Anda di halaman 1dari 25

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini, penulis akan menjelaskan beberapa hasil penelitian yang

terdiri dari :

1. Subjek Penelitian

2. Hasil Penelitian

3. Pembahasan

4.1. Subjek Penelitian

4.1.1. Sejarah Singkat RS. Husada

RS Husada yang kita kenal saat ini, terwujud dari cita-cita Dr. Kwa Tjoan

Sioe melalui pembentukan sebuah perkumpulan yang diberi nama Jang Seng Ie.

Pada tanggal 24 Desember 1924 badan social itu berhasil di dirikan. Wakil Ketua

Pengurusnya, Tan Boen Sing memberinya nama Jang Seng Ie yang artinya adalah

menjaga kesehatan dan merawat kehidupan.

Upacara peresmian berdirinya perkumpulan diadakan pada tanggal 28

Desember 1924 di sebuah rumah sewaan sederhana di Prinsenlaan (sekarang

Mangga Besar Raya No. 40). Rumah Prinsenlaan yang disewa seratus lima puluh

gulden perbulan segera “disulap” menjadi sebuah poliklinik sederhana. Poliklinik

yang kemudian menjadi cikal bakal RS Husada diresmikan penggunaannya pada

tanggal 11 Maret 1925.

Sejak awal berdirinya Poliklinik Jang Seng Ie mendapat bantuan dari

Dinas Kesehatan Batavia, termasuk pendanaannya. Pembelian obat di “rumah

38
39

obat” milik pemerintah juga mendapat subsidi. Beberapa dokter berkebangsaan

Belanda juga diperbantukan, mereka adalah Prof. Dr. de Langen, Dr. Brand dan

Dr. de Guis dengan harapan supaya dokter-dokter yang berkebangsaan Belanda

tersebut dapat membantu bagi terwujudnya cita-cita Dr. Kwa.

Prof. Dr. de Langen kemudian menjadi sahabat baik Dr. Kwa, bahkan

secara aktif mengurusi perizinan pendirian Rumah Sakit Jang Seng Ie karena

hubungan baiknya dengan aparat pemerintah Hindia Belanda.

Poliklinik Jang Seng Ie dipimpin oleh Dr. Kwa Tjoan Sioe dibantu saat itu

oleh tiga tenaga perawat (2 wanita dan 1 pria) dan seorang bidan dari Bataviasche

Gezondheids Dienst (BDG / Dinas Kesehatan Batavia). Pertolongan medis hanya

diberikan kepada warga tidak mampu, demikian juga dengan pertolongan

kebidanan. Untuk maksud itu, para perawat dan bidan mendatangi rumah ibu-ibu

yang hendak bersalin. Poliklinik saat itu belum bias menampung para pasien

untuk rawat inap.

Poliklinik Jang Seng Ie memperoleh tambahan dana sekitar 30.000

Gulden pada pertengahan tahun 1931 saat seorang jutawan dan pengusaha

Singapura pemilik perusahaan balsam Cap Macan yang terkenal, Aw Boon Haw,

berkunjung ke Batavia untuk meninjau agen perusahaannya. Satt itu sang jutawan

menderita sakit ringan dan memeriksakan diri pada Dr. Kwa. Dr. Kwa

mengatakan ia tidak menerima bayaran, tapi ia berharap Aw Boon Haw

membantu rumah sakit Jang Seng Ie. Keesokannya Aw mengunjungi Jang Seng

Ie, ia beserta adiknya, Aw Boon Par menyumbangkan 30.000 Gulden lebih untuk

membangun sebuah pavilion untuk menampung pasien yang beruang. Dengan


40

demikian JSI dapat memperoleh tambahan penghasilan untuk menutup ongkos.

Konsep demikian dikenal sebagai subsidi silang. Paviliun itu secara resmi berdiri

pada tanggal 19 Februari 1933 dan dinamakan Paviliun Aw (P.A), karena pasien

pertamanya adalah Aw Boon Par. Paviliun itu kini bernama Paviliun Anggrek.

Rumah Sakit Husada didirikan secara resmi pada tanggal 2l Desember

1924 dengan nama Jang Seng Ie. Sejak saat itu pengabdian dalam pelayanan

kesehatan bagi masyarakat terus diselenggarakan. Pada awalnya semua pelayanan

RS Jang Seng Ie diberikan secara cuma-cuma khusus kepada masyarakat yang

kurang mampu, kemudian sesuai dengan perkembangan jaman dan kebutuhannya,

RS Husada melaksanakan prinsip subsidi silang.

Walaupun perjuangan Dr. Kwa dan segenap anggota pengurus

perkumpulan dalam menghimpun dana untuk membangun rumah sakit mengalami

banyak hambatan, namun berkat kerja keras pengurus dalam penarikan dana

terwujud. Akhirnya sebuah lahan di Prinsenlaan (lokasi yang dipenuhi pohon

kelapa, berikut sebuah rumah bertingkat di tengahnya kini ditempati RS Husada)

seluas kurang lebih 50.000 meter persegi dibeli oleh perkumpulan.

1 Juni 1965 nama RS Jang Seng Ie resmi diganti menjadi RS Husada

yang diresmikan oleh J.M. Menteri Kesehatan May, Jenderal Prof. Dr. Satrio.

Kemudian pada tanggal 30 Desember 1977 RS Husada meresmikan Puskesmas

RS Husada di Jalan Bandengan Utara No. 40B. Di puskesmas itu terdapat

poliklinik umum, bedah dan gigi. Juga ada Balai Kesehatan Ibu dan Anak dengan

perhatian khusus pada KB, kamar obat dan laboratorium sederhana.


41

Setiap tahun RS Husada mendapat tunjangan pelayanan social dari Pemda

DKI. Pada tahun 1994 RS Husada menerima tunjangan sejumlah Rp. 25 juta.

Meskipun sedikit, tapi dana itu merupakan symbol kepedulian dan dukungan

terhadap misi yang dijalankan RS Husada.

Jadi tampak jelas bahwa di awal berdirinya Jang Seng Ie, orientasinya

sudah ke arah asuhan kesehatan masyarakat, bukan mengutamakan pelayanan

individual. Pelayanannya bukan hanya kuratif tapi juga mencakup bidang

preventif dan promotif kesehatan, pendidikan gizi, higienie, tenaga kesehatan dan

pengembangan dokter.

4.1.2. Visi dan Misi RS Husada

a. Visi RS Husada : Memberikan pelayanan kesehatan paripurna

yang unggul berdasarkan cinta kasih.

b. Misi RS Husada : Memberikan pelayanan kesehatan paripurna

yang unggul dengan :

a. Sumber Daya Manusia yang Profesional

b. Manajemen yang Handal

c. Fasilitas yang Mutakhir

4.1.3. Fasilitas dan Pelayanan RS Husada setelah 87 Tahun

Fasilitas yang dimiliki RS Husada pada usia yang sudah menginjak 87

tahun ini tidaklah mungkin di perinci satu demi satu di sini, tapi secara garis

besar, asset yang utama dan strategis sifatnya dapat di lihat dari denah. RS Husada
42

dan fasilitas serta pelayanan yang tersedia di dalam komplek Husada Medical

Cente yang akan ditampilkan secara garis besar. Selain itu, RS Husada juga

memiliki satu Unit Pelayanan Luar atau Balai Kesehatan Masyarakat (Balkemas)

di Jl. Bandengan Utara No. 40 B.

1) Fasilitas dan Pelayanan yang ada di Komplek RS Husada


a) Admission & Discharge Office
b) Humas
c) Instalasi Farmasi 24 jam
d) UGD (Unit Gawat Darurat) 24 jam
e) Praktek Dokter Spesialis
f) Ambulan
g) PMI/ Bank Darah
2) Unit Rawat Jalan
a) Anak
b) Bedah
c) Gigi
d) Hati
e) Jantung
f) Kebidanan dan kandungan
g) Kulit dan Kelamin
h) Paru-paru
i) Penyakit Dalam
j) Gizi
k) Psikologi
l) Syaraf/Psikiatri
m)Akupuntur
n) THT
o) Bayi Sehat/Imunisasi
p) Laboratorium
q) Instalasi farmasi rawat jalan.
3) Tindakan Terapi Khusus
a) Laser Litotripsi (penghancur batu saluran kemih)
b) Laparaskopi kolesistektomi (pengangkatan kandung empedu lewat
lubang kecil laparaskopi)
c) ESWL (penghancur batu ginjal dengan gelombang kejut)
d) Prostatron (mengatasi pembesaran prostat tanpa operasi)
e) Bedah Pembuluh Darah
f) Bedah jantung
g) Bedah Torak
h) Torakoskopi Simpatektomi (untuk terapi keringat berlebihan di telapak
tangan)
i) Hemodialisis (cuci darah)
43

j) PTCA (terapi melebarkan pembuluh darah jantung dengan balon dan


stent)
k) Valvuloplasti (terapi melebarkan katup jantung memakai balon)
l) Pemasangan Pacu Jantung
m)Klinik Infertilitas (konsultasi bagi pasangan yang ingin memiliki anak)
n) Laser Retina (untuk menghambat kerusakan selaput jala mata akibat
penyakit kencing manis)
o) Klinik Perkembangan & Bimbingan anak
4) Tindakan Pemeriksaan Khusus (Penunjang Diagnostik)
a) Brain-mapping (Pemetaan otak)
b) Radiologi/roentgen
c) MRI (Magnetic Resonance Imaging)
d) Helical-CT (Scanning 3 dimensi) untuk mencari kelainan atau memeriksa
di kepala dan seluruh tubuh.
e) Mamografi (untuk memeriksa benjolan di payudara)
f) Bronkoskopi (meneropong cabang tenggorokan/saluran napas)
g) ERCP (Endoscopic Retrograde Cholangio-Pancreatography)
h) Endoskopi (diagnostic & terapeutik), Endosonografi
i) EEG (Electro Encephalography) memeriksa aktivitas listrik otot
j) Ekokardiografi (memeriksa anatomi dan fungsi jantung)
k) USG (Ultra Sonography)
l) Laboratorium dilengkapi Autoanalyzer
m)Treadmill (memeriksa kesehatan jantung dan kapasitas olahraga)
n) Kateterisasi jantung
o) Arteriografi/DSA (memeriksa/memotret pembuluh darah)
p) Kampimetri/Octopus (memeriksa lapangan pandang)
5) Ruang Perawatan
a) Graha Utama Lt V, Lt VI
b) Anggrek
c) Bougenville
d) Cempaka
e) Flamboyan
f) Gladiola
g) Kenanga
h) Mawar
i) Melati
j) Nusa Indah
k) Sakura
l) Soka I dan II
m)Kamar bersalin Soka 9VK)
n) Teratai
o) Lantai Stroke
p) Lantai Diabetes Terpadu
q) Lantai Jantung
r) Ruang Perawatan Bayi/putra
44

6) Sarana Rawat Intensif


a) ICCU (Unit Rawat Intensif Jantung)
b) ICU (Unit Rawat Intensif)
c) ICU Anak
7) Pelayanan Umum

Pelayanan umum yang tersedi di RS Husada antara lain : TRKH (Tata

Ruang Kebersihan Halaman), teknik, binatu, bagian kendaraan, kamar jenazah,

satpam, parkir, pengantar pasien/ortir, gedung pertemuan, kantin, toserba

koperasi, isntalasi gizi/dapur, pertamanan, instalasi pengolahan limbah,

manajemen/Direksi RS (Lt.9 Graha Utama), unit pelayanan luar (Balkesmas

Husada), teknologi informasi (TI) RS, auditorium (Lt. 10 Graha Utama), rekam

medis, Akper (Akademi Perawat), lapangan olahraga, musholla, asrama perawat,

lain-lain (ATM BCA, wartel).

Tabel 4.1
Jumlah Tempat Tidur, Jenis dan Kelas Perawatan RS Husada

Kelas Perawatan Jumlah Tempat Tidur


ICU 8
ICCU 9
ICU Anak 4
SUPER VIP 6
VIP 20
UTAMA 73
Kelas I 91
Kelas II 155
Kelas III 164
Total 530
Sumber: Humas RS. Husada, Tahun 2010
45

Dari total 530 tempat tidur, 164 (30,94%) untuk kelas III atau pasien

kurang mampu. Dengan demikian persentasi tempat tidur untuk pasien tidak

mampu itu sedikit lebih tinggi dari 5 tahun lalu yaitu 30,77% (152 dari 494 tempat

tidur).

4.1.4. Struktur Organisasi

Bagian Humas RS. Husada mempunyai struktur organisasi yang meliputi

dan membawahi beberapa Sub Bagian. Bagian Humas RS. Husada di kepalai oleh

seorang Kepala Bagian yang membawahi 2 (dua) Kepala Sub Bagian, yaitu

Kepala Sub Bagian Penyelia I dan Kepala Sub Bagian Penyelia II. Dengan

demikian dapat digambarkan pada bagan struktur berikut :

Gambar 4.1
Struktur Organisasi Humas RS. Husada

KEPALA HUMAS

Penyelia I Penyelia II
Pelayanan Publik Informasi/Publikasi

Pelaksana III
Pelaksana I Pelaksana II

4.1.5. Perkembangan RS Husada dalam Memperoleh Akreditasi Penuh

Akreditasi adalah suatu rangkaian kegiatan untuk menilai tingkat

perkembangan rumah sakit yang ditujukan untuk kepentingan pembinaan rumah


46

sakit yang pada akhirnya memberikan pengakuan karena telah memenuhi standar

yang telah ditentukan.

Akreditasi rumah sakit di Indonesia merupakan ‘keharusan’ maka seluruh

rumah sakit di Indonesia, baik milik pemerintah maupun swasta dari semua kelas

akan di akreditasi.

Pelaksanaann akreditasi di Indonesia dilakukan secara bertahap. Pada

tahap awal, baru lima kegiatan pelayanan yang dicakup, yaitu administrasi dan

manajemen, pelayanan medis, pelayanan gawat darurat (UGD), pelayanan

keperawatan dan rekam medis. Berdasarkan itu, RS Husada secara serius

mempersiapkan diri. Mulai dari pembentukan Tim Akreditasi RS Husada,

melakukan Sayembara Akreditasi yang melibatkan 1600 karyawan Husada, safari

ke setiap bagian atau unit pelayanan dan pada puncaknya menjelang hari-hari

penilaian dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) Depkes RI, melakukan

do’a bersama.

Tim Akreditasi RS Husada terdiri atas wakil-wakil di bidang terkait,

masing-masing koordinator di bantu oleh kelompok kerja (pokja dari tingkat atas

sampai bawah. Tim Pokja mencakup kelima bidang pelayanan yang diakreditasi

tersebut.

Keseriusan menghadapi akreditasi itu menimbulkan stress yang sangat

tinggi, sebab selain tugas pelayanan rutin, kini di tambah tugas menyiapkan

kelengkapan untuk lulus akreditasi. Tugas tambahan itu terpaksa dikerjakan di

luar jam kerja (lembur), bahkan di hari libur.


47

4.1.6. Uraian Instansi Bagian Humas

a. Fungsi dan Tujuan Humas RS Husada

Humas menjalankan fungsinya sebagai wahana komunikasi ke dalam

maupun ke luar. Kedalam berusaha menyelenggarakan komunikasi ke dalam

tubuh organisasi, ke luar memberikan informasi kepada masyarakat, pemerintah

dan lingkungan. Komunikasi berfungsi sebagai jembatan yang dijembatani cita-

cita dan aspirasi dengan masyarakat secara timbal balik, adanya feed back.

Menurut Protap Husada fungsi Humas adalah menumbuhkan dan

mengembangkan hubungan baik antara organisasi dan publiknya, dalam rangka

menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam

upaya menciptakan opini publik yang menguntungkan organisasi.

Tujuan Humas adalah untuk menciptakan, membina, memelihara sikap

budi yang menyenangkan bagi lembaga atau organisasi di satu pihak dan dengan

publik di lain pihak dengan komunikasi yang harmonis dan timbal balik.

Menurut Protap Husada tujuan humas adalah membangun citra organisasi

yang jelas dan positif dalam masyarakat. Untuk mencapai tujuan itu, diantaranya

ialah dengan mengembangkan good will dan memperoleh opini publik yang

favorable atau menciptakan kerja sama berdasarkan hubungan yang harmonis

dengan berbagai publik, kegiatan publik relations harus dikerahkan kedalam dan

keluar.

b. Rincian Tugas Humas RS Husada

Tugas utama Humas dapat di golongkan menjadi 2 jenis, yaitu tugas

pelayanan publik dan tugas publikasi. Rincian tugas itu sebagai berikut :
48

1) Tugas Pelayanan Publik

a) Penyampaian informasi secara lisan, tulisan maupun visual ;

b) Menampung atau menanggapi keluhan dari pengguna jasa dan segenap

karyawan;

c) Mengkoordinasikan kunjungan kerohanian pasien;

d) Mengkoordinasikan kunjungan tamu atau pihak luar;

e) Membina hubungan baik dengan publik internal (karyawan-karyawan,

karyawan-pimpinan), membina hubungan baik dengan publik eksternal

(pers, instansi, pemerintah, masyarakat umum, relasi, pelanggan);

f) Melakukan dokumentasi: membuat foto, kliping, video, dan lain-lain;

g) Mengkoordinasikan pelaksanaan survey (misal : tentang kepuasan pasien

dan peningkatan mutu RS).

2) Tugas Publikasi

a) Menerbitkan brosur, buletin (Info Husada), poster, dan lain-lain ;

b) Membuat foto, film, display tentang kegiatan RS;

c) Menghubungi atau mengkoordinir media elektronik ataupun cetak untuk

meliput kegiatan RS Husada;

d) Mendistribusikan press release.

4.2. Hasil Penelitian

Penulis akan mengemukakan hasil penelitian dengan sistematika sebagai

berikut :

1. Karakteristik Responden Penelitian


49

2. Analisis Data

3. Hasil penelitian mengenai efektivitas buletin info husada sebagai media

komunikasi internal bagi responden

4. Analisis Hubungan Jenis Kelamin dengan Persepsi Responden terhadap Isi

Buletin Info Husada

5. Analisis Hubungan Jenis Kelamin dengan efektivitas buletin info husada

sebagai media komunikasi internal.

4.2.1. Karakteristik Responden Penelitian

Dari serangkaian kegiatan penelitian yang meliputi observasi ke lokasi

penelitian dan penyebaran kuesioner kepada responden yang menjadi sampel

penelitian didapat karateristik responden menurut jenis kelamin seperti diketahui

dalam data tabel sebagai berikut:

Tabel 4.2
Karakteristik Responden Penelitian Menurut Jenis Kelamin
pada Bagian Humas RS. Husada Tahun 2010
n = 71

No Jenis Kelamin Jumlah %


1 Laki-laki 14 19,718
2 Perempuan 55 80,282
Total 71 100
Sumber: Kuesioner Penelitian Tahun 2010

Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah tenaga medis dan non medis

pada Bagian Humas RS. Husada yang berjenis kelamin perempuan (80,282%)

lebih banyak dibandingkan dengan jumlah tenaga medis dan non medis yang

berjenis kelamin laki-laki yaitu (19,718%). Karakteristik responden penelitian ini

menunjukkan bahwa pemberdayaan peran perempuan sebagai tenaga medis pada


50

RS. Husada dapat dikatakan cukup baik dalam mengefektifkan buletin info

husada sebagai media komunikasi internal. Kondisi ini juga mencerminkan bahwa

perempuan mempunyai peran aktif yang dimanis untuk melakukan tugas sebagai

pembimbing dalam proses pelaksanaan pelayanan di RS. Husada. Memang secara

karakter, perempuan adalah sosok yang penuh perhatian yang memiliki kesabaran

yang lebih tinggi bila dibanding laki-laki. Dengan karakter alami ini proses

pelaksanaan pelayanan dalam mengefektifkan buletin info husada sebagai media

komunikasi internal RS. Husada sesuai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan

oleh pihak RS. Husada yang pada akhirnya dapat membentuk prestasi para tenaga

medis dan non medis.

Tabel 4.3
Karakteristik Responden Penelitian Menurut Kelompok Usia
pada Bagian Humas RS. Husada Tahun 2010
n = 71

No Tingkat Pendidikan Jumlah %


1 Di bawah 30 tahun 12 16,901
2 Di atas 30 tahun 59 83,098
Total 71 100

Dari data yang tersaji terungkap bahwa sebagian besar responden

penelitian berusia di atas 30 tahun. Kelompok usia ini dapat dianggap sebagai para

pihak yang tengah memasuki masa produktivitas kerja yang cukup tinggi serta

cukup memahami masalah-masalah motivasi dan kompetensinya. Biasanya

karakteristik menurut kisaran usia tersebut, responden penelitian sudah memasuki

tahapan pematangan dalam pola pikir, sikap, pengetahuan dan ketrampian dalam

melaksankan tugas dan pekerjaannya sebagai karyawan karyawati RS. Husada

yang sekaligus sebagai unsur pelaksana perencanaan proses pelayanan yang


51

ditetapkan RS. Husada. Dengan kematangan pola pikir, sikap, pengetahuan dan

keterampilan itulah yang menjadi dasar terbentuknya kompetensi responden

sebagai karyawan karyawati yang mempunyai nilai strategis dalam meningkatkan

prestasi kerja.

Tabel 4.4
Karakteristik Responden Penelitian Menurut Tingkat Pendidikan
pada Bagian Humas RS. Husada Tahun 2010
n = 71

No Tingkat Pendidikan Jumlah %


1 Akademi/Sarjana Muda/D3 48 67,606
2 Sarjana/Strata 1 18 25,352
3 Sarjana/Strata 2 5 7,042
Total 71 100
Sumber: Kuesioner Penelitian Tahun 2010

Dari tabel di atas diketahui sebanyak 48 responden atau 67,606 persen dari

jumlah responden memiliki latar belakang pendidikan Akademi/Sarjana

Muda/D3, 18 responden atau (25,352%) dari jumlah responden memiliki latar

belakang pendidikan Sarjana Strata-1, dan 5 responden bependidikan Sarjana

Strata-2 (Magister). Kondisi pendidikan formal ini dapat diartikan bahwa

karakteristik para responden dianggap cukup representatif untuk mengungkapkan

masalah penelitian. Atau dengan kata lain penyebaran kuesioner yang dilakukan

untuk menggali masalah yang dijadikan obyek penelitian diterima kepada para

pihak yang layak dianggap dapat merepresentasikan obyek penelitian secara kritis

dan obyektif.
52

4.2.2. Analisis Data

1) Distribusi Frekuensi Persepsi Karyawan Karyawati RS. Husada terhadap isi

dan tampilan buletin info husada

Dari Analisis univariat yang dilakukan untuk melihat gambaran distribusi

frekuensi Persepsi Karyawan Karyawati RS. Husada terhadap isi dan tampilan

buletin info husada berdasarkan tampilan fisik, letak gambar atau logo, bentuk

fisik buletin, jumlah topik berita, dan waktu terbit buletin info husada diperoleh

hasil sebagai berikut:

Tabel 4.5
Persepsi Karyawan Karyawati RS. Husada terhadap isi dan tampilan buletin info
husada
n = 71

Baik Buruk Total


No Indikator
n % n % n %
1 Tampilan fisik 57 80,3 14 19,7 71 100
2 Letak gambar atau logo 63 88,7 8 11,3 71 100
3 Bentuk fisik buletin 57 80,3 14 19,7 71 100
4 Jumlah topik berita 61 85,9 10 14,1 71 100
5 Waktu terbit buletin info
39 54,9 32 45,1 71 100
husada
Sumber: Kuesioner Penelitian Tahun 2010

Dari tabel di atas dapat diketahui gambaran distribusi frekuensi persepsi

kayawan karyawati RS. Husada terhadap isi dan tampilan buletin info husada

berdasarkan tampilan fisik, letak gambar atau logo, bentuk fisik buletin, jumlah

topik berita, dan waktu terbit buletin info husada. Data tabel di atas menunjukkan

57 responden (80,3%) dari total responden penelitian memberikan gambaran

tampilan fisik buletin info husada, 63 responden (88,7%) dari total responden

memberikan gambaran letak gambar atau logo, 57 responden (80,3%) dari total

responden memberikan gambaran bentuk fisik buletin info husada, 61 responden


53

(85,9%) dari total responden memberikan gambaran jumlah topik berita buletin

info husada, dan 39 responden (54,9%) dari total responden memberikan

gambaran waktu terbit buletin info husada yang dimiliki tenaga medis dalam

pelaksanaan pelayanan.

Dengan demikian pengukuran persepsi kayawan karyawati RS. Husada

terhadap isi dan tampilan buletin info husada yang mencakup 5 indikator

penelitian dalam meningkatkan efektivitas buletin info husada sebagai media

komunikasi internal RS. Husada perlu ditingkatkan dan dipertahankan. Indikator-

indikator persepsi kayawan karyawati RS. Husada terhadap isi dan tampilan

buletin info husada yang kurang memberikan kontribusi terhadap efektivitas

buletin info husada yakni waktu terbit buletin info husada yaitu 54,9 persen.

Waktu terbit ini sangat memberikan pengaruh yang kuat terhadap efektif tidaknya

berita-berita yang dimuat dan dibaca oleh karyawan karyawati dalam

meningkatkan kinerja RS. Husada. Sedangkan dari keempat indikator yang

memberikan kontribusi kuat atau besar terhadap buletin info husada adalah letak

gambar atau logo yaitu sebesar 88,7 persen.

Tabel 4.6
Persepsi Karyawan Karyawati RS. Husada terhadap isi dan tampilan buletin info
husada
n = 71
Persepsi Karyawan Karyawati RS. Husada
No. n %
terhadap isi dan tampilan buletin info husada
1 Baik 61 85,9
2 Buruk 10 14,1
Jumlah 71 100
Sumber: Kuesioner Penelitian Tahun 2010
54

Dari tabel di atas dapat diketahui distribusi frekuensi Persepsi Karyawan

Karyawati RS. Husada terhadap isi dan tampilan buletin info husada, sebanyak 61

responden atau 85,9 persen dari total responden penelitian memberikan gambaran

Persepsi Karyawan Karyawati RS. Husada terhadap isi dan tampilan buletin info

husada ke dalam kategori tinggi. Sedangkan 10 responden penelitian atau 14,1

persen responden memilih ke dalam kategori rendah.

2) Distribusi Frekuensi Minat Baca Karyawan/Karyawati RS. Husada Terhadap

Buletin Info Husada

Dari Analisis univariat yang dilakukan untuk melihat gambaran distribusi

frekuensi minat baca karyawan/karyawati RS. Husada terhadap Buletin Info

Husada berdasarkan actual (aktual), lay-out (tata letak), warna, halaman, dan

topik diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Minat Baca Karyawan Karyawati RS. Husada
terhadap buletin info husada
n = 71

Tinggi Rendah Total


No Indikator
n % n % n %
1 Actual (aktual) 46 64,8 25 35,2 71 100
2 Lay-out (tata letak) 57 80,3 14 19,7 71 100
3 Warna 40 56,3 31 43,7 71 100
4 Halaman 40 56,3 31 43,7 71 100
5 Topik 67 94,4 4 5,63 71 100
Sumber: Kuesioner Penelitian Tahun 2010

Dari tabel di atas dapat diketahui gambaran distribusi frekuensi minat baca

karyawan/karyawati terhadap buletin info husada berdasarkan actual (aktual), lay-

out (tata letak), warna, halaman, dan topik. Data tabel di atas menunjukkan 46
55

responden (64,8%) dari total responden penelitian memberikan gambaran actual

(aktual), 57 responden (80,3%) memberikan gambaran terhadap tata letak buletin

info husada, 40 responden (56,3%) memberikan gambaran terhadap warna buletin

info husada, 40 responden (56,3%) memberikan gambaran terhadap halaman

buletin info husada, dan 67 responden (94,4%) memberikan gambaran terhadap

topik buletin info husada.

Dengan demikian pengukuran minat baca kayawan karyawati terhadap

buletin info husada yang mencakup 5 indikator penelitian dalam meningkatkan

efektivitas buletin info husada sebagai media komunikasi internal RS. Husada

perlu ditingkatkan dan dipertahankan. Indikator-indikator minat baca karyawan

karyawati terhadap buletin info husada yang kurang memberikan kontribusi

terhadap efektivitas buletin info husada yakni indikator warna 56,3 persen dan

indikator halaman 56,3 persen. Warna buletin info husada juga merupakan salah

satu faktor yang memberikan pengaruh yang positif terhadap minat baca

karyawan karyawati, karena warna merupakan ciri dari suatu buletin dengan kata

lain merupakan daya tarik atau animo karyawan karyawati untuk membaca dalam

meningkatkan kinerja RS. Husada. Sedangkan halaman yang dimuat dalam

buletin info husada juga perlu dilakukan pembenahan atau peningkatan, karena

sejauh ini halaman yang dimuat dalam buletin info husada kurang faktual dan

kurangnya jumlah halaman menyebabkan informasi yang diberitakan tidak

berdasarkan fenomena yang ada di RS. Husada yakni tidak adanya fariasi atau

model yang mungkin akan menambah animo karyawan karyawati untuk membaca

buletin tersebut.
56

Dengan demikian keempat indikator dari efektivitas buletin info husada

yang memberikan kontribusi besar terhadap buletin info husada adalah Topik

yaitu sebesar 94,4 persen.

Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Minat Baca Karyawan Karyawati RS. Husada
terhadap buletin info husada
n = 71

Minat baca Karyawan Karyawati RS. Husada


No. n %
terhadap buletin info husada
1 Tinggi 56 78,9
2 Rendah 15 21,1
Jumlah 71 100
Sumber: Kuesioner Penelitian Tahun 2010

Dari tabel di atas dapat diketahui distribusi frekuensi minat baca

Karyawan Karyawati RS. Husada terhadap buletin info husada, sebanyak 56

responden atau 78,9 persen dari total responden penelitian memberikan gambaran

minat baca Karyawan Karyawati RS. Husada terhadap buletin info husada

menunjukkan ke dalam kategori tinggi. Sedangkan 15 responden penelitian atau

21,1 persen memilih ke dalam kategori rendah.

3) Distribusi Frekuensi Efektivitas Buletin Info Husada Sebagai Media

Komunikasi Internal RS. Husada

Dari analisis univariat yang dilakukan untuk melihat gambaran distribusi

frekuensi Efektivitas Buletin Info Husada Sebagai Media Komunikasi Internal

RS. Husada. Dengan demikian untuk mengetahui lebih lanjut efektivitas buletin

info husada sebagai media komunikasi internal penulis menggunakan indikator

yaitu sarana komunikasi, media yang memberikan informasi, kebijakan RS.


57

Husada, strategi dalam penerbitan buletin info husada, dan implementasi

kebijakan RS. Husada. Diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi Efektivitas Buletin Info Husada
Sebagai Media Komunikasi Internal RS. Husada
n = 71

Tinggi Rendah Total


No Indikator
n % n % n %
1 Sarana Komunikasi 52 73,2 19 26,8 71 100
2 Media informasi 64 90,1 7 9,86 71 100
3 Kebijakan RS. Husada 65 91,5 6 8,45 71 100
4 Strategi Penerbitan 65 91,5 6 8,45 71 100
5 Implementasi Kebijakan
63 88,7 8 11,3 71 100
RS.Husada
Sumber: Kuesioner Penelitian Tahun 2010

Dari tabel di atas dapat diketahui gambaran distribusi frekuensi Efektivitas

Buletin Info Husada Sebagai Media Komunikasi Internal RS. Husada berdasarkan

indikator sarana komunikasi, media yang memberikan informasi, kebijakan RS.

Husada, strategi dalam penerbitan buletin info husada, dan implementasi

kebijakan RS. Husada. Data tabel di atas menunjukkan 52 responden (73,2%) dari

total responden penelitian memberikan gambaran Sarana Komunikasi, 64

responden (90,1%) memberikan gambaran terhadap Media Informasi, 65

responden (91,5%) memberikan gambaran terhadap Kebijakan RS. Husada, 65

responden (91,5%) memberikan gambaran terhadap Strategi Penerbitan, dan 63

responden (88,7%) memberikan gambaran terhadap Implementasi Kebijakan

RS.Husada.

Dengan demikian pengukuran Efektivitas Buletin Info Husada Sebagai

Media Komunikasi Internal RS. Husada yang mencakup 5 indikator penelitian


58

yang perlu ditingkatkan dan dipertahankan. Indikator-indikator Efektivitas Buletin

Info Husada Sebagai Media Komunikasi Internal RS. Husada yang kurang

memberikan kontribusi terhadap kinerja RS. Husada yakni indikator sarana

komunikasi 73,2 persen. Sarana komunikasi yang dimaksud yakni buletin info

husada dalam memberikan dan menyajikan informasi dan komunikasi kurang

faktual. Sedangkan dari keempat indikator yang memberikan kontribusi kuat atau

besar adalah Strategi Penerbitan 91,5 persen dan Kebijakan RS. Husada yaitu

sebesar 91,5 persen.

Tabel 4.10
Distribusi Frekuensi Efektivitas Buletin Info Husada
Sebagai Media Komunikasi Internal RS. Husada
n = 71

No Kategori n %
1 Efektif 66 93,0
2 Tidak Efektif 5 7,0
Total 71 100
Sumber: Kuesioner Penelitian Tahun 2010

Dari tabel di atas diketahui 66 responden atau 93,0 persen dari total

responden penelitian memberikan gambaran terhadap Efektivitas Buletin Info

Husada Sebagai Media Komunikasi Internal RS. Husada menunjukkan ke dalam

kategori efektif. Sedangkan 5 responden penelitian atau 7,0 persen memilih ke

dalam kategori tidak efektif. Kondisi yang menunjukkan para responden lebih

banyak memilih ke dalam kategori efektif tersebut bermakna bahwa kondisi

dimanis Efektivitas Buletin Info Husada Sebagai Media Komunikasi Internal RS.

Husada pada saat penulis melakukan penelitian mempunyai kategori yang efektif.

Kondisi demikian juga bermakna bahwa terdapat hubungan antara persepsi dan
59

minat baca karyawan karyawati RS. Husada terhadap isi dan tampilan buletin info

husada dengan peningkatan ataupun penurunan Efektivitas Buletin Info Husada

Sebagai Media Komunikasi Internal RS. Husada. Atau dengan kata lain persepsi

karyawan karyawati RS. Husada terhadap isi dan tampilan buletin info husada

merupakan faktor yang turut menentukan Efektivitas Buletin Info Husada Sebagai

Media Komunikasi Internal RS. Husada.

4.3. Pembahasan

Dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa dari 71 responden, 14

responden berjenis kelamin pria (19,718 %) dan 57 responden berjenis kelamin

wanita (80,282 %). Dari seluruh responden diketahui seluruhnya adalah

berpendidikan perguruan tinggi yaitu 48 responden berpendidikan D3, 18

responden berpendidikan S1, dan 5 responden berpendidikan S2. Dengan

demikian dari 71 responden, 12 responden berusia >30 tahun dan 59 responden

berusia <30 tahun.

Berdasarkan hasil penelitian uji univariat distribusi frekuensi ketiga

variabel penelitian yakni: Pertama, Distribusi frekkuensi Persepsi karyawan

karyawati terhadap isi dan tampilan buletin info husada yang perlu ditingkatkan

yaitu waktu terbit buletin info husada karena kontribusi terhadap efektivitas

buletin info husada hanya mencapai 54,9 persen. Sedangkan indikator yang paling

besar atau kuat memberikan kontribusi terhadap efektivitas buletin info husada

adalah letak gambar atau logo yaitu sebesar 88,7 persen. Untuk distribusi

frekuensi persepsi karyawan karyawati terhadap isi dan tampilan buletin info

husada yang menunjukkan buletin info husada sebagai media komunikasi internal
60

yang efektif dengan kategori tinggi yaitu 85,9 persen; Kedua, Distribusi frekuensi

minat baca karyawan karyawati terhadap buletin info husada yang perlu

ditingkatkan yaitu warna buletin info husada yaitu sebesar 56,3 persen dan

halaman yang dimuat dalam buletin info husada yaitu sebesar 56,3 persen

kontribusi terhadap efektivitas buletin info husada. Sedangkan indikator yang

paling besar atau kuat memberikan kontribusi terhadap efektivitas buletin info

husada adalah topik yaitu sebesar 94,4 persen. Untuk distribusi frekuensi minat

baca karyawan karyawati terhadap buletin info husada yang menunjukkan buletin

info husada sebagai media komunikasi internal yang efektif dengan kategori

tinggi yaitu 78,9 persen; dan Ketiga, Distribusi frekuensi efektivitas buletin info

husada yang perlu ditingkatkan yaitu Sarana komunikasi yaitu sebesar 73,2

persen. Sedangkan indikator yang paling besar atau kuat memberikan kontribusi

terhadap efektivitas buletin info husada adalah Kebijakan RS. Husada 91,5 persen

dan Strategi Penerbitan yaitu sebesar 91,5 persen. Untuk distribusi frekuensi

efektivitas buletin info husada sebagai media komunikasi internal RS. Husada

yang efektif dengan kategori tinggi yaitu 93,0 persen.

Menurut Astrid S. Susanto, (1997: 81) bahwa hasil dari rangsangan yang

telah diolah oleh manusia di dalam dirinya, sesuai dengan pendidikannya. Dari

pendapat tersebut dapat disimpulkan rangsangan yang di olah manusia di dalam

diri, sesuai dengan pendidikannya. Hal inilah yang menyebabkan perhatian dan

pemahaman karyawan karyawati terhadap isi buletin info husada dengan kategori

tinggi.
61

Pada kerangka teori disebutkan bahwa keberhasilan komunikasi juga

tergantung pada pemahaman komunikan atas pesan yang diterimanya. Jika

komunikasi tidak memahami pesan komunikator maka dapat diartikan bahwa

komunikasi tersebut mengalami kegagalan dan tidak sesuai dengan yang

diharapkan komunikator.

Onong Uchjana Effendy, (1991: 30) menambahkan bahwa : pertama-tama

harus dipastikan adalah orang yang dijadikan sasaran komunikasi itu memahami.

Jika sudah dipastikan ia memahami, dapat diartikan ia menerima, maka

penerimaannya itu perlu dibina sehingga pada gilirannya ia didorong untuk

melakukan suatu kegiatan.

Berdasarkan pendapat Onong tersebut, dapat disimpulkan bahwa

pemahaman orang dijadikan sasaran merupakan hal yang sangat penting, karena

dengan memahami artinya orang tersebut menerima apa yang di informasikan,

sehingga pada gilirannya akan menjadi dorongan untuk melakukan suatu kegiatan

yang diharapkan komunikator. Bila dikaitkan dengan efektivitas buletin info

husada sebagai media komunikasi internal, maka apabila tujuan yang diharapkan

komunikator yaitu Humas RS. Husada agar buletin info husada sebagai media

komunikasi internal bagi karyawan karyawati RS. Husada dapat tercapai.

Dengan adanya persepsi yang tinggi dari karyawan karyawati terhadap isi

dan tampilan buletin info husada maka dapat diartikan bahwa mereka menerima

pesan dalam buletin info husada. Dari penerimaannya itu maka karyawan

karyawati pada gilirannya akan terdorong melakukan suatu kegiatan yaitu

karyawan karyawati menjadikan buletin info husada sebagai media atau sarana
62

komunikasi timbal balik antar karyawan dan juga memberikan informasi

mengenai kegiatan-kegiatan dalam lingkup RS. Husada serta permasalahan yang

ada, sehingga dapat diketahui kegiatan-kegiatan apa saja yang perlu untuk

ditindak lanjuti. Dengan demikian buletin info husada sebgai media komunikasi

internal RS. Husada dapat efektif.

Hal ini sesuai dengan pendapat Hasan Hasidi yang menyebutkan bahwa

efektivitas dapat dicapai : jika X 60% dalam mencapai tujuan Y. Dari pendapat

tersebut tujuan buletin info husada sebagai media komunikasi internal tercapai

dengan adanya persepsi karyawan karyawati tinggi terhadap efektivitas buletin

info husada sebagai media komunikasi internal RS. Husada.

Anda mungkin juga menyukai