang
dikeluarkan dari penggunaan metode bondek lebih efisien bila dibandingkan dengan
biaya yang dikeluarkan oleh metode konvensional dan deckslab precast
Hasil Analisis (Kesimpulan)

 Metode bekisting bondek menjadi alternatif bekisting


pelat yang digunakan karena material bondek mudah
didapatkan dan pelaksanaan metode bondek sangat
dimungkinkan untuk dilaksanakan, namun membutuhkan
ketelitian dalam proses pemasangannya.
 Penempatan material bekisting harus dilakukan pada
tempat yang sesuai, dan menghindari kontak langsung
dengan cuaca karena akan mempengaruhi kualitas dari
bekisting tersebut.
Contoh Proyek Luar Negeri
 Floor Deck / Metode Bondek pada proyek Gudang Malaysia
Video Pemasangan Metode Floor Deck/ Bondek

 https://www.youtube.com/watch?v=j5NBk2BwG0c
ANALISA PERBANDINGAN METODE KONVENSIONAL,
DESKLAB DAN BONDEK PADA PEKERJAAN BEKISTING
JEMBATAN GIRDER TIPE I PADA PROYEK JALAN TOL
BOGOR – CIAWI - SUKABUMI

Disusun Oleh : FAHMI ALAM ABDILLAH

PROGRAM STUDI METODOLOGI PENELITIANDAN STATISTIK


FAKULTAS MAGISTER TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS
PERSADA INDONESIA Y.A.I 2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Semakin meningkatnya pembangunan infrastruktur di Indonesia,
seiring dengan perkembangan teknologi konstruksi yang bervariasi
menjadikan alternatif yang cukup baik dalam pembangunan akhir-akhir
ini. Keterbatasan sumber daya yang ada menjadi tolak ukur yang
dipertimbangkan dalam pemilihan metode maupun material yang akan
digunakan dalam pelaksanaan konstruksi. Bila dilihat dari sudut pandang
kontraktor, biaya yang dikeluarkan menjadi salah satu faktor yangsangat
berpengaruh dalam pelaksanaan konstruksi, oleh karena itu pemilihan
metode yang digunakan perlu diteliti secara matang. Dalam penelitian ini,
peneliti ingin membahas tentang beberapa alternatif pemasangan
bekisting yang akan dipasang pada struktur plat lantai antara girder di
dalam jembatan beton. Pembahasan penulisan sebatas perbandingan
analisa biaya menggunakan bekisting konvensional, pelat bondek dan
deckslab precast. Dengan mengacu pada permasalahan diatas, maka dari
itu peneliti membahas analisa biaya bekisting lantai jembatan
menggunakan girder tipe I Jembatan pada Tol pada studi kasus proyek
Jalan Bogor - Ciawi – Sukabumi.
Jembatan secara umum adalah suatukonstruksi yang berfungsi untuk
menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan
seperti lembah, sungai, danau, saluran irigasi, jalan kereta api, jalan raya
yang melintang tidak sebidang.
Bagian struktur utama dari konstruksi jembatanadalah :
1. Struktur pondasi jembatan pada umumnya adalah struktur pondasi
dalam, bisamerupakan pondasi tiang pancang ataupunpondasi tiang
bor
2. Struktur abutment, yaitu struktur dudukan lantai atau balok jembatan
di sisi tepi
3. Struktur pilar, yaitu struktur dudukan lantaiatau balok jembatan di
sisi tengah
4. Struktur lantai jembatan
5. Struktur kabel, bila konstruksi jembatan adalah merupakan
konstruksi jembatan kabel (cable stayed bridge atau suspension
bridge)
Struktur Oprit, yaitu tanah timbunan di sisi- sisi tepi jembatan yang

1
akan menghubungkan elevasi lantai jembatan dan elevasi jalan sebelum
dan sesudah konstruksi jembatan

1.2. Rumusan Masalah


Pada penelitian ini dilakukan analisis biaya untuk beberapa metode
pembuatan bekisting lantai jembatan yaitu metode konvensional, metode
bondek, dan metode Deckslab Precast.

1.3. Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbandingan
beberapa metode pembuatan bekisting lantai jembatan berdasarkan biaya
yang dikeluarkan.

1.4. Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian ini yiatu mengetahui metode yang lebih
efektif dalam segi biaya untuk melakukan pembuatan bekisting lantai
jembatan.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Precast Concrete I Girder


Precast concrete I girder merupakan bentuk yang paling banyak
digunakan untuk pekerjaan balok jembatan. Profil PCI girder berbentuk
penampang I dengan penampang bagian tengah lebih langsing dari bagian
pinggirnya. PCI girder memiliki penampang yang kecil dibandingkan jenis
girder lainnya, sehingga darihasil analisa merupakan penampang yang paling
ekonomis.

2.2. Pelat Lantai


Pelat lantai merupakan struktur tipis yang dibuat dari beton bertulang
dengan bidang yang arahnya horizontal dan beban yang bekerja tegak lurus
pada bidang struktur tersebut sehingga pada bangunan gedung pelat ini
berfungsi sebagai diafragma atau unsur pengaku horizontal yang sangat
bermanfaat untuk mendukung ketegaran balok portal. Dalam
perencanaannya, pelat lantai harus dibuat rata, kaku dan lurus agar pengguna
gedung dapatdengan mantap memijakan kakinya.
.
2.3. Bekisting
Dalam merancang dan membangun bekistingada 3 (tiga) aspek utama, yaitu:
1. Kualitas : Bekisting yang dibuat harus kuatdalam menahan beban pada
saat pengecoran, serta bentuk, ukuran, posisiharus dibuat menyesuaikan
bangunan, sehingga tidak ada kesalahan pada saat pelaksanaan yang
mengakibatkan rusaknyamutu beton.
2. Keselamatan : Selain bekisting dibuat untuk menahan beban saat
pengecoran, bekisting juga harus dibuat dengan faktor keamanan yang
cukup, sehingga dapat menghindari keruntuhan yang berbahaya bagi
para kerja dan konstruksi beton itusendiri.
Ekonomis : Penggunaan bekisting harus dilakukan secara efisien untuk
meminimalisasi waktu dan biaya pembuatan, sehingga dalam proses
pelaksanaannya bekisting tersebut dapat digunakan berulang untuk
memperolehkeuntungan bagi kontraktor maupun owner(pemilik).

3
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Metode Pemasangan Bekisting Konvensional(Kayu)


Bekisting konvensional adalah bekisting yang mudah dipasang
maupun dibongkar menjadi bentuk asli maupun bentuk lainnya, hal ini
dikarenakan materialnya terdiri dari kayu papan/ plywood sedangkan
tumpuan penopang konstruksi menggunakan kayu balok ataupun
penopang scaffolding dari besi. Bekisting inisangat mudah diaplikasikan
pada bentuk bangunan sederhana. Sistem kayu adalah sistem pengecoran
yang dilakukan di tempat proyek/lapangan.

Gambar 3.1 Potongan Bekisting Konvensional

3.2. Metode Pemasangan Bekisting Konvensional(Kayu)


Deckslab merupakan elemen non-struktural yang berfungsi sebagai
lantai kerja dan bekistingbagi plat lantai jembatan. Struktur lantai metode
deckslab adalah pekerjaan plat lantai beton bertulang dengan cara separuh
precast dan separuhnya lagi dibuat ditempat. Alasan hanya dibuat separuh
precast karena menyesuaikan beban maksimal yang masih aman diangkat
olehcrane.

4
Gambar 3.2 Gambar Potongan Bekisting Deckslab

3.3. Metode Pemasangan Bekisting Konvensional(Kayu)


Metode bondek merupakan pengganti bekisting kayu yang dipasang
secara permanen pada pelat,dengan mengganti tulangan bawah menjadi
pelat bondek dengan harapan mampu menghemat besi tulangan dan
bekisting bawahnya. Tulangan atas bisa dibuat dalam bentuk batangan
atau bisa juga diganti dengan besi wiremesh atau besi tulangan ulir agar
lebih cepat dalam pemasangannya. Serta metode pemasangannya
dianggap lebih mudah daripada menggunakan bekisting kayu.
Penggunaan bondek ini diharapkan dapat mempercepat waktu pembuatan
pelat lantai bila dibandingkansecara kayu.
Seluruh tulisan dalam tugas akhir menggunakan jenis huruf Times
New Roman (ukuran huruf mengacu bab II pada masing-masing bagian).
Ukuran huruf pada tabel, gambar maupun keterangannya disesuaikan.
Khusus pada halaman sampul dan halaman judul, judul penelitian diketik
dengan ukuran huruf maksimal 20. Huruf miring (italic)

5
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisa biaya dilakukan untuk memperoleh perkiraan biaya


pelaksanaan suatu pekerjaan dengan berdasarkan sumber daya yang ada
dan metode pelaksanaan tertentu. Dalam melakukananalisa biaya terlebih
dahulu harus mengetahui spesifikasi yang digunakan dalam perencanaan
konstruksi tersebut.

4.1. Peralatan yang Digunakan


Peralatan mempunyai peran penting guna kelancaran proses
pelaksanaan pekerjaan. Berdasarkan kapasitasnya, peralatan dibagi
menjadi peralatan berat dan peralatan ringan. Contoh peralatan berat
antara lain : Hydraulic Crane, Crawler Crane, dll. Contoh peralatan
ringan antara lain : Scaffolding, Gerinda, dll. Begitu juga dengan sistem
beton precast. Meskipun precast dibuat di pabrik, namun untuk proses
pengiriman dan pemasangan menggunakan alat bantu berupa peralatan
konstruksi. Kejelian dalam pemilihan dan perencanaan penggunaan
peralatan dapat mengakibatkan efisiensi yang tenntunya akan
berpengaruh besar terhadap biaya pelaksanaan.

4.2. Tahap Perkiraan Biaya


Definisi perkiraan biaya adalah memperkirakankemungkinan jumlah
biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan atas
informasi yang tersedia. Perkiraan biaya yang terperinci dilakukan
dengan tahapan menghitung volume dan analisa harga satuan dari
pekerjaan yang harus dilaksanakan, agar nilai pekerjaan dapat
dipertanggung jawabkan secara benar dan optimal.

4.3. Tahap Perhitungan Volume


Volume adalah jumlah total material yang dibutuhkan untuk suatu
pekerjaan. Volume pekerjaan dihitung berdasarkan gambar struktur yang
diperoleh dari proyek pelaksanaan berupa gambar rencana (shop
drawing) pelat lantai. Untuk menghitung volume pekerjaan dilakukan
secara matematis dengan menggunakan rumus geometri. Pelat lantai
jembatan Proyek Tol Bogor-Ciawi- Sukabumi ini memiliki bentang 20,6
meter.

6
4.4. Analisa Biaya Metode Konvensional
Analisa biaya material dalam m2 :
• Bentang jembatan panjangnya = 20,6 meter
• Lebar bekisting antar girder = 1,6 meter
• Lebar antar frame scaffolding = 1,8 meter
Analisa:
1. Untuk pego film/plywood 20 mm dibutuhkan
𝐵𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐽𝑒𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛
=
𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑆𝑐𝑎𝑓𝑜𝑙𝑑𝑖𝑛𝑔
20,6 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
=
1,8 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

= 12 meter
Dimana 1 pego film mewakili 1 lembar plywood, maka 12 pego film
mewakili 12 lembar plywood.
Dimensi plywood per lembar yaitu 1,2 m x 2,4 m = 2,88 m2
Untuk kebutuhan tiap m2 maka,
𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑙𝑦𝑤𝑜𝑜𝑑
=
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑟𝑒𝑎
= 12 × 2,88 𝑚2
(20,6×1,6)

= 1,0485 m2 ~ 0,3641 lembar


Karena bekisting konvensional ini menggunakan 4x pemakaian, maka:
0,3641
Volume plywood = 4
= 0,0910 lembar
2. Kebutuhan paku (0,013 kg/m2) (PerMen No. 11-PRT-M-2013), maka 11-
PRT-M-2013), maka
= 𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑘𝑢 × 𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑏𝑒𝑘𝑖𝑠𝑡𝑖𝑛𝑔 × 1𝑚
= 0,015 × (1,6 × 1)
Volume paku = 0,0240 kg
Namun untuk satu batang besi hollow
7
memiliki panjang 6m,
maka kebutuhan besi hollow
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑠𝑖 ℎ𝑜𝑙𝑙𝑜𝑤
=
𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑜𝑙𝑙𝑜𝑤
13,2
=
6
= 2,2 batang.
Karena bekisting ini digunakan sampai 4x pemakaian maka,
2,2
= × 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑙𝑦𝑤𝑜𝑜𝑑
4

Volume besi hollow


= 2,2 × 0,3641 = 0,2002 batang.
4

Analisa biaya tenaga kerja dalam m2 :


• Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkandiasumsikan 11 orang
• Waktu pelaksanaan 7 hari
• Biaya tenaga kerja untuk 1 m2 yaitu 17.500
• Upah tukang perhari Rp. 121.000, upahmandor Rp. 158.000
Analisa:
1. Biaya tukang untuk tiap m2
= Luas area x 7 hari
= 20,6 x 1,6 x 7 = 230, 72 m2
= 230,72 × 17.500 = Rp. 4.037.500
= 4.037.500/(20,6 x 1,6)
= Rp. 122.500 /m2
Kebutuhan tukang adalah 10 orang, maka
= 10 × 122.500 = Rp. 111.364
11

Volume tukang =𝑅𝑝. 111.364


𝑅𝑝. 121.000

8
= 0,9204
Kebutuhan mandor adalah 1 orang, maka
= 1 × 122.500
11

= Rp. 11.136
𝑅𝑝. 11.136
Volume mandor =
𝑅𝑝. 158.000
= 0,0705

Tabel 3.1 Uraian Kebutuhan Scaffolding


Jumlah Jumlah Titik Jumlah
No Uraian Unit(a) Scaffolding Total
(b) c=axb
1 Frame 180 3 13 39
2 Frame 90 1 13 13
3 Pin 6 13 78
4 Cross brace 4 12 48
5 U-Head 2 13 26
6 Base jack 2 13 26
7 Kayu balok 1 12 12

Kebutuhan Gerinda
Dalam 1 hari tukang dapat memotong pego film 15 lembar, untuk satu
lembar tego film dibutuhkan waktu = 480/5 = 32 menit ~ 0,0667 hari.
Dalam 1 hari tukang dapat memotong besi hollow 100 batang,
untuk satu batang besi hollow dibutuhkan waktu = 480 = 4,8 menit ~ 0,01
hari.

Tabel 3.2 Analisa Harga Bekisting Konvensional


No. Item Pekerjaan Volume Satuan Harga Harga
Satuan Pekerjaan

A Pekerjaan Pelat Lantai Sistem Konvensional per m2


1 Material Rp 102.665
Tego film 20mm 0,0910 lbr 350.000 31.857
Paku 0,0240 kg 25.600 614
balok kayu 0,3641 btg 140.000 50.971
Besi Hollow 0,2002 btg 96.000 19.223
9
No. Item Pekerjaan Volume Satuan Harga Harga
Satuan Pekerjaan

2 Man Power Rp 122.500


Tukang 0,9204 OH 121.000 111.364
Mandor 0,0705 OH 158.000 11.136

3 Machine Rp 168.062
Frame 180 6 bh 6.501 39.006
Frame 90 2 bh 7.198 14.395
Pin 12 bh 3.483 41.793
Cross brace 4 bh 6.501 26.004
U-head 4 bh 5.224 20.896
Base jack 4 bh 5.224 20.896
Alat kerja 1 lot 5.000 5.000
Gerinda 0,0096 jam 7.417 71

4 Consumable Rp 8.000
Minyak 0,3200 ltr 25.000 8.000
bekisting

TOTAL Rp 401.228

Total waktu yang dibutuhkan :

Volume gerinda= 0,0667 + 0,01


= 0,0767 hari ~ 0,0096 jam.
Minyak bekisting diperlukan
= 0,2 liter /m2 (PerMen No 11-PRT-M-2013)
= 0,2 × 𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑏𝑒𝑘𝑖𝑠𝑡𝑖𝑛𝑔 × 1𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
= 0,2 x 1,6m x 1m = 0,3200 liter.
Sehingga didapat total biaya pengerjaan pelat konvensional jembatan
dalam satuan m2 yaitu sebesar Rp. 401.228. Perhitungan analisa biaya
pekerjaan pelat konvensional selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.2
• Panjang bentang jembatan 20,6 meter
10
• Lebar bekisting antar girder 1,6 meter.
Analisa :
1. Volume pelat bondek = 1,6 x 1 = 1,600 m2
2. Dalam metode bondek menggunakan besiulir D19,
maka Berat besi ulir D19 = 2,227 kg
Penggunaan besi per m1 bondek
= 2 batang

2,227×2 𝑏𝑡𝑔×1,6
=
1,6
Volume besi ulir D19 = 4,4532 kg.

3. Daerah yang akan di plur memiliki dimensi


= 0,05m x 0,15m x 1m = 0,0075 m3.
Perbandingan pluran 1pc : 4pasir
Kebutuhan semen = 1 × 0,0075
5

= 0,0015 m3
Berat jenis semen = 1,5 ton/m3
=1500 kg/m3 Berat semen 1 sak adalah 50 kg

Volume semen = 0,0015 x

1500/50
= 0,045 sak.
Kebutuhan pasir = 4/5 × 0,0075 = 0,006 m3.

Analisa biaya tenaga kerja dalam m2


• Dalam satu hari kerja dihitung 8 jam = 480menit.

11
• Jumlah tenaga kerja dalam metode bondekada 11 orang
Analisa :
Dalam 1 hari tukang dapat memotong besi 100 batang, sehingga untuk satu
batang besi dibutuhkan waktu :

480
= = 4,8 menit ~ 0,01 hari.
100

Dalam 1 hari tukang dapat memasang besi 150 batang, sehingga untuk satu
batang besi dibutuhkan waktu :
480
= = 3,2 menit ~ 0,0067 hari.
150
Dalam 1 hari tukang dapat memotong bondek 15 lembar, untuk satu lembar
bondek dibutuhkan waktu:

480
= = 32 menit ~ 0,0667 hari.
15
Dalam 1 hari tukang dapat memasang bondek 20 lembar, untuk satu lembar
bondek dibutuhkan waktu
480
= = 24 menit ~ 0,05 hari.
20
Total waktu yang dibutuhkan adalah :
0,01+0,0067+0,0667+0,05 = 0,1333 hari.
1. Jumlah tukang 10, volume tukang
= 10 × 0,1333 = 0,1212
11
2. Jumlah mandor 1, volume mandor
= 1 × 0,1333 = 0,0121
11

Dalam metode bondek alat yang digunakanadalah 1 unit gerinda.


Tukang memotong besi = 0,01 hari Tukang memotong bondek = 0,0667
hari.
= Total waktu yang dibutuhkan
= 0,01 + 0,0667 hari

12
Volume gerinda= 0,0767 hari ~ 0,0096 jam.

Tabel 3.3 Analisa Harga Bekisting Bondek


Harga Harga
No. Item Pekerjaan Volume Satuan
Satuan Pekerjaan

B Pekerjaan Pelat Lantai Sistem Bondek per m2


1 material Rp 215.182
Portland cement 0,0450 sak 65.000 2.925
Pasir beton 0,0060 m3 243.000 1.458
Besi ulir D19 4,4532 kg 9.000 40.079
Plat bondek 1,6000 m2 106.700 170.720

2 Man power Rp 16.582


Tukang 0,1212 OH 121.000 14.667
Mandor 0,0121 OH 158.000 1.915

3 Machine Rp 5.071
Gerinda 0,0096 jam 7.417 71
Alat kerja 1 lot 5.000 5.000

TOTAL Rp 236.835

Total biaya pengerjaan pelat bondek dalam satuan m2 sebesar Rp. 236.835.
Perhitungananalisis biaya pekerjaan pelat bondek dapat dilihat pada Tabel 3
Analisa Biaya Metode Deckslab Precast
Analisa biaya material dalam m2 :
• Panjang bentang jembatan 20,6 meter
• Lebar bekisting antar girder 1,6 meter.
Analisa:
1. Volume deckslab precast dengan tebal 80mm
= 1,6 x 1 = 1,6000 m2.
2. Volume base course untuk akses crane
= 4 x 1 x 0,1 = 0,4 m3.
Analisa biaya tenaga kerja dalam m2 :
- Dalam metode deckslab precast dibutuhkan waktu pengerjaan
selama 14 hari.
• Luas area yang akan di bekisting = 20,6 x1,6 x 12 sisi = 395,52 m2.
Analisa:
1. Jumlah tukang 6 orang,
13
Volume tukang = 6 x 14 x 395,52 = 0,2124.
2. Jumlah mandor 1 orang,
Volume mandor = 1 x 14 x 395,52 = 0,0354.

Analisa biaya peralatan dalam m2 :


• Luas area yang akan di bekisting
= 20,6 x 1,6 x 12 sisi = 395,52 m2.
Volume crawler crane 50Ton
= 1 = 0,0025 bulan.
395,52

- Volume hyab crane 0,0025Ton


= 1
395,52

= 0,0025 bulan

Tabel 3.4 Analisa Harga Bekisting Deckslab Precast


Harga
No. Item Pekerjaan Volume Satuan Harga Satuan Pekerjaan

C Pekerjaan Pelat Lantai Siste m Precas per m2 Rp 602.700


1 Material Deckslab
Deckslab Precast t = 80 1,6000 m2 320.000 512.000
mm
material base course 0,4000 m3 226.750 90.700

2 Man Power Rp 31.290


Tukang 0,2124 OH 121.000 25.698
Mandor 0,0354 OH 158.000 5.593

3 Machine Rp 435.313
Crawler crane (50 T) 0,0025 bulan 116.950.000 295.687
Hyap crane 0,0025 bulan 55.225.000 139.626

14
Harga
No. Item Pekerjaan Volume Satuan Harga Satuan Pekerjaan

4 Consumable Rp -

TOTAL Rp 1.069.303

Total biaya pengerjaan pelat bekisting deckslabprecast dalam satuan m2 sebesar


Rp. 1.069.303.Perhitungan analisis biaya pekerjaan deckslab precast dapat dilihat
pada tabel 4

Berdasarkan hasil analisis biaya yang telahdilakukan, dapat diketahui bahwa


biaya yang dikeluarkan dari penggunaan metode bondek lebih efisien bila
dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan oleh metode konvensional dan
deckslab precast.

Tabel 3.5 Rekapitulasi Biaya Bekisting Pelat Lantai


Perbandingan Biaya Bekisting Lantai Jembatan
No. 1 2 3
Metode yang Deckslab
Konvensional Bondek
digunakan Precast
Bekisting
Bekisting
Bekisting multiplek baja yang
precast
Keterangan dengan bantuan besi bentuknya
berbentuk
hollow bergelomba
ng segiempat
Luas plat
lantai
395,52 395,52 395,52
seluruhnya
(m2)
Biaya /m2
401.228 236.835 1.069.303
(Rp)

15
BAB V
KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan
Metode bekisting bondek menjadi alternatif bekisting pelat yang digunakan
karenamaterial bondek mudah didapatkan danpelaksanaan metode bondek sangat
dimungkinkan untuk dilaksanakan, namun membutuhkan ketelitian dalam proses
pemasangannya.
Penempatan material bekisting harusdilakukan pada tempat yang sesuai,
dan menghindari kontak langsung dengan cuaca karena akan mempengaruhi
kualitas dari bekisting tersebut.

16
DAFTAR PUSTAKA

Diandra, Nadia. (2017): Analisis PerbandinganBiaya dan Waktu Pada Pekerjaan


Pelat Lantai Konvensional dan Bondek, Universitas Atma Jaya
Yogyakarta, Yogyakarta
Harya Wisanggeni, Dimas. (2017): Perbandingan Sistem Pelat Konvensionaldan
Precast Halfslab Ditinjau dari Segi Waktu dan Biaya Pada Proyek MY
Tower Apartement Surabaya, Institut Teknologi Sepuluh November,
Surabaya.
Hidayat, Arif; Radian, Riqi khasani. (2017):Analisa Perbandingan Penggunaan
Bekisting Konvensional, Semi Sistem, dan Sistem (PERI) Pada Kolom
Gedung Bertingkat, Jurnal Karya Teknik Sipil Vol.6 no.1 2017.
Ibrahim, H. Bachtiar. (2009): Rencana dan Estimate Real of Cost. PT. Bumi
Aksara,2009.
Loganathan, K; Viswanathan, K.E. (2016): A Study Report On Cost, Duration
and Quality Analysis of Different Formworks in High-Rise Building,
International Journal of Scientific & EngineeringResearch Vol.7, Issue 4,
April 2016.
Pandu, I Made; Agung, I Gusti; Chandra G.A.P.(2018): Analisis Penghematan
Biaya Penggunaan Bekisting Pelat LantaiKonvensional Model Panel Pada
Bangunan Tipikal (Studi Kasus Pada Proyek Amartha Residence), Jurnal
Spektran Vol.6 no.1 Januari 2018.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 11/PRT/M/2013 tentang Pedoman
Analisis Harga Satuan Pekerjaan BidangPekerjaan Umum.
PT. PP (PERSERO). (2003): Buku Referensi Untuk Kontraktor Bangunan
Gedung danSipil, Penerbit: PT.Gramedia Pustaka utama, jakarta.
Riko, Irvan; Tarigan, Johannes. (2012): Desain dan Analisa Harga Pelat Satu
Arah Dengan Memakai Pelat Komposit Dibandingkan Dengan Pelat
Beton Biasa Pada Bangunan Bertingkat, Jurnal, Universitas Sumatera
Utara, 2012.
Rininta, Yusroniya. (2014): Analisa Perbandingan Metode Halfslab dan Plat
Komposit Bondek Pekerjaan Struktur Plat Lantai Proyek Pembangunan
Apartement De Papilio Tamansari Surabaya, Jurnal teknik POMITS
Vol.3, no.2, 2014.
Wibowo, M. Agung; Hidayat, Arif. (2017): Analisis Perbandingan Waktu,
Biaya, dan Direct Waste Penggunaan Tulangan Konvensional, Wiremesh,
dan FloordeckPada Pekerjaan Plat Lantai, Jurnal KaryaTeknik Sipil, Vol.
6, no 3 2017.

17

Anda mungkin juga menyukai